Dia ternyata datang ke kantor untuk mencarinya!Lucas Hank tidak pernah berpikir dia akan datang ke sini untuk mencarinya. Selama tiga hari terakhir, dia berusaha keras menahan diri untuk tidak mengganggunya, tetapi dia selalu melirik ponselnya, berharap dia akan menghubunginya dulu.Selama dia berani mengambil satu langkah, dia berani mengambil sembilan puluh sembilan langkah.Tetapi ponselnya sangat sunyi selama tiga hari ini dan tidak ada pesan darinya sama sekali.Sekarang, dia ternyata datang ke kantor untuk mencarinya.Rasanya tidak mengerti, mengapa dia berani datang?Apakah dia tidak merasa dirinya jijik dan menakutkan?Mengapa dia menunggunya di depan?“Mengapa kau datang? Kau tidak memikirkan konsekuensinya?” Dia bertanya.Charlotte Shimon mengangkat kakinya dan menendangnya dengan keras, "Apa maksudmu?"Resepsionis dan semua eksekutif senior tercengang. Mereka tidak mengerti yang dilakukan gadis ini. Beraninya menendang CEO mereka? Apa dia mencari mati?Sungguh lancang!Petu
Beberapa hari ini, Lucas Hank selalu mengkhawatirkan luka-lukanya, tetapi dia tidak dapat bertanya, tidak berani bertanya, dan sekarang dia ada di depan mata, dia sudah tidak sabar untuk melihat luka-lukanya.Kemeja sifon bermotif bunga terangkat dan menampakkan kulitnya, Luka memar bekas gigitan sudah sembuh, tidak ada bekas luka, kulitnya seputih susu dan sangat lembut."Jangan lihat lagi."Charlotte Shimon mendorong tangan besarnya yang memakai jam tangan mewah dan melarangnya untuk melihat lagi.Lucas Hank menatapnya, suaranya parau, "Benarkah sudah sembuh?"“Ya, lukanya tidak terlalu serius. Aku hanya mengolesnya dengan salep, tapi… masih sedikit sakit di sini.” Charlotte Shimon menarik tangan besarnya dan meletakkan di lehernya.Lucas Hank melihatnya. Waktu itu, dia menggigit pembuluh darahnya sampai sangat dalam. Luka di tempat lain sudah sembuh, tapi masih ada bekas yang dangkal di sini. Samar-samar bisa melihat bekas gigitannya. Bisa dibayangkan betapa kejam gigitannya saat it
Sonia memang gadis yang gemuk, tetapi dia sangat menggemaskan dan semua orang memperlakukannya dengan baik.Dia tahu bahwa Leo Henderson tidak menyukainya, tetapi dia tidak menduga Leo Henderson begitu membencinya dan mengatakan bahwa tubuhnya yang penuh daging membuatnya mual.Bagaimanapun, dia adalah seorang gadis kecil, harga dirinya hancur, dan matanya segera menjadi merah.“Leo Henderson, kembalikan ponselku!” Sonia ingin bangkit, tetapi Leo Henderson mendorongnya terlalu keras tadi, lututnya lecet dan darah mengalir.Leo Henderson mencibir, "Aku masih memerlukan ponselmu, tidak bisa mengembalikannya sekarang. Akan ada pertunjukan bagus besok!"Setelah itu, Leo Henderson masuk ke dalam mobilnya dan mobilnya melesat pergi, meninggalkan Sonia di jalan tol.Sonia berjuang keras untuk berdiri, lututnya masih berdarah, dan setiap langkah terasa sakit.Tempat ini terlalu jauh dari rumah, walaupun berlari juga memerlukan waktu delapan jam.Langit semakin gelap dan tiba-tiba hujan deras.
William Shimon tidak pernah berniat untuk mengunjungi Orlane Estate dan melihat menantunya.Orlane Estate berlokasi di pegunungan, sangat jauh dari perkotaan yang ramai. Dia selalu merasa itu adalah daerah berhantu dan akan membawa sial.William Shimon merasa keberatan, "Megan, aku tidak mau ke sana. Untuk apa melihat menantuku itu, dia sudah sekarat. Mungkin akan meninggal tidak lama lagi. Aku tidak mau ke sana."Inilah yang diinginkan Megan Shimon, dia harus membongkar suami Charlotte Shimon yang sakit-sakitan di Orlane Estate. Agar menimbulkan opini publik dan mendorong Charlotte Shimon ke garis depan.“Ayah, aku tidak tahu bagaimana Charlotte bertemu dengan Tuan Hank dan bagaimana dia berbohong pada Tuan Hank. Pria seperti Tuan Hank, bahkan jika Charlotte sudah bercerai, apakah kau pikir Tuan Hank akan menikahi Charlotte?"“Tentu saja tidak, apa latar belakang Charlotte? Tuan Hank pasti tidak akan jatuh cinta dengannya. Dia mungkin hanya main-main sekarang. Megan, Tuan Hank pasti a
Mendengar cerita ini, Charlotte Shimon berkedip dua kali, lalu menarik kembali tangan kecilnya dan berhenti memberinya akupunktur.Lucas Hank membuka matanya, "Ada apa?"Charlotte Shimon menggerutu dengan wajah cantiknya, “Oh, tidak apa-apa, aku hanya berpikir bahwa pengantin kecil yang seharusnya menjadi milik Tuan Hank direbut oleh adikmu dan menjadi adik iparmu. Tuan Hank pasti merasa sangat tidak senang, bukan?"Lucas Hank segera mengangkat tangannya untuk mencubit wajah kecilnya,"Tukang cemburu, cemburu lagi? Buat apa cemburu dengan seorang bayi kecil?"Charlotte Shimon memandangnya, "Sudah berlalu begitu lama, bayi itu pasti sudah tumbuh dewasa. Tuan Hank selalu memikirkannya selama bertahun-tahun dan dia adalah gadis kecil yang sangat disukai Ibu Tuan Hank, dia mungkin sudah seperti seorang dewi sekarang.""Sejak hari itu, teman lama ibuku itu menghilang bersama putrinya, jadi aku belum pernah melihat bagaimana rupanya setelah dewasa.""Kalau begitu Tuan Hank tidak pernah mencar
Lucas Hank tidak banyak bicara malam ini, tetapi Charlotte Shimon bisa menebak bahwa dia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak normal.Sebenarnya, Charlotte Shimon sangat tertarik dengan kisah Ayah dan Ibu Lucas Hank, rasa cinta dan benci di antara mereka pasti sangat mendalam sehingga bisa membuat mereka berdua melangkah sampai sejauh ini.Yang pasti, Lucas Hank adalah korban dari kedua orang tuanya, kenangan masa kecil telah menghantui dirinya sampai sekarang.Charlotte Shimon merasa simpati dengan Lucas Hank. Dia mengulurkan tangan kecilnya dan memeluk pinggangnya, lalu berkata dengan penuh semangat, "Tuan Hank, jika kau tidak meninggalkanku, aku juga tidak akan menyerah."Lengan Lucas Hank tiba-tiba memeluknya dengan erat, ketika Charlotte Shimon hampir tertidur, dia mendengarnya berbisik, "Charlotte, aku pasti akan sembuh ..."...Keesokan paginya, Lucas Hank mengantar Charlotte Shimon ke Lembaga Penelitian Privy. Setelah Rolls-Royce Phantom menghilang dari pandangan, Ch
Sonia melihat ke belakang, dia melihat mata cerah Charlotte Shimon.Charlotte Shimon dengan lembut memegang tangannya dan berkata, "Sonia, aku percaya padamu."Sonia tertegun, dan hatinya merasa hangat, "Charlotte, benar-benar bukan aku. Leo Henderson berbohong.”“Aku tahu.” Charlotte Shimon menggandeng tangan Sonia dan berjalan ke arah Leo Henderson.Melihat Charlotte Shimon datang, para penonton melangkah mundur. Mereka sangat penasaran dengan apa yang akan dilakukan Charlotte Shimon.Megan Shimon juga memandang Charlotte Shimon, dia ingin melihat apa yang akan dia lakukan.Pada saat ini dua orang berjalan dari koridor, pria yang suka tidur dan anak buahnya.Anak buahnya berkata, "Tuan Muda Kedua ..."Larry Hank mengangkat tangannya, yang berarti meminta pria itu untuk diam.Anak buah itu segera tutup mulut.Charlotte Shimon menatap Leo Henderson, matanya yang jernih memancarkan cahaya dingin dan percaya diri, "Tuan Henderson, aku tidak pernah melihat orang yang sangat tidak tahu ma
Apa?Paul Collins menatap Leo Henderson dengan sangat serius, "Tuan Henderson, apakah benar yang dikatakan Charlotte Shimon?"Tentu saja Leo Henderson tidak akan mengakui, "Tidak, Direktur Collins, jangan dengarkan omong kosong Charlotte Shimon. Charlotte Shimon, apakah kau memiliki bukti jika ingin memanggil polisi?"Charlotte Shimon memandang rendah Leo Henderson, "Tentu saja, ada bukti. Sonia naik mobilmu di luar gerbang kantor Grup Hank. Kau mengambil ponsel Sonia dan melemparnya di jalan tol. Tuan Henderson, apakah kau pikir tidak ada CCTV di luar kantor Grup Hank atau tidak ada CCTV di jalan tol? Aku hanya perlu menarik rekaman CCTV untuk melihat wajah jelekmu dan tipu muslihatmu saat ini!"Wajah Leo Henderson menjadi sangat pucat, "Tidak, Charlotte Shimon, kau pikir dirimu siapa? Apakah kau bisa menarik rekaman CCTV sesuka hatimu?""Kalau begitu, mari kita lihat apakah aku bisa mengeluarkan rekaman itu!"Leo Henderson memandang Charlotte Shimon yang berdiri di depannya saat ini.
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan