Sejak dia datang ke rumah Keluarga Coleman, dia selalu mendengar pertengkaran tak berujung antara Paman Coleman dan Bibi Coleman.Bibi Coleman selalu memarahi ibunya, mengatakan ibunya adalah wanita jalang, pelacur yang tidak tahu malu, mengkhianati dia dan berselingkuh dengan Paman Coleman, dll.Kemudian, Bibi Coleman juga mulai memarahinya, mengatakan bahwa dia adalah anak liar yang jalang, dan ketika dia besar nanti juga akan merayu dan tidur dengan sembarang pria, dan setipe dengan ibunya.Dia pernah melihat Paman Coleman menampar Bibi Coleman dengan keras, dan tamparan itu langsung menghempaskan Bibi Coleman yang duduk di kursi roda menjadi jatuh ke tanah. Dia menatap Bibi Coleman yang begitu sombong, dia tertawa serta menangis. Dia tampak seperti orang gila, sangat penuh kebencian. Sangat kasihan.Setelah Victoria Anne tumbuh dewasa, dia mulai mengerti apa yang dikatakan Bibi Coleman. Ibunya berselingkuh dengan Paman Coleman. Perselingkuhan itu merenggut dua nyawa, dan kaki Bibi
Charlotte Shimon mengeluarkan sebuah koin, lalu dia mendongakkan dagu kecilnya dan menyerahkan koin itu pada Lucas Hank dengan ekspresi yang arogan, "Tuan Hank, ini tip untukmu malam ini."Menggunakan koin sebagai tip?Lucas Hank mengangkat alis, "Pergi mandi."Mandi.Charlotte Shimon yang mabuk menggigit bibir merahnya dan menatapnya dengan berkedip, "Mulut dan tindakanmu tidak sinkron. Mau mandi bersamaku?"Lucas Hank memandangnya, "Pergi mandi sendiri.""..."Ternyata dia tidak ingin mandi bersama, tapi membiarkan dia mandi sendiri.Charlotte Shimon merasa tidak senang, dia menendang kakinya dengan marah, "Mengapa aku mandi sendiri, aku ingin mandi denganmu!"Lucas Hank merasa dia tidak tahan lagi, pertama kali dia melihatnya mabuk, Charlotte Shimon, yang mabuk, ternyata begitu bersemangat dan menggoda.Suara bernada rendah itu tegas, "Patuh, ya?"Charlotte Shimon yang begitu bersemangat, sekarang terobsesi dengan aura pria yang kuat dan dewasa itu. Dia berjinjit dan menciumnya, "Ak
Dia telah berbuat hal gila apa?Charlotte Shimon merasa sangat malu, dia merasa mau pingsan.Pada saat ini, penglihatannya menjadi gelap dan Lucas Hank ingin menciumnya lagi.“Tidak!” Charlotte Shimon dengan cepat menutupi bibir tipisnya dengan dua tangan kecil, tidak membiarkan dia menciumnya.Lucas Hank berhenti. Dua bara api merah membara di matanya yang dalam, seolah-olah akan melelehkannya, "Kau yang berbuat onar, kau juga yang bersikap dingin dan kejam, Saat menginginkannya, kau terus menerus menempel padaku, ketika tidak mengingkinkannya, kau tending aku juah-jauh. Nyonya Hank, kau benar-benar menganggapku adalah seorang gigolo? “A… aku mabuk dan tidak sadarkan diri, kau tidak bisa mengambil kesempatan.” Charlotte Shimon gemetar dan membela diri dengan gusar.Lucas Hank mengerutkan bibirnya. Jika dia mengambil kesempatan, dia sudah menjadi wanitanya sekarang."Kembalikan ini padamu."Charlotte Shimon melihat ke bawah dan ada koin ekstra di tangannya.Sebuah koin...Guntur dan k
Charlotte Shimon mengerutkan alisnya karena kesakitan dan bibir merah mudanya langsung menjadi pucat.Lucas Hank segera sadar kembali, dan dorongan haus darah yang gila ini membuatnya kedinginan, seperti jatuh ke dalam jurang.Dia dengan cepat mengulurkan tangan dan mendorongnya pergi.Charlotte Shimon membuka matanya dan memandangnya dengan gemetar, "Tuan Hank, apakah kau kambuh lagi? Coba aku lihat ..."“Jangan sentuh aku!” Lucas Hank cepat-cepat bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. “Kau tidur dulu.”Lucas Hank mengunci pintu kamar mandi.Dia akan melakukan ini setiap kali penyakitnya kambuh, membiarkan Charlotte Shimon pergi. Charlotte Shimon tahu bahwa pria seperti dia ingin mempertahankan harga diri dan martabat, dan dia tidak ingin menunjukkan sisi kelemahan di hadapannya.Namun, dia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri.Dia mengunci diri, ini hanya akan memperburuk situasi.Charlotte Shimon mengulurkan tangannya dan mengetuk pintu, "Lucas Hank, buka pintu, aku seorang do
Farmasi masih kosong pada jam lima pagi, Charlotte Shimon hanya menyalakan lampu dinding di kamar kecil, lalu melepas pakaiannya.Otot gadis muda yang putih itu kebiruan dan ungu, dan luka gigitannya masih berlumuran darah, Charlotte Shimon mengeluarkan sebotol disinfektan dan kemudian mulai merawat lukanya dengan kapas.Matanya yang putih dan cerah memerah karena kesakitan.Pada saat ini, pintu kamar kecil tiba-tiba terbuka, dan sosok tampan dan acuh tak acuh muncul di dekat pintu.Charlotte Shimon tidak menduga ada orang yang datang pada saat ini, bola matanya menyusut, dan seketika dia mengulurkan tangan untuk menarik pakaiannya untuk menutupi dirinya."S I A P A?"Charlotte Shimon menoleh, di sebelah pintu ada ... pria yang suka tidur di farmasi.Dia benar-benar lupa dengan orang yang misterius ini.Pria yang berdiri di depan pintu itu sepertinya tidak menyangka dia berada di balik pintu. Gadis itu mengenakan cadar, dan mata hitam dan gesitnya menatap dengan sangat waspada, tetapi
Charlotte Shimon sudah tidak ada.Lucas Hank segera membuka matanya, rasa kantuknya lenyap, dan ingatan tentang semalam perlahan mengalir ke dalam pikirannya.Penyakitnya kambuh semalam dan dia kemudian melemparnya ke tempat tidur.Rasa manis amis dalam darahnya dan wangi tubuh feminin seperti bunga poppy membuatnya ketagihan, dan akhirnya dia menempelkan bibir berliannya ...Tiba-tiba Lucas Hank duduk, lalu bangkit dan bangun dari tempat tidur, dia melihat ke ruangan, lemari, kamar mandi ... tidak ada tanda-tanda keberadaannya."Charlotte ..."Apakah dia pergi?Dia seharusnya sudah pergi.Dia tidak dapat mengingat berapa banyak luka yang dia buat padanya tadi malam. Pada akhirnya, dia melakukan hal yang begitu keji dan tidak tahu malu. Dirinya yang suram, kejam dan haus darah itu membuatnya merasa jijik dan takut, apalagi dia?Tadi malam, dia pasti menderita banyak luka, pasti sangat ketakutan, jadi dia pergi begitu saja.Apakah dia akan kembali lagi?Lucas Hank mengeluarkan ponselnya
Di luar gerbang Lembaga Penelitian Privy, Rolls-Royce Phantom berhenti perlahan-lahan. Lucas Hank melihat ke arah farmasi melalui jendela kaca yang terang. Dia tahu Charlotte Shimon ada di sana.Jika dia masuk sekarang, dia pasti bisa menemukannya.Di samping tangannya ada salep yang baru dibeli untuknya dan dia ingin sekali memberikan padanya.Namun, dia tidak mau masuk, dia hanya ingin datang ke sini untuk melihat-lihat, lebih dekat dengannya.Lucas Hank menyandarkan punggungnya yang kaku di kursi. Ini adalah jarak aman dengannya. Selama dia tidak dekat dengannya, dia tidak akan menyakitinya.Sangat enggan.Gadis yang lembut dan cerdas, dia sangat menyukainya, dan sekarang dia adalah satu-satunya obatnya.Lucas Hank mengeluarkan ponsel dan mencari WeChat-nya. Obrolan terakhir mereka berakhir ketika dia pergi ke Sanya dan tidak sengaja mengirimnya foto baju renang.Dia masih menyimpan foto ini.Kenangan semalam mengalir sedikit demi sedikit, dan dia bahkan bisa mengingat dengan jelas
Terdengar nada dering ponsel yang merdu dan telepon segera diangkat sebelum berdering lagi, Charlotte Shimon curiga apakah dia sedang menunggu panggilannya.Namun, saat telepon diangkat, Lucas Hank tidak berbicara.Charlotte Shimon menundukkan kepalanya dan berkata, "Halo, Tuan Hank, mengapa kau tidak bicara?"Suara rendah dan magnetis Lucas Hank terdengar pelan, dengan sedikit serak, "Kupikir kau tidak akan meneleponku lagi."Charlotte Shimon menggigit bibir merahnya dengan ringan. Lucas Hank ternyata cukup sadar diri. Peristiwa malam itu membuatnya malu. Akhirnya, Charlotte Shimon menggerakkan mulut kecilnya, "Huh!"Dia mendengus berat.Resepsionis yang berada di sisi lain sisi melihat ke arah Charlotte Shimon. Dia tidak tahu siapa yang ditelepon Charlotte Shimon, yang pasti bukan CEO Hank. Pada saat ini, dia mendengar gadis itu menundukkan kepalanya dan berkata, "Huh."Resepsionis merasa Charlotte Shimon agak centil, dan sepertinya sudah punya pacar, atau sedang dalam pendekatan, me
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan