Larry Hank akhirnya kembali.Larry Hank berjalan perlahan dengan membawa payung hitam dan sampai di depan batu nisan, dia membungkuk dan meletakkan buket bunga putih di tangannya.Larry Hank tidak berbicara, hanya berdiri dengan tenang di depan batu nisan.Sebenarnya, dia tidak tahu harus berkata apa.Dia menatap foto Henry Hank. Ayah ini terlalu asing baginya dan dia baru mengetahui hari ini bahwa Tina Morris bukan ibu kandungnya. Monica Morris yang dicintai Ayah adalah ibu kandungnya.Dia sepertinya pernah menyelinap ke ruang kerja ketika masih sangat muda dan melihat sekilas Monica Morris dalam lukisan koleksi Ayahnya.Setelah itu, dia tidak pernah melihat Monica Morris lagi.Sampai sekarang, dia belum pernah melihat Monica Morris secara langsung. Jadi, apa yang harus dia katakan?Dia merasa sangat asing dengan Ayah dan Ibunya, apa yang harus dia katakan?“Larry, kau sudah kembali.” Pada saat ini, sebuah tangan menyentuh pundaknya dan menepuknya.Larry Hank menoleh ke samping dan m
Selain Bibi Jeanny, gadis ini adalah orang kedua yang bisa menghangatkannya.Pertemuan mereka di jalan Kota Regalsen membuatnya tak terlupakan, dia telah menjadi orang yang tak tergantikan dalam hidupnya sejak saat itu.Larry Hank memandang Charlotte Shimon, "Char..."Sebelum dia dapat memanggil "Charlotte", seseorang datang, "Larry, Charlotte, apa yang kalian bicarakan?"Lucas Hank datang.Percakapan ini langsung berakhir.Charlotte Shimon menoleh ke belakang, dia memiringkan kepalanya, "Aku hanya berbincang sebentar dengan Larry, tidak ada yang penting.""Ya," Lucas Hank mengangguk, dia berjalan dan meraih tangan Charlotte Shimon dengan telapak tangannya, kemudian melihat ke arah Larry Hank, "Larry, mari kita makan malam bersama."Ketika Lucas Hank muncul, Larry Hank kembali ke wajah yang dingin seperti biasa, "Baik, Kak, kalian turun dulu, aku menyusul."Lucas Hank membawa Charlotte Shimon pergi.Larry Hank berdiri di sana melihat punggung mereka yang menghilang dan tangan Charlott
Di dalam kamar, Mark Lewis yang baru selesai mandi mengenakan piyama sutra hitam.Dia menyeka rambut pendeknya dengan handuk, kemudian pergi tidur. Namun dia segera menemukan keanehan karena ketika mengulurkan tangan ke dalam selimut, dia menyentuh seseorang.Siapa?Mark Lewis segera bangkit dan turun dari tempat tidur, lalu membuka selimutnya.Ada seorang gadis yang sangat muda dalam selimut.Mark Lewis menatapnya dengan hina. "Siapa kau, siapa yang membiarkanmu masuk?""CEO Lewis, jangan marah, Nyonya Tua yang menyuruhku masuk ke sini."Nyonya Tua?Mark Lewis sama sekali tidak terkejut. Selain Ibunya, siapa yang berani diam-diam memasukkan seorang gadis ke dalam selimutnya?Gadis itu memandang Mark Lewis dengan wajahnya yang memerah dan berkata dengan lembut, "CEO Lewis, Nyonya Tua membiarkan aku masuk ..."Gadis itu menggigit bibirnya dan berkata dengan malu-malu, "Nyonya Tua membiarkan aku masuk ... untuk melayanimu... tidak ada yang memaksaku..."Gadis ini masih sangat muda. Dia
Sophia Lowry kurang bersemangat akhir-akhir ini. Dia tidak mengerti mengapa Monica, yang tinggal bersamanya dengan baik di Lantana selama bertahun-tahun, tiba-tiba meninggal ketika dia kembali.Pada akhirnya dia sampai pada suatu kesimpulan --- pria ternyata beracun!Sophia Lowry bersedih sangat lama. Dia bahkan menunda urusan buku rahasia dunia persilatan. Sekarang kabut telah hilang, semua orang mulai menjalani kehidupan mereka dengan baik, dia pun ingin mendapatkan buku rahasia itu kembali.Namun dia tidak menduga Mark Lewis begitu mudah menyetujuinya dan memintanya untuk datang dan mengambilnya langsung.Sophia Lowry bergegas datang ke rumah Keluarga Hank. Rumah ini sangat mewah, terlihat sangat nyaman.Sophia Lowry saat itu memilih Mark Lewis karena gennya yang sempurna, tampaknya pria ini tidak hanya bagus secara genetik, tetapi juga super kaya.Sophia Lowry berjalan masuk. Dia melihat halaman yang terang benderang. Nyonya Lewis, Nyonya Wendy dan Kepala Pelayan Harry sudah berdir
Mark Lewis yang berdiri di lantai atas, "..."...Mark Lewis pergi ke ruang kerja untuk bekerja sebentar. Ketika keluar, kebetulan bertemu dengan Sophia Lowry yang baru saja naik ke lantai atas.Suasana hati Sophia Lowry sedang baik. Ketika melihatnya, Sophia Lowry langsung menyapanya dengan manis, "Hai, Mark, apakah kau sudah selesai bekerja?"Sophia Lowry bekerja dengan kompeten, tidak ada cela dalam aktingnya. Mark Lewis berhenti dan menatap wajahnya yang berseri-seri. Sophia Lowry tadi memakan kue, ada sedikit krim yang tertinggal di sudut bibirnya, dia menyipitkan matanya. "Usap mulutmu."Sophia Lowry tertegun, "Apa?"Mark Lewis segera berjalan mendekat dan memegang rahang wanita itu dengan ketiga jarinya, lalu mengambil beberapa helai tisu untuk menyeka sudut bibirnya, dia berkata dengan jijik, "Jorok sekali, makan kue juga bisa belepotan."Mark Lewis adalah orang yang sangat memperhatikan kebersihan. Tetapi selain jijik, tatapan matanya juga terasa hangat.Sekarang tubuh Sophi
Nyonya Lewis hanya memberinya gaun tidur, mungkin dia berpikir tidak bisa memberinya lebih banyak pakaian lagi.Mark Lewis tidak berbicara lagi, dia membalikkan badan dan membuka kancing kemejanya.Saat itu pintu kamar terbuka dan seorang pelayan cantik Susie masuk. "Tuan, izinkan aku membuka pakaianmu."Susie mengulurkan tangan untuk membantu Mark Lewis membuka kancing kemejanya.Sophia Lowry melirik ke samping, Susie berusia sekitar dua puluh empat atau dua puluh lima tahun dan dia sangat cantik.Dia pasti pelayan kepercayaan Mark Lewis sehingga bisa memasuki kamarnya dengan sesuka hati dan membantunya membuka pakaian.Para ahli waris yang kaya raya memiliki beberapa orang pelayan kepercayaan, para pelayan ini memiliki status yang lebih tinggi daripada pelayan biasa karena mereka memiliki kesempatan untuk naik ke tempat tidur Tuannya.Tangan Susie hendak menyentuh Mark Lewis, tetapi Mark Lewis menghindar, dan berkata, "Kau tidak perlu melayaniku, keluarlah."“Baik.” Susie menjawab d
Mendengar ada suara, Mark Lewis langsung menatap tajam ke arahnya. Waktu seolah terhenti pada saat itu.Setelah beberapa detik, Sophia Lowry kembali sadar. Dia melepaskan kenop pintu dengan tenang dan berjalan keluar, "Maaf, CEO Lewis, aku akan keluar."Namun setelah berjalan dua langkah, dia merasakan ada langkah kaki yang datang dari belakang, kemudian pergelangan tangannya digenggam, lalu dia ditarik ke bawah pancuran.Air dingin mengalir dari atas kepalanya, membasahi seluruh tubuhnya.Sophia Lowry mengangkat kepalanya. "CEO Lewis, apa yang ingin kau lakukan?"Mata Mark Lewis menatapnya dengan penuh hasrat. "Aku sedang menyendiri di sini, mengapa kau mendobrak masuk, Sophia Lowry, kau sendiri yang menantangku dulu!""..."Jadi, ini salahnya?“CEO Lewis, kesepakatan kita hanya sebatas akting, aku bisa bekerja sama denganmu. Tetapi jika kau juga ingin aku menemanimu tidur, maka aku tidak bersedia.” Sophia Lowry sudah menegaskan, dia tidak bersedia.Mark Lewis mengerutkan bibirnya.
Keesokan harinya.Mark Lewis tahu dia telah melakukan kesalahan karena Sophia Lowry tidak menghiraukannya lagi setelah keluar dari kamar mandi semalam, juga tidak mau berbicara dengannya.Ketika menuju ke lantai bawah, Mark Lewis mendengar tawa Sophia Lowry dan Ibunya dari kejauhan. Entah apa yang mereka bicarakan. Sophia Lowry membuat Ibunya tertawa terbahak-bahak.Sophia Lowry memiliki mulut yang manis dan sikap yang sopan, memang menantu idaman para tetua.Pada saat itu, Nyonya Lewis melihatnya. "Mark, kau sudah bangun?"Mark Lewis menatap tajam pada Sophia Lowry, Sophia Lowry juga melihatnya. Kedua pasang mata saling berhadapan, Sophia Lowry langsung membuang muka. "Bu, aku akan pergi ke dapur untuk melihat apakah sarapan sudah siap."Sophia Lowry membalikkan badan dan pergi.Dia masih marah karena pria itu tidak menepati kesepakatan mereka.Mark Lewis mengerutkan alisnya, lalu berjalan ke bawah, "Bu, selamat pagi."Nyonya Lewis menghampiri dan bertanya dengan suara pelan, "Mark,