Ayah Hayes dan Ibu Hayes membuat satu permintaan lagi. Dua hari lagi adalah ulang tahun ke-20 Helen Hayes. Mereka ingin Lucas Hank mengadakan pesta ulang tahun yang megah untuk Helen Hayes.Pelayan,"..."‘Tuan, jangan kabulkan permintaan ini, cepat tampar mereka!’Wajah Lucas Hank tidak menunjukkan emosi, dia mengangguk. "Baik, aku akan meminta sekretaris mengaturnya dan aku berjanji pesta itu akan sangat meriah."Pelayan,"..."‘Tuan, apakah kau baik-baik saja? Di mana kebijaksanaan dan wibawa Anda?’Wow.Ayah Hayes dan Ibu Hayes benar-benar... jatuh cinta dengan pria di hadapan mereka.“Tuan Hank, terima kasih banyak. Kami akan menyuruh Helen segera menceraikan Ronald Rackliffe dan memutuskan hubungan mereka secara tuntas agar Helen dapat memusatkan perhatian untuk melayanimu seorang,” Ibu Hayes berkata sambil tersenyum.Lucas Hank mengerutkan bibirnya. Dia tidak berbicara lagi, tetapi langsung meninggalkan villa.Di dalam mobil Rolls-Royce, Lucas Hank duduk di kursi belakang dan mem
Harvey Spencer selalu menemani Jeanny Hank di bangsal selama dua hari terakhir, Jeanny Hank masih koma dan belum pulih.Tadi Monica Morris datang untuk menjenguk Jeanny Hank. Begitu membuka pintu bangsal, mereka berdua bertatap muka. Detik berikutnya, Henry Hank muncul dan mereka bertiga terperangkap dalam situasi ini.Henry Hank jelas tidak percaya dengan penjelasannya. Dia menatap Monica Morris dengan cemberut. "Mengapa selalu terjadi hal yang begitu kebetulan pada dirimu, Monica Morris? Apakah kau datang ke rumah sakit untuk menjenguk Jeanny atau bertemu dengan pacar lama?"Wajah Monica Morris memerah. "Henry Hank, kau benar-benar tidak masuk akal!""Monica Morris, siapa yang tidak masuk akal, tolong jelaskan!"Harvey Spencer memandang kedua orang ini, "Kalian ..."Henry Hank, "Diam!"Monica Morris, "Jangan bicara!"Harvey Spencer, yang diteriaki pada saat yang sama oleh kedua orang ini, tercengang, "..."Charlotte Shimon mengerutkan bibirnya. Ini mungkin adalah bentuk cinta antar
Melihat Charlotte Shimon di depannya, mata Ayah Hayes dan Ibu Hayes berbinar. "Oh, siapa ini? Bukankah ini mantan pacar yang dicampakkan oleh CEO Hank?"Ibu Hayes menatap wajah cantik Charlotte Shimon dengan iri, yang jauh lebih cantik dari putrinya Helen Hayes. Alangkah baiknya, jika putrinya juga terlahir begitu cantik! Ibu Hayes berbicara dengan sinis, "Mengapa kau datang ke rumah lelang ini, apakah kau punya uang? Uangmu pasti dari CEO Hank, sekarang kau sudah dicampakkan, pasti sudah tidak mendapatkan uang dari CEO Hank lagi, bukan? Lihat apa ini, Putriku sekarang adalah pacar baru CEO Hank dan dia dapat melayani CEO Hank dengan baik. CEO Hank memberi kami kartu ini untuk digunakan sesuka hati."Ibu Hayes melempar kartu itu di atas meja untuk ditunjukkan pada Charlotte Shimon.Monica Morris memandang Ayah Hayes dan Ibu Hayes dan mengangkat alisnya. "Charlotte, siapa mereka? Aku tidak mengerti apa yang mereka katakan.”Putranya punya pacar baru, mengapa dia sebagai ibunya, tidak
Dengan mengandalkan kartu yang diberikan Lucas Hank, orang tua Helen Hayes sekarang sangat sombong. Sebenarnya, mereka juga tidak tahu ingin membeli apa. Pokoknya, jika Charlotte Shimon mengangkat papan dan menyebutkan harga, mereka juga akan merebutnya untuk menindas Charlotte Shimon.Ayah Hayes berkata, "Charlotte Shimon ini hanyalah mantan pacar CEO Hank, dia pasti tidak sekaya kita."Ibu Hayes setuju. "Benar, sekarang kita menggunakan uang untuk menindasnya dan mempermalukannya, biar dia kesal!"Charlotte Shimon berkata pada Monica Morris ketika dia melihat Ayah Hayes dan Ibu Hayes memegang sebuah papan. "Bibi Monica, biarkan saja, kita berikan batu akik ini ke sebelah. Aku hanya merasa batu akik ini sangat cocok dengan Nenek, bisa diukir setelah dibawa pulang, karena itu aku membuka penawaran dua juga. Sebenarnya, aku merasa dua juta juga sudah terlalu mahal, tidak bisa menaikkan harganya lagi."Monica Morris adalah orang yang tenang, dia mengangguk dan berkata, "Baik."Pada saa
Siapa tahu Sophia Lowry tidak menawar sama sekali. Mereka langsung memenangkannya dengan harga enam juta.“Tuan, Nyonya, selamat, selamat menikmati “Silly” sekarang.” Staf itu tersenyum dengan ramah.Apa itu “Silly”?Ayah Hayes dan Ibu Hayes baru saja menghabiskan enam juta, mereka sangat penasaran dengan apa yang mereka beli.Saat ini sekelompok orang datang dengan membawa berbagai alat musik, seorang dirijen mengambil tongkat dan melambai dengan antusias, dan alunan musik yang merdu terdengar.Ayah Hayes dan Ibu Hayes tercengang, "..."Mereka tidak menyangka ternyata adalah sebuah karya musik!Mereka membeli sebuah lagu seharga enam juta!Ayah Hayes dan Ibu Hayes tidak memiliki selera musik jadi mereka tidak menghargainya. Lagu ini seperti pengantar tidur, mereka hampir tertidur ketika mendengarkannya.Pada saat ini mereka merasa semua orang sedang menatap mereka, ada yang mencela dan ada yang bersimpati, menertawakan kebodohan mereka, kebodohan mereka membuat semua orang bersimpati.
Tidak ada yang mengetahui ini, tak disangka orang pertama yang mengetahuinya adalah Charlotte Shimon.Henry Hank meletakkan penanya dan berjalan ke jendela, "Sejak kapan kau mengetahuinya?"Dia sangat mengenal karakter Monica Morris, wanita pemalu seperti dia seharusnya tidak berani menceritakan mimpi dan pegal-pegal di tubuhnya. "Paman Hank, terakhir kali aku memeriksa denyut nadi Bibi Monica, kondisi fisiknya sangat lemah. Aku belum terpikirkan hal ini pada saat itu, aku baru mengkonfirmasi diagnosisnya hari ini."Dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada pria di sekitar Monica Morris. Setelah kembali, Henry Hank menyetubuhinya dua kali, menyebabkan kondisi fisiknya langsung menurun.“Di mana Monica sekarang, aku akan menemuinya,” kata Henry Hank.“Baik, seperti yang aku katakan, Bibi Monica dan aku sedang menuju Kota Regalsen, Paman Hank. Kami menunggumu di Kota Regalsen.”Setelah berbicara, Charlotte Shimon langsung menutup telepon.Henry Hank, "..."Charlotte Shimon berani menganc
Mark Lewis menyipitkan matanya.Dia segera menggenggam pergelangan tangan Sophia Lowry dan mencibir, "Sophia Lowry, rok apa yang kau pakai?"Sophia Lowry ingin segera pergi, tetapi pria ini terus menerus menahannya. Kesabarannya sudah habis, wajahnya tampak kesal. "CEO Lewis, mengapa kau selalu menggangguku?"Mark Lewis mengibaskan lengan Sophia Lowry dan langsung mendorongnya ke wastafel.Punggung Sophia Lowry menghantam wastafel, wajah Sophia Lowry menjadi lebih dingin. Pria setinggi 1,87meter itu menekannya, dia merangkul pinggangnya dengan satu tangan dan tangan lainnya ditaruh pada ujung roknya yang terbuka.“Sophia Lowry, kau benar-benar tidak tahu diri, mengenakan pakaian yang begitu mencolok, apakah kau pikir kau masih seorang gadis kecil?” Mark Lewis berkata dengan kesal.Sophia Lowry mengangkat alisnya. Usia seorang wanita adalah topik sensitif. Apakah dia masih seorang gadis kecil, apa urusannya!"CEO Lewis, apakah kau yakin ingin membahas rok aku? Pikiranmu terlalu sempit
Tips 100 dolar?Wallace kaget --- Ada praktik seperti itu?"Wallace."Wallace tersenyum, "Baik, Nek, aku ikuti maumu saja."...Sophia Lowry membeli alat tes kehamilan dan kembali ke rumah lelang. Dia masih ingin melelang buku rahasia dunia persilatan.Tetapi setelah kembali, dia tidak melihat Charlotte Shimon dan Monica Morris.Ke mana perginya kedua orang ini?Sangat aneh.Sophia Lowry melihat ke kiri dan ke kanan, mencari kedua orang ini. Pada saat itu, sekretaris pribadi Mark Lewis melihat Sophia Lowry sedang mencari seseorang dan segera menghampirinya. "Nona, ada yang bisa aku bantu?"Tempat ini agak ramai. Sophia Lowry harus berjalan melewati kerumunan orang untuk bisa mencapai sekretaris pribadi. Saat itu, entah siapa yang menabraknya, kantong plastik di tangannya langsung jatuh ke tanah dan alat tes kehamilan jatuh keluar."Aah," seseorang segera berteriak, "Lihat, ada alat tes kehamilan dalam kantong plastiknya, siapa pemilik alat tes kehamilan ini?"Karena kata "alat tes keh
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan