Dia memukulnya ...Wajah Charlotte Shimon yang memerah, bahkan ujung jarinya terasa panas, "Tuan Hank, kau ... kau tidak tahu malu!"Lucas Hank menggodanya. Dia berbau harum karena baru saja mandi. Dengan suara rendah dan tersenyum, "Nyonya Hank, pergi tuntut aku karena kekerasan dalam rumah tangga. Jika kau mau, aku akan mencarikan pengacara untukmu, kau dapat memberitahu orang lain bahwa aku memukul bokongmu.""..."Charlotte Shimon menendangnya.Lucas Hank mengulurkan tangannya untuk menarik cadar dari wajahnya, memperlihatkan wajahnya yang halus dan cantik, lalu menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya.Charlotte Shimon sangat terkejut hingga segera menutup mulut dengan kedua tangan kecilnya.Lucas Hank berhenti, kemudian bibir tipisnya menyentuh kuku merah mudanya.Gadis itu tidak menyangka bahwa dia akan mencium manikurnya.Bibir tipis Lucas Hank mendarat di matanya.Dia memakai jepit rambut yang menggemaskan di rambut hitamnya. Ciuman Lucas Hank kemudian mendarat di jepit ramb
Bola mata Megan Shimon menyusut, suara ini sangat akrab, itu ... Charlotte Shimon!Megan Shimon segera mengangkat kepalanya dan melihat ke depan. Hari ini, Charlotte Shimon mengenakan sweater lengan lentera merah dipadukan dengan celana ketat hitam. Dia berjalan masuk dari gerbang Lembaga Penelitian Privy.Charlotte Shimon sudah datang.Dia tiba tepat waktu.“Charlotte, mengapa kau datang, aku dengar Lembaga Penelitian Privy tidak menerimamu.” Megan Shimon berkata dengan lembut.Charlotte Shimon mencibir, "Megan Shimon, siapa bilang aku tidak diterima?"Megan Shimon melirik Leo Henderson.Leo Henderson segera melangkah maju dan memandang Charlotte Shimon dengan jijik, "Charlotte Shimon, bagaimana mungkin Lembaga Penelitian Privy menerimamu, seseorang yang baru saja lulus dari sekolah menengah? Cepat pergi dari sini. Jika kau tidak pergi, aku akan memanggil petugas keamanan untuk mengusirmu!"Seluruh dunia maya dan selebriti Barbara Bay memasang taruhan. Meskipun Lembaga Penelitian Priv
Ini adalah tugas yang mustahil.Charlotte Shimon berani menyetujuinya?Charlotte Shimon memandang Paul Collins, berdiri tegak dengan punggung yang ramping dan indah, matanya yang jernih tidak menghindar sama sekali, dia mengangguk dengan tegas, "Baik, Direktur Collins!"Dia setuju.Megan Shimon dan Leo Henderson menahan napas, memandang Charlotte Shimon seperti melihat monster. Meskipun Paul Collins tidak menyukai Charlotte Shimon yang tiba-tiba masuk ke Lembaga Penelitian Privy, dia tidak mengatakan apa-apa, "Kalian bertiga kembali ke kerjaan kalian masing-masing."Setelah berbicara, Paul Collins dengan dingin menatap orang-orang yang mengambil foto dengan ponsel mereka, dan menegur dengan keras, "Kau, ya aku maksud kau, dan kalian semua, apakah kalian semua tidak ada kerjaan sekarang? Apakah perlu saya undang ke kantorku untuk minum teh?"Kerumunan penonton sudah menonton drama yang menarik, dan videonya sudah diposting di Internet, jadi mereka semua melarikan diri tanpa jejak.Paul
Charlotte Shimon memandang Sonia dengan takjub, "Sonia, kau sudah menghafal di mana letak 12.800 bahan obat-obatan?"Berbicara tentang ini, Sonia tersenyum malu, "Aku telah berada di sini selama lebih dari setahun, tetapi aku bahkan tidak bisa mengingat 800 bahan obat."Charlotte Shimon, "..."Sonia meraih lengan baju Charlotte Shimon dan berkedip sambil bercanda, "Aku sudah sering melihatmu dapat membalikkan keadaan di saat-saat terakhir, tidak mungkin diam saja, membiarkan orang lain lain menampar wajahmu. Aku juga bertaruh. Aku bertaruh tiga hari kemudian kau dapat lulus dari ujian Direktur Collins, jadi demi uang taruhanku, aku harus membantumu dengan sebaik-baiknya."Charlotte Shimon merasa sangat bersyukur, selain Victoria Anne, Sonia adalah teman kedua yang bersedia bertaruh dia menang.“Charlotte, cepat ke sini, farmasi ini sangat besar, aku akan membawamu berkeliling.” Sonia menarik Charlotte Shimon.Pada saat ini, Charlotte Shimon tiba-tiba melihat seorang pria sedang tidur d
Memang itu yang diharapkan Leo Henderson, dia mendesak dengan tidak sabar, "Aku tidak peduli, Charlotte Shimon, cepat bersihkan."Charlotte Shimon memegang Sonia, "Oke, akan aku bersihkan."Melihat Charlotte Shimon mengambil peralatan, Sonia tetap melanjutkan, "Tuan Henderson, aku rasa ini bukan arahan Direktur Collins, tapi kau sengaja mempersulit Charlotte!"Leo Henderson memandang Sonia yang terlihat gemuk dengan menjijikkan, "Sonia, mengapa kau berteman dengan Charlotte Shimon? Aku tidak peduli denganmu, tapi jangan panggil aku di depan umum di masa depan. Kau lihat sendiri bertapa gemuknya dirimu, bagaimana mungkin aku bisa menyukaimu? Kau membuatku tidak dapat menegakkan kepala di depan semua orang, kau membuatku malu!"Sepasang mata Sonia segera berubah menjadi merah, "Leo Henderson, ternyata begitu. Karena aku membuatmu malu, ayo batalkan kontrak pernikahan!"“Kau sendiri yang mengatakan ini, jangan menyesal!” Leo Henderson segera menegaskannya, takut dia akan mengingkari.“Aku
Tentu saja, dia juga tidak punya banyak teman pria.Baru saja datang ke Lembaga Penelitian Privy, "telepon pemantauan"-nya sudah tiba.Charlotte Shimon meremas ponsel dan sengaja menggodanya, "Ya, ada sangat banyak pria tampan di sini, saya berkenalan dengan beberapa hari ini ..."Sepertinya tidak ada suara napas di ujung lainnya. Setelah beberapa saat, dia mengeluarkan tawa rendah, "Huh, lanjutkan."Charlotte Shimon tahu bahwa dia sudah marah, dan tidak berani mencabut rambut di kepala harimau, jadi dia tertawa, "Bercanda, deh, Tuan Hank, aku perhatikan tidak ada yang setampan dirimu!"Napas dangkal Lucas Hank terdengar jelas, dan suaranya yang rendah dan lembut dipenuhi dengan senyuman, "Pembohong kecil, sudah semakin berani, ya? Aku akan memberimu pelajaran!"“Tuan Hank, aku hanya ingin memberitahumu bahwa kau yang paling tampan di mataku. Tidak ada pria yang bisa menandingimu sama sekali, jadi Tuan Hank kau harus bersikap baik, tidak boleh cemburu.” Wajah Charlotte Shimon tidak mem
Lucas Hank menarik Charlotte Shimon ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat. Dia tidak akan pernah melupakan malam ini selamanya. Gadis di pelukannya masih sangat kecil dan lembut, sama sekali tidak berbahaya, tapi dia mengatakan kepadanya bahwa dia akan melindunginya!Lucas Hank menurunkan tatapan matanya yang tampan, dan perlahan mengerutkan bibirnya, "Baik."Charlotte Shimon merasa bahwa pelukannya begitu erat hingga kedua lengannya yang kuat menegang, dan seperti dirinya akan menembus ke dalam tulang dan darahnya, dia berjinjit dan dengan cepat mencium pipinya yang tampan.Ciuman Lucas Hank juga mendarat di rambutnya, dan butuh waktu lama untuk melepaskannya dengan perlahan, "Apakah kau lapar?"Diingatkan seperti ini, perut Charlotte Shimon menjerit lagi dan mie instan yang dia pinjam masih ada di farmasi.Pada saat ini, Lucas Hank membuka pintu mobil penumpang dan mengeluarkan tas, "Aku meminta koki untuk membuatkan spaghetti dengan krim jamur dan sepotong steak. Cepat maka
Meskipun semua orang sangat takut dengan Paul Collins, tetapi mereka menyukai efisiensi kerja Paul Collins, dia memulai pengujian tanpa basa-basi, langsung bertanya di mana Angelica berada.Sebenarnya tidak ada ketegangan mengenai hasil ujian hari ini, tiga hari untuk menghafal 12.800 jenis bahan obat adalah mustahil bagi setiap orang, apalagi Charlotte Shimon yang tidak berbakat ini.Charlotte Shimon pasti kalah dalam ujian ini.Jadi Paul Collins bertanya di lemari mana Angelica berada. Semua orang tersenyum dan menanti Charlotte Shimon mempermalukan dirinya.Di hadapan semua orang, Charlotte Shimon mengerutkan bibirnya dengan tenang dan menjawab dengan sangat jelas, "Angelica ada di lemari obat No. 63 di sebelah kiri."Lemari Obat No.63?Sonia segera berlari dan membuka lemari obat No.63. Dia menutup matanya dan berdoa agar itu adalah Angelica!Sonia menahan detak jantungnya dan membuka matanya, dan hampir melompat kegirangan, "Direktur Collins, Angelica ada di Lemari Obat No.63!"Se
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan