Lucas Hank memandang USB Drive kecil di tangan Steve Turner, merasa bingung, Charlotte Shimon pernah merekam semua proses dari kehamilan hingga persalinan untuknya?Selain itu, tidur lama?Lucas Hank segera menangkap kata kunci "tidur". Dia mengerutkan alis dan memandang Steve Turner. "Apa maksudmu tidur lama?""CEO Hank, Charlotte tidak memberitahumu, dia tertidur lama.""Mengapa tidur lama?""Karena Jentikan Jari Gadis Cantik."Setelah mendengar "Jentikan Jari Gadis Cantik " lagi, Lucas Hank menyipitkan matanya. Sebenarnya, dia juga pernah berpikir bagaimana menyelamatkannya dari Jentikan Jari Gadis Cantik dalam tiga tahun terakhir, tetapi Charlotte Shimon telah memberitahunya dengan jelas sebelum meninggalkannya. Dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan tidak memerlukan bantuannya.Dia jelas telah berbohong padanya.Dalam tiga tahun terakhir ada banyak kejadian yang menimpa Charlotte Shimon, namun dia tidak mengetahuinya."Tiga tahun lalu, situasi Charlotte jauh lebih buruk dari k
"Oh, kau ingin mendengar kabar baik dulu. Kabar baiknya adalah bayinya sudah mulai bergerak hari ini, tadi dia menendangku!""Namun, kabar buruknya adalah Jentikan Jari Gadis Cantik di tubuhku semakin parah. Aku menua segera setiap hari. Tuan Hank, aku akan menjadi semakin jelek. Apakah akan merasa keberatan?""Tentu saja tidak. Lagipula kau tidak bisa melihatnya. Untungnya ... kau tidak ada di sini."Charlotte Shimon mengusap rambut panjang di pipinya, ada banyak rambut terbawa ujung jarinya.Dia mulai kehilangan rambutnya.Charlotte Shimon berhenti sejenak dan segera menyembunyikan rambutnya agar dia tidak bisa melihatnya. Dia mengulurkan tangan dan menutup video. "Ada kesalahan, ulangi lagi."Di video berikutnya, Charlotte Shimon telah hamil lebih dari enam bulan. Dia muncul di kamera, tetapi dengan topi di kepalanya, semua garis halus di wajahnya berubah menjadi kerutan dalam sekejap, dia terlihat seperti berusia lima puluhan.Charlotte Shimon duduk di kursi rotan dan melihat ke k
Mata Sophia Lowry memerah. "Charlotte, kau pasti bisa, kau harus bertahan saat ini."Charlotte Shimon memaksakan senyum. "Bu, aku sangat sakit, benar-benar sangat sakit, aku ingin istirahat..."Sophia Lowry mengangguk. "Baik, Charlotte, setelah melahirkan dua bayi lainnya, kita bisa beristirahat dengan baik. Ibu tahu kau sangat lelah.""Bu, jangan hentikan pendarahannya, aku merasa... seluruh tubuhku tidak bertenaga, aku kehabisan tenaga, tidak ada waktu lagi. Bu, bantu aku melahirkan dua bayi dulu, ya? Aku mohon..."Sophia Lowry memandang putrinya yang sangat lemah, dia mungkin tidak bisa bertahan lebih lama lagi dan putrinya terus menerus memohon padanya. Dia membelai wajah Charlotte Shimon dengan lembut, lalu mengangguk. "Baik, kau berkonsentrasi melahirkan bayinya saja. Charlotte, serahkan pada Ibu, Ibu akan menyelamatkanmu."Sophia Lowry melanjutkan operasi persalinan, bayi kedua, Wallace, lahir dengan lancar.Charlotte Shimon menghabiskan sisa kekuatannya untuk membawa Patric
“Walter, tidak apa-apa, jangan takut, Ibu ada di sini, tidak ada yang bisa menyakitimu.” Charlotte Shimon memeluk Walter Hank.Walter Hank mengangguk. "Iya, aku percaya dengan Ibu."Michele Hill tersenyum. “Charlotte Shimon, apakah kau tahu di mana kami menangkap Pangeran Kecil Hank? Di Taman Bermain Anak-anak, Pangeran kecil Hank sedang duduk di pinggir, menatap sepasang ibu dan anak. Ibu itu sedang bermain kuda goyang dengan putranya, mereka bercanda dan tertawa, terlihat sangat bahagia, Pangeran Kecil Hank tampak sangat iri."Tiba-tiba hati Charlotte Shimon merasa sakit, Walter sudah mengetahui latar belakangnya. Dia iri dengan anak-anak orang lain karena ibunya sudah tidak bersamanya sejak dia masih kecil.Charlotte Shimon memegang wajah Walter Hank, menatap matanya dan berkata, "Walter, maafkan Ibu, Ibu terlambat tiga tahun."Mata Walter Hank segera memerah. "Bu, aku sangat merindukanmu.""Ya, Ibu tahu, Ibu tahu itu, Ibu juga merindukan Walter, tetapi Ibu sakit selama tiga tahu
Lucas Hank menatapnya, namun dalam pikirannya terbayang cuplikan kehidupannya dalam video, dia bahkan memotong rambutnya.Tidak jelek.Dia sama sekali tidak jelek.Dia yang paling cantik di matanya.Setelah tidur selama dua tahun, dia perlahan pulih. Seluruh tubuhnya terlahir kembali. Lucas Hank mengusap rambut panjangnya dan wajah mungilnya, dia hampir kehilangannya.Sekarang dia berdiri di depannya, Lucas Hank merasa itu adalah hadiah dari surga dan dia lebih menghargainya.Lucas Hank mencium keningnya dengan lembut.Charlotte Shimon tertegun, ada apa dengannya hari ini?"Lucas Hank, ada apa denganmu, apakah terjadi sesuatu?""Tidak ..." Lucas Hank meninggalkan keningnya, bibirnya jatuh ke rambut panjangnya lagi, dia mencium rambut panjangnya dengan hangat.Charlotte Shimon berusaha mundur, tetapi punggungnya sudah menempel di dinding, tidak bisa mundur.Napas pria itu menyelimutinya.Charlotte Shimon merasa pusing, jari-jarinya mencengkeram dinding. Dia tahu pria ini sangat menyukai
Michele Hill menunggu sampai larut malam. Entah sudah berapa jam berlalu, Lucas Hank dan Charlotte Shimon masih di kamar mandi dan belum keluar.Michele Hill hampir muntah darah karena kesal. Di balik pintu, pria yang paling dia cintai sedang bermesraan dengan wanita lain.Di dalam hatinya, Lucas Hank adalah orang yang berkepribadian dingin, dia dapat mengendalikan hasratnya dengan baik. Saat dia mengenakan topeng wajah Charlotte Shimon, dia bahkan tidak memiliki ketertarikan seksual padanya.Tetapi dia salah.Dia juga sangat menyukai hal-hal intim.Pada saat itu, ada pergerakan di luar. Lucas Hank membawa Charlotte Shimon keluar dari kamar mandi.Suara Lucas Hank terdengar di telinganya. "Charlotte, kau istirahatlah dulu, aku akan mandi."Lucas Hank pergi ke kamar mandi lagi.Akhirnya, saatnya dia tampil.Anggota tubuh Michele Hill mati rasa, dia telah bersembunyi dalam lemari selama berjam-jam dan hatinya terbakar dengan api cemburu dan kebencian setiap detik.Dia membuka pintu lema
Charlotte Shimon melihat dua orang berjalan di depannya, Lucas Hank dan Michele Hill.Lucas Hank mengenakan setelan hitam. Michele Hill mengenakan rok panjang dan memegang lengannya, keduanya keluar dari hotel bersama.“Walter, Ibu masih ada urusan, jadi kau pulang dulu, ya. Setelah urusannya selesai, Ibu akan menemanimu bermain.” Charlotte Shimon mengusap kepala Walter Hank.Walter Hank mengangguk dengan patuh. "Baiklah, Bu, kalau begitu aku pulang dulu."Mobil Keluarga Hank telah tiba, Walter Hank masuk ke dalam mobil. Melihat Walter Hank pergi dengan selamat, Charlotte Shimon akhirnya merasa lega.Dia kembali ke penampilan Lisa karena Michele Hill masih mengenakan wajahnya.Drama Charlotte Shimon asli dan palsu akhirnya akan segera berakhir. Charlotte Shimon berdiri melawan angin musim gugur dan menatap Michele Hill dengan tenang. Michele Hill merasakan tatapan ini dari kejauhan. Dia mengangkat kepalanya dan langsung melihat Charlotte Shimon sedang menatapnya. Charlotte Shimon men
Ya, Tuhan, apa yang dia pikirkan?Michele Hill merasa Charlotte Shimon berpengaruh buruk padanya.Michele Hill menarik kembali pandangannya, dia menatap Charlotte Shimon. "Aku tidak menyangka kau terlihat polos dari luar, tetapi…"Tetapi apa? Aku tidak mengatakan apa-apa, pikiranmu sendiri yang kotor, tapi mau menyalahkan orang lain?”"Kau!" Michele Hill merasa kesal.Charlotte Shimon menatap Jimmy lagi.Jimmy juga menatapnya, gadis itu mengedipkan matanya seolah-olah sedang menggodanya. Ada begitu banyak wanita di dunia ini, tetapi hanya dia yang dapat memikat hatinya. Charlotte Shimon tersenyum, lalu membalikkan badan.Jimmy memandang punggungnya dan tertawa pelan.Michele Hill mengawasi gerak gerik mereka dari tadi, dia melihat tatapan Jimmy bergerilya di tubuh Charlotte Shimon, tatapannya sangat mesum.Michele Hill mengepalkan tangannya karena cemburu.Saat itu, Jimmy bangkit untuk mengambil tisu.Michele Hill memandang tubuh Jimmy yang tinggi dan tegap. Meskipun mengenakan baju
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan