Mendengar ucapan yang tidak sedap didengar ini, raut wajah Charlotte Shimon tidak berubah, dia hanya mengangkat alisnya. Tina Morris memang sangat cantik, tetapi dia sangat sombong dan suka menindas orang. Charlotte Shimon merasa kepribadian seperti itu tidak cocok dengan wajahnya yang cantik, wajah yang sama dengan wajah Monica Morris. Saat itu, Monica Morris bukan hanya wanita tercantik di Kota Regalsen, tetapi dia juga sangat berbakat. Charlotte Shimon mengulurkan tangannya dan mengembalikan cek itu, "Nyonya Hank, menurut Anda berapa harga anakmu Larry Hank? Berapakah harga yang pantas?"Tina Morris berhenti minum kopi.Charlotte Shimon tersenyum, "Apakah aku salah paham dengan maksud Anda? Jika aku mengisi lima juta, Anda mungkin akan berpikir itu terlalu murah, apakah anakku hanya seharga ini? Jika aku mengisi lima ratus juta atau lima miliar, Anda mungkin merasa itu terlalu mahal dan Anda tidak rela mengeluarkan uang sebanyak itu. Nyonya Hank, ketika Anda menawarkan cek ini, An
Charlotte Shimon tidak menyangka, pertama kali berhadapan dengan Tina Morris, dia sudah begitu ganas sehingga membuat Charlotte Shimon kewalahan.Namun, setelah menemukan Victoria Anne, dia akan membuat perhitungan dengan Tina Morris!...Setelah berbicara dengan Charlotte Shimon di telepon, Scarlet Cooper segera menelpon James Coleman. Nada dering ponsel yang merdu berdering sekali, dan panggilan segera dijawab, "Halo."“Tuan Coleman, ada kabar buruk, sesuatu terjadi pada Vic!” Scarlet Cooper berkata tanpa basa-basi.Berdiri di ketinggian 30.000 kaki, di depan jendela president suite hotel bintang enam, James Coleman baru saja menyelesaikan rapat dan kembali ke kamar. Dia memegang ponsel dengan satu tangan dan menarik dasi yang mengikat lehernya dengan tangan lain. Ketika mendengar Scarlet Cooper berkata Victoria Anne dalam masalah, sekretaris pribadi James Coleman merasakan suhu ruangan di president suite segera turun drastis dan dia menahan nafas dengan ketakutan.James Coleman be
Charlotte Shimon mengangkat kepalanya dan matanya membelalak ketika melihat Lucas Hank.Malam ini, Lucas Hank mengenakan setelan hitam, gerakannya anggun dan elegan. Saat keluar dari mobil, dia menarik perhatian semua orang. Wow.Charlotte Shimon mendengar gadis-gadis di sekitarnya berteriak tak terkendali. Mereka memandang Lucas Hank dengan tercengang dan hampir bergegas maju.Sebagian besar pria yang datang ke pesta pribadi ini adalah bos berperut buncit, atau anak orang kaya yang suka berfoya-foya. Lucas Hank adalah seorang elit bisnis, tentu saja kehadirannya langsung menjadi pusat perhatian gadis-gadis itu.Charlotte Shimon tertegun, mengapa dia datang?Dia bahkan datang ke pesta pribadi semacam ini?Dulu dia tidak akan percaya Tuan Hank akan datang ke pesta pribadi seperti ini, tetapi Lucas Hank yang sekarang membuatnya bingung, dia tidak hanya ingin memeliharanya sebagai pacar gelap, sekarang dia juga datang ke sini untuk bersenang-senang. Charlotte Shimon merasa tidak mengenal
Lucas Hank tahu semua ini palsu. Gadis ini memerlukan bantuannya sekarang dan berusaha menyenangkannya, tetapi hatinya tetap merasa hangat."CEO Hank, mengapa Anda diam saja? CEO Hank, bawa aku masuk. CEO Hank!"Dia terus memanggilnya CEO Hank, suaranya lembut dan agak manja. Lucas Hank merasa hampir mati rasa, suara gadis itu seperti sedang memanggil jiwanya. "CEO Hank, CEO Hank, apakah tidak bisa menggunakan panggilan yang lain?"Panggilan yang lain?Charlotte Shimon berpikir sejenak, lalu dia berjingkat ke telinganya dan berbisik, "Tuan Hank!"Tuan Hank.Hati Lucas Hank berdegup kencang mendengar dua kata ini, seperti ada banyak gambar yang muncul di kepalanya. Namun, gambar-gambar itu berlalu terlalu cepat, jadi dia tidak dapat melihat apapun."Tuan Hank" Charlotte Shimon memanggil lagi.Lucas Hank mengerutkan bibirnya, jakunnya bergerak naik turun, walaupun dia sendiri yang meminta gadis ini menggodanya, tetapi dia sudah menyerah sekarang. Jika dia terus menerus memanggilnya sepe
Charlotte Shimon mengulurkan tangan untuk membantu Victoria Anne berdiri, "Vic, kita berada di pesta pribadi sekarang, seseorang membawamu ke sini untuk dilelang."“Apa?” Victoria Anne merasa bingung, “Siapa yang melakukannya dan apa tujuannya?”“Vic, masalah ini ceritanya panjang. Aku akan memberitahumu nanti, sekarang mari kita segera pergi dari sini.” Charlotte Shimon mendorong Victoria Anne pergi.Victoria Anne meraih tangannya, "Charlotte, apakah kau akan pergi denganku?""Aku tidak akan pergi, aku akan menggantikanmu dalam lelang."“Tidak!” Victoria Anne langsung menolak, “Aku akan bersamamu!”"Vic, kejadian ini ditujukan padaku. Apakah kau memahami maksudku? Kau pergi dulu. Nanti, begitu pelelangan dimulai, semua orang akan memusatkan perhatian di sana. Ini adalah cara terbaik agar kau bisa keluar dari sini. Aku telah memberitahu orang tuaku sebelum ke sini, mereka akan menjemputmu di luar. Vic, aku sudah punya rencana, jangan tinggal di sini, cepat pergi!"Charlotte Shimon mem
Charlotte Shimon mengenakan gaun berwarna krem, kulitnya seputih susu dan tubuhnya sangat lembut seperti tidak bertulang, penampilannya seperti mutiara yang memancarkan cahaya. Semua orang tercengang, dia sangat cantik.Mata Lucas Hank tertuju pada tubuh Charlotte Shimon dan dia juga merasa terkejut. Dia tiba-tiba mengerti mengapa dia terpikat dengan gadis ini dan akhir-akhir ini sikapnya sangat tidak normal. Dia juga seorang pria biasa yang menyukai wanita cantik, semakin cantik semakin baik.Bentley Dixon menerobos kerumunan dan melangkah maju. Dia menatap Charlotte Shimon dengan terkejut. Apakah ini gadis jeleknya?Saat di Barbara Bay, Charlotte Shimon memakai cadar. Sekarang dia membuka cadar dan menampakkan wajah aslinya. Setelah terlahir kembali, temperamennya menjadi lebih lembut dan menawan, Bentley Dixon hampir tidak mengenalinya.Pemilik pabrik anggur itu juga terkejut ketika melihat Charlotte Shimon, tidak, ini bukan wanita cantik yang sebelumnya!Wanita cantik yang sebelum
Charlotte Shimon sangat tidak puas dengan hasil lelang ini, dia tidak ingin menjual dirinya ke Bentley Dixon!Charlotte Shimon memandang Lucas Hank, dia meneriakkan 1,2 miliar dan berhenti menawar. Ini bukan gayanya. Dia seharusnya tidak bersikap seperti ini --- Ayo, bertarung. Bukankah hanya sejumlah uang? Dia tidak kekurangan uang.Tetapi Charlotte Shimon hanya melihat punggung Lucas Hank, karena dia sudah tidak tertarik dengan apa yang terjadi berikutnya, jadi sudah bangkit dan pergi....Charlotte Shimon dibawa ke sebuah kamar mewah di pabrik anggur. Dia menunggu beberapa saat, lalu pintu kamar didorong terbuka dan Bentley Dixon masuk.Bentley Dixon menyipitkan matanya dan menatapnya dari atas ke bawah, "Gadis Jelek, kau ternyata seperti ini."Sekarang Bentley Dixon sudah mengenalinya, dia juga langsung mengaku, "Tuan Dixon, terima kasih atas bantuanmu kali ini. Aku akan mentraktirmu makan lain kali. Aku masih ada urusan, aku pergi dulu."Charlotte Shimon bersiap untuk pergi dengan
Charlotte Shimon meninggalkan pabrik anggur dan melihat Barney Shimon dan Tiffany di luar. Mereka sedang duduk di dalam sebuah mobil mewah. Mereka sangat patuh dan tidak turun dari mobil, tetapi mereka merasa sangat cemas.“Ayah Barney, Ibu Tiffany,” Charlotte Shimon segera berlari.Barney Shimon dan Tiffany segera menarik pintu mobil dan keluar dari mobil. Mereka memegang tangannya dengan cemas, "Charlotte, kau baik-baik saja? Apakah kau sudah masuk ke pabrik anggur itu? Ini bukan tempat yang baik, mengapa gadis baik-baik sepertimu pergi ke sana? Jika bukan karena kau melarang kami turun, kami sudah bergegas masuk sejak tadi."Charlotte Shimon tahu mereka akan merasa sangat cemas jadi dia memberikan instruksi yang jelas di telepon untuk tidak turun dari mobil. "Ayah Barney, Ibu Tiffany, aku baik-baik saja. Di mana Vic, apakah kalian melihatnya?""Iya, kami sudah menjemputnya sejak tadi. Victoria Anne dijemput oleh James Coleman. Victoria Anne tidak ingin pergi, tetapi James Coleman m
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan