Henry Hank tidak melepaskannya. Dia meletakkan satu tangan di sisinya, untuk menghindari perutnya yang melambung tinggi, dan mengelus wajahnya dengan tangan lainnya, "Bukankah kau baru saja diperiksa dokter hari ini? Dokter mengatakan semuanya baik-baik saja. Aku sudah bertanya pada dokter, katanya bisa menyentuhmu, asalkan dengan lembut."Monica Morris menamparnya, "Kau bahkan menanyakan pertanyaan ini kepada dokter, Henry Hank, apakah kau tidak tahu malu?"Pada saat itu, Tina Morris yang mendengar di luar merasa terkejut, siapa pria ini, dia adalah Henry Hank! Siapa yang berani menamparnya? Aku rasa hanya Monica Morris yang berani melakukannya di dunia ini!Henry Hank memalingkan wajahnya, dia mencibir sambil mencubit wajah kecilnya, "Berani memukulku lagi? Coba saja. Kau mau aku mengikatmu lagi?"Kalimat ini sangat efektif, Monica Morris segera menghentikan semua perjuangannya, jelas dia sangat takut padanya.Melihat dia menjadi patuh, raut wajah Henry Hank terlihat lebih baik. Dia
Henry Hank berdiri di balkon lantai dua dan mengawasinya berlutut di tengah salju.Monica Morris tidak mengenalnya, tetapi Henry Hank mengenal gadis itu.Saat itu, Henry Hank berusia 20 tahun dan Monica Morris berusia 12 tahun. Henry Hank pertama kali melihatnya di rumah sakit. Monica Morris tidak tahu Henry Hank pernah melihatnya ketika dia masih berusia 12 tahun.Ibunya harus dioperasi dan membutuhkan sejumlah besar uang. Ibu Tina Morris datang dan melempar setumpuk uang ke tubuhnya yang belum dewasa, memakinya wanita jalang.Uang itu berserakan di lantai dan dia membungkuk untuk mengambilnya. Orang-orang yang berada di koridor menunjuk ke arahnya, tetapi dia tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, hanya mengambil uang yang tersebar di lantai satu per satu dengan santai.Di tengah kerumunan, gadis itu terlihat sangat menonjol. Henry Hank meliriknya, gadis itu mengenakan rok putih dan rambut hitamnya tergerai ketika dia membungkuk untuk mengambil uang. Saat itu Henry Hank berumur 20 tahu
Henry Hank berpikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk menikahinya. Gadis itu berusia 18 tahun dan sudah dewasa. Selama ini, dia menunggunya tumbuh dewasa.Jika dia tidak memetik bunga ini, cepat atau lambat seseorang akan mengambilnya.Henry Hank tidak ingin menikah dengan keluarga kaya, dia hanya ingin hidup berdampingan sampai tua dengan seorang gadis yang dia suka.Saat menikah, Henry Hank berusia 27 tahun dan Monica Morris berusia 19 tahun. Dia membangun sebuah kamar khusus di menara yang tinggi untuknya, menyimpannya dalam sangkar emas, hal ini menjadi perbincangan hangat di Kota Regalsen pada saat itu.Tetapi dia tahu gadis itu tidak ingin menikah dengannya.Dia masih mengingat dengan jelas kejadian pada malam pernikahan, dan sepertinya baru terjadi kemarin.Gadis itu dibawa ke kamar pengantin, sedangkan Henry Hank menjamu tamu di luar. Gadis yang memikat hatinya sedang menunggu di kamar, dia tidak dapat berkonsentrasi menjamu teman-temannya.Mark Lewis menertawakannya, "Hen
Mata Charlotte Shimon tertuju pada tubuh Tina Morris, dia melihat Tina Morris dari atas ke bawah, "Wanita tercantik di Kota Regalsen ada di sini? Tetapi, mengapa aku merasa aura Nyonya Hank berbeda dengan wanita dalam lukisan, jika dibandingkan dengan wanita tercantik Kota Regalsen bagaikan langit dan bumi, bukankah kalian adalah dua orang yang berbeda?""..." Tina Morris tersentak. Dia memandang Charlotte Shimon dengan tidak percaya. Apa yang dia ketahui dan bagaimana dia tahu?“Nyonya Hank, nama Anda adalah Tina Morris, sedangkan wanita tercantik di Kota Regalsen adalah Monica Morris, apakah benar?” Charlotte Shimon melanjutkan.Mata Tina Morris membelalak dan memandang Charlotte Shimon dengan ngeri.Sebenarnya Charlotte Shimon mengetahui banyak hal. Beberapa diberitahu oleh Lucas Hank, dan beberapa ditebak sendiri. Dia tersenyum pada Tina Morris yang wajahnya tiba-tiba menjadi pucat, dan berkata, "Paman Hank awalnya menikah dengan Monica Morris. Di akta nikah seharusnya tertulis na
Lucas Hank duduk di sofa sambil minum anggur langsung dari botolnya. Beberapa botol kosong sudah memenuhi meja di depannya.Mendengar Charlotte Shimon menerobos ke rumah Keluarga Hank dan pabrik anggur pribadi diratakan, dia tidak berbicara.James Coleman menendangnya, "Apakah kau mabuk?"Lucas Hank menegak anggur terakhir dari botol, lalu bangkit, "Aku tidak mabuk, aku pergi dulu."Dia banyak minum, tapi semakin banyak dia minum, dia menjadi semakin sadar....Sebentar lagi hari ujian masuk tiba. Semua siswa Universitas Abberfield menantikan hari ini. Mereka telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pertarungan. Hari ini mereka akan maju ke medan perang. Mereka sangat bersemangat, merasa senang dan tegang.Charlotte Shimon tersenyum, "Kalian tidak perlu tegang, santai saja. Kita datang dari jurang, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan."“Baik!” Semua orang menanggapi dengan kompak.Pada saat ini, Yoana Lewis datang bersama mahasiswa Universitas Tuscanny. Yoana Lewis memandang Charlott
Wakil Rektor Jones dan pimpinan universitas lainnya seperti disambar petir. Mereka tidak pernah menduga Universitas Abberfield benar-benar masuk lima besar.Dari peringkat terbawah melonjak ke lima besar. Mereka tidak pernah mengalami situasi ini selama bertahun-tahun memimpin universitas. Orang yang bekerja keras tidak akan bernasib sial!Kami datang dari jurang, tidak ada yang perlu ditakuti!Wakil Rektor Jones memandang Rektor Winston, yang hampir melompat kegirangan. Apakah kedua kalimat ini diucapkan oleh Charlotte Shimon? Mereka sering mendengar kedua kalimat ini, tetapi terlalu sedikit yang dapat mengubah kalimat ini menjadi kenyataan!Wajah Charlotte Shimon yang segar, dengan bola mata yang cerah, muncul di pikiran Wakil Rektor Jones. Seorang gadis yang begitu muda, ternyata menyembunyikan kekuatan yang begitu besar. Dia seperti cahaya yang menyinari orang lain.Wakil Rektor Jones melihat dokumen lain yang tersegel, yang berisi nilai semua siswa Universitas Tuscanny dan Unive
Universitas Abberfield dan Universitas Tuscanny adalah tetangga, sekarang hasil ujian mereka ditampilkan di jendela masing-masing dekat gerbang sekolah, semua orang berdiri di jalan yang sama.Melihat nilai sempurna Charlotte Shimon, Yoana Lewis tidak bisa mempercayainya. Kali ini dia sangat percaya diri. Nilai 736 juga sesuai ekspektasinya. Seharusnya, dengan nilainya dia akan menjadi sensasi di lingkungan universitas Kota Regalsen, dia tidak mengira Charlotte Shimon bisa mendapatkan nilai sempurna!--- Sial, Charlotte Shimon mendapat nilai sempurna 750. Bagaimana dia melakukannya?--- Charlotte Shimon terlalu kuat, dia benar-benar mengalahkan Yoana.--- Siapa yang belum pernah mendengar nama Charlotte Shimon? Lihatlah kerumunan di gerbang Universitas Abberfield. Mereka adalah mahasiswa dari berbagai universitas, berbondong-bondong datang untuk melihat Charlotte Shimon!Yoana Lewis mengepalkan tangannya. Para senior dari universitas lain seharusnya mencari dia, tetapi sekarang Charlot
Nicole Graham memandang Charlotte Shimon dengan angkuh, seolah-olah dia adalah seekor semut di kakinya. "Jadi, kau adalah Charlotte Shimon. Aku dengar setelah tiba di Kota Regalsen, kau berbuat banyak hal. Aku pikir kau sehebat apa, ternyata hanya seekor rubah betina!"“Nicole Graham, mengapa kau mengutuk orang?” Fanny dan yang lainnya merasa sangat kesal.Charlotte Shimon segera menghentikan mereka. Dia menatap Nicole Graham dan tersenyum tipis. "Terlihat seperti rubah betina juga sebuah keahlian, Nona Graham, terima kasih atas pujiannya."Nicole Graham menatapnya dengan dingin. "Ternyata kau pintar bersilat lidah. Kau menggunakan mulutmu untuk menipu Larryku dan membuatnya terpikat? Apakah tidak ada yang memberitahumu bahwa Larry Hank adalah milik Nicole Graham, siapa pun tidak boleh merebutnya dariku?""Nona Graham, Larry Hank bukan milikku, juga bukan milikmu, dia hanya miliknya sendiri."“Kau! Charlotte Shimon, aku beri satu kesempatan, segera kemasi barang-barangmu dan pergi d
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan