Charlotte Shimon membuka matanya dan melihat ke arah wajah tampan Lucas Shimon. Dibandingkan dengan ekspresi wajahnya, Lucas Hank terlihat penuh energi dan bersemangat. Saat ini dia mengenakan jas hitam yang membuat dirinya terlihat tampan dan stylish. Tubuhnya seperti model internasional. Dengan sedikit menunduk, Lucas Hank menatapnya dan berkata pada Charlotte Shimon, “Aku jadi malu, ini semua karena kau!” Charlotte Shimon menutupi wajahnya yang merah, “Kita setuju untuk pergi kencan dan berbelanja, berpacaran dengan serius layaknya pasangan yang lain. Tapi lihat, kita malah berbaring di ranjang."Lucas Hank mengangkat alisnya, "Nyonya Hank, apa maksud pertanyaanmu, mengapa kita tidak berpacaran secara serius di ranjang?""..."Charlotte Shimon benar-benar curiga bahwa dia sedang mengabaikannya!Singkatnya, perjalanan bulan madu ini sama sekali berbeda dari yang dia bayangkan, sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata!Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada para bibi, ked
Tes racun kedua gagal. Dia telah diracuni oleh racun bunga dan sekarang sedang melakukan tes racun ketiga. Racun itu langsung menyebar ke seluruh tubuhnya. Wajahnya yang cantik tiba-tiba berubah menjadi merah, kakinya lemas dan terjatuh ke lantai.Penglihatannya mulai kabur. Charlotte Shimon mengulurkan ujung jarinya yang gemetar dan dengan cepat membuka jurnal medis yang ditinggalkan ibunya, dia segera membuka halaman terakhir.Di halaman terakhir tertulis cara untuk melawan racun dengan darah.Sebenarnya, dia akan mati di tempat saat mencoba memasukan racun ketiga di tubuhnya. Namun halaman terakhir dari jurnal medis yang menuliskan tentang teknik jarum kuno sangat misterius, membuatnya berani untuk mencobanya sekali lagi.Teknik seperti ini hanya ada di legenda. Dia dan Larry Hank pernah mendengarnya, tetapi mereka tidak tahu cara menerapkannya. Charlotte Shimon tidak menyangka bahwa jurnal medis yang ditinggalkan oleh ibunya memiliki teknik selegenda itu.Charlotte Shimon meng
Charlotte Shimon membeku di tempat, matanya tertuju pada Lucas Hank. Sekarang dia memegang pistol, pembuluh darah di telapak tangannya melonjak-lonjak."Kau ... apa kau tahu yang sedang kau lakukan, cepat buang pistolnya!"Lucas Hank menatapnya dengan tatapan kosong, bibirnya bergerak-gerak, "Charlotte, maaf, aku tidak bisa membiarkanmu pergi."Charlotte Shimon hanya berpikir bahwa rasa sakit jangka panjang lebih parah daripada rasa sakit sesaat. Dia telah mengatakan beberapa kata yang kejam, tetapi dia lupa bahwa dia tidak dapat diprovokasi dan sekarang kondisinya semakin buruk.Jeanny Hank pernah memperingatkannya bahwa saat penyakit Lucas Hank kambuh, dia akan menjadi kejam pada dirinya sendiri dan orang lain, dia akan berbahaya bagi setiap orang yang berada di sisinya.Charlotte juga pernah melihat video dirinya di rumah sakit jiwa, dia sangat murung dan tidak bisa mengendalikan dirinya sama sekali.Jadi sekarang pria itu menodongkan pistol padanya.Karena dia tidak bisa m
Bibi Smith terkejut, "Nona Charlotte, mengapa kau melakukan ini?"“Karena aku hanya bisa menemaninya sampai di sini. Aku tidak ingin dia terluka karenaku. Aku akan pergi ke kota Regelsen untuk memulai hidupku yang baru." Charlotte Shimon tersedak."Tapi, dengan cara ini tuan Hank akan melupakanmu dan akan bertemu banyak gadis di masa depan. Bagaimana jika dia jatuh cinta dengan orang lain?"Charlotte Shimon sudah memikirkannya sejak lama. Hidupnya masih panjang. Dia pasti akan bertemu dengan gadis yang lebih baik darinya di masa depan dan dia akan jatuh cinta dengan orang lain.Selama dia memikirkan hal ini, dia merasa sedih, cemburu dan terkadang dengan egois memikirkan untuk menahannya di sini selamanya."Tidak masalah, selama gadis itu bisa mencintainya dengan sepenuh hati aku rela. Dia sudah memberikanku kebahagiaan yang lebih dari cukup."...Ayan Lucas Hank datang.Lucas Hank masih tertidur, dia telah dihipnotis. Charlotte Shimon mengambil semua kenangan tentangnya.“Non
Ada keheningan sesaat dalam mobil itu."Tuan, apakah ingin terus mengikuti mereka?""Tidak, ayo kembali ke Kota Regalsen.""Baik."...Lembaga penelitian Privy.Rektor Sandy Walsh kaget saat melihat Charlotte Shimon yang sekarat. "Charlotte, ada apa denganmu?"Ketika dia mengatakan itu, dia menyentuh denyut nadi Charlotte Shimon, "Charlotte, kau teracuni dan racun itu telah menyebar ke tubuhmu. Hatimu sudah hancur, aku tidak bisa menyelamatkanmu!"Tentu saja Charlotte Shimon mengetahui kondisi fisiknya. Satu-satunya yang bisa menyelamatkannya sekarang adalah peti rahasia yang ditinggalkan oleh ibunya. Jika dia tidak bisa memecahkan misteri dari catatan yang ditinggalkan oleh ibunya, mana mungkin dia berani untuk bertemu ibunya di surga?“Rektor, jangan khawatirkan tubuhku lagi, tolong pecahkan misteri dari peti harta karun ini, aku ingin mencobanya untuk yang terakhir.” Charlotte Shimon berkata dengan lemah."Baik."Rektor Sandy Walsh dengan cepat mengeluarkan peti harta k
Seluruh keluarga di Orlane Estate sedang berkemas dan bersiap untuk pergi ke Kota Regalsen. Sebenarnya tidak ada yang dibawa. Kota Regalsen penuh dengan kemewahan dan segalanya. Bagaimanapun, setelah tinggal di sini selama tujuh tahun, dia memiliki perasaan akan banyak hal.Lucas Hank membereskan barangnya, lalu kembali ke kamar tidurnya.Untuk beberapa alasan, dia merasa kosong di dalam hatinya seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang penting.Ketika dia hendak pergi, tanpa diduga dia mengingat banyak kenangan dan tidak rela untuk meninggalkan Kota Barbara Bay, taman anggrek dan bahkan kamar tidur ini.Dia bukan orang yang akan memiliki perasaan terhadap suatu tempat. Tetapi tampaknya ada sesuatu dalam kegelapan yang menariknya, membuatnya sangat enggan dan bernostalgia.Namun, dia tidak tahu apa ini.Meong...Meong meong...Terdengar suara kucing kecil. Lucas Hank menundukkan kepalanya dan menyadari Pompom sedang menatapnya dengan mata hitam besarnya.Dia ingat anak kuci
Lucas Hank ada di sini.Hari ini Lucas Hank mengenakan setelan jas. Pakaian mahal itu tampak licin tanpa kerutan, membuatnya terlihat tinggi dan keren. Dengan polesan gel rambut, wajahnya terlihat lebih kece dan bergaya. Gerakannya sangat berkelas seperti orang-orang kalangan kelas atas yang membuat orang lain sulit berpaling darinya.Yang paling bahagia adalah Yoana Lewis. Dia telah menunggu Lucas Hank dan sekarang dia ada di sini. Dia menyapanya dengan gembira, "Lucas Hank, kau datang?"Lucas Hank berhenti, matanya yang tajam dan sipit tertuju pada wajah Yoana Lewis yang cantik, "Aku berjanji padamu aku akan datang, Yoana, selamat ulang tahun."“Lucas Hank, terima kasih. Kehadiranmu di sini adalah hadiah terbaik yang aku terima hari ini!” Yoana Lewis memandangnya dengan kagum.Yoana Lewis sendiri lahir dari keluarga yang terpandang. Dia belum pernah melihat laki-laki lainnya seperti dia, tetapi dia jatuh cinta pada Lucas Hank pada pandangan pertama.Lucas Hank berbeda dengan an
Yoana Lewis sangat menantikan momen ini. Lucas Hank membelai rambutnya. Ini adalah tanda bahwa seorang laki-laki sedang memanjakan seorang wanita. Di hari ulang tahunnya ini dan momen yang mendukung, dia berpikir Lucas Hank akan memeluk dan menciumnya. Ya, tapi tak ada apa-apa, dia sepertinya hanya ingin membelai rambut panjangnya.Lucas Hank menarik tangannya, “Yoana Lewis”, aku ada janji, aku pergi dulu."Apa?Dia akan pergi?“Lucas Hank, kau baru saja datang ke sini, mengapa kau pergi begitu cepat?” Yoana Lewis sedikit sedih dan kecewa.Namun Lucas Hank tidak terpengaruh olehnya. Dia bahkan tidak memandangnya. Sebaliknya, dia menatap Pompom, "Pompom, ayo pergi."Meong...Meong... meong...Pompom setuju dengan memperlihatkan cakarnya. Oke, Tuan, ayo pergi!Yoana Lewis memandang Lucas Hank. Terkadang dia merasa bahwa dia sama sekali tidak mengenal pria ini. Dia selalu cuek dan dingin. Lucas Hank melangkah dan pergi bersama Pompom.Saat itu, Shawn Steven tertawa terbahak-ba
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan