Ini adalah kali kedua dia mencuci celana dalam Lucas.Setelah mengeringkan pakaian, Charlotte Shimon mendongak dan melihat bahwa celana dalam mereka saling menempel hingga kering. Dia tersenyum bodoh sambil merasa sangat bahagia saat ini.Ketika dia berbalik memegang baskom, Charlotte Shimon melihat Lucas Hank. Dia datang lebih awal, tubuh kakunya bersandar ke dinding dan matanya yang sipit tersenyum lembut menatapnya. Daun telinga Charlotte Shimon berubah merah, "Tuan Hank, mengapa kau tidak sopan, tidakkah kau tahu bagaimana cara mengetuk ketika mau masuk kamar seorang gadis?"Lucas Hank mengangkat alisnya, "Kau menyuruhku untuk bertindak sopan, sedangkan kau memegang celana dalamku tanpa seizinku?""..."Charlotte Shimon merasa bahwa dia tidak pernah kalah dalam pertarungan mulut, tetapi dia tidak bisa menang ketika beradu dengan pria ini.Charlotte Shimon meletakkan baskom dan berdiri di samping tempat tidur lalu menatapnya, dia melambaikan tangannya sambil mengatakan, "Kem
Charlotte Shimon berbalik. Sekarang lengan Lucas Hank berada di bawah kepalanya, dia berbaring telentang di pelukannya sambil menatap pria itu.Tuan Hank sekarang adalah Tuan Hank yang sama di masa lalu. Tubuhnya sangat baik dan tidak memiliki cacat. Nyonya Hank Tua pasti akan merasa tenang.Tuhan masih mengasihinya, pisau itu tidak melukainya.Lucas Hank memandang gadis yang terbaring di pelukannya saat ini. Dia berperilaku sangat baik dan lembut, dia dalam kesehatan yang baik. Bahkan lebih bahagia dari yang dia pikirkan.Jempol Lucas Hank perlahan menyentuh bibir merahnya.Charlotte Shimon menatap matanya lalu mencium pipinya yang tampan sebelah kiri, kemudian menciumnya lagi di sebelah kanan.“Kau dan… Larry Hank, kan?” Dia tiba-tiba bertanya dengan suara bodoh.Dia masih memikirkannya. Charlotte Shimon teringat peristiwa yang dilihatnya. Beberapa di antaranya adalah adegan dirinya berdiri di sudut gelap dan menyaksikan Larry Hank memasuki kamarnya.Saat itu dia mengepalkan
Charlotte Shimon berdiri di koridor sambil mendonggakkan kepala dan melihat sekeliling, tapi dia tidak melihat sosok apapun dikoridor itu.Tiba-tiba terdengar suara rintik air jatuh dari luar, ternyata hujan turun. Ke mana dia pergi?Charlotte Shimon sedikit marah sambal menghentakkan kakinya di lantai.Tak lama, sesosok bayangan tiba-tiba muncul di depannya. Charlotte Shimon mengangkat kepalanya, Lucas Hank berlari dari luar hujan ke depannya. Dia mengenakan kemeja hitam dan celana panjang hitam rajut buatan bibinya. Terlihat itu bukan terbuat dari bahan mahal, tapi sangat lembut. Tali yang terdapat di pinggang celana menggantung begitu saja tidak diikat, membuatnya terlihat santai, namun tetap tampan. Charlotte Shimon berdiri di tangga sambil menatapnya dengan lurus, melihatnya berlari dari arah hujan terdengar ke arahnya, "Nyonya Hank, apa kau mencari saya?"Charlotte Shimon masih marah dan tidak mau menjawabnya, poni rambut di dahinya telah basah oleh hujan ini. Walau terliha
Charlotte Shimon menggelitik tubuh Lucas Hank dengan dua tangannya.Lucas Hank meletakkan tanggannya di pinggang Charlotte Shimon, membuatnya duduk tegak dan membiarkan perempuan itu menatapnya. Matanya yang sipit dan kosong membuatnya sulit menebak yang sedang dia pikirkan. Setelah beberapa saat, "Charlotte, berhentilah bercanda, kondisiku tidak terlalu baik. Kau juga seharusnya tahu itu. Aku tidak berani membawamu bersamaku, jangan bersikap terlalu baik padaku, kau tidak akan mempunyai masa depan jika kau bersamaku."Mata Charlotte Shimon tertuju pada wajah Lucas Hank, "Baiklah, aku tahu, aku akan menyembuhkanmu.""Kau tidak bisa menyembuhkanku."Charlotte Shimon menggelengkan kepalanya dan tersenyum padanya, "Aku bisa menyembuhkanmu, tapi aku masih perlu menunggu beberapa hari. Bertahanlah untuk beberapa hari, aku masih ingin bersamamu."Ini adalah keegoisan terbesar dalam hidupnya. Dia tahu bahwa Lucas Hank tidak dalam keadaan yang baik sekarang, tetapi dia tidak segera meny
Sikap Charlotte Shimon meresahkan.Tangan besar Lucas Hank mengusap-usap perutnya yang rata, wajah tampannya terbenam di rambutnya, "Kita tidak menggunakan kondom."Charlotte Shimon tahu di dalam hatinya bahwa dia tidak perlu memakan pil KB karena waktunya hampir habis.Dia membalikkan wajahnya dan menatapnya dengan mata berair, "Tidak! Aku ingin memberimu bayi!"Mata Lucas Hank membesar saat mendengarnya, dia memeluk pinggangnya dan mendorongnya ke dinding. "Charlotte, jangan main-main!""Aku akan memberimu seorang bayi. Jika kau tidak mau menjadi seorang ayah, kau juga tidak ada hak untuk menyuruhku mengaborsi bayi ini."Lucas Hank menatapnya dengan tatapan yang tajam. Setelah waktu yang lama, dia berkata, "Charlotte, ayo ... pergi ke kota Regalsen bersama dan jangan berpisah, oke? Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mengobati penyakitku dan akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat diriku lebih baik, mungkin masa depan yang kuberikan padamu bukanlah yang terbaik, tapi itu
Charlotte Shimon membuka matanya dan melihat ke arah wajah tampan Lucas Shimon. Dibandingkan dengan ekspresi wajahnya, Lucas Hank terlihat penuh energi dan bersemangat. Saat ini dia mengenakan jas hitam yang membuat dirinya terlihat tampan dan stylish. Tubuhnya seperti model internasional. Dengan sedikit menunduk, Lucas Hank menatapnya dan berkata pada Charlotte Shimon, “Aku jadi malu, ini semua karena kau!” Charlotte Shimon menutupi wajahnya yang merah, “Kita setuju untuk pergi kencan dan berbelanja, berpacaran dengan serius layaknya pasangan yang lain. Tapi lihat, kita malah berbaring di ranjang."Lucas Hank mengangkat alisnya, "Nyonya Hank, apa maksud pertanyaanmu, mengapa kita tidak berpacaran secara serius di ranjang?""..."Charlotte Shimon benar-benar curiga bahwa dia sedang mengabaikannya!Singkatnya, perjalanan bulan madu ini sama sekali berbeda dari yang dia bayangkan, sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata!Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada para bibi, ked
Tes racun kedua gagal. Dia telah diracuni oleh racun bunga dan sekarang sedang melakukan tes racun ketiga. Racun itu langsung menyebar ke seluruh tubuhnya. Wajahnya yang cantik tiba-tiba berubah menjadi merah, kakinya lemas dan terjatuh ke lantai.Penglihatannya mulai kabur. Charlotte Shimon mengulurkan ujung jarinya yang gemetar dan dengan cepat membuka jurnal medis yang ditinggalkan ibunya, dia segera membuka halaman terakhir.Di halaman terakhir tertulis cara untuk melawan racun dengan darah.Sebenarnya, dia akan mati di tempat saat mencoba memasukan racun ketiga di tubuhnya. Namun halaman terakhir dari jurnal medis yang menuliskan tentang teknik jarum kuno sangat misterius, membuatnya berani untuk mencobanya sekali lagi.Teknik seperti ini hanya ada di legenda. Dia dan Larry Hank pernah mendengarnya, tetapi mereka tidak tahu cara menerapkannya. Charlotte Shimon tidak menyangka bahwa jurnal medis yang ditinggalkan oleh ibunya memiliki teknik selegenda itu.Charlotte Shimon meng
Charlotte Shimon membeku di tempat, matanya tertuju pada Lucas Hank. Sekarang dia memegang pistol, pembuluh darah di telapak tangannya melonjak-lonjak."Kau ... apa kau tahu yang sedang kau lakukan, cepat buang pistolnya!"Lucas Hank menatapnya dengan tatapan kosong, bibirnya bergerak-gerak, "Charlotte, maaf, aku tidak bisa membiarkanmu pergi."Charlotte Shimon hanya berpikir bahwa rasa sakit jangka panjang lebih parah daripada rasa sakit sesaat. Dia telah mengatakan beberapa kata yang kejam, tetapi dia lupa bahwa dia tidak dapat diprovokasi dan sekarang kondisinya semakin buruk.Jeanny Hank pernah memperingatkannya bahwa saat penyakit Lucas Hank kambuh, dia akan menjadi kejam pada dirinya sendiri dan orang lain, dia akan berbahaya bagi setiap orang yang berada di sisinya.Charlotte juga pernah melihat video dirinya di rumah sakit jiwa, dia sangat murung dan tidak bisa mengendalikan dirinya sama sekali.Jadi sekarang pria itu menodongkan pistol padanya.Karena dia tidak bisa m