Kakak!Kata itu seketika membangkitkan ingatan tentang Lucas Hank yang terkubur jauh di dalam hatinya. Dia serasa berada di ambang kematian, gadis yang lembut itu memeluknya erat-erat dan terus berbicara di telinganya—Kakak, kau harus hidup, aku akan menyelamatkanmu!Pupil Lucas Hank menyusut dan jari-jarinya yang ramping perlahan mengendur.Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melupakan gadis ini.Saat ini, dia tidak dapat melakukan apa-apa kepada Megan Shimon.Megan Shimon menghirup udara dengan terengah-engah. Dia hampir mati karena berani menantang pria ini, menantangnya berarti sama saja dengan mengambil risiko kematian.Namun, dia merasa telah memenangkan taruhan ini.Selama kurun waktu ini sebenarnya banyak hal yang telah dia lakukan. Lucas Hank bahkan sudah merasa jijik dengannya. Jika dia adalah orang lain, mungkin orang itu sudah tak akan terlihat lagi di Barbara Bay, tetapi karena Lucas Hank berusaha untuk mentoleransi hal tersebut, sementara waktu tidak terjadi ha
Charlotte Shimon tahu apa itu.Dia tidak lagi mengepal tangannya, dia seolah-olah merasa hal terpenting dalam hidup ini telah lenyap.Tak lama Megan Shimon juga keluar dan memakai baju tidur, wajahnya memerah, dia berjalan pelan dan ada senyum bahagia terpancar dari wajahnya.“Megan, apa yang barusan kau dan Tuan Hank lakukan?” Laura Yasmeen berlari ke arah Megan Shimon dengan penuh semangat, sengaja bertanya dengan lantang."Bu, aku dan Tuan Hank barusan ... Aku sudah menjadi wanita Tuan Hank."Megan Shimon berjalan menuju Charlotte Shimon dan memegang tangan kecil Charlotte Shimon yang dingin. "Charlotte, jangan salahkan Tuan Hank. Jika kau mau menyalahkannya, salahkan aku. Aku tidak bisa tidak mencintai Tuan Hank. Ketahuilah bahwa aku turut bersedih atas apa yang terjadi padamu, tetapi kaulah yang membangun jembatan di antara kami."Laura Yasmeen tidak bisa menutupi kebahagiannya karena putrinya akhirnya naik ke atas ranjang, "Charlotte Shimon, pernikahanmu dengan Tuan Hank
Charlotte Shimon berdiri perlahan, mengulurkan tangannya untuk melepaskan kalung dan cincin yang ada pada dirinya. Cincin berlian yang berkilap tampak menyilaukan bahkan di dalam cahaya yang redup. Dia menjulurkan tangan kecilnya, menyerahkan semua kalung dan cincin berlian yang ada di genggamannya dan mengembalikannya kepada Lucas Hank.Bola mata Lucas Hank tampak semakin memerah, rasa sakitnya menusuk, urat di dahinya mulai terlihat jelas seolah mengeras dan menjadi kaku. Setelah terdiam beberapa saat, dia berkata dengan bodohnya, "Apa yang aku berikan tidak akan kuambil kembali. Jika kau tidak menyukainya, buanglah ke tempat sampah. ""Oh."Charlotte Shimon menjawab, lalu mengangkat tangannya dan melemparkan kalung dan cincin berlian itu ke tempat sampah di sampingnya.Lucas Hank merasa tenggorokannya semakin kering, tatapannya kosong melihat ke arah tempat sampah."Aku tidak menginginkan apapun darimu. Besok pukul 9 pagi, kita akan bertemu di Biro Urusan Sipil dan menandata
Nyonya Hank Tua membeku cukup lama dan tidak bisa berkata-kata. Dia menatap laki-laki yang sedang mencoba berbaring di pangkuannya saat itu. "Jika Charlotte pergi, apa yang akan kau lakukan?"Lucas Hank mengernyitkan bibirnya yang pucat, "Hidup akan kembali seperti masa lalu. Aku sudah terbiasa."Suaranya mengecil, terdengar lemah, hampa dan seperti menyalahkan dirinya sendiri.Nyonya Hank Tua menangis tersedu-sedu. Dengan sedih dia menyentuh rambut pendek Lucas Hank. Semua pria di keluarga Hank bermasalah, baik ayahnya atau anaknya.Wanita tua itu bahkan tidak tahu kesalahan yang dia perbuat. Pernikahan ini masih sangat dini, tapi sudah harus diakhiri. Selain banyak luka yang ada di hatinya, dia juga mengalami luka di seluruh tubuh."Oke, Nenek berjanji padamu untuk tidak pergi mencari ke Charlotte. Charlotte adalah gadis yang baik. Karena kalian berdua sendiri yang memilih untuk berpisah, tidak ada yang ingin Nenek katakan lagi. Tapi mulai hari ini kau harus melakukan perawata
Victoria Anne membawa Charlotte Shimon pergi, keduanya masuk ke dalam mobil Ferrari dan pergi.Lucas Hank berdiri di sana dan melihat ke arah perginya mobil sport itu. Dia tahu bahwa Victoria Anne sangat marah padanya. Victoria baru saja mengutuk dirinya. Tetapi pada saat ini, memiliki teman seperti Victoria Anne seharusnya tidak akan terlalu sedih. Tiba-tiba Lucas Hank merasa kesakitan, muncul lapisan keringat dingin di dahinya."Tuan Hank, ayo kita kembali ke rumah sakit secepatnya. Lukamu harus diobati. Nyonya Hank Tua sudah menyewa tim medis profesional untuk datang dan merawatmu," kata Andrew Frank.Lucas Hank terluka. Nyonya Hank Tua sangat khawatir tentang hal ini, dia telah memanggil tim medis untuk datang merawatnya. Hari ini dokter sebenarnya tidak memberikan izin kepadanya untuk keluar dan berjalan-jalan, tetapi dia tetap bersikeras.“Jangan beritahu Charlotte Shimon tentang lukaku. Aku tidak ingin ada yang mengatakan sepatah kata pun di depannya. Sekretaris Frank, apa
Laura Yasmeen berjalan ke samping ke tempat tidur dan Kakek Shimon sedang berbaring di tempat tidur.Mata Laura Yasmeen menunjukkan kebencian. Makhluk tua abadi ini sangat beruntung, bahkan racun tidak bisa membunuhnya.Dia segera mengeluarkan suntikan dan menusukkannya ke lengan Kakek Shimon.Tetapi dia merasa ada yang aneh, lengan kakek itu dingin dan kaku, seperti ... orang mati!Apa yang terjadi?Laura Yasmeen menjulurkan jari ke bawah hidung kakek itu, dia sudah tidak bernapas.Kakek itu sudah mati!Gawat, dia sudah terjebak! Pintu bangsal tiba-tiba terbuka dan cahaya putih yang menyilaukan menyinarinya. Sekelompok polisi bergegas ke depan dan langsung menahan Laura Yasmeen. Jarum suntik juga dimasukkan ke dalam sebuah kantong tertutup."Laura Yasmeen, sekarang kau dicurigai terlibat dengan kasus pembunuhan yang disengaja. Barang bukti sudah ada, ikut kami ke kantor polisi untuk diperiksa!"Mata Laura Yasmeen membelalak, dia sangat ketakutan. Dia berusaha menyangkal, "Lepaskan ak
Megan Shimon tertegun, dia sangat cemas dan panik.Kelopak mata kanannya terus berkedut dan dia mendapatkan firasat buruk. Ternyata, ini adalah sebuah perangkap. Dia sudah terjebak, bahkan ibunya sudah tertangkap basah.Megan Shimon tidak bisa berkata-kata. Setelah beberapa saat, dia kembali berdalih, "Jadi... apa maksudmu? Aku tidak tahu apa-apa, itu semua adalah perbuatan ibuku. Aku bahkan tidak tahu apa yang dia lakukan."Charlotte Shimon menatap Megan Shimon yang berusaha untuk tetap tenang. "Megan Shimon, jangan menyangkal lagi. Ibumu sudah mengaku, dia berkata semua ini adalah idemu."“Tidak mungkin!” Megan Shimon langsung menggelengkan kepalanya, “Ibu tidak mungkin mengatakan itu, kau berbohong!”Charlotte Shimon mengulurkan tangannya dan meraih kerah Megan Shimon. Dia menyuruhnya untuk melihat polisi di halaman. "Apakah polisi-polisi ini juga berbohong? Megan Shimon, Ibumu sudah mengakui segalanya ditambah dengan bukti dari kamera yang aku pasang. Kau dipastikan akan mendekam
Apa maksudnya?Megan Shimon tidak mengerti sama sekali.Charlotte Shimon berbohong tadi?Tidak ada video rekaman, Laura Yasmeen juga tidak mengkhianatinya, tidak ada bukti sama sekali, tapi dia yang mengakui sendiri, dia telah mengakui semuanya!Pada saat itu, pintu vila ditendang dengan keras dan polisi bergegas masuk. Charlotte Shimon menatap Megan Shimon. "Laura Yasmeen adalah seorang ibu yang baik. Saat ditangkap, dia hanya mengatakan semua adalah perbuatannya, tidak ada hubungannya denganmu. Dia bersedia menanggung semua tuduhan dan ingin menyelamatkanmu."Megan Shimon gemetar karena sangat marah, "Charlotte Shimon, aku akan membunuhmu!"Megan Shimon bergegas ke arah Charlotte Shimon.Tetapi tak lama kemudian, polisi menyergapnya dan memborgol pergelangan tangannya. Dia masih meronta sambil menatap lurus ke arah Charlotte Shimon dengan penuh amarah dan kebencian.Jika mata bisa membunuh, Charlotte Shimon sudah mati berkali-kali.“Megan!” William Shimon berjalan menghampiri.Berdi
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan