Megan Shimon tertegun, dia sangat cemas dan panik.Kelopak mata kanannya terus berkedut dan dia mendapatkan firasat buruk. Ternyata, ini adalah sebuah perangkap. Dia sudah terjebak, bahkan ibunya sudah tertangkap basah.Megan Shimon tidak bisa berkata-kata. Setelah beberapa saat, dia kembali berdalih, "Jadi... apa maksudmu? Aku tidak tahu apa-apa, itu semua adalah perbuatan ibuku. Aku bahkan tidak tahu apa yang dia lakukan."Charlotte Shimon menatap Megan Shimon yang berusaha untuk tetap tenang. "Megan Shimon, jangan menyangkal lagi. Ibumu sudah mengaku, dia berkata semua ini adalah idemu."“Tidak mungkin!” Megan Shimon langsung menggelengkan kepalanya, “Ibu tidak mungkin mengatakan itu, kau berbohong!”Charlotte Shimon mengulurkan tangannya dan meraih kerah Megan Shimon. Dia menyuruhnya untuk melihat polisi di halaman. "Apakah polisi-polisi ini juga berbohong? Megan Shimon, Ibumu sudah mengakui segalanya ditambah dengan bukti dari kamera yang aku pasang. Kau dipastikan akan mendekam
Apa maksudnya?Megan Shimon tidak mengerti sama sekali.Charlotte Shimon berbohong tadi?Tidak ada video rekaman, Laura Yasmeen juga tidak mengkhianatinya, tidak ada bukti sama sekali, tapi dia yang mengakui sendiri, dia telah mengakui semuanya!Pada saat itu, pintu vila ditendang dengan keras dan polisi bergegas masuk. Charlotte Shimon menatap Megan Shimon. "Laura Yasmeen adalah seorang ibu yang baik. Saat ditangkap, dia hanya mengatakan semua adalah perbuatannya, tidak ada hubungannya denganmu. Dia bersedia menanggung semua tuduhan dan ingin menyelamatkanmu."Megan Shimon gemetar karena sangat marah, "Charlotte Shimon, aku akan membunuhmu!"Megan Shimon bergegas ke arah Charlotte Shimon.Tetapi tak lama kemudian, polisi menyergapnya dan memborgol pergelangan tangannya. Dia masih meronta sambil menatap lurus ke arah Charlotte Shimon dengan penuh amarah dan kebencian.Jika mata bisa membunuh, Charlotte Shimon sudah mati berkali-kali.“Megan!” William Shimon berjalan menghampiri.Berdi
"Charlotte, aku pergi dulu. Aku akan menunggumu di Kota Regalsen."Setelah berbicara, Steve Turner membalikkan badan dan pergi.Steve Turner menunggunya di Kota Regalsen?Dia adalah salah satu dari empat konglomerat di Barbara Bay, dia berkata akan menunggunya di Kota Regalsen?Kota Regalsen lagi.Sepertinya ada banyak orang yang menunggunya di Kota Regalsen dan sepertinya ada sesuatu yang terus memanggilnya di sana.Sejak awal, Charlotte Shimon memiliki perasaan ini, tetapi ucapan Steve Turner tadi membuat perasaan ini semakin kuat.Charlotte Shimon memandang punggung Steve Turner. Hujan turun dengan deras. Steve Turner yang mengenakan setelan hitam, terlihat sangat tampan. Tetesan hujan yang jatuh dari permukaan payung sama sekali tidak membasahi tubuhnya, membuatnya tampak lebih misterius.Siapakah Steve Turner?Apakah dia benar-benar berada pada pihak Ibunya?Charlotte Shimon tahu Ibu sangat menyukai Steve Turner. Dulu Ibu selalu menggandengnya dengan satu tangan dan menggandeng St
Pertanyaan Nyonya Tua itu terlalu terus terang, Lucas Hank berusaha menghindar, "Aku tidak mengerti maksud Nenek."“Aduh, Lucas, kau masih berpura-pura suci di depan Nenek. Jangan pura-pura tidak mengerti apa-apa. Beritahu Nenek, kau menusuk dirimu dengan pisau hari itu, apakah sudah normal sekarang?” Raut wajah Nyonya Tua tidak berubah ketika bertanya itu.Lucas Hank tampak serius dan wajahnya menjadi agak murung, dia tidak mau menjawab pertanyaan ini.“Lucas, kau benar-benar tidak bisa melakukannya lagi sekarang?” Nyonya Tua itu sangat sedih, dia menangis tersedu-sedu sambil menarik Lucas Hank, “Kau masih muda, ditinggalkan istri, dan tidak ada anak, hanya sebatang kara. Bagaimana kau menjalani kehidupan di masa depan, kau sudah tidak bisa mempunyai keturunan."Lucas Hank tahu Neneknya sangat sedih, tetapi ... kondisinya memang tidak terlalu baik, tetapi mungkin karena belum pulih, atau karena pelayan kecil itu bukan Charlotte Shimon.Ada puluhan ribu gadis di dunia ini, walaupun ada
Sekarang jurnal medis ini seperti sebuah kunci, kunci untuk membuka babak baru dalam dunia Charlotte Shimon.Seketika, Charlotte Shimon melihat catatan jurnal medis itu bagaikan sebuah peti, terlebih lebih seperti ... peti harta karun.Charlotte Shimon mencoba teknik yang ditinggalkan Sophia Lowry di Lembaga Penelitian Privy, tetapi dia gagal menguasainya. Teknik jarum akupuntur ini sepertinya menjadi kunci untuk dapat mencapai tingkat selanjutnya.Charlotte Shimon memejamkan matanya beberapa saat. Kepalanya kacau, dia tidak bisa memahami semua teknik jarum yang sangat membingungkan ini. Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Victoria Anne datang. "Charlotte, ada apa denganmu? Jangan terlalu dibawa pusing, mungkin pada titik tertentu kau akan dapat mengerti dan memahami semuanya."Charlotte Shimon mengangguk. Dia menyingkirkan jurnal medisnya. Kedokteran membutuhkan waktu untuk dipelajari dan dipahami. Tidak ada cara untuk memahaminya dengan cepat. Hari ini dia sedikit lelah
“Vic, apakah hubungan ayah Lucas Hank dan Tina Morris baik?” tanya Charlotte Shimon."Ya, pasangan ini selalu menjadi pasangan legendaris di kota Regalsen. Kehidupan pribadi dan nama ayah Lucas Hank yang telah menjadi pembisnis selama bertahun-tahun cukup bersih tanpa ada skandal apa pun. Sebagai istri dari keluarga Hank, Tina Morris sangat disukai selama tiga puluh tahun."Victoria Anne melanjutkan, "Tapi pendiri Fly Jewelry, yaitu Tina Morris, memang seorang wanita cantik dan baik. Kabar burung mengatakan bahwa dia didambakan oleh seluruh pria di Regalsen ketika masih muda. Dia suka mengenakan gaun putih dan memegang beberapa buku di tangannya. Dengan rambut panjang dan rambut berkibar, dia tampak seperti peri yang berasal dari dunia luar. Semua orang menebak siapa yang akan bisa menjadi pasangannya.""Namun," Victoria Anne memandang muka Tina Morris di sampul majalah dan menggelengkan kepalanya, "Menurutku rumornya terlalu berlebihan. Tina Morris ini cantik, tapi aku tidak tahu a
Charlotte Shimon tidak hanya disukai banyak orang, dia pun juga sangat menyukainya.Lucas Hank mengangkat tumitnya.Charlotte Shimon mendengar anak laki-laki itu bersiul, tetapi seketika dia tidak mendengarkan suara itu lagi, suara tersebut hilang dan Charlotte berusaha untuk tidak memasukkannya ke dalam hati.Dia berjalan jauh dan menjadi lapar karena mencium aroma makanan dari jauh, terutama aroma lobster yang dijual di warung pinggir jalan.Dia dan Victoria Anne pernah ke sini sebelumnya dan paling suka makan lobster itu.Charlotte Shimon ingin memakannya, tetapi dia tidak bisa melihat. Agak merepotkan untuk mengupas lobster jika tidak dapat melihat, jadi dia memutuskan untuk tidak memakannya.Dia berjalan ke sebuah restoran mie dan berteriak dengan suara manis, "Bos, berikan aku semangkuk mie goreng dengan telur."Pemilik kedai mie ini masih sangat muda. Ia memulai bisnisnya sendiri setelah lulus dari perguruan tinggi. Gadis cantik seperti Charlotte Shimon sangat enak dipanda
Mobil mewah itu parkir di pinggir jalan. Kaca jendelanya tidak diturunkan, kaca film mobil itu tebal dan membuatnya susah melihat isi mobil itu.Namun tampaknya ada sepasang mata yang terlihat memandang luar melalui jendela mobil.Pejalan kaki yang lewat tidak tahan untuk tidak melihat ke arah mobil itu.Lucas Hank memandang mobil mewah itu. Dia tahu siapa yang ada di dalam mobil itu dan siapa yang ada di sini. Mata Lucas Hank sepertinya sedang melihat orang yang berada di dalam melalui kaca mobil itu, orang yang berada di dalamnya juga menatapnya, mata mereka saling bertatapan.Setelah beberapa saat, Lucas Hank membuang muka dan terus mengikuti Charlotte Shimon....Di dalam mobil mewah itu, sang pengemudi melihat ke arah belakang melalui kaca spion, lalu bertanya dengan nada rendah penuh hormat, "Pak, apakah kita masih akan mengikuti Tuan Muda?"Pria di kursi belakang tersembunyi dalam cahaya redup, beberapa detik kemudian berkata, "Tidak, kita pergi ke Orlane Estate untuk m
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan