Apa yang dia lakukan?Bangs*t!Brenda Wright mencengkram pakaiannya untuk melindungi dirinya. "Hugh Randall, jika kau masih seperti ini, aku benar-benar akan menularkan virus ini padamu!"Hugh Randall langsung mendorong Brenda Wright ke lantai dan menatapnya. "Kalau begitu cepat tularkan virusnya, agar keinginanmu terkabul.”Setelah berbicara, dia mencium bibir merahnya.Brenda Wright membelalakkan matanya dan tercengang beberapa saat. Dia tidak bisa percaya dengan yang dia lakukan. Wajahnya sudah rusak, tetapi dia masih bisa menciumnya, dia benar-benar psikopat.Dia mendorong dada Hugh Randall dengan kedua tangan, "Umm, umm ... lepaskan aku!"Hugh Randall tidak melepaskannya dan membuka matanya untuk melihatnya meronta, dan terus menciumnya.Dia sangat manis, seperti permen susu yang diberikan oleh ibunya ketika masih kecil. Rasanya tidak terlalu manis, hanya sedikit manis, sehingga membuatnya kecanduan.Hugh Randall membuka mulutnya dengan paksa dan memperdalam ciumannya. Brenda W
Ini adalah sinyal yang sangat berbahaya.Jika Brenda Wright benar-benar ingin membunuhnya tadi, nyawanya sudah melayang. Perasaan menggantungkan nyawanya di tangan orang lain benar-benar sangat tidak nyaman.Apa lagi, dia berani menodongkan pistol ke arahnya.Dia pasti sangat membencinya.Hugh Randall mendengus dan pergi dari sini....Hugh Randall tidak mencari Brenda Wright lagi, dia terus menerus bergonta-ganti wanita setiap malam akhir-akhir ini.Pada hari Festival Kue Bulan, ada sebuah kotak hadiah besar dikirimkan untuk Brenda Wright.Brenda Wright selalu berhubungan dengan Chelsea beberapa bulan ini. Dia tahu ini dikirimkan oleh Chelsea dan ini sangat penting untuknya.Sayangnya, kotak itu disita oleh Janet.Janet paling sering dipilih untuk menenami Hugh Randall akhir-akhir ini. Siapa pun yang paling disayang memiliki status yang lebih tinggi, jadi dia langsung mendapatkan kotak hadiah Brenda Wright.Untuk pertama kalinya, Brenda Wright meninggalkan halaman belakang dan kembali
Hugh Randall mendorong para wanita cantik di sekelilingnya. "Sudah, jangan ribut lagi, Tuan Muda Hill akan datang malam ini, jangan membuat masalah, mengerti?"Bagaimana mungkin para wanita cantik ini berani membuat masalah, mereka segera mengangguk. "Ya, kami mengerti."Hugh Randall naik ke lantai atas, menuju ruang kerja, para wanita cantik itu mengelilingi Janet."Adik Janet, Brenda Wright itu sangat ganas, apakah kau terluka?""Malam ini adalah Festival Kue Bulan. Raja Hugh sudah memilihmu untuk menghabiskan malam bersama. Kau sangat beruntung.""Adik Janet, jangan lupakan kami nanti, kami semua mendukungmu."Janet terluka cukup parah. Brenda Wright sangat emosi tadi. Namun, karena luka ini, dia bisa dimanja Hugh Randall malam ini, dia merasa ini sangat layak.Namun, Hugh Randall masih tidak belum pernah tidur dengannya, dia selalu tidur di sofa selama ini.Janet diam-diam mengepalkan tangannya, dia ingin menguji isi hati Hugh Randall.Jika Hugh Randall masih tidak menyentuhnya m
Plak!Julius Hill segera menarik jarinya dan menutup album foto itu. Album foto ini seperti membakar ujung jarinya dan membakar hatinya.Matanya segera memerah. Dia tiba-tiba bangkit dan berjalan ke depan jendela setinggi langit-langit.Dia mengeluarkan sebatang rokok dan mulai merokok lagi.Malam ini sangat sunyi....Dini hari berikutnya."Tok, tok," Sven mengetuk pintu ruang kerja. Selama ini, Julius Hill tidak tidur di kamar tidur utama lagi, hanya beristirahat di ruang kerja.Tak lama kemudian terdengar suara serak dari dalam, "Masuk."Sven membuka pintu dan masuk, dan tiba-tiba mencium bau rokok yang pekat.Julius Hill masih mengenakan kemeja semalam dan berdiri sendirian di depan jendela, matanya merah, dia terjaga sepanjang malam."Tuan, mengapa kau tidak tidur lagi? Jika terus menerus begini, kau akan sakit."Julius Hill tidak bisa tidur dengan nyenyak akhir-akhir ini. Meskipun racun dalam tubuhnya sudah hilang, dia sering insomnia jadi kadang dia tidak tidur sama sekali. Sven
Julius Hill tidak masuk ke rumah Keluarga Hank, hanya berdiri di samping mobil untuk menunggunya. Segera pintu villa dibuka, Bibi Krista membantu Chelsea keluar.Hari ini, Chelsea mengenakan baju hamil kuning yang longgar dan kardigan putih. Rambut hitamnya terurai, terlihat segar, lembut dan manis.Dia masih sama seperti gadis dalam ingatannya, masih sangat menarik perhatiannya. Julius Hill mengepalkan tangannya, tetapi tidak ada ekspresi di wajahnya, dia terlihat sangat dingin.Chelsea sudah lama tidak melihatnya. Hanya mendengar dia sudah sembuh, tetapi tidak pernah bisa melihatnya sendiri. Sekarang dia sudah bisa melihatnya.Dia mengenakan kemeja putih kesukaannya. Wajah pria itu sangat tampan dan perawakannya sangat dingin. Dia tampak lebih tampan dan menawan.Jantung Chelsea berdebar kencang. Dia juga merasa sangat aneh, dia sudah mengenalnya begitu lama, tetapi setiap kali melihatnya, jantungnya masih berdebar-debar. Perasaan malu dan manisnya cinta pertama bergejolak dalam hat
“Tuan Putri, aku bantu gosok perutmu.” Bibi Krista berkata.Chelsea memegang perutnya dan bergumam, "Tidak perlu, aku akan menggosoknya sendiri."Julius Hill melihatnya melalui kaca spion. Chelsea menundukkan kepalanya jadi tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tetapi matanya masih berkaca-kaca. Sekarang dia sedang memegang perutnya, bisa dirasakan dia sangat mencintai anak dalam perutnya.Julius Hill mengalihkan pandangannya, terkadang dia tidak mengerti, jika dia sangat mencintai anak ini, mengapa ... tidak menginginkan ayah anak ini lagi?Mengapa dia tidak memikirkan anaknya, ketika berpisah dengannya?Dia sudah berusaha menahannya, tetapi Chelsea menolaknya dengan tegas.Mereka sudah tiba di rumah sakit, Julius Hill turun dari mobil, lalu membuka pintu belakang, Chelsea keluar dari mobil dengan perut hamilnya.Dia menapakkan sepasang kakinya di tanah, tetapi tidak bisa berdiri dengan kokoh, dan langsung merosot ke tanah.Julius Hill segera mengulurkan tangan untuk merangkul pin
Tubuhnya tiba-tiba diangkat, Chelsea berteriak karena terkejut dan segera merangkul leher Julius Hill.“Wow, lihat suaminya sangat kuat, benar-benar membuat iri.” Suara iri orang lain terdengar dari belakang.Chelsea merasa sangat senang. Dia melihat wajah tampan Julius Hill dari dekat, sudah lama tidak melihatnya dari begitu dekat. Selama ini dia hanya muncul dalam mimpinya.Merasakan tatapannya, Julius Hill juga menatapnya, mereka berdua saling bertatapan.Chelsea menundukkan kepalanya terlebih dahulu.Julius Hill merasa dia tidak berat sama sekali, meskipun sudah hamil lebih dari lima bulan. Dia mengerutkan alisnya, "Mengapa tidak makan?""Aku tidak ingin makan …”“Apakah nafsu makanmu masih buruk?” Nafsu makannya buruk sejak mengetahui dirinya hamil dan hanya makan sangat sedikit.Chelsea mengangguk, "Ya.""Tapi tetap harus makan lebih banyak, jangan membuat anakku kelaparan.""..."Dia berbicara seolah-olah dia sengaja membuat anaknya kelaparan. Dia juga ingin makan, tetapi dia
Julius Hill menyentuh perutnya.Perutnya sangat runcing, tapi tidak terlalu besar. Sekarang telapak tangannya bisa menutupi seluruh perutnya.Ini adalah putranya.Julius Hill merasa terharu, jari-jarinya bergerak dan perlahan mengusap perutnya.Pada saat ini, Julius Hill tiba-tiba merasa telapak tangannya ditendang, bayi di dalamnya ternyata bergerak.Mata Julius Hill berbinar. Ini benar-benar luar biasa. Dia menatap Chelsea dan berkata, "Putraku sepertinya ... menendangku."Chelsea juga merasakannya, dia mengangguk. "Iya, dia menendangmu, mungkin dia sedang berinteraksi denganmu."Ray Kecil sangat aktif dan lincah dan sering menendang perut Chelsea. Ini adalah pertemuan pertama dengan ayahnya, Ray Kecil tidak sabar ingin menyapa Ayah.Tangan Julius Hill bergerak lagi. Ray Kecil di perutnya juga mengikuti dan menendangnya.Julius Hill merasa sangat senang, putranya benar-benar menendangnya.Pada saat ini, tangan kecil Chelsea menutupi telapak tangan besarnya dan tersenyum lembut, "Ray
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan