Julius Hill menyentuh perutnya.Perutnya sangat runcing, tapi tidak terlalu besar. Sekarang telapak tangannya bisa menutupi seluruh perutnya.Ini adalah putranya.Julius Hill merasa terharu, jari-jarinya bergerak dan perlahan mengusap perutnya.Pada saat ini, Julius Hill tiba-tiba merasa telapak tangannya ditendang, bayi di dalamnya ternyata bergerak.Mata Julius Hill berbinar. Ini benar-benar luar biasa. Dia menatap Chelsea dan berkata, "Putraku sepertinya ... menendangku."Chelsea juga merasakannya, dia mengangguk. "Iya, dia menendangmu, mungkin dia sedang berinteraksi denganmu."Ray Kecil sangat aktif dan lincah dan sering menendang perut Chelsea. Ini adalah pertemuan pertama dengan ayahnya, Ray Kecil tidak sabar ingin menyapa Ayah.Tangan Julius Hill bergerak lagi. Ray Kecil di perutnya juga mengikuti dan menendangnya.Julius Hill merasa sangat senang, putranya benar-benar menendangnya.Pada saat ini, tangan kecil Chelsea menutupi telapak tangan besarnya dan tersenyum lembut, "Ray
Bibi Krista tahu bahwa Tuan Putri merasa malu, tetapi dia harus mengingatkannya. Sebagai orang yang berpengalaman, dia merasa Tuan Muda Hill merencanakan sesuatu yang jahat untuk tuan putrinya.Chelsea pergi ke taman belakang. Dia duduk di ayunan dan membuka tutup yogurt, lalu mengambil satu sendok kecil yogurt dan memasukkannya ke dalam mulut. Rasanya asam dan manis, sangat enak.Chelsea memegang perutnya --- Sayang, apakah kau suka tempat ini? Ini adalah tempat tinggal Ayah dan Ibu.Memikirkan manisnya masa lalu, Chelsea tersenyum tipis.Pada saat ini, terdengar suara yang akrab, "Apa yang kau tertawakan?"Chelsea mendongak dan Julius Hill datang.“Oh, aku tidak menertawakan apa pun, hanya sedang mengelus bayiku.” Chelsea berusaha berdalih dan menyesap yogurt.Julius Hill melihatnya makan yogurt sepertinya sangat enak, "Yogurtnya enak?"“Ya, enak, mau coba sedikit?” Chelsea secara spontan mengambil sedikit yogurt untuknya.Julius Hill tidak bergerak.Tangan Chelsea membeku. Dia ter
Tapi tubuh tinggi pria itu tidak bergerak, tidak peduli seberapa keras dia mencoba, tetap tidak bisa mendorongnya.Tangan Chelsea yang menempel di dadanya perlahan meringkuk, meraih kemeja di dadanya, perlawanannya mulai mereda.Merasa dia sudah menyerah, Julius Hill perlahan melepaskannya, tetapi wajah tampannya masih dekat dengan wajahnya, kedua orang itu saling bertatapan. "Kau belum menjawab pertanyaanku."Pertanyaan apa?Pria itu bertanya apakah dia sudah menemukan pasangan berikutnya.Chelsea mengedipkan matanya. "Tidak, aku sedang hamil sekarang, siapa yang menginginkan seorang wanita hamil?""Belum tentu," Julius Hill berkata dengan suara serak.Wajah Chelsea memerah, tatapannya sangat panas, seolah-olah akan melelehkannya.Pada saat ini Julius Hill mencium bibir merahnya lagi.Chelsea terus bergumul dalam hatinya, ada suara yang berulang kali berkata di telinganya --- Dorong dia, cepat dorong dia.Tetapi dia seperti tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan merasa sangat tidak
Jun Fowler sudah ke lantai atas!Astaga, pelayan itu sangat terkejut dan segera menghentikannya. "Nona Jun, kau tidak boleh ke atas. Tuan akan marah jika mengetahuinya."Karena Julius Hill gila kerja akhir-akhir ini, dia bahkan tidur di ruang kerja, jadi Jun Fowler langsung pergi ke ruang kerja, dia membuka pintu ruang belajar, "Tuan Muda Hill ..."Tidak ada orang di dalam.Julius Hill tidak ada dalam ruang kerja.Di mana dia?Jun Fowler mengarahkan pandangannya ke pintu kamar tidur utama di sebelah.Apakah mungkin dia dan Chelsea berada di kamar tidur utama?“Nona Jun, tolong jangan mempersulit kami. Tuan pasti akan marah jika kau menerobos masuk, biarkan kami memberitahu tuan terlebih dahulu.” Pelayan itu hampir menangis.Makin dihalangi, Jun Fowler makin curiga. Dia mendorong pelayan itu. "Minggir, jangan halangi jalanku."Jun Fowler segera berjalan ke pintu kamar tidur utama, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Tetapi detik berikutnya tangannya membeku karena dia men
Julius Hill berjalan keluar, berdiri di bawah lentera di koridor dan menatap Chelsea di depannya.Bibi Krista sudah membuka pintu belakang. Chelsea menatapnya sebelum masuk ke mobil.Kedua pasang mata saling bertatapan sejenak. Chelsea menarik kembali pandangannya dan membungkukkan badan untuk masuk ke dalam mobil.Mobil mewah itu membawanya pergi.Dia sudah pergi.Benar-benar sudah pergi.Julius Hill berdiri di sana cukup lama, melihat ke arah Chelsea menghilang.Pada saat ini Jun Fowler datang. "Tuan Muda Hill, ada apa dengan kalian, apakah Tuan Putri Chelsea tidak bisa melupakanmu?"Tidak ada ekspresi di wajah Julius Hill, hanya berkata dengan santai, "Tidak ada hubungan dengannya, tapi aku."Jun Fowler menatap pria di sampingnya. Dia tidak rela Chelsea dikritik sama sekali, dia bahkan tidak mengatakan apa-apa, pria itu langsung membelanya. Untuk pertama kalinya dia menyadari tidak peduli seberapa besar usahanya, dia tidak akan bisa berjalan ke sisinya."Tuan Muda Hill, kita akan s
Julius Hill tidak mendapat jawaban dari Keluarga Hank, alih-alih mendapatkan kabar tentang Keluarga Hank sudah pindah.Julius Hill menatap Sven. "Apa yang kau katakan, pindah?""Ya, Tuan, ketika kami pergi ke sana, rumah Keluarga Hank sudah kosong, tidak ada seorang pun di dalam."Kedua telapak tangan besarnya mengepal, mereka sudah membawa Chelsea pergi. Dia langsung menghilang dalam semalam.Chelsea sudah pergi."Tuan, Keluarga Hank meninggalkan pesan untukmu.""Apa yang mereka katakan?""Keluarga Hank berkata agar Tuan Putri Chelsea bisa merawat janinnya dengan baik, mereka membawa Tuan Putri Chelsea pindah ke tempat yang lebih cocok. Mereka harap Tuan tidak mencari mereka dan jangan ganggu mereka. Setelah bayinya lahir, mereka akan mengantarkannya padamu.”Mereka berkata seperti ini, berarti setelah beberapa bulan, dia hanya bisa melihat putranya, dan tidak bisa melihat Chelsea, bukankah begitu?Mata Julius Hill memerah. Dia menghempaskan semua dokumen di atas meja ke tanah....B
Brenda Wright yang didorong, tampak ketakutan dan berusaha mendorongnya. "Apa yang kau lakukan, mengapa tiba-tiba muncul di sini? Bukankah kau seharusnya bersama Janet?"Hugh Randall memegang wajah kecilnya untuk mencegahnya bergerak, kemudian mencium matanya yang indah, dia hanya ingin mencium matanya sekarang."Brenda Wright, aku berubah pikiran dan datang ke kamarmu. Apakah kau merasa bangga? Baik, aku akan memberimu kesempatan untuk merasa bangga."Apa yang dia katakan?“Lepaskan aku, aku tidak mau kesempatan ini, jangan sentuh aku.” Brenda Wright membuka mulut untuk menggigitnya.Tetapi Hugh Randall sudah mewaspadainya. Akhir-akhir ini, dia sangat suka menggigit orang. Dia meremas wajah kecilnya. "Brenda Wright, apakah kau seekor anak anjing? Jika kau berani menggigitku, aku berjanji akan membuatmu menyesal."Brenda Wright sangat kesal dan cemas, tubuh bagian atasnya ditindih dan tidak bisa bergerak, dia segera mengangkat kaki untuk menendangnya.Tetapi Hugh Randall langsung me
Brenda Wright terkejut. Dia tidak menyangka Hugh Randall, yang mempunyai begitu banyak wanita di haremnya, ternyata masih menjaga kesuciannya?Bagaimana mungkin, apakah pria yang datang ke kamarnya untuk menodainya dengan ganas bukan dia?Sepengetahuan Brenda Wright, kehidupan Hugh Randall sangat tidak bermoral. Lahir di zaman modern, tetapi menganggap dirinya adalah raja di zaman kuno yang punya banyak wanita. Ternyata semua ini tidak benar, dia tercengang.Melihat reaksi Brenda Wright, Janet tahu dia adalah pengecualian, "Brenda Wright, apakah Hugh Randall benar-benar menidurimu? Dia tidak pernah menyentuh wanita lain, tapi hanya menyentuhmu, bukan?"Meskipun Janet hanya berpura-pura dan mendekati Hugh Randall hanya untuk membunuhnya, setelah bersamanya cukup lama, watak Hugh Randal yang keras dan mendominasi, telah memikat hati Janet. Janet benar-benar ingin tidur dengannya.Selain itu, dengan kecantikannya, Hugh Randall adalah satu-satunya pria yang belum bisa dia taklukkan sampai
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan