Alasan Julius Hill tidak mengemukakan pendapatnya adalah dia ingin melihat pilihan Chelsea.Jika Chelsea memilih untuk pergi dengan Tuan Muda Westin kali ini, dia tidak akan menghalanginya. Dia akan melepaskan Chelsea sepenuhnya. Selama bertahun-tahun, Chelsea seperti tali layang-layang yang dia pegang erat-erat. Karena latar belakangnya yang mulia, dia selalu menatapnya dari jauh. Dia rela meninggalkan segalanya demi mendapatkan cintanya. Meskipun sudah ditinggalkan, dia masih tidak bisa melepaskannya dan ingin mengurung dia di sisinya.Chelsea tidak akan pernah mengerti betapa dia mencintainya.Sekarang dia sudah lelah.Ajalnya sudah dekat, jika Chelsea ingin pergi, maka kali ini dia akan melepaskannya.Lepaskan dia, juga lepaskan dirinya sendiri....Chelsea kembali ke kamarnya. Dia tidak bisa tidur lagi. Tuan Muda Westin memberinya pilihan tetapi dia tidak tahu bagaimana memilihnya.Dia seharusnya memilih untuk pergi. Ada banyak hal yang dia khawatirkan di luar, pergi dari sini ad
Di lantai atas, Julius Hill melihat Chelsea masuk ke mobil mewah bersama Tuan Muda Westin, kemudian mobil itu menghilang dari pandangannya. Dia tidak menoleh, tetapi hanya berkata, "Benar, aku tidak pernah berencana menikahimu, aku juga tidak menyukaimu."Jun Fowler adalah gadis yang cerdas. Dia sudah menebak ada cerita antara Julius Hill dan Chelsea, tetapi semua itu adalah masa lalu, jadi dia tidak peduli. Tetapi sekarang, Julius Hill berkata dia tidak pernah berencana menikahinya dan tidak menyukainya.Wajah Jun Fowler menjadi pucat, dia mengepalkan tangannya. "Kalau begitu, mengapa kau berpura-pura ingin menikah denganku?"Julius Hill melihat ke arah menghilangnya Chelsea, "Karena, aku ingin melihat apakah dia tulus padaku."Ternyata dia sudah diperalat, dia adalah alat yang digunakan oleh Julius Hill untuk menguji perasaan Chelsea.Jun Fowler sangat marah dan langsung menampar Julius Hill dengan kencang.Plak!Julius Hill tidak menghindar.“Julius Hill, aku tidak menyukaimu lagi
Julius Hill membeku, dia segera mencubit pinggangnya dan mendorongnya ke belakang, langsung mengurung Chelsea di dinding dengan lengannya."Apa yang ingin kau mainkan kali ini?" dia bertanya dengan suara serak.Chelsea menarik kemeja di pinggangnya. "Julius Hill, aku tidak mau pergi dengan orang lain.""Ya?""Ibu Negara Chelsea sudah mati, jadi biarkan saja dia mati, aku tidak ingin kembali.""Lalu apa?"“Lalu, bisakah kau … tidak menikahi orang lain?” Chelsea mendongak dan menatapnya.Julius Hill tidak berbicara.Chelsea berkata, "Dulu aku yang bersalah padamu. Aku akan tinggal di sini untuk menebusnya. Kau bisa melakukan apa pun padaku, selama kau tidak menikahi orang lain. Julius Hill, aku belum melupakan janji kita lima tahun lalu. Sekarang aku datang untuk memenuhinya, tetapi apakah kau masih menginginkan aku?"Janji lima tahun lalu ...Janji apa?Janji bahwa dia tidak akan menjadi Tuan Putri Chelsea lagi, dan dia tidak menjadi Julius Hill, Tuan Muda Kerajaan Putri Duyung, mereka
Sebenarnya, Jun Fowler mencari Julius Hill untuk memberinya kesempatan lagi. Bagaimanapun, dia dan Chelsea adalah masa lalu, dia sangat menyukai Julius Hill, dia pasti bisa membuat Julius Hill juga menyukainya.Bagi Jun Fowler, Julius Hill adalah sebuah tantangan.Namun, dia tidak menyangka akan melihat pemandangan ini. Jika hubungan Julius Hill dan Chelsea belum tuntas, tidak seharusnya dia menyeretnya ke dalam hubungan ini. Menjadikan dia sebagai pion, menurut Jun Fowler adalah sebuah penghinaan.Julius Hill tidak menghindar, dan menerima tamparan Jun Fowler sekali lagi.Karena dia memang bersalah, jadi dia menderita dua tamparan ini.Tapi Julius Hill mengerutkan bibirnya, dan wajah tampannya cemberut.Dia bisa membiarkan Chelsea menamparnya, tetapi tidak berarti Jun Fowler juga bisa melakukan hal yang sama.Ah!Chelsea segera mengusap bekas tamparan di wajah Julius Hill dengan sedih, "Nona Jun, maaf, kami bersalah padamu, tetapi kau jangan memukulnya, pukul saja aku. Aku … aku yang
Chelsea memprotes dalam hatinya, kapan dia menggoda pria lain?Dia tidak menggoda Tuan Muda Westin, tetapi pria itu yang mencarinya.Tetapi Chelsea tidak berani mengatakannya, dia mengangguk dengan patuh, "Baik."Kemudian Chelsea berkata, "Aku ingin mandi dulu."Julius Hill menatapnya, "Mandi bersama?"Wajah Chelsea merona merah, seperti udang rebus, "Tidak mau ... aku belum terbiasa ..."“Kenapa, kau belum pernah mandi bersama Rosen sebelumnya?” Julius Hill bertanya pelan.Apa?Chelsea menatapnya dengan kaget.Julius Hill mengerutkan bibirnya, menyadari dia sudah mengangkat topik yang tidak menyenangkan dan hanya akan membuat dirinya kesal.“Kalau begitu, cepat mandi.” Julius Hill duduk tegak dan melepaskannya.Chelsea menyadari Julius Hill belum tahu Rosen sudah meninggal, jadi dia masih keberatan pernikahannya. Kalau digantikan dengan dia, dia juga akan keberatan bahkan sangat cemburu.Chelsea duduk dan memeluk pinggangnya dari belakang. Dia membenamkan wajah kecilnya di pundaknya.
Julius Hill tidak menghindar, dia menatap Chelsea. "Pil jantung adalah obat yang berharga."“Obat?” Chelsea menarik lengan baju Julius Hill dengan cemas, “Apakah kau baik-baik saja? Mana yang tidak nyaman?”Julius Hill melengkungkan bibirnya. "Apakah badanku sehat-sehat saja, kau tidak bisa merasakannya? Atau kau sangat ingin mengetahui apakah aku merasa nyaman?"Chelsea, "..."“Aku sangat sehat, pil jantung ini sangat berharga, tetua yang menginginkannya.” Julius Hill terpaksa melemparnya ke tetua.Chelsea merasa curiga, "Benarkah?"“Tentu saja benar. Ayo, kita sarapan dulu.” Julius Hill membawa Chelsea ke ruang makan.Pelayan menyajikan sarapan yang lezat. Kemarin, Chelsea masih seorang pelayan kecil, Anu. Tak disangka hari ini bisa duduk sejajar dengan tuannya. Para pelayan mulai mengerti kecantikan memang senjata yang menakjubkan.Kemarin, beberapa pelayan tiba-tiba menghilang. Mereka adalah orang-orang yang mengerjai Chelsea. Meskipun para pelayan ini sangat iri pada Chelsea, me
Tentu saja Julius Hill menginginkan putra dari Chelsea!Pria mana di dunia ini yang tidak ingin mendapatkan anak dari wanita kesayangannya.Dia pernah melahirkan seorang putra untuk Rosen. Pemandangan dia berdiri bersama Rosen dan pangeran kecil masih sangat menyakiti matanya. Dia juga menginginkan seorang anak darinya.Sebenarnya tidak masalah kalau bukan anak laki-laki, anak perempuan yang Chelsea lahirkan pasti sangat mirip dengannya, dan dia juga akan sangat menyukainya.Selama itu adalah anak yang dia lahirkan untuknya."Julius, aku sudah setuju kalian bersama, jadi kau harus membuat Chelsea hamil sesegera mungkin. Hanya dengan mengandung darah dagingmu, aku akan mengakui identitasnya secara resmi."...Ketika Julius Hill turun, dia melihat Chelsea berdiri di dekat jendela dan sedang melamun seperti sedang memikirkan sesuatu."Tuan, Tuan Muda Westin baru saja datang, setelah mengobrol dengan Nona Chelsea, dia pergi." Seorang anak bawah melapor dengan suara pelan.Julius Hill meras
Chelsea berjalan ke belakang Julius Hill, mengulurkan tangannya dan mulai memijat pundak Julius Hill.Dia tidak pernah memijat sebelumnya. Julius Hill merasa gadis itu tidak bertenaga sama sekali, sentuhannya hanya membuatnya merasa gatal. Julius Hill duduk tegak, jakunnya bergerak naik turun. “Tuan, apakah cukup nyaman?” Chelsea bertanya.Julius Hill, "Tidak nyaman!"“Tuan, izinkan aku memijat pelipismu, ya?” Tangan Chelsea mendarat di pelipisnya dan mulai memijat.Julius Hill meraih tangan kecilnya dan menariknya, Chelsea langsung jatuh ke pahanya.Chelsea menatapnya dengan malu-malu, "Tuan, ada apa denganmu, apakah Anu berbuat salah?""..." Julius Hill yakin, dia benar-benar ingin bermain dengannya.Tuan Muda Westin berkata dia adalah pelayan kecil yang memikat. Dia tidak terlalu memikirkannya saat itu. Sekarang dia merasa Chelsea berbakat menjadi "pelayan kecil." Julius Hill mengerutkan alisnya, "Kau tidak melayaniku dengan baik sama sekali!"“Oh, apa yang harus aku lakukan, Tu
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan