Chelsea memiliki banyak pertanyaan dalam benaknya, tetapi tidak ada yang bisa menjelaskannya. Dia menutup matanya dan tertidur.Entah setelah berapa lama, Chelsea merasa ada yang menatapnya.Chelsea membuka matanya dan melihat bayangan hitam berdiri di depannya, seperti hantu dari neraka, sangat menakutkan."Ah!" Chelsea berteriak."Kenapa berteriak, nyalimu sekecil ini?" kata hantu di depannya.Suara ini sangat akrab, ini adalah ... Julius Hill.Pada saat ini, cahaya dari luar masuk dan langsung mengenai wajah Chelsea. Chelsea merasa sangat silau, jadi dia mengulurkan tangan untuk menghalangi cahaya. Julius Hill berdiri di depannya dan menatapnya."Julius Hill, apa yang sedang terjadi? Apakah kau yang membawaku ke sini?" Chelsea bertanya.Julius Hill mengangguk. "Benar, aku yang membawamu ke sini.""Kalau begitu, cepat biarkan aku pergi!""Pergi? Kau mau pergi ke mana? Chelsea, Ibu Negara sudah mati. Bagi orang luar, kau sudah mati. Sekarang kau adalah hantu yang kesepian. Meskipun d
Jun Fowler, "Tuan Muda Hill, siapa pelayan kecil itu?"Julius Hill berkata dengan santai, "Hanya seorang pelayan kecil, bukan siapa-siapa."Dia tidak ingin membicarakan pelayan kecil itu, Jun Fowler melirik Chelsea di belakangnya lagi....Chelsea terpaksa menyapu lantai lagi. Dia mengutuk Julius Hill ratusan kali di dalam hatinya, sekarang dia suka menghina dan mengerjainya, benar-benar menjijikkan.“Anu, kau tidak perlu menyapu lagi, cepat masuk ke dalam dan layani Tuan Muda.” Pada saat ini, kepala pelayan berkata.Chelsea terpaksa berjalan masuk. Julius Hill dan Jun Fowler sedang makan di ruang makan.Chelsea berdiri diam-diam di samping, berusaha tidak menarik perhatian mereka.Ketika Julius Hill menatap Chelsea, gadis itu menundukkan kepala untuk menghindari tatapannya. Bagus sekali, sepertinya dia mulai takut dengannya, tapi ini baru permulaan.Dia belum puas mengerjainya!"Kau, kemari," kata Julius Hill.Chelsea merasa sakit kepala setiap kali mendengar suaranya, dia bahkan mema
Sopir membalikkan badan dengan tergesa-gesa, tidak berani melihat lagi.Julius Hill menatap Chelsea. "Sudah puas peluknya?"Chelsea masih bingung, "Apa?"Julius Hill mendorongnya dan Chelsea langsung jatuh dari pahanya.Chelsea jatuh ke bawah dengan keras, pantatnya sangat panas dan sakit.Julius Hill sudah bangkit dan tidak melihat Chelsea, tetapi merapikan pakaiannya dengan sombong, kemudian menggandeng tangan Jun Fowler, "Jun, ayo turun."“Baik.” Jun Fowler melirik Chelsea, kemudian mengikuti Julius Hill turun dari mobil.Chelsea, yang jatuh ke tanah, merasa sangat malu. Mengapa dia melakukan hal yang memalukan?...Di mal.Julius Hill membawa Jun Fowler ke sebuah toko pakaian wanita, Jun Fowler sedang memilih pakaian dan Chelsea berdiri di samping.Pada saat ini, seorang pramuniaga datang dan berkata dengan antusias, "Tuan, apakah kau ingin membeli baju untuk pacarmu?"Sambil berbicara, pramuniaga itu menatap Chelsea dan memuji, "Pacarmu sangat cantik, tubuhnya juga bagus. Ada ba
Chelsea segera menatap Julius Hill dan menunggu tanggapannya.Julius Hill mengangkat alisnya. "Aku pernah memberikan cincin pada seorang gadis."Dia memberikan jawabannya dengan sangat jujur.Jun Fowler membeku. Dia tidak menyangka Julius Hill pernah memberi cincin berlian pada seorang gadis, "Siapa gadis itu?""Dia sudah meninggal."Dia sudah meninggal.Chelsea mengerti maksudnya. Dia mengatakan Chelsea yang masih remaja sudah meninggal, hilang bersama pemuda yang dingin dalam ingatannya.Jun Fowler merasa agak tidak nyaman. Tunangannya, pria yang disukainya ternyata pernah memberikan cincin berlian pada gadis lain. Wanita mana pun pasti akan merasa keberatan, tetapi gadis itu sudah meninggal.“Tuan Muda Hill, cincin berlian jenis apa yang kau berikan, aku juga menginginkan yang itu,” Jun Fowler berkata dengan manja.Julius Hill mengerutkan bibir, "Sudah tidak ada lagi."Sudah tidak ada lagi?"Tapi …”Julius Hill merangkul pundak Jun Fowler."Masa lalu sudah berlalu, sekarang dan mas
Melihat tubuh tinggi Julius Hill tiba-tiba ambruk, Chelsea menarik napas dalam-dalam, "Julius Hill!"Dia berteriak dan segera berlari ke arahnya.Tetapi Sven menghalangi Chelsea, "Jauhi tuan mudaku.""Ada apa dengannya? Kenapa dia bisa tiba-tiba pingsan? Biarkan aku melihatnya, aku tidak akan menyakitinya!" Chelsea memohon dengan sungguh-sungguh, ingin berjalan ke sisi Julius Hill.Sven menolak dengan tegas, "Tuan Muda bisa seperti karena kau mencelakainya. Kau yang membawa bencana ini padanya. Kau adalah kutukan. Selama kau menjauh dari Tuan Muda, dia akan sembuh!"Dokter sudah tiba, Sven membawa Julius Hill ke kamar, lalu mendengus sebelum berbalik dan pergi.Chelsea berdiri sendirian dengan tangan dan kaki yang dingin. Dia tidak mengerti alasan Sven begitu membencinya, seolah-olah sudah melakukan perbuatan yang keji pada Julius Hill.Namun, dia tidak melakukan apa-apa.Apakah dia membawa bencana karena tinggal di sini?...Julius Hill terbangun, wajahnya sangat pucat."Tuan Muda, ja
Menghangatkan tempat tidur?Chelsea membelalakkan matanya, dia tidak pernah mengatakan itu sebelumnya."Julius Hill, lepaskan aku!""Aku tidak akan melepaskanmu!"Mata Julius Hill memerah, waktunya sudah hampir habis. Dia tidak ingin meninggalkan penyesalan dalam hidupnya, jadi lebih baik menjadikan Chelsea wanitanya sekarang.Tetapi pada saat ini, ada cairan panas di hidungnya.Dia tidak ingin Chelsea mengetahui kondisi kesehatannya, jadi dia segera melepaskan Chelsea, "Keluar!"Chelsea menatap Julius Hill dengan kaget, tidak mengerti dia bisa tiba-tiba berubah pikiran, "Julius Hill, kau ..."“Cepat turun dari tempat tidurku, apakah kau tidak mengerti apa yang aku katakan?” Julius Hill mengulurkan tangan dan mengambil lampu, lalu membantingnya ke wajah Chelsea.Chelsea menghindarinya dan lampu itu langsung mengenai keningnya.Chelsea merasa kesakitan. Darah mulai mengalir dari keningnya, wajah Chelsea menjadi pucat. Dia menatapnya dengan bingung.Ini adalah pertama kalinya pria itu me
Memikirkan wajah kejam Julius Hill, Chelsea tidak ingin membuatnya marah lagi, jadi dia mengambil botol itu dan berjalan ke aula.Tatapan Tuan Muda Westin masih terpaku pada tarian di depannya. Chelsea diam-diam masuk dari samping, dan berjalan ke sisi Julius Hill."Tuan, anggur yang Anda inginkan."Julius Hill mendongak dan melihat Chelsea di sebelahnya, tiba-tiba menyipitkan mata, dan menatapnya, "Siapa yang menyuruhmu datang?"Chelsea bergetar, "Bukankah Tuan yang menyuruhku?"Setelah berpikir sejenak, Julius Hill tahu yang terjadi. Tuan Muda Westin menyukai gadis cantik, jadi dia memerintahkan Chelsea untuk keluar. Sekarang seseorang sudah berani melanggar perintahnya.“Keluar!” Julius Hill menggertaknya.Chelsea tertegun, ternyata dia menyuruhnya datang mengantarkan anggur hanya untuk mempermalukannya.Chelsea berbalik dan pergi.Jun Fowler yang duduk di sebelah Julius Hill, melihat sikap kejam Julius Hill terhadap Chelsea, "Tuan Muda Hill, mengapa kau selalu marah setiap kali mel
"Tuan, kudengar hari ini Anu bahkan menarik perhatian Tuan Muda Westin. Seorang wanita penggoda seperti dia adalah bencana, sebaiknya segera usir dia.”Para pelayan ini menjelek-jelekkan Chelsea, bahkan makin lama makin bersemangat.Sven menatap para pelayan ini dengan sinis dan berkata dalam hatinya … dasar idiot!Julius Hill mengangkat alisnya dan berkata dengan penuh minat, "Kalau dia begitu jahat, bukankah terlalu mudah untuknya jika mengusirnya begitu saja?"Para pelayan ini ingin mengacungkan jempol pada Julius Hill. Tuan memang sangat bijaksana!"Tuan, benar, jika mengusirnya seperti ini. Dia akan menjadi bedebah masyarakat, jadi harus diberi hukuman berat.""Kupikir keuntungan terbesarnya adalah wajahnya yang cantik. Tuan, lebih baik hancurkan saja wajahnya agar dia tidak bisa menggoda pria lagi.""Omong-omong, Anu sepertinya belum menikah, jadi sebaiknya jangan tanggung-tanggung. Sekalian nikahkan dia dengan seorang bajingan agar bisa mendisiplinkan dia!"Sven berpikir dalam h
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan