Wajah kanan James Coleman langsung memerah.Freddy Gates terengah-engah. Dia bergegas meraih kerah James Coleman. "James Coleman, aku katakan sekali lagi, serahkan Vic!"James Coleman mengusap ujung bibir dengan tangannya, dia berani memukulinya sampai berdarah.Dia menggerakan ujung lidah untuk menekan pipi kanannya dan menatap Freddy Gates sambil tersenyum sinis. "Tuan Muda Gates, tampaknya aku harus memberimu pelajaran agar kau mengenal siapa yang berkuasa di sini!"Setelah berbicara, James Coleman langsung melayangkan tinjunya ke wajah Freddy Gates.Kedua pria itu langsung bergulat.Sekretaris pribadi tidak berani pergi dan terus menunggu di luar. Dia segera mendengar keributan di dalam.“Kita… apakah kita sebaiknya masuk… bagaimana kalau CEO terluka?” Anak buah lainnya bertanya pada sekretaris pribadi dengan cemas.Sekretaris pribadi berdiri diam dan tampak tenang. "Jangan khawatir, CEO tidak pernah kalah ketika merebut wanita. Kita pasti menang."Beberapa menit kemudian, pintu
Buku rahasia dunia persilatan menjelaskan dengan rinci cara melumpuhkan seorang pria dalam bentuk gambar dan tulisan.Victoria Anne telah diisolasi dalam sebuah villa akhir-akhir ini. Dia tidak bisa keluar dan tidak dapat menghubungi orang luar, jadi dia mulai membaca buku ini ketika merasa bosan. Dia berpikir, jika pria ini berani memaksanya, dia akan menggunakan cara di dalam buku untuk melumpuhkannya.Dia ingin memutuskan akar semua kejahatan ini.Victoria Anne mengeluarkan sebuah gunting dari laci. Dia diam-diam mengambil gunting ini dari dapur. Dia ingat ketika Henry Hank dan Monica Morris masih muda, Monica Morris juga melukai Henry Hank dengan gunting.Victoria Anne perlahan mendekati James Coleman dengan gunting ...James Coleman tertidur pulas, pria paling lengah ketika dia tertidur setelah merasa puas, selain itu dia sering kali bangun dan meninggalkannya di tengah malam akhir-akhir ini, jadi membuatnya tidak bisa tidur nyenyak.James Coleman merasa kesakitan dalam tidurnya d
“Baik, Vic, istirahatlah lebih awal.” Paman Gates berjalan keluar.Ruangan itu kembali sunyi, Victoria Anne memeluk lututnya dan duduk di atas karpet di depan jendela. Saat itu larut malam, tetapi dia tidak mengantuk.“Vic, minumlah susu panas ini.” Kali ini, Freddy Gates membawakan secangkir susu panas. Cangkir itu sangat panas. Dia segera meletakkan jari-jarinya di daun telinganya.Ini adalah pertama kalinya Freddy Gates menghangatkan susu sendiri.Victoria Anne mengerutkan bibirnya, lalu mengambil cangkir itu. "Freddy Gates, terima kasih."“Vic, jika kau ingin balas dendam, kami akan membantumu, tetapi kuharap kau bisa lebih bahagia. Aku yakin inilah yang diharapkan Ayah, Ibu, dan Kakakmu.” Freddy Gates menyerahkan boneka itu ke pelukan Victoria Anne.Ini adalah boneka kesayangannya.Victoria Anne memeluk boneka itu, dia berharap dapat kembali menjadi gadis yang bahagia dan ceria seperti sebelumnya. Sayangnya, dia tidak bisa kembali, dia sudah kehilangan segalanya.“Baik,” Victor
Joyce tidak menduga Victoria Anne akan menghindar. Dalam hatinya, Victoria Anne selalu menjadi orang hina yang tinggal di Keluarga Coleman. Walaupun sudah mengetahui kebenaran di balik kejadian saat itu, dia tidak akan mengubah persepsinya selama ini. Victoria Anne seharusnya tidak menghindar saat dia menamparnya.Sekarang dia jatuh ke lantai dengan memalukan dan berusaha keras untuk bangun. Pada saat itu, terdengar suara tawa dari atas kepalanya. "Nyonya Coleman, kenapa kau tiba-tiba ... berlutut di hadapanku?"Apa?Joyce membeku, dia mengangkat kepalanya dan melihat Victoria Anne yang berdiri di depannya dan menatapnya dengan hina. "Nyonya Coleman, aku anggap kau berlutut untuk memohon ampun pada Keluarga Grant kita."Joyce tertegun. "Kau!""Tapi," mata Victoria Anne tiba-tiba berubah dingin, "Perbuatan jahat Keluarga Coleman terlalu banyak dan tidak dapat diimbangi dengan hanya berlutut, jadi jangan repot-repot. Bangun!"Joyce gemetar karena marah. "Kau ... kau ... kau ... Victo
“Vic, tidak apa-apa, jangan takut. Aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang.” Freddy Gates menekan wajah kanan Victoria Anne yang terluka dengan tangannya.Namun sepertinya dia tidak bisa menahannya lagi, darah dari lukanya terus mengalir.Ada banyak darah.Victoria Anne mengerutkan alisnya. Dia menyerahkan pena perekam ke Freddy Gates, lalu meremas tangan Freddy Gates. Suaranya sangat lemah. "Ayah ... Ibu ... aku... sangat hebat, bukan?"Freddy Gates menahan air mata dan mengangguk. "Ya, Vic, kau sangat hebat."Dalam pena perekam ini, Kakek Coleman mengakui semua kejahatan yang dia lakukan pada Keluarga Coleman dan merencanakan kecelakaan mobil ini. Ini sudah cukup. Dia melakukannya dengan sangat baik dan sempurna.Victoria Anne menggerakkan bibirnya dengan susah payah dan mengerutkan alisnya "Sakit ... sangat sakit ...""Vic, mana yang sakit?""Wajahku sakit ... wajahku sangat sakit ..." Victoria Anne mengangkat tangannya dan meletakkannya di perut bagian bawahnya yang rata. "Pe
Victoria Anne tidak berkomentar, hanya berkata, "Charlotte, aku mengantuk, aku ingin tidur sebentar."“Baik.” Charlotte Shimon mengulurkan tangannya untuk menutupi Victoria Anne dengan selimut dan pergi....Bangsal sunyi senyap, Victoria Anne memejamkan mata, tetapi tidak bisa tidur.Badannya sangat lelah, tidak ada kekuatan sama sekali, bahkan perut bagian bawah yang rata pun agak sakit.Victoria Anne meletakkan tangan di perutnya, lalu perlahan-lahan duduk, dia bangkit dari tempat tidur lalu keluar.Dia ingin keluar dan mencari udara segar.Ketika turun ke lantai bawah, Victoria Anne melewati jendela kaca dan melihat dirinya di pantulan kaca.Saat ini, dia mengenakan pakaian rumah sakit yang sangat longgar, memperlihatkan sebagian pundaknya, dan rambut ikal tergerai di pundaknya. Tatapan Victoria Anne tertuju pada wajahnya, wajahnya masih sangat cantik, tetapi ada lapisan kain kasa tebal di pipi kanannya.Victoria Anne tertegun cukup lama, lalu perlahan mengangkat tangannya untuk
Victoria Anne yang tiba-tiba dicium, menahan napas, menatapnya dengan bingung.James Coleman juga tidak memejamkan mata, dia menatap matanya, dan menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu, dan menciumnya dengan lembut. Melihat bahwa dia tidak menolak, dia menyipitkan matanya dan memperdalam ciumannya.Victoria Anne merasa sudah lama tidak bertemu dengannya. Selain perpisahannya saat usia 18 tahun, kali ini adalah yang terlama. Ciuman dan pelukannya ... masih begitu akrab.Perasaan akrab ini sudah mendarah daging.Pada saat itu, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa di luar pintu, seorang perawat berkata dengan panik, "Prof. Shimon, ketika aku masuk tadi, Nona Victoria sudah hilang ..."Suara Charlotte Shimon segera terdengar. "Jangan panik, aku akan melihatnya ke dalam."Detik berikutnya pintu bangsal dibuka dan Charlotte Shimon muncul di dekat pintu.Victoria Anne segera mendorong James Coleman.James Coleman mengerutkan alisnya, lalu menoleh ke arah Charlotte Shimon di deka
Victoria Anne mematikan kran dan menggenggam wastafel dengan kedua tangannya erat-erat, dia menggelengkan kepalanya. "Tidak, itu tidak mungkin!"Charlotte Shimon berjalan mendekat dan mengulurkan tangannya. "Vic, berikan pergelangan tanganmu, dan aku akan memeriksa denyut nadimu."“Tidak!” Victoria Anne menarik tangannya secepat kilat dan mundur beberapa langkah. Dia menatap Charlotte Shimon dengan bingung, “Charlotte, aku tidak hamil. Dokter berkata aku akan sulit hamil lagi.""Vic, susah hamil, bukan berarti kau tidak bisa hamil. Apakah kau sudah makan obat yang aku berikan?"Victoria Anne masih menggelengkan kepalanya. "Ya, aku makan, tapi hanya makan satu. James Coleman dan aku ... hanya pernah tidur sekali ..."Pria itu memaksanya malam itu dan dia melukainya dengan gunting malam itu.Seharusnya tidak terjadi, kemungkinan hamil terlalu rendah."Vic, tidur sekali juga bisa hamil. Banyak orang walaupun selalu tidur bersama juga tidak bisa hamil dan beberapa orang bisa langsung ha
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan