Share

Bab 117. Jamu Kuat

Penulis: Fiska Aimma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-29 23:09:35

Aku tahu kalau pernikahan itu pastinya akan ada masanya harus berhubungan 'intim'. Sekali pun aku bersikeras gak mau pasti akan sulit menghindar soalnya pernikahan ini bukan wartawan yang selesai dengan hanya melakukan aksi GTM (Gerakan Tutup Mulut).

Tidak seperti itu ferguso!

Aku menyipitkan mata melihat ke arah Tsabit karena terkejut atas pernyataannya yang bilang tadi Bu Zela bertanya tentang kami yang kenapa sampai sekarang belum 'wik-wik'?

Nonsense! Gimana kami mau melakukan ibadah syurga kalau suamiku saja hatinya masih milik wanita lain?

"Terus Mas bilang apa? Mas gak bilang kan kalau kita ada perjanjian?" tanyaku sangsi.

Mas Syakir yang sedang menekuri ponselnya mengangkat wajah tanpa merasa bersalah. "Ya iyalah, saya gak bilang gitu. Saya juga punya pikiran untuk itu kamu tenang aja. Tetapi, sekarang masalahnya adalah kamar kita gak kedap suara."

"Maksudnya Mas?"

"Asal kamu tahu, Ibu dan Ayah sengaja tidur di sebelah di kamar tamu karena ingin memastikan kita berhasil 'wik-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 118. HALU

    Aku menggigit bibirku dan meremas ujung kemeja dengan gugup di bawah tatapan Tsabit yang sedang menatap tajam sepanjang jam makan pagi berlangsung. Manusia batu itu pasti sedang gondok dan ingin menenggelamkanku ke dasar sumur sekarang juga. Jika kami tidak sedang melingkar duduk di meja makan, mungkin saat ini tuh laki udah mau mau merebusku jadi sop."Haciwww!" Sekali lagi Tsabit mengambil tissu yang entah untuk ke berapa kali dari atas meja. Lelaki itu terkena flu dan biang keroknya adalah aku.Semalam tadi, usai mendapati Tsabit mau menerjangku karena jamu, aku berinisiatif menyiramnya dengan air demi mengembalikan kesadaran Tsabit yang menggila akibat mabok jamunya Bu Zela. Bukan. Tentu bukan karena aku mencuri kesempatan untuk balas dendam, tapi karena aku tidak ada pilihan daripada hilang keperawanan. Aku tidak mau merelakan harta berharga yang satu-satunya kujaga."Mas gak apa-apa?" tanyaku basa-basi biar dikira perhatian oleh keluarga mertua, padahal itu tentu saja modus.La

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 119. Tamu Yang Gak Diundang

    Kupandangi wajahku di cermin dengan pasrah, karena pagi ini aku dikejutkan oleh penampakan lingkaran hitam yang ada di kedua mataku. Bulat, belo dan mirip panda. Inilah kejutan teraneh untukku yang baru berubah status dari mantan preman jadi istri pemilik perusahaan.Apakah aku bangga? Tentu tidak Marisol!Sampai sekarang saja aku masih tak menyangka, kalau dalam waktu secepat kilat, aku telah menjadi Cinderella yang menyamar jadi putri jadi-jadian akibat kakak tiriya tiba-tiba kabur sebelum pernikahan.Ya Salam! Kisahnya sudah kayak film azab. Belibet. Hingga aku sendiri mendadak ingin pindah negara jika mengingat itu. Memang, dunia persaudaraan ini suka membuat bingung, layaknya isi dompet di tanggal tua. Bingung, kok, enggak ada isinya?Jujur saja. Akibat halusinasi yang terjadi semalam, aku seketika diserang insomnia. Setiap mau tidur, benakku selalu saja teringat pada adegan di mana aku menciumi botol saus gara-gara pikiranku terlalu fokus melihat bibir Tsabit.Jujur, aku malu ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-31
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 120. Sandiwara

    Yang namanya kakak tiri emang gak bisa ditebak apa modusnya. Namun, setelah dia terang-terangan mengibarkan bendera peperangan sekarang aku tahu alasan Teh Tari yang mulai ingin merebut Tsabit dari sisiku yaitu dia terlalu tersepona dengan kekayaan Tsabit.Aku tahu Teh Tari itu sangat mencintai uang. Dia mungkin agak membenciku, tapi dia lebih benci lagi kalau gak dapat uang. Sejak tahu kalau Tsabit anak orang kaya entah mengapa sikapnya langsung berubah. Dia yang semula kabur-kaburan sekarang kembali hanya untuk merebut posisinya yang katanya sudah kuambil. Astaga naga Bonar! Teh Tari emang aneh. Dia yang kabur aku yang disalahin.Namun, sekali pun aku kesal tetap saja aku gak bisa apa-apa. Termasuk saat dia sekonyong-konyong datang ke rumah keluarga Prawira. Sebagai preman yang garang tapi peka perasaannya, aku cukup bisa memahami modus Teh Tari datang ke sini.Teh Tari sengaja berpura-pura numpang di rumah mertuaku demi menjadi sekretaris Tsabit hingga dia bisa dengan mudah mende

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-31
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 121. Misi Ranjang Bergoyang

    Kata orang menghadapi musuh itu harus penuh strategi. Aku pikir begitu juga yang harus kulakukan sekarang agar Teh Tari percaya. Malam ini sesuai dugaan, kakak tiriku itu diam-diam sedang menguping di balik dinding yang memisahkan kamar kami dan kamar tamu yang sedang Teh Tari huni. Berhubung tidak kedap suara aku yakin sedikit apa pun pergerakan kami bisa terdengar.Aku tidak tahu apa niat Teh Tari melakukan itu tapi mungkin dia tidak percaya kalau aku si buruk rupa bisa sayang-sayangan dengan Tsabit dan menyangka hubungan kami sandiwara. Walau pun aslinya itu benar, tentu saja aku gak mau mengaku. Jadi, sesuai rencana Tsabit yang dadakan alhasil kami sepakat makan samyang agar suara 'ah ih uh' terdengar alami dan Teh Tari berhasil terkelabui."Ih, kok punya saya lebih sedikit dibanding punya Mas? Kenapa?" bisikku ketika Tsabit membawa dua mangkok mie dengan toping sosis di atasnya, aku mengerutkan dahi ketika porsiku gak jumbo. Ini gak adil. "Bukannya tadi kamu sudah makan banyak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-03
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 122. Kabar

    "Han, Mamak minta tolong mengalahlah pada kakakmu. Kamu tahu kan bagaimana sikap Kakakmu kalau keinginannya tidak dipenuhi? Mamak tahu salah menempatkanmu dalam posisi sulit. Tapi, kalau kamu bercerai dengan Tsabit, kemungkinan kakakmu berpeluang besar menggantikanmu. Lagi pula kamu akan diuntungkan, pertama kamu akan bebas dan Tari pun akan mendapatkan keinginannya. Dia mencintai Tsabit Han, sementara kamu tidak. Kalau kamu gak mau mundur, Mamak khawatir akan terjadi hal buruk."Astaga, Mamak! Aku memejamkan mata yang terasa panas akibat terngiang ucapan terakhir Mamak tadi malam sebelum menutup telepon. Gara-gara ucapan itu aku jadi terserang insomnia dan perutku mendadak melilit. Jujur, dari mulai malam sampai pagi ini aku masih tidak menyangka, di saat aku sedang sibuk-sibuknya menata masa depan alias menjadi istri 500 juta dolar dan menantu selama enam bulan tiba-tiba desakan absurd kembali menimpa.Tak puas dengan menjadikanku tumbal, sekarang Mamak malah memintaku mengorban

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 123. Hancur

    POV AUTHORTsabit sejujurnya tidak terlalu mengenal silsilah keluarga Hana. Hanya yang ia tahu gadis itu merupakan anak dari suami kedua dari Mamak dan terkadang dianak tirikan oleh ibunya sendiri. Setidaknya itulah yang ia dengar dari ibunya yaitu Zela. Namun, semakin ke sini entah mengapa Tsabit semakin perduli tentang Hana.Gadis yang semula dia anggap bar-bar sudah mulai memasuki hatinya.Meski terlihat cuek, Tsabit seringkali penasaran apa yang terjadi pada keluarga itu.Apa salah Hana? Dan kenapa dia dibedakan dari Tari? Sebenarnya alasan apa yang membuat mertuanya membedakan mereka?Tsabit sangat ingin tahu tapi tetap saja dia tidak menemukan jawaban yang diinginkan. Bagi Tsabit, menikahi Hana sama saja masuk ke labirin yang belum bisa ia pahami sepenuhnya. Namun, ternyata gak selamanya Mamak memperlakukan berbeda karena hari ini Tsabit melihat sisi lain dari Mamak. Tsabit yang semula menyangka Mamak tak percaya pada Hana jadi berpikir terbalik. Siapa sangka saat dia di kanto

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 124. Modus

    Entah berapa kali aku sudah menghela napas pelan semenjak duduk di sini. Selepas berbicara panjang dengan Mamak di ruangannya, aku memutuskan untuk langsung solat dan menenangkan diri di taman yang letaknya bersampingan dengan mushola. Kata orang, jika kita banyak pikiran, lebih baik menjauh dulu dari pusat peradaban dan kini di sinilah aku berada.Menyepi dan kesepian. Aku hanya bisa merasakan sakit yang sejak tadi menggerogoti dikarenakan permintaan Mamak yang membuatku seolah memakan buah simalakama. Aku bimbang dan berat memutuskan mau menceraikan Tsabit atau tidak demi keluargaku sebab hati ini masih belum ikhlas. Sebenarnya sebagai anak Mamak harusnya aku gak terlalu terkejut tentang permintaan Mamak yang di luar nalar ibu normal. Toh lagi pula dari aku kecil, seorang Hana sudah bisa menerima status yang berbeda. Jadi, jika harus mengalah sekali lagi semestinya itu mudah tapi anehnya untuk masalah Tsabit, hatiku berbalik gamang. Dulu aku sempat berpikir Teh Tari akan menjadi ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-08
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 125. Nge-Reog

    POV Author. Sebenarnya Tsabit itu paling gak suka menggendong wanita yang bukan mahramnya. Meski dia tidak terlalu religius kayak Aksa tetap saja hatinya menolak hal itu. Apalagi kejadian Tari pingsan adalah di waktu dia sedang melakukan pedekate dengan wanita bar-bar yang kini sedang bersedih, siapa lagi kalau bukan istrinya--Hana. Namun, dikarenakan Tsabit tidak mau istrinya khawatir alhasil dia pasrah. Dia yang gak mau sok baik terpaksa membantu membawa Tari ke UGD padahal badannya sudah sangat penat dan lelah. Dia butuh istirahat dan bercengkrama dengan Hana yang sekarang lagi menunggu di luar UGD. "Bang, tolong periksa dia ya, dia kakak ipar gue," kata Tsabit pada Doni yang kebetulan saat itu adalah dokter jaga yang dikenalnya.Sebagai pengusaha obat, Tsabit sudah tidak ragu-ragu panggil Bang sama dokter-dokter karena dia sering kali keluar masuk rumah sakit untuk bekerja sama, apalagi selain orang yang terkenal di kalangan farmasi Tsabit juga merupakan salah satu anggota kelu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-09

Bab terbaru

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tamat (Ending)

    Sebulan kemudian."Senangnya dalam hati, kalau bersuami kaya. Oh dunia, serasa aku yang punya cikicik ... asyik-asyik Jos!""Eh, bentar! Kok aku jadi nyanyi begituan, ya?"Gue terkekeh kecil mengingat lagu apa yang sedang gue senandungkan sekarang ini. Mengingat kalau hari ini kami ada di Singapura tak ayal membuat wajah gue terus tersenyum merekah dan menyanyi tanpa henti.Seperti yang sudah dibahas tempo hari, setelah kami melakukan klarifikasi di sekolah dan membuat Alina juga Januar berurusan dengan hukum karena kelakuannya yang telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, kami pun melakukan honeymoon untuk kesekian kali.Ohoo! Jujur, sebenarnya ini bukan kali pertama kami menginjakkan kaki di Singapura, semenjak resmi jadi pasangan sungguhan kerjaan Pak Zian bawa gue ke sini mulu. Katanya dia ingin nostalgia karena waktu kecil pernah tinggal di sini sekaligus honeymoon yang sekarang kayaknya bakal rada lama karena kami ingin merayakan berhasilnya membuat

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Klarifikasi

    Selepas mendengar indo dari Pak Zian kalau Alina telah memfitnahnya gue langsung mengecek kondisi sekolah, jika info tentang Pak Zian sampai di rumah sakit pastinya ke sekolah pun ada rumor tersebut. Nyatanya yang gue takutkan terjadi. Sesuai dugaan, ketika gue sampai di sekolah tiba-tiba Pak Joan dan Bu Hani yang tetap jadi sahabat gue langsung nyamperin. Mereka bilang di sekolah udah beredar kabar yang gak mengenakan yaitu katanya gue udah merebut Pak Zian dari Bu Alina dan katanya Pak Zian digosipkan mandul.Brengsek emang si Alina! Bisa-bisanya dia menyebar info yang gak berdasar itu.Saking banyaknya gosip di luaran sampai-sampai gue bisa dengan jelas semua umpatan juga sindiran yang dilayangkan ke gue. Tapi, terlepas dari semua itu gue udah tahu ini adalah salah satu resiko yang harus dihadapi. Semenjak memutuskan untuk memberi Pak Zian kesempatan kedua gue merasa udah siap apa pun yang terjadi tapi sayangnya gue gak prediksi akan separah ini. Coba bayangkan aja, masa Alina bil

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Fitnah

    Pak Zian kecewa berat. Setelah gue mengatakan kalau hari ini gak jadi 'ena-ena' dia mematung bak manekin. Bibirnya yang sejak tadi udah nyosor-nyosor aja langsung ditarik menjauh."Apa? Tsan? Kamu kenapa?" tanyanya tercekat. Wajahnya yang sudah semangat 45 mendadak memucat. "Saya mens, Mas. Menstruasi," jawab gue lebih lugas. Takutnya dia terlalu syok hingga telinganya mengalami ganteng 'gangguan telinga'."Astaghfirullah!"Tubuh Pak Zian seketika mundur dengan frustasi sampai menyentuh dinding. "Jadi, kita gak bisa bikin anak? Jadi Mas, gak bisa ibadah syurga sekarang?" selanya seolah masih tak percaya. Gue menggelengkan kepala. "Enggak Mas, maaf yak. Seminggu lagi mungkin," jawab gue sambil menepuk punggungnya menyabarkan.Rasa penyesalan langsung menelusup tapi mau gimana lagi, masa dipaksakan? Kan gak mungkin. Dosa!Pak Zian membasahi bibirnya yang terlihat kering sambil berjalan lunglai ke arah tempat tidur. "Jadi, ide beriliannya gak bisa dilakukan sekarang, ya?" tanyanya ko

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tekotek?

    "Ma-maksud Bapak apa? Kenapa saya harus menjawab? Dan kenapa--""Jawab saja Tsan, jika saya suami kamu apakah kamu akan menerima saya?" tanya Pak Zian memutus ucapan gue dengan tatapan yang tajam seolah hendak membolongi kepala gue.Entah mengapa gue merasa dia bertanya seolah-olah sedang takut kehilangan dan ini membuat kecurigaan gue sama dia kian membesar.Melihat itu, gue mengepalkan tangan kuat. "Baiklah, saya akan jawab. Jika saya memiliki suami seperti Pak Zian mungkin saya ...." Gue menarik napas dalam sejenak, "akan menerimanya," jawab gue lirih.Mendapat jawaban itu dari gue, samar mata gue menangkap Pak Zian menghembuskan napas lega dan dia pun mencondongkan badan ke depan penuh perhatian. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tampan. "Alhamdullilah. Kalau begitu saya gak salah memilih istri. Kamu memang beda Tsan."Deg."Istri?" Gue sontak tercengang mendengar pernyataan Pak Zian. "Maksud Bapak apa? Kenapa menyebut istri? Jujur, Pak! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Bongkar Rahasia

    Pak Zian mengepalkan tangan sampai kukunya memutih karena sekuat tenaga menahan amarah. Kerut-kerut tajam mulai muncul di sudut mulut Pak Zian dan kulit pipinya menegang.Di saat membingungkan seperti sekarang. Jujur, gue tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah pertikaian keduanya sebab gue sendiri juga masih syok.Gue gak nyangka Bu Ayu bisa membongkar kebusukan Alina tepat di saat kami mau memasuki rumahnya.Gue bertanya-tanya. Haruskah sekarang gue jadi wasit? Atau ikut jadi pemain juga? Tapi, dibanding kena semprot gue memilih diam saja, auranya gak bagus buat ikut campur tapi honestly gue suka keributan ini.Sangat suka!Suruh siapa si kuntilanak itu ngambil kesempatan dalam kesempitan? Udah tahu dia yang selingkuh dan zina, masih mau berlaga polos dan merebut Pak Zian kembali lagi.Sekarang, rasakan akibatnya!"Mas, Mas, Ibu bohong! Janin ini milikmu, ini anakmu Mas!""Shut your fuckin mouth up, Alina! Berhenti bikin alasan! I told you, jika kamu memang selingkuh akui saja

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Rencana Ibu Mertua

    Selama gue jadi menantu kalau diingat-ingat gue jarang banget pergi ke rumah mertua. Mungkin kedatangan gue buat berkunjung bisa dihitung dengan jari tapi kali ini gue rasa akan lebih sering bahkan gue bakal tinggal di sana. Sejujurnya, sampai detik ini gue masih tak percaya bahwa akhirnya gue akan menjadi istri yang gak dianggap. Gue masih ingat, dulu gue pergi ke rumah Bu Ayu--mertua gue sebagai istri yang ditunggu dengan digandeng Pak Zian tapi sekarang situasinya berbeda. Lelaki yang sebelumnya ada buat gue malah berada di samping mantan istrinya.Dan gue terpaksa menginjakan kaki di rumah ibu dengan status sebagai asisten di mata Pak Zian.'Huft! Miris sekali.' Gue menghembuskan napas dalam.Sepanjang perjalanan menuju ke rumah ibu mertua. Sejujurnya, gue ingin sekali cepat sampai tapi apa daya gue harus bersabar karena jalanan macet.Alhasil, dengan sangat terpaksa gue harus menjadi kambing congek selama ada di mobil Pak Zian. Setelah Alina memergoki kami di ruang inap VIP seb

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Confess

    "Saya menolak tawaran Mbak! Saya tidak mau Mbak jadi madu saya!""Kenapa? Apa salahnya? Coba kamu pikirkan Tsan, jika saya jadi istri kedua Zian, kita bisa saling mengasihi selayaknya keluarga, kan? Kita berdua akan merawat Zian! Kita gak perlu berpura-pura!""Bullshit! Jangan berharap! Ingat Mbak, sebelum kejadian ini Mbak telah mengkhianatinya dan pikirkan bayi dalam perut Mbak sendiri! Paham?! Camkan! Sampai kapan pun saya gak akan membiarkan Mbak mengambil Mas Zian! Permisi!"Dan setelah mengatakan penolakan gue yang tegas pada Alina, tanpa menunggu jawaban si iblis betina itu, gue pun pergi tanpa menoleh lagi.Gue bertekad gak akan membiarkan dia mengambil kesempatan dalam sandiwara ini.Never!(***)Gue mendesah mengingat percakapan beberapa hari yang lalu dengan Alina di kantin. Jujur, gara-gara tawaran gila tersebut sampai sekarang gue masih punya amarah yang belum terlampiaskan. Akibatnya, malam ini mata gue malas terpejam. Padahal waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari.

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tawaran Gila

    Gue tahu bahwa dalam setiap kehidupan itu selalu ada perjuangan. Gue juga tahu kalau gak setiap hal sesuai keinginan tapi kali ini takdir sepenuhnya udah bikin gue serasa dihempaskan ke lembah terdalam.Gue berjalan gontai di sepanjang lorong rumah sakit, usai pembicaraan panjang dengan mertua, gue pun udah punya keputusan yaitu mulai hari ini gue harus berpura-pura menjadi 'orang lain' bagi Pak Zian. Meski perih gue harus sanggup sampai suami gue mampu mengingat semuanya.Namun, masalahnya sampai kapan gue bisa bertahan? Sampai kapan? Sementara membayangkan Alina ada di samping Pak Zian aja udah bikin gue sakit apalagi mengakuinya sebagai istri. Ah, gue akuin ini emang berat, tetap aja gue gak mau menyerah. Gue mau tetap berada di samping Pak Zian seperti dia mencintai gue sebelumnya.Selepas sepuluh menit berjalan di sepanjang lorong tanpa terasa kaki gue yang lemah udah mengantarkan badan ini sampai ke depan ruangan Pak Zian.Gue menarik napas dalam dan hendak memasang wajah yang

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Nyali Seorang Istri

    Amnesia? Gimana bisa Pak Zian mengalami amnesia? Kenapa Mas Tsabit bilang dia gak mengenal gue?Agh, shit! Gue gak percaya. Mustahil suami gue bisa melupakan gue gitu aja.Gue mendesis lelah sepanjang perjalanan menuju ruang rawat VIP yang menjadi tempat di mana Pak Zian kini dirawat. Kata Mas Tsabit di telepon tadi, suami gue diputuskan pindah ke sana sesuai arahan dokter karena keadaannya berangsur pulih.Sampai di depan pintu, entah kenapa kaki ini jadi ragu untuk melangkah. Gue merasa ada ketakutan yang tiba-tiba menelusup dan membuat gue ingin kabur. Namun, ini bukan waktunya untuk melarikan diri karena gue ingin menemuinya.Gue senang dia sadar. Itu yang lebih penting dari apa pun. Gue rindu!"Mas Zian ...."Cklek.Gue membuka perlahan pintu yang tertutup. Di dalam ruangan terlihat seorang tengah berbaring dengan kaki yang digips, tangan dan kepala yang diperban persis mumi yang baru saja bangkit. Gue tercenung, mata kami beradu pandang pertama kali. "ADEK PENOLONG!?" Pak Zia

DMCA.com Protection Status