Melihat Brena seperti memiliki masalah yang sulit untuk diungkapkan, David tidak meneruskan bertanya dan mengubah topik pembicaraan dengan berkata, “Keluarga kita sudah berkumpul kembali. Ayo makan bersama di luar dan jangan biarkan Bi Laras kelelahan lagi.”“Baik, ikuti yang dikatakan David saja.” Laras sangat gembira. Sejak sembuh, dia sangat jarang keluar. Hari ini, melihat yang kembali bukan hanya David dan bahkan ada Melinda di sisinya, dia tentu ingin jalan-jalan keluar. Lokasi yang dipilih adalah Hotel Jayanegara. Dalam perjalanan kemari, awalnya David ingin menelepon Julio untuk memberinya kabar, sekalian menanyakan masalah Keluarga Chairil. Tidak disangka, teleponnya tidak tersambung. David juga tidak peduli dan langsung muncul di restoran Hotel Jayanegara bersama semua orang. “Bi Laras, Kakak, pesan apapun yang kalian inginkan. Aku akan segera kembali.” David bergegas ke ruang "Kaisar" paling mewah yang berada di lantai puncak setelah meninggalkan sebuah pesan. David pa
Pada saat beberapa orang ini ingin turun tangan. “Boom!”Terdengar sebuah suara yang nyaring. Dua orang pria yang berjaga di depan pintu melayang masuk ke dalam ruangan. Mereka sudah tidak bernafas dan berubah menjadi dua mayat. Pemandangan yang datang secara tiba-tiba ini membuat semua orang terkejut. Setelah melihat dengan jelas orang yang masuk setelahnya adalah David, Julio buru-buru mengingatkan, “Tuan Muda, hati-hati!”“Kamu berani?!”Melihat hal ini, kedua orang di ruangan berdiri dengan marah dan menyerang ke arah David.Dalam sekejap, saat keduanya belum bereaksi, David muncul di samping Julio dan membelakangi kedua orang itu. Setelah memapah Julio dan menemukan tidak ada masalah besar, dia kemudian berbalik badan melihat 2 orang yang tersisa di dalam ruangan. “Kak Sihab, dia memanggil anak ini Tuan Muda. Jangan-jangan……”“Seharusnya benar. Jika tidak, bagaimana dia bisa menghindar dari serangan kita berdua dengan begitu mudah?”Keduanya diam-diam berkomunikasi dengan sua
Jika bukan karena kebetulan David muncul di sini, takutnya Hotel Jayanegara sudah berpindah pemilik. Setelah mendengar cerita Julio, ekspresi David semakin mendingin. Jika dipikirkan kembali, nasib Keluarga Chairil akhir-akhir ini juga seperti ini. Nyali yang sangat besar. Orang-orangku juga berani disentuh!Memikirkan Bibi Laras dan kakak ke-enamnya masih di dalam restoran Hotel, David menyuruh Julio mengobati luka dan tidak melakukan pergerakan untuk sementara waktu. Sedangkan dirinya sendiri pergi berkumpul dengan Laras dan Melinda.……Di dalam restoran hotel. “Halo, gadis cantik. Namaku Sihab. Kamu adalah……?”Orang yang berbicara adalah Sihab Sudrajat. Setelah melarikan diri dari puncak gedung hotel, Sihab segera menyuruh adik seperguruannya pergi memberi kabar kepada para tetua dan dirinya sendiri tetap tinggal di hotel untuk mengintai. Tanpa disengaja, dia menemukan ada seorang wanita yang luar biasa cantik di dalam restoran hotel. Temperamen yang diterpancar dari tubuhnya
Melihat hal ini, orang-orang di beberapa meja sebelah segera menyediakan tempat dan berkeliling untuk menonton. Tepat pada saat ini, David datang kembali ke restoran di hotel. Melihat segerombolan orang mengelilingi tempat duduknya yang sebelumnya, dia ingin menerobos kerumunan. “Saudara, Tuan Muda Sihab sedang melakukan sesuatu. Jangan bersikeras menerobos dan cukup melihat saja. Jika sampai membuat Tuan Muda Sihab marah dan kamu akan terkena akibatnya.” Ada orang di kerumunan penonton yang menghalangi David karena ingin mencari muka di hadapan Sihab. “Minggir, aku orang yang bersama dengan mereka.”Begitu mendengar omongan ini, orang yang menghalanginya segera minggir. “Bi Laras, Kakak, kalian tidak apa-apa, ‘kan?” David berjalan dengan langkah cepat ke samping keduanya dan duduk. Dengan satu tangan menggandeng satu orang, dia menenangkan mereka. Terutama Laras. Setelah sembuh dari penyakitnya, dia memang jarang keluar karena David khawatir Laras akan terkena rangsangan lainny
Begitu tangannya diangkat dan diayunkan, David langsung mematahkan satu lengan tangan Sihab dan dengan suara dingin berkata, “Aku patahkan satu lengan tanganmu sebagai hukuman!”Bibi Laras ada di tempat itu dan dia tidak leluasa untuk membunuh. “Pergilah dan jangan biarkan aku melihatmu lagi!” Sihab memegang tangannya yang patah dan melarikan diri dengan ketakutan. Sebodoh apapun semua orang, mereka juga tahu bahwa Sihab sudah bertemu dengan orang yang kuat. Orang yang bahkan tidak bisa disinggung oleh Sihab. Tentu tidak ada orang yang berani tetap tinggal di sini untuk tertiban sial. Semua orang buru-buru pergi sambil menundukkan kepala. Setelah makan, David menyuruh Melinda membawa Laras pulang duluan. Meskipun Melinda khawatir, tapi melihat Laras ada di tempat itu, dia juga hanya bisa melakukannya. Ternyata benar, tak lama kemudian Sihab yang dibalut dengan bidai datang lagi. Segerombolan besar orang dipimpin oleh seorang pria berpakaian batik. “Paman, dia orangnya!” Dari jau
“Astaga, ternyata Paman Seperguruan membawa Pedang Lumut, barang berharga miliknya. Kali ini David sudah bisa dipastikan akan mati!”Sebagai orang berbakat di Pencak Silat Telapak Suci, tampaknya Sihab juga tahu senjata ajaib yang terdapat di dalam Pencak Silat Telapak Suci ini. “Benar. Kemampuan tahap maha guru paman seperguruan yang dipadukan dengan senjata ajaib, bahkan jika diperhadapkan dengan lawan di tahap maha guru silat level tiga, juga memiliki kemampuan untuk bertarung!”Murid lainnya juga ikut membenarkan. “Di hadapanku, kamu juga pantas untuk menggunakan pedang?”Melihat hal ini, David tersenyum dingin dan sama-sama mengeluarkan sebuah pedang dengan cita rasa kuno. “Nama pedang ini adalah Tujuh Bintang Naga.”“Bunuh kamu dengan satu pedang!”Sesaat kemudian, dia mengangkat tangan yang memegang pedang dan mengayunkan pedangnya.“Boom!”Sebuah tenaga pedang yang luar biasa tajam meninggalkan tubuh. “Ting” terdengar sebuah suara tajam. Yang disebut dengan “Pedang Lumut”
Di tengah ruangan, sebuah jenazah ditutupi dengan kain putih. Tentu itu adalah Tetua Yohanes yang sudah mati. “Kakak Seperguruan, sebaiknya segera hubungi kakakmu saja. Sekarang Tetua Yohanes bahkan sudah mati. Kemana kita semua bisa menegakkan keadilan?”Saat ini, orang Pencak Silat Telapak Suci yang menyusul ke Kota Jayanegara berada di sini semua. Banyak orang yang merasa sedih dan marah melihat jenazah Tetua Yohanes.“Tutup mulutmu!”Mendengar ada orang yang mengungkit kakaknya, Sigit Sudrajat, Sihab memutar kepala dan memelototinya.Dia berhenti setelah orang yang berbicara itu menundukkan kepala. Sepasang orang hebat. Orang luar yang mendengarnya sangat iri. Tapi hanya diri sendiri yang tahu dengan jelas. Berapa pengorbanan yang dilakukan demi mengejar jejak kakak kandungnya.Ada kalanya Sihab berpikir. Betapa bagusnya jika di Keluarga Sudrajat hanya ada dirinya sendiri dan tidak ada kakaknya!Semakin seperti itu, dia semakin harus membuktikan nilai diri sendiri. Dalam pe
Wanita yang sudah didekatinya selama beberapa hari ini, tidak pernah menunjukkan ekspresi seperti ini kepadanya. David berkata seolah sedang tertawa. “Aku adalah mantan tunangannya!”Begitu omongan ini keluar, pemuda itu langsung terkejut. Pemuda itu tertegun sejenak dan meneruskan pembicaraan setelah mengingat sesuatu. “Hm, apa yang perlu dibanggakan? Bukankah hanya bisa menonton pertempuran dari tepi sungai?”“Perahu penyeberangan di Sungai Jangir ini sudah dibagi oleh semua kekuatan besar.”“Dan aku punya seorang teman yang berhasil mendapatkan sebuah perahu penyeberangan. Wulan, nanti aku akan membawamu menonton pertarungan di tengah sungai.” Selesai bebicara, dia juga menjauhi David beberapa langkah. Dia seperti takut David ingin menumpang di perahunya.Pada saat ini, dari samping terdengar sebuah suara. Sebuah perahu penyebrangan perlahan-lahan mendekat ke tepian. “Apakah kalian juga ingin pergi menonton pertarungan? Ayo pergi bersama-sama.”David kakak beradik belum selesai b