Sebuah Land Rover ugal-ugalan di dalam kota Jambore dengan panik tanpa memilih jalan dan membuat banyak pejalan kaki tidak berhenti berteriak. “Awas! Semuanya awas!”Wilson memijak pedal gas dengan sekuat tenaga dan menekan klakson dengan gila. Dia melihat kaca spion sesekali dengan ekspresi yang luar biasa ketakutan. Bagaimanapun juga, dia tidak menyangka bawah sebuah sampah di matanya ternyata merupakan seorang Guru Besar David.Yang lebih membuatnya ketakutan adalah ahli silat seperti Tutul Hantu dan Si Gila Mochtar bahkan bukan tandingannya. Begitu memikirkan dirinya ternyata ingin membunuh orang seperti itu, dia ketakutan hingga nyawanya hampir meninggalkan tubuh. “Lari. Selama bisa lari pulang ke rumah, maka tidak akan ada yang bisa dilakukan anak itu kepadaku.”Wilson mengendarai mobil sambil berkomat kamit dengan tubuh yang gemetaran. Dia menunduk melihat kecepatan 160 km/jam di speedometer, kemudian tersenyum dingin. “Sehebat apapun anak itu, dia juga tidak mungkin bisa
“Kamu……jika kamu berani menyentuhku, kakek buyutku tidak akan melepaskanmu……”Sebelum omongannya diselesaikan, suaranya tiba-tiba berhenti. Dia menunduk melihat tangan yang menembus tubuhnya. Matanya menunjukkan ketidakpuasan dan penyesalan. “Kamu……kenapa kamu berani membunuhku?”David langsung membuang mayatnya ke atas lantai, kemudian bergegas ke arah Balai Pengobatan Kuno dengan mengabaikan tatapan mata para pejalan kaki. Sekian banyak pejalan kaki yang melihat adegan ini tidak bisa menahan diri untuk tidak menelan air ludah. Selain yang diam-diam bertepuk tangan, yang lebih banyak lagi adalah yang gemetaran. Tuan muda Keluarga Kemas bahkan dibunuh oleh seseorang?Langit di Jambore akan runtuh!Tak lama setelah David pergi, pihak kepolisian tiba di tempat kejadian untuk memasang garis polisi dan membubarkan kerumunan yang menonton. Dengan cepat, sebuah Rolls-Royce Phantom datang dan seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah brukat berjalan keluar dari mobil.Dia adalah Hard
David tersenyum dingin dan berkata, “Bukankah kamu mengatakan dirimu tidak tahu saat aku bertanya padamu sebelumnya?”Di bawah tatapan matanya, Burhan gemetaran. “Karena aku juga sudah sangat lama mendambakan Bunga Dewa, maka aku sengaja tidak membiarkan orang lain tahu keberadaannya.”“Saudara David, selama kamu ti…… tidak membunuhku, aku bersedia memberitahumu keberadaannya.”Demi bisa bertahan hidup, Burhan juga tidak mempedulikan apapun lagi dan mulai mati-matian memohon. “Boleh.” kata David. Dengan tangan gemetaran, Burhan mengeluarkan selembar peta dari badannya dan menyodorkannya kepada David. “Bunga Dewa berada di tempat yang ditandai dengan titik berwarna merah pada peta.”David mengambilnya dan mengamatinya dengan teliti, kemudian kembali bertanya, “Kali ini kamu tidak membohongiku lagi, ‘kan?”“Aku bersumpah, jika aku membohongimu, aku tidak akan mati dengan baik. Lagipula, jika aku membohongimu, kamu pasti akan membunuhku sepulang dari selesai berurusan. Aku tidak sebodoh
Sekarang David sudah menyembuhkannya dan membuatnya bisa hidup 20 tahun lebih lama lagi. Dia tentu sangat senang. “Kamu terlalu sungkan.”David menggelengkan kepala dan mengangkat mata melihat ke arah Wahid yang berada di samping. “Tuan Wahid, dalam kedatanganku kali ini ke Jambore, untung ada kamu yang membantu dari tengah. Apakah kamu memiliki permintaan?”David selalu membalas kebaikan dengan kebaikan, kejahatan dengan kejahatan dan tidak bersedia berutang pada orang lain.“Omongan Guru Besar David terlau berlebihan. Saya tidak melakukan hal yang membantu. Lagipula, Anda juga sudah menyembuhkan Guru Besar Suwandi. Hanya dengan hal ini saja sudah membuat saya sangat berterima kasih.” Wahid segera berkata sambil menggelengkan kepala. “Baik. Kalau begitu aku sudah akan pergi.” kata David sambil mengangguk. “Oh ya, Guru Besar David, Anda harus berhati-hati dengan Keluarga Kemas.” Wahid tiba-tiba berkata mengingatkan. “Anda sudah membunuh Wilson. Keluarga Kemas tentu tidak akan tingg
Ria menatap kosong pada jalanan yang ramai di luar jendela. Namun, dalam hatinya justru diam-diam bernafas lega. Meskipun lingkungan di luar membuatnya terasa sangat asing, namun hatinya yang selalu tegang akhirnya sudah bisa tenang kembali. Mengingat kembali bahaya yang ditemuinya di sepanjang perjalanan, tubuhnya agak gemetaran. Setelah wanita itu menyamar jadi ibunya dan menyeretnya ke tempat terpencil, muncul 3 orang pria asing lagi. Begitu datang, ketiga orang ini langsung ingin bertindak sembarangan kepada Ria. Mereka bahkan ingin menjual Ria ke Birma Utara setelah menyetubuhinya. Ria tidak menyangka bahwa dalam masyarakat yang diatur oleh hukum bahkan masih terdapat masalah pelanggaran hukum seperti ini.Saat memberontak, dia menendang bagian selangkangan salah seorang pihak lawan dan membuat mereka sepenuhnya marah karena hal ini.Di saat yang paling menentukan, gelang yang diberikan Brena kepadanya sebelum kemari mengeluarkan khasiatnya dan membuat satu orang tergetar mel
Pemuda itu bersendawa, kemudian melihat ke sekeliling ruangan. Setelah melihat Ria, matanya bersinar. “Bagus sekali. Tipe yang kusukai.”“Gadis kecil, ayo ikut aku. Aku akan memberimu uang. Yang kumiliki adalah uang.”“Tuan ini, tolong jaga sikapmu.” Sean secara reflek berdiri di hadapan Ria. “Plak!”Pemuda itu menamparnya dan memaki, “S*ialan, apa urusannya denganmu?”“Kamu……” Sean marah besar dan langsung ingin mengambil tindakan. Tapi, dia justru ditahan oleh tiga orang bawahan pemuda itu. Pemuda itu menerkam ke arah Ria, “Gadis kecil, aku datang.”“Tolong jaga sikapmu. Aku sudah punya pacar. Dia bernama David.” kata Ria dengan ketakutan hingga wajahnya pucat. “Pacar tahi a*jing!”Pemuda itu tersenyum menghina dan berkata, “Kelak aku adalah pacarmu. Mengenai David dan sebagainya, campakkan saja dia. Aku 10 ribu kali lipat lebih hebat dari dia……”Dengan sangat arogan, dia maju untuk mencengkram tangan Ria. “Prang!”Tanpa ragu, Ria mengambil sebotol bir dan memukulkannya ke atas k
Sesaat kemudian, Wahid berjalan masuk dengan langkah cepat bersama orang-orang. Camar buru-buru mengangkat tangan dan menunjuk Ria sambil berkata, “Tuan Wahid, nona ini adalah pacar Guru Besar David.”Dia kembali menatap dingin pada pemuda bernama Simon yang berada di atas lantai dan berkata, “Barusan anak ini meminum 100 ml bir dan ingin bertindak tidak sopan pada nona ini begitu dia masuk.” Wajah pemuda bernama Simon pucat seketika. Wahid maju beberapa langkah, berjalan ke hadapan Ria dan dengan wajah penuh hormat berkata, “Nona, bagaimana cara menyapa Anda?”“Aku……aku bernama Ria Nastoro.” kata Ria. “Nona Ria, Anda tenang saja. Karena Anda adalah pacar Guru Besar David, maka tidak akan ada orang yang bisa menyentuhmu sedikitpun.”Wahid mengangguk, kemudian berbalik badan melihat ke arah pemuda bernama Simon dengan tatapan dingin. “Simon, nyalimu sungguh besar. Kamu bahkan berani menyentuh wanita milik tamu kehormatanku?”“Duar!”Kepala Simon terasa meledak dan dia langsung kenci
Sekarang David tetap mengobati kakak ke-enam seorang diri. Dirinya yang disebut sebagai kakak ke-tujuh ini, seperti makhluk tidak berguna yang tidak memberikan sedikitpun bantuan. Ria berusaha menahan air mata dan berkata, “Tuan Wahid, barusan Anda mengatakan dia……dia pergi ke Samboja?”Wahid mengangguk dan berkata, “Benar. Tuan David memberitahuku sebelum pergi. Sepertinya bahan obat yang dicari olehnya ada di Samboja.” Ria menggertakkan gigi dengan keras dan memohon, “Tuan Wahid, apakah saya boleh meminta bantuan Anda untuk satu hal?”“Nona Ria katakan saja. Selama bisa kulakukan, aku tidak akan menolaknya.” kata Wahid sambil tersenyum. “Aku……aku ingin memintamu mencari sebuah mobil untuk mengantar……mengantarku ke Samboja.” kata Ria dengan ragu. Wahid terdiam seketika. Dia bukannya tidak bersedia, tapi dia khawatir jika Ria yang hanya merupakan seorang gadis ini akan bertemu dengan bahaya. Hingga saat itu, setelah Guru Besar David kembali dan mengetahuinya, bagaimana dia harus
Entah telah berapa lama waktu berlalu. David membuka matanya dan bangkit berdiri. Dia melirik mayat pria berpakaian abu-abu dan mengangkat pedang panjangnya.David merasakan energi spiritual di pusat energinya telah pulih sekitar tujuh hingga delapan bagian. Dia kemudian mengeluarkan bahan-bahan obat dan mulai meramu pil penyembuh.Meskipun tubuhnya mengalami luka parah, namun energi spiritual di pusat energinya tidak terlalu terpengaruh.David telah membuat tiga butir obat mujarab penyembuh luka dalam. Dia menelan satu butir, sementara dua butir lainnya disimpan di dalam tas dan siap digunakan jika diperlukan.Saat tengah malam, David terbangun. Dia memandang cahaya bulan di luar jendela, lalu mengenakan pakaiannya dengan hati-hati dan perlahan.David melihat rantai hitam di pergelangan tangannya, benda yang dia dapatkan dari pria berpakaian abu-abu.Jari-jari David mengelus rantai hitam itu. Rantai hitam itu membawa aura dingin yang menyeramkan dan begitu disentuh langsung terasa di
“Puch!” Lengan kiri David langsung terputus dan darah segar berceceran di tanah.David menggenggam pedang dengan tangan kanannya dan dia berdiri di tempat. Entah berapa banyak tulangnya yang telah patah dan organ dalamnya pun mengalami kerusakan dalam berbagai tingkat.“Uhuk, uhuk .…” Dia membuka mulut dan terbatuk mengeluarkan beberapa teguk darah. Tetapi dia kembali menerjang ke depan tanpa ragu.Aura di tubuh David tetap begitu dahsyat dan mengerikan. Seperti orang yang kehilangan akal, dia menerjang ke arah pria berpakaian abu-abu di depannya sekali demi sekali.“Kau benar-benar tidak menyerah, ya!” Pria berpakaian abu-abu berbicara sambil tersenyum dingin dan menatap David, “Kalau begitu, aku akan mengantarmu dalam perjalanan terakhirmu!” Tatapan David tajam. Sayap kupu-kupu hitam di belakangnya mengepak. Kecepatannya sangat tinggi dan melesat seperti angin kencang yang melintas di depan mata pria berpakaian abu-abu.“Em?” Tubuh pria berpakaian abu-abu tiba-tiba menjadi kaku da
Kedua mata David berkilau dengan cahaya. Kekuatan api petir bisa menghancurkan korosi dari racun tersebut, tapi kekuatan api petir juga akan banyak terkuras.“Pertaruhkan semuanya,” David membuat rencana di dalam hati. Dia mengangkat kepala, menatap pria berpakaian abu-abu. Matanya menampakkan cahaya tajam, tangannya membentuk segel dan api petir yang tak terhitung jumlahnya melesat ke arah serangga-serangga itu seperti naga api.Suara ledakan keras terdengar dan bola-bola api panas melahap serangga-serangga itu. David langsung melompat, menerjang masuk ke dalam jangkauan serangan pria berpakaian abu-abu. Pedang di tangannya menikam dan mengeluarkan bayangan pedang yang cepat dan elegan. Pria berpakaian abu-abu itu bereaksi dengan cepat. Dia langsung mundur untuk menghindari serangan David. Namun, dia tetap sedikit terlambat dan dadanya tertembus bayangan pedang.Dia mundur beberapa langkah berturut-turut dan wajahnya pucat. Tidak banyak darah yang mengalir dari tubuhnya. Namun, bagi
Pria berpakaian abu-abu menatap tajam. Aura di tubuhnya terus melonjak dan energi spiritual yang dahsyat mengalir deras ke segala arah seperti gelombang pasang.Wajah David menampakkan ekspresi serius. Sosok tahap nirvana di depannya, keterampilannya jauh di atas dirinya dan dia sepenuhnya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.“Boom!” Pohon-pohon di sekitar bergoyang dengan ganas. Retakan-retakan menyebar dari segala penjuru menuju David.Ujung kaki David menghentak tanah dengan kuat. Setelah terdengar ledakan keras, tubuhnya melesat. Tangannya menggenggam pedang dengan erat. Cahaya-cahaya perak yang cemerlang menyelimuti seluruh tubuhnya dan aura yang tajam langsung mengarah ke pria berpakaian abu-abu.Tatapan pria berpakaian abu-abu semakin dingin. Namun, dia tidak mundur sedikit pun dan malah menghadapi serangan itu secara langsung!“Bam! Bam! Bam!” Dua sosok itu bertarung dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, David dan pria berpakaian abu-abu telah bertarung dengan pulu
“Murid?” Pupil mata David menyusut, “Jangan-jangan yang kau maksud adalah Moses?!”Pria berpakaian abu-abu tidak lagi berbicara. Tongkat di tangannya diketukkan ke tanah beberapa kali dan menghasilkan suara yang terdengar jelas.David mengatupkan bibirnya. Pria berpakaian abu-abu di hadapannya memiliki keterampilan yang dalam dan tak terduga. Jika benar-benar ingin menghadapinya, sama sekali tidak perlu menghabiskan banyak tenaga. Sebuah firasat buruk muncul dalam hatinya. Mungkin pria di depannya bukanlah musuhnya.Sudut bibir pria berpakaian abu-abu melengkung membentuk senyum aneh. Dia menatap David dan berkata, “Aku dengar, kau telah masuk ke tanah terlarang ... Tsk, tsk, kudengar keberuntunganmu cukup baik dan menemukan sebatang Rumput Spiritual Ungu. Tapi, nasibmu buruk karena bertemu denganku. Aku benar-benar ingin mencicipinya, hahaha!”Suara tawa liar pria berpakaian abu-abu menggema di dalam hutan lebat.“Rumput Spiritual Ungu?” David tercengang. Rumput Spiritual Ungu adalah
Pria berjubah hitam menunjukkan ekspresi ketakutan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali.Pupilnya melebar dan cahaya keemasan di matanya membesar dengan cepat. Akhirnya, dengan satu suara ledakan, tubuh pria berjubah hitam terbelah dua oleh satu tebasan. Darah segar yang berbau amis tercurah ke tanah. Cairan darah berkumpul dan membentuk aliran dengan cepat, mewarnai tanah di sekitarnya. Jeritan memilukan menggema tidak berhenti terdengar untuk waktu yang lama.“Ting-tong ….” Tiba-tiba, terdengar suara lonceng yang nyaring. David menoleh ke arah sumber suara.“Ada apa dengan lonceng ini?” Tak jauh dari sana, terlihat sebuah lonceng tua tergantung di atas sebuah pohon tua, bergoyang seiring dengan angin bertiup dan suara berdenting terdengar di seluruh lembah.David mengernyitkan dahi. Dia melangkah berjalan ke arah lonceng itu.“Syuu!” Tiba-tiba, sebuah suara tajam yang memecah udara terdengar dengan keras. Dia memiringkan tubuh dan menghidar sec
Wajah David memerah dan dia menggertakkan gigi sambil berkata, “Jika kau berani menghinaku seperti ini, menjadi hantu pun aku tidak akan melepaskanmu!”Listian memandangnya dengan dingin. Dia berjongkok, meraih tangan kiri David dan memelintirnya ke belakang punggung.Krek! Krek! Krek!Serangkaian suara berderak halus terdengar. David merasakan sakit yang hebat datang menyerang. Segera setelah itu, rasa perih yang tajam menyebar dari telapak tangannya. Rasa sakitnya seperti menusuk ke dalam hati!“Aaa!!” Rasa sakit yang hebat membuat David menjerit. Wajahnya terpelintir dan urat di dahinya menonjol.“David, kau seharusnya bersyukur aku tidak membunuhmu. Jika tidak, kau pasti tidak akan bertahan hidup lebih dari tiga detik.” Listian berkata dengan dingin. Sedetik kemudian, dia melepaskan David dan langsung pergi.Langkahnya terhenti sejenak dan dia langsung menghilang ke dalam hutan, tanpa meninggalkan jejak.“Uhuk .…” David duduk di tanah. Tenggorokannya mengeluarkan darah dan wajah
Wuush!Listian cepat tanggap. Sebuah cahaya pedang bersinar dan melesat keluar.Puch! Sebongkah daging berdarah terlempar dan menumpahkan sejumlah besar darah panas!“Aaa!!” David menjerit kesakitan dengan memilukan. Dia mundur dengan cepat, dengan kepala penuh keringat dingin dan wajah pucat pasi!Begitu dia menunduk dan melihat ke bawah, sebagian besar daging lengannya ternyata terpotong, menampakkan tulang putih yang menyeramkan. Sangat mengerikan!David menutupi lukanya, dia memandang Listian dengan terkejut. Orang ini bahkan bisa menghentikan gerakannya!Sebenarnya ini teknik aneh apa?!“David, kali ini kamulah yang duluan menyerangku secara diam-diam. Jangan salahkan aku jika aku membunuhmu!” Listian berbicara dengan dingin dan niat membunuh bergejolak di matanya.Duaarrr!Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan, permukaan tanah bergetar hebat dan pohon-pohon patah.Ekspresi Listian sedikit berubah. Dia menatap ke kedalaman hutan. Di sana, samar-sama bisa terdengar sua
Angin topan tiba-tiba menerpa di udara. Angin topan ini datang dari sisi lain tebing, membawa energi pedang yang dingin dan membuat orang merinding!Syuu!Tubuh David gemetar, jarinya membentuk segel, cahaya-cahaya pedang memancarkan kilau gemilang, seperti ribuan kunang-kunang berkumpul.Sesaat kemudian, dia menjentikkan jarinya dan sebuah cahaya pedang melesat ke udara.Sreet!Udara terpotong menjadi serpihan, menimbulkan suara yang menusuk telinga. Kekuatan yang mengerikan ini cukup untuk merobek seorang pesilat di bawah tahap dewa perang.Tapi, reaksi Listian sangat cepat. Hampir dalam seketika, dia sudah mengambil posisi bertahan.“Pergi!” Listian menendang dengan satu kaki. Kekuatan besar mengalir, menendang cahaya pedang itu pergi.“Bagaimana orang ini bisa sekuat ini?!” David membelalakkan matanya. Dia benar-benar tidak percaya bahwa cahaya pedang yang dia gunakan ternyata berhasil ditahan?Dia memandang Listian dengan penuh rasa terkejut dan keheranan, tidak mengerti bagai