Share

Bab 229

Di atas meja granit yang luar biasa keras, tiba-tiba muncul sebuah jejak tangan yang sangat besar.

Jejak tangan itu sedalam sepertiga ketebalan meja.

“Ini……ini……”

Pada saat itu, mata Wawan dan Brena membelalak dan melihat adegan ini dengan terkejut.

Cahyo bahkan meninggalkan jejak tangan di atas meja batu granit hanya dengan menggunakan tangannya saja. Berapa besar tenaga dalam yang diperlukan untuk melakukan hal ini?

Pemandangan ini sepenuhnya menghancurkan pandangan duniawi di hati mereka.

Jika barusann telapak tangannya ditekankan di atas badan manusia, bukankah akan menghasilkan sebuah lubang darah?

Berpikir sampai di sini, Wawan tidak bisa menahan diri untuk tidak bangkit berdiri dan memberi penghormatan kepada Cahyo. “Pak Cahyo memang seorang ahli. Sebelumnya, sayalah yang terlalu memandang remeh. Semoga Pak Cahyo tidak perhitungan dengan orang biasa seperti kami.”

Cahyo meletakkan sepasang tangannya di belakang badan dan tampak sangat sombong. Dia tampak seperti sangat menikm
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status