Melihat Brena yang memapah Wawan, Surya dan yang lainnya hampir tidak bisa percaya pada mata mereka sendiri. Itu adalah dia!Wanita yang mereka caci maki sebelumnya!Dia……kenapa dia muncul di atas panggung, dan tampak begitu dekat dengan Tuan Besar Chairil? Jangan-jangan dia adalah nona besar Keluarga Chairil?Tiba-tiba, sebuah pikiran yang membuat mereka berkucuran keringat dingin muncul di kepala mereka secara bersamaan. Ternyata benar. Brena yang berada di atas panggung terlihat memapah Wawan sambil berkata mengingatkannya. “Kakek, hati-hati jalannya.”“Duar!”Begitu omongan ini keluar, kepala Surya dan yang lainnya terus berdengung bagaikan tersumbat bom.Dia benar-benar merupakan nona besar Keluarga Chairil!Wajah Surya pucat dan badannya bergetar dengan tak terkendali. Dia ketakutan hingga hampir kencing di celana. Dia akhirnya tahu mengapa ayahnya, Fajar Wangsa marah hingga masuk ke rumah sakit. Ayahnya jelas sakit karena ketakutan.Gerry dan Citra hanya terduduk di atas lan
“Kamu seorang udik, berlagak hebat apa denganku? Bahkan jika kamu berhasil mendapatkan orang berkuasa seperti Nona Brena, memangnya kenapa juga? Siapa yang tahu kalau dia hanya bercanda denganmu atau bukan?”“David benar.” Citra juga ikut berkata dengan suara dingin. “David, Nona Brena adalah tokoh yang begitu terhormat, bagaimana mungkin bisa tertarik pada pecundang sepertimu? Jadi, sebaiknya kamu jangan memainkan kekuasaan.”“Jangan lupa, ayah Surya adalah pemilik Restoran Sailendra dan merupakan penyedia minuman jamuan terima kasih kali ini.”“Bahkan jika Surya mengatakan beberapa omongan yang menyinggung, Keluarga Chairil juga tidak mungkin menyalahkan kami demi seorang pecuncang sepertimu.”Mendengar omongannya, hati Surya yang panik akhirnya kembali menjadi tenang lagi. Pada saat ini, Wulan memutar kepala melihat ke arah David sambil berkata, “David, aku sangat penasaran, bagaimana caramu mendekati Nona Brena?”“Aku mendekati Nona Brena?” kata David sambil tertawa pelan. “Meman
Seiring dengan berdirinya David, tatapan semua orang di tempat itu berkumpul ke atas tubuhnya secara bersamaan.Surya yang bereaksi, langsung terkejut. “David, apa yang kamu lakukan? Cepat duduk.”Dasar bodoh, apakah kamu tidak melihat apa yang terjadi saat ini?Sekian banyak sesepuh, termasuk Tuan Besar Chairil di dalamnya, sedang menunggu kemunculan Empu Petapa Medis dengan sangat serius.Seorang orang biasa sepertimu tiba-tiba bangkit berdiri di saat sepeti ini, yang tidak tahu apa-apa akan mengira dirimu adalah Empu Petapa Medis. “S*alan! David, kalau kau ingin mati jangan bawa-bawa kami.”Gerry dan Citra hampir menangis ketakutan. Begitu banyak sesepuh melihat ke arah mereka. Tekanan yang mereka hadapi sudah dapat dibayangkan.Tidak masalah jika David ingin mematikan dirinya sendiri. Tapi jangan sampai melibatkan mereka.Wulan juga dibuat marah. Dia menatap David sambil berkata, “David, kamu sedang gila apa? Mereka mengundang Empu Petapa Medis untuk naik ke panggung, bukan mengun
“Aku tidak membuat keributan. Merekalah yang mengundangku untuk naik ke atas panggung.” David sedikit kehilangan kata-kata. “Yang mereka undang adalah Empu Petapa Medis, bukan kamu!” Ria hampir mati karena marah.“Akulah Empu Petapa Medis.” kata David dengan serius. “Kamu…...”Ria hampir menangis karena marah. Memangnya Empu Petapa Medis memiliki nama belakang yang sama denganmu? Jangan-jangan kamu menganggap dirimu sebagai dirinya?Ria hanya merasa anak ini benar-benar sudah gila. Jika tidak, bagaimana dia bisa sembarangan berbicara di sini?David tidak berbicara dengannya lagi dan terus berjalan ke atas panggung. Yuni sudah panik. “Bu, bagaimana ini? Anak ini tidak mendengarkan omonganmu dan terus berjalan ke atas panggung.” “Apa lagi yang bisa kulakukan? Sekarang aku tidak mungkin menerobos ke atas untuk menariknya dan memukulnya, ‘kan?”Ria tersenyum tak berdaya dan menarik nafas dalam sambil berkata, “Rencana untuk hari ini hanya bisa berharap sampai pada waktumya, Kakek Chai
Pada saat ini, Ria merasa dirinya sudah hampir kehilangan nafas. David dan Empu Petapa Medis, kedua identitas ini tidak berhenti bertabrakan di benaknya dan membuatnya merasa pusing.Dia tidak berani mempercayainya.Dia juga sulit untuk menerimanya.Tapi kenyataan terpampang di depan mata dan memaksa dirinya untuk percaya.Badannya tersentak mundur beberapa langkah dan hampir tidak bisa berdiri dengan seimbang.Dalam mimpi pun dia tidak pernah menyangka bahwa Empu Petapa Medis yang dia cari dengan bersusah payah, ternyata adalah David.Bayangan dirinya yang menghina David tidak berhenti melintas di benaknya dan membuat wajahnya berubah menjadi sangat pucat.Yuni yang berada di sampingnya hanya menganga besar seperti menelan sebuah telur.Ternyata orang udik ini adalah Empu Petapa Medis?!!Dunia ini benar-benar terlalu gila!!!Dalam waktu yang sama, David yang berjalan ke atas panggung, melihat Wawan dan Brena sambil berkata, “Tuan Besar dan Nona Brena terlalu sungkan.”Setelah berdiri
Pada dasarnya pria ini adalah miliknya. Sayangnya, dia malah mendorong David ke arah orang lain. Jika tidak, dia, Wulan Tanugrah juga bisa ikut kecipratan kehormatan hari ini.Dia memutar kepala melihat ke arah Surya yang berada di sampingnya lagi. Dia menemukan Surya meringkup di tengah kerumunan orang dengan gemetaran bagaikan tikus yang tidak berani menatap cahaya.Yang satu tampil menonjol di depan semua orang dan luar biasa berbakat. Yang satunya lagi selalu memperlihatkan kejelekannya bagaikan badut. Perbedaan ini terlalu besar. Akhirnya, Wawan menuntun David datang ke hadapan Ria. “Dokter Ajaib David, ini adalah cucu Tuan Besar Keluarga Nastoro, Ria Nastoro.”Wawan sama sekali tidak tahu bahwa David dan Ria saling kenal dan hanya memperkenalkan satu sama lain berdasarkan aturan. David menerima segelas anggur dan berinisiatif untuk bersulang dengan Ria. “Halo, Nona Ria.”Ria mengangkat gelas anggur dengan ekspresi rumit dan tidak mengatakan apapun. Dalam tatapannya kepada Da
Seiring dengan jatuhnya suara yang datang secara tiba-tiba ini, semua orang memutar kepala dan melihat ke sana dengan wajah terkejut.Ria terlihat perlahan-lahan berjalan keluar dari kerumunan.Brena tidak menyangka bahwa dia akan keluar untuk menetang, dan dengan raut wajah yang sedikit berubah dia berkata, “Ria, kamu……”“Brena, maaf.”Dengan wajah bersalah, Ria berkata, “Aku tahu kalau tindakanku ini salah. Tapi aku harus menentangnya.”“Kenapa?” Brena mempertanyakannya dengan raut wajah yang tidak enak dilihat.Ria tahu bahwa dia menyukai David. Selain itu, Ria juga secara jelas menunjukkan dia sendiri tidak suka pada David sebelumnya.Sekarang Ria keluar untuk menentang. Hal ini membuatnya merasa sangat sedih melebihi kemarahannya. Ria tidak menjawabnya, melainkan memutar kepala melihat ke arah David. “David, apakah aku bisa berbicara empat mata denganmu?”Menghadapi tatapan memohon darinya, David sedikit mengangguk dan berkata, “Boleh.”Dengan demikian, di tengah tatapan semua or
Tidak ada yang lebih senang daripada Surya. Hahaha!David si bodoh ini bahkan menolak kesempatan mencapai ketinggian dalam satu langkah ini.Perlu diketahui bahwa dia adalah nona besar Keluarga Chairil, wanita pujaan hati begitu banyak orang.Baginya, tindakan David ini sudah menyinggung Keluarga Chairil. Ke depannya David akan sangat sulit untuk berbaur di Jayanegara.Memangnya kenapa juga jika dia adalah seorang Empu Petapa Medis? Sebagus-bagusnya itu juga hanya seorang dokter saja. Memangnya bisa bersaing dengan sebuah keluarga konglomerat? Ria menatap Brena dengan penuh perasaan bersalah dan tidak tahan untuk tidak berkata, “David, apakah kita sudah boleh pergi?”“Ayo pergi.”David mengangguk dan pergi meninggalkan vila Keluarga Chairil bersamanya.Di waktu yang sama, di dalam sebuah bus hitam di pinggiran Jayanegara, sekian banyak penumpang semuanya berjongkok dengan tangan memeluk kepala, menatap 3 pria dan 1 wanita di depan dengan ketakutan.3 pria dan 1 wanita itu menjarah b