Tidak ada yang lebih senang daripada Surya. Hahaha!David si bodoh ini bahkan menolak kesempatan mencapai ketinggian dalam satu langkah ini.Perlu diketahui bahwa dia adalah nona besar Keluarga Chairil, wanita pujaan hati begitu banyak orang.Baginya, tindakan David ini sudah menyinggung Keluarga Chairil. Ke depannya David akan sangat sulit untuk berbaur di Jayanegara.Memangnya kenapa juga jika dia adalah seorang Empu Petapa Medis? Sebagus-bagusnya itu juga hanya seorang dokter saja. Memangnya bisa bersaing dengan sebuah keluarga konglomerat? Ria menatap Brena dengan penuh perasaan bersalah dan tidak tahan untuk tidak berkata, “David, apakah kita sudah boleh pergi?”“Ayo pergi.”David mengangguk dan pergi meninggalkan vila Keluarga Chairil bersamanya.Di waktu yang sama, di dalam sebuah bus hitam di pinggiran Jayanegara, sekian banyak penumpang semuanya berjongkok dengan tangan memeluk kepala, menatap 3 pria dan 1 wanita di depan dengan ketakutan.3 pria dan 1 wanita itu menjarah b
David terbatuk dengan tak tertahankan sambil berkata, “Itu, coba kamu katakan sekali lagi, siapa yang kamu undang?”Rendi meliriknya dari samping dan dengan risih berkata, “Tegakkan telingamu dan dengarkan baik-baik. Yang kuundang adalah Empu Petapa Medis.”“Sudahlah, untuk apa aku membicarakan hal ini dengan tokoh kecil sepertimu? Yang jelas kamu juga tidak bisa memiliki kontak dengan orang selevel itu.”Dia mendengus dingin. Sejak masuk hingga sekarang, dia sama sekali tidak memandang David secara langsung.Baginya, anak ini mungkin merupakan pengawal yang baru dipekerjakan Ria dan sebagainya. Tidak layak baginya untuk berbicara panjang lebar yang tidak berguna.David mengelus-elus hidungnya dan menggelengkan kepala dengan penuh keheranan. Sudahlah. Dia termasuk sudah mengerti. Entah dari mana muncul seorang gadungan dan dia, Empu Petapa Medis yang asli ini sudah diremehkan.Ria langsung panik dan bermaksud memberi penjelasan dengan berkata, “Om Rendi……”Sebelum dia selesai berbic
Rendi takut “Empu Petapa Medis” marah dan buru-buru meminta maaf dengan berkata, “Empu, ini adalah keponakan saya, Ria. Dia tidak tahu etika. Semoga Anda tidak perhitungan dengannya.”“Om Rendi, dia hanya seorang gadungan. Kamu jangan percaya padanya. Aku pernah bertemu dengan Empu Petapa Medis yang asli……”Ria sudah hampir menggila. “Empu Petapa Medis” sedikit tersenyum dan dengan tidak marah berkata, “Nona Ria, Empu Petapa Medis asli yang kamu bicarakan, pasti adalah orang yang berada di jamuan terima kasih Keluarga Chairil, ‘kan?“Benar.” Ria mendengus dan menatap David yang berada di samping tanpa meninggalkan jejak, dan kembali berkata, “Jadi, kamu sama sekali bukan Empu Petapa Medis yang sesungguhnya.”“Empu Petapa Medis” tersenyum ringan dan berkata, “Nona Ria, kalian semua sudah dibohongi. Sebenarnya, orang yang berada di jamuan terima kasih Keluarga Chairil itulah yang meniru identitas saya.”“Guruku benar.” Pemuda pembawa koper yang berada di samping mendengus dan berkata, “
“Bocah, siapa kamu? Bahkan berani membuat keributan di sini!” Seorang anggota Keluarga Nastoro keluar dan memarahi David sambil menunjuknya.Yang lainnya juga melihat David dengan wajah tidak bersahabat. Rendi mengerutkan alis dan berkata, “Bocah, apa maksud omonganmu barusan?”“Tentu saja maksud secara harafiah.”David menunjuk Empu Petapa Medis palsu, dan dengan bangga berkata, “Akulah Empu Petapa Medis yang asli. Orang ini gadungan.”Setelah dia selesai berbicara. Semua orang juga ikut tercengang. Kenapa muncul seorang Empu Petapa Medis lagi? Tapi, setelah mereka memperhatikan David, mereka semua tidak bisa menahan diri untuk menunjukkan wajah tersenyum dingin. Kamu seorang anak kecil yang baru berusia 20an tahun juga berani keluar untuk mengatakan diri sendiri adalah Empu Petapa Medis? Apakah kamu menganggap semuanya adalah orang bodoh? “Empu Petapa Medis” dan pemuda pembawa koper sama-sama tersenyum dingin. Ternyata benar, wajah Rendi langsung berubah menjadi muram. “Ria, b
“Ini adalah……”Pemuda pembawa koper mengeluarkan selembar demi selembar bendara penghargaan, seperti sedang menghitung barang berharga keluarga dan memperkenalkan asal usulnya. Seiring dengan hal itu, semua orang dibuat terkejut hingga kulit kepala kram. Benar-benar seorang ahli!Dari masyarakat biasa yang paling rendah hingga jenderal tua Jayakerta yang paling tinggi, semuanya pernah diselamatkan olehnya. Bahkan Ria juga sangat terkejut. Dalam hatinya dengan sendirinya muncul sebuah pikiran. Apa mungkin dia adalah Empu Petapa Medis yang sesungguhnya? Kalau begitu David……Dia dibuat ketakutan oleh pikirannya sendiri dan tidak berani berpikir lebih lanjut lagi.Akhirnya, pemuda pembawa koper membuka buku merah itu. “Ini adalah sertifikat kualifiakasi medis yang diberikan Asosiasi Juru Medis Kioto kepada guruku. Di atasnya terdapat stempel Asosiasi Juru Medis Kioto. Jika tidak percaya, kalian lihat sendiri saja.”Semua orang buru-buru melihatnya dan mendapatkan isinya sama persis de
Di pinggiran Kota Jayanegara, jauh di dalam hutan belantara, aroma amis darah yang menyengat memenuhi udara. Di atas lantai terbaring lebih dari 20 mayat.Tampak jelas bahwa tempat ini baru mengalami perang besar. Julio yang mengenakan jas militer melihat mayat yang memenuhi lantai dan dengan suara rendah berkata, “Ini sudah kumpulan yang ke berapa?”“Bos, ini sudah kumpulan yang ke-7.” Seorang tangan kanannya menyeka darah di wajahnya dan berkata sambil membungkukkan badan.“Kumpulan yang ke-7?!”“Semuanya datang untuk membunuh Tuan Muda!”Dengan tampak kehabisan kata-kata, Julio bergumam, “Tuan muda juga benar-benar…. Untuk apa dia membeberkan identitas Empu Petapa Medis? Kalau tidak, orang- orang ini tidak mungkin akan seperti orang gila dan berbondong-bondong datang ke Jayanegara.”“Meskipun Tuan Muda tidak peduli pada semut seperti kalian, tapi diriku, Julio Sianturi justru tidak bisa mentolerir siapapun yang mengancamnya!”Sepasang matanya agak menyipit dan dalam suaranya terdap
“Seperti itu…… boleh juga.” “Empu Petapa Medis” tampang seperti tidak bisa menahan bujukan dan mengangguk dengan berat hati. Dalam hati pemuda pembawa koper sangat gembira. Dia sangat ingin segera melarikan diri sambil memapahnya.Bagaimana David bisa membiarkan mereka pergi? Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menghadang mereka dengan berkata, “Indentitas kita belum diperjelas. Untuk apa pergi dengan terburu-buru seperti ini?”“Kamu……” Tubuh “Empu Petapa Medis” langsung bergetar entah karena marah atau karena ketakutan yang berlebihan. “Tunggulah sebentar lagi. Lagipula Julio akan segera tiba.” kata David seolah sedang tertawa. Begitu mendengar omongan ini, raut wajah keduanya langsung berubah. Mereka tidak berdaya karena dicengkram dengan kuat oleh David dan tidak bisa pergi sama sekali. Ria sedikit tidak bisa melihat hal ini dan dengan tidak tega berkata, “DAvid,, kamu biarkan mereka pergi saja. Tidak perlu mempersulit seorang orang tua seperti ini.”“Tidak bisa. Siapa suruh
Di tengah tatapan semua orang, Julio terlihat menjulurkan tangan dan menunjuk Empu Petapa Medis palsu sambil berkata, “Orang ini adalah Empu Petapa Medis yang asli!”Begitu omongan ini keluar, sepasang kaki “Empu Petapa Medis” yang baru saja akan berlutut langsung menjadi kaku dan wajahnya tampak tercengang.Mereka tidak salah dengar, ‘kan?Seperti tidak melihat ekspresi mereka, Julio maju selangkah, menjabat erat tangan “Empu Petapa Medis” dan dengan penuh rasa terima kasih berkata, “Dokter Ajaib, terima kasih karena Anda telah menyembuhkan saya 5 tahun yang lalu.”“Anda juga tidak memberitahukan kedatangan Anda ke Jayanegara kepada saya. Dengan demikian saya bisa menjalankan persahabatan sebagai tuan tanah.”Melihat wajahnya yang penuh semangat, “Empu Petapa Medis” hanya merasa otaknya sendiri sedikit konslet. Namun, dia kembali normal dengan cepat dan sengaja dengan tenang berkata, “Tidak perlu berterima kasih. Aku tidak pernah mengharapkan balasan dalam membantu orang lain menyem