Bahkan Brena juga melihat ke arah David dengan kemabukan di matanya, dan merasa jantungnya berdebar-debar. Dia pernah melihat begitu banyak orang. Namun, ini adalah pertama kalinya melihat pemuda setampan David. “Wah, Nona, pacar Anda sungguh tampan.” Asisten toko yang berada di samping berkata sambil melihat David dengan kasmaran. Kata ‘pacar’ membuat wajah cantik Brena memanas dan dengan hati yang berbunga-bunga berkata, “Ambilkan 1 stel yang seperti ini lagi, kemudian bungkuskan.”“Baik. Kalau begitu, Anda tolong ke sini sebentar untuk melakukan pembayaran.” kata asisten toko sambil tersenyum. David justru tidak merasa ada yang spesial dengan pakaiannya ini, karena dalam hatinya, dia hanya memperhatikan kebersihan dan kenyamanan dalam berpakaian. Selama Brena melakukan pembayaran, ada banyak wanita yang berjalan masuk ke dalam toko. Ketika melihat David, mereka dibuat terkejut oleh penampilannya.Di antaranya, ada 2 wanita yang berinisiatif untuk meminta nomor Whatsapp David de
Di tengah tatapan semua orang, Brena terlihat berjalan mendekat dengan wajah yang dingin. Saat melihatnya, Citra dan Wulan langsung merasa malu sendiri.Wanita di depan mata ini benar-benar sangat cantik. Di hadapannya, mereka berdua hanya sama seperti gadis desa saja. Setelah itu, kedua wanita itu membelalak bersama.Mereka tidak salah dengar, ‘kan? David adalah pacar wanita ini?Saat Citra tertegun, Brena maju dengan wajah dingin dan memberikan sebuah tamparan ke wajahnya. “Apakah kau tidak mendengar omonganku?”“Plak!”Suaranya nyaring dan keras. Sebuah tamparan membuat Citra terpukul hingga mundur beberapa langkah dan hampir terjatuh ke atas lantai. Citra ditampar hingga tercengang. Dia menutupi wajahnya dan berkata kepada Brena dengan tatapan tak percaya. “Kamu……kamu berani menamparku?”Brena tidak mempedulikannya. Dia malah melihat ke belakang dan menatap David sambil berkata dengan suara lembut. “Tuan David, untuk menghadapi wanita jalan seperti ini, tampar saja sudah selesa
“Nona cantik, sejujurnya, namaku adalah Surya Wangsa. Pemilik Restoran Sailendra, Fajar Wangsa adalah ayahku.” Surya segera berkata seperti memamerkan.Awalnya, Surya mengira bahwa setidaknya Brena akan terkejut setelah mendengarnya. Namun, Brena tidak menampakkan ekspresi apapun. Surya tidak menyerah dan kembali berkata, “Apakah kamu telah mendengar bahwa Keluarga Chairil, keluarga konglomerat di Jayanegara akan mengadakan jamuan terima kasih yang meriah?”“Aku sudah mendengarnya.”Brena berkata dengan bingung. “Kalau begitu, apakah kamu menerima undangan dari Keluarga Chairil?” tanya Surya lagi.“Em, tidak.” kata Brena sambil tersenyum geli. Surya langsung merasa bersemangat. “Nona cantik, ayahku kebetulan diundang oleh Keluarga Chairil. Dia bisa membawa 5 orang untuk mengikuti jamuan terima kasih Keluarga Chairil. Bagaimana jika kamu meninggalkan informasi kontak dan sampai pada waktunya aku akan meminta ayahku untuk membawamu masuk?”Dia memutar pembicaraan kesana kemari, tujuan
Di fajar keesokan harinya, di dalam dan luar rumah Keluarga Chairil dihias dengan meriah dan luar biasa ramai.Hari ini adalah hari jamuan terima kasih yang diadakan Keluarga Chairil. Ada begitu banyak mobil mewah dan tamu undangan yang hampir membuat seluruh jalan di Jayanegara macet.Di dalamnya terdapat tokoh besar Jayanegara yang tidak terhitung jumlahnya. Dengan menghentakkan kaki saja mereka dapat membuat gempa melanda Jayanegara.Selain itu, masih terdapat tamu kehormatan yang datang dari berbagai daerah di Indojaya. Mereka membuat jalan tol macet total. Semua orang ingin melihat dengan mata kepala sendiri, Empu Petapa Medis yang menyelamatkan Tuan Besar Keluarga Chairil itu.Namun, di dalam Vila Nomor Satu Menteng.David seperti orang yang tidak ada kerjaan, tetap meneruskan meditasi seperti biasanya dan melakukan latihan pernafasan. Hingga bunyi ketukan pintu Brena membangunkannya. “Tuan David, jamuan terima kasih akan segera diselenggarakan. Aku sudah datang menjemputmu.”S
Nasib apa yang dimiliki David si orang udik ini? Dia bahkan bisa diminati oleh orang luar biasa seperti ini.Menghadapi tatapan menantinya, Brena tersenyum ringan dan dengan sangat merendahkan berkata, “Menjalin pertemanan? Kamu juga pantas?”Seberapa baik pun emosi yang dimiliki, Surya juga sudah sedikit marah. “Nona, sepertinya kamu juga terlalu tidak mengerti untuk menghargai orang lain, ‘ya?“Bagaimanapun juga, aku, Surya Wangsa juga merupakan petinggi sebuah perusahaan. Selain itu, ayahku juga merupakan pemilik Restoran Sailendra dan cukup terkenal di Jayanegara.”“Aku sangat ingin tahu, sebenarnya bagian manaku yang tidak sebanding dengan orang udik bernama David ini? Sampai-sampai kamu mempermalukanku beberapa kali demi dia?”Surya mengangkat tangan dan menunjuk David tanpa menutupi penghinaan di wajahnya.“Kamu benar-benar sangat ingin mengetahuinya?” Alis Brena langsung mengkerut. “Tentu saja.” Surya mengangguk. Brena tersenyum. “Kalau begitu kamu harus mendengarnya dengan b
“Kamu jangan sok menakuti kami.”Surya tersenyum tak sudi dan berkata, “Bukankah hanya seorang kupu-kupu sosial saja? Apa yang bisa dia lakukan padaku juga?”David malas untuk meladeni beberapa orang itu. Begitu berbalik badan, dia mendapatkan bayangan Brena sudah menghilang sejak awal. Dia langsung berjalan ke tempat yang tidak ada orang dan mencari tempat duduk untuk dirinya sendiri.Di depan pintu Vila Keluarga Chairil, sebuah mobil Bentley melaju kemari dari kejauhan dan perlahan-lahan berhenti di tepi jalan. Seiring dengan dibukanya pintu mobil, terlihat Ria yang mengenakan sebuah gaun panjang berwarna putih salju berjalan keluar dengan membawa sekretaris Yuni. Brena yang sudah menunggu dari tadi pergi menyambut dengan senyuman. “Ria, kamu sudah datang.”Ria dengan eskpresi khawatir berkata, “Brena, apakah aku boleh menanyakan sebuah pertanyaan padamu?”“Kamu masih mengatakan hal semacam ini kepadaku? Tanyakan saja.” Brena menjulingkan mata kepadanya.Ria langsung berkata, “Sek
Begitu omongan ini keluar, Surya tercengang dan hanya merasa bulu kuduk di sekujur tubuhnya berdiri.Manusia biasa memegang kekuasaan, dia menguasai hidup dan mati?Bukankah ini juga terlalu mendominasi?Jantung Wulan terus berdegup kencang mendengarnya. Menurutnya, keberadaan yang seperti Empu Petapa Medis inilah yang disebut tokoh besar yang sesungguhnya.Fajar dengan wajah penuh hormat berkata, “Pak Charles benar. Tokoh seperti Empu Petapa Medis, tidak dapat kita jangkau, juga tidak dapat kita singgung.”Dia juga tidak lupa untuk berpesan, “Maka dari itu, kalian harus berprilaku baik dalam jamuan terima kasih hari ini. Ingat, jangan sampai menyinggung siapapun. Jika tidak, aku tidak bisa melindungi kalian.”Mendengar omongan ini, beberapa orang itu buru-buru mengangguk.“Om Fajar, kalau begitu siapa orang muda yang ingin disokong oleh Keluarga Chairil? Apakah Anda tahu?” tanya Citra. “Apakah ini masih perlu dipertanyakan lagi? Tentu saja Surya.” kata Gerry dengan menyanjung. Meski
Surya dibuat bingung oleh sebuah tamparan darinya. Dia menutupi wajahnya dan dengan tertegun berkata, “Ayah……”“Keluar!”Fajar meraung, “B*jingan, jangan panggil aku ayah. Mulai hari ini, aku memutuskan hubungan ayah-anak denganmu.”Selesai berkata demikian, dia memegang dadanya. Wajahnya pucat pasih dan tubuhnya juga ikut bergetar kencang.Ntah karena marah atau terlalu takut, dia hanya merasakan kegelapan di depan matanya dan langsung pingsan di tempat. Adegan yang datang secara tiba-tiba ini, membuat ketiganya terkejut.“Ayah, kamu kenapa? Kamu jangan membuatku takut.”“Cepat, cepat panggil ambulan.” Setelah kekacauan beberapa saat, Fajar akhinya diantar ke rumah sakit terdekat. Kenapa bisa begitu?Ketiga orang itu tetap tidak mengerti. Surya melihat ke arah seorang pengusaha asing kaya yang bernama Charles di samping dan berkata, “Om Charles, ayah saya……”“Jangan, jangan memanggilku Om. Aku tidak ingin diseret kalian untuk mati bersama.”Wajah pengusaha kaya Charles juga sudah