Setelah Sue selesai berbicara, dia menyadari tatapan semua orang tertuju pada dirinya. Kemudian, Sue baru menyadari bahwa dirinya sedang memeluk Felix dengan erat.Bagi petugas keamanan, semua ini terlihat sangat wajar. Sebab di mata mereka, Felix dan Sue adalah sepasang sejoli!Namun tidak bagi para penghuni setempat. Bukankah Felix sedang menjalin hubungan dengan Samantha? Kalau begitu, Sue ….Jadi, maksudnya Sue adalah perusak hubungan Samantha dan Felix? “Kalian … kenapa kalian melihatku seperti ini? Felix, penjahat yang pernah aku tangkap sebelumnya muncul lagi, mereka ….”“Tolong!”Belum sempat Sue menyelesaikan omongannya, omongannya malah disela oleh suara jerit minta tolong Diego. Dia sedang melarikan diri lantaran dipukul oleh serigala.Sue menatap Diego dengan kebingungan. Tadi dia sempat berkelahi dengan Diego, tapi dia sama sekali tidak mampu untuk melakukan perlawanan. Sekarang … dia malah melarikan diri lantaran ditindas oleh seekor anjing?“Aku sudah memahami masalah d
“Memangnya aku izinin kamu pergi? Kamu rebut cewekku, lalu rebut bisnisku. Kamu kira aku orangnya gampang diajak kompromi?” Suara Felix terdengar sangat datar, tapi suara itu terdengar sangat mengerikan di telinga Yoga.Master yang dicari ayahnya Yoga memang tidak bisa diandalkan! Bagaimana sekarang?“Kak … Kak, jangan emosi dulu! Semuanya hanya salah paham!”“Salah paham? Bagaimana kalau kita perdalam salah pahamnya?” ucap Felix dengan santai.“Jangan … aku … aku ….”“Kamu apa kamu? Mana kontraknya? Keluarkan!”“Iya, iya, iya! Dasar sekelompok orang bodoh! Kenapa kalian malah diam saja? Cepat keluarkan kontraknya!” jerit Yoga.Para pengawal segera mengantarkan kontrak ke hadapan Felix. “Bos, ini kontraknya, silakan dibaca ….”Begitu mengambil kontrak, Felix langsung mengeluarkan energi sejatinya untuk membakar dokumen di tangan.Gambaran ini membuat semua orang terbengong di tempat. Dari mana asal api itu?Apa Felix bisa sulap?“Cuma dua saja?” tanya Felix terhadap penghuni setempat.
Setelah diusir Sue, para petugas keamanan yang sedang emosi itu baru meninggalkan tempat. Sikap mereka membingungkan Felix.Memangnya kesalahan apa yang sudah diperbuatnya?“Pak Felix, kontraknya sudah selesai ditanda tangan. Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” Helen berjalan ke sisi Felix, lalu bertanya.“Pesan tiket pesawat. Besok aku dan Patricia akan pergi ke Havana. Mengenai masalah di sini, segera bayarkan uang ganti rugi mereka. Kemudian, segera cari kontraktor untuk memulai pekerjaan. Nanti aku beri kamu nomor telepon kontraktornya. Kamu beri tahu saja aku mau mengembangkan area ini. Dia tahu apa yang harus dia lakukan!”Sambil berbicara, Felix pun menyerahkan nomor telepon Jenson kepada Helen.Felix bisa mengenal Jenson gara-gara Jenson ingin menikahkan anjingnya dengan anjing super. Sejak itu, Felix baru tahu bahwa dia adalah wali kota. Dengar-dengar, berkat masalah waktu itu, dia pun sudah naik jabatan.Malam harinya, setelah Felix makan bersama ketiga wanita makan mal
Awalnya Renaldy mengira laporan keuangan sebanyak ini, meski Felix mengutus sebuah tim akuntan, mereka juga perlu waktu satu minggu untuk memeriksanya.Selain itu, tim akuntan pasti tidak akan memberi tahu satu per satu masalah kepada Felix. Mereka pasti akan mengumpulkannya, lalu melaporkannya secara bersamaan. Renaldy berencana untuk menyogok tim akuntan Felix dalam waktu seminggu itu!Sekarang, tak disangka seorang Patricia malah lebih hebat daripada satu tim akuntan. Dia bahkan melaporkan satu per satu permasalahannya ….Si Felix ini ….Memang tidak biasa ….“Baru baca beberapa lembar saja, aku pun sudah menemukan banyak masalah di sebuah akun biaya. Aku beri kalian waktu tiga hari, perbaiki semuanya. Aku mau laporan yang tidak ada kesalahan sama sekali. Kalau sampai nilai debit kreditnya selisih, kalian akan aku pecat!” ucap Patricia dengan tidak puas.Selesai berbicara, tiba-tiba Patricia menyadari sepertinya dia tidak memiliki kekuasaan itu. Dia pun spontan melirik Felix, lalu b
Patricia terbengong. Pertunjukan seru?Betul juga! Mereka akan mulai saling mengekspos kesalahan satu sama lain. Kemudian, dari kesalahan yang sudah mereka perbuat, sudah cukup bagi konsorsium untuk bisa memecat mereka.Hanya saja, apa bedanya perilaku Felix dengan mempermainkan mereka?“Apa kamu tidak takut mereka akan datang mencari gara-gara karena merasa dipermainkan?”“Sarkisian juga bukan pajangan. Sudah saatnya dia turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Bagaimanapun juga, yang membuat masalah itu rakyatnya, tidak ada hubungannya denganku. Memangnya aku harus mempekerjakan orang yang jelas-jelas sudah bermasalah? Omong-omong … bisa jadi nanti aku bisa meminta ganti rugi sama Sarkisian?!”Patricia sungguh kehabisan kata-kata. Felix memang masih Felix yang dikenalnya. Dia masih jago dalam mengelabui orang!“Jadi, bagaimana dengan komplain yang sebenarnya tidak ada masalah? Posisi apa yang akan kamu atur untuk mereka?” tanya Patricia dengan penasaran. Dia yakin Felix pasti sudah
“Begini, dong!”Setelah Patricia memohon “berkali-kali”, akhirnya Felix mengizinkan untuk meneruskan email ke tim sekretarisnya. Kepala sekretaris yang akan memimpin semua sekretaris untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.Di sisi lain, Felix masih merasa bingung. Dia bergumam dalam hati, apa cewek ini sudah gila?…Setelah Sarkisian mengetahui rencana Felix, dia pun bertanya dengan kebingungan, “Pembenahan? Apa yang sedang dipikirkannya?”“Aku juga tidak bisa menebaknya. Demi bisa naik jabatan, semua karyawan perusahaan berbondong-bondong mengirim email pengaduan. Orang-orang yang kita sogok sebelumnya juga lagi bingung. Mereka ingin mengadu, tapi mereka tidak punya bukti. Kalau tidak melakukan pengaduan, mereka pun kehilangan kesempatan untuk naik jabatan. Mereka semua bahkan meminta pendapatku!” ucap Renaldy dengan tidak berdaya.Sarkisian mengusap-usap dagunya sambil menganalisis, “Ternyata Felix pintar juga. Dia khawatir ada anggota kita di dalam konsorsium, makanya dia menggun
“Ehm … jangan begini, padahal aku masih belum bilang apa-apa!” Qadir berunding.“Oke, kalau begitu, coba kamu ceritakan dulu. Setelah selesai cerita, aku baru tolak!” balas Felix dengan tersenyum.Qadir sungguh kehabisan kata-kata. Memang benar apa kata Winfield, tidak ada yang bisa menebak apa yang ada di benak bocah ini!“Masalahnya seperti ini, dulu pamanku punya sebuah barang berharga. Setelah peperangan berakhir, barang berharga itu dibawa pergi pasukan Havana ke Komunitas Dewa Havana!”“Maksudmu, pamanmu itu pengkhianat bangsa?” tanya Felix dengan penasaran. “Keponakan pengkhianat bangsa bisa jadi Dewa Perang?”“Cih! Pengkhianat bangsa dari mana! Pamanku itu pahlawan!” balas Qadir dengan kesal.“Kalau bukan pengkhianat bangsa, bagaimana ceritanya barang itu bisa sampai di Komunitas Dewa Havana?” tanya Felix.Qadir sungguh kehabisan kata-kata. Kenapa pola pikir lelaki ini melenceng sekali ….“Masalah ini sudah masalah puluhan tahun silam. Waktu itu, situasi perang sangat kacau. Pi
“Kalau aku bisa ke sanai, aku pun sudah pergi dari dulu. Apa kamu lupa dengan identitas kami? Kalau kami ke Negara Havana dengan naik pesawat, bukannya mereka akan tahu kabar kedatangan kami?”“Kalau kami mengutus orang lain untuk melakukannya, tingkat keberhasilannya juga sangat rendah. Aku juga tidak ingin menghebohkan massa. Jadi, kamu adalah kandidat yang paling cocok. Sekarang kamu juga sudah berada di Negara Havana. Tidak akan ada yang curiga sama kamu!”Felix sungguh kehabisan kata-kata. Sepertinya tidak seharusnya dia mengakuisisi keempat konsorsium ini?Qadir juga sudah memahami karakter Felix dan Winfield. Dia pun mulai berunding, “Tolong bantu aku! Benda itu sangat penting bagi negara. Kalau kamu berhasil mendapatkannya, anggap aku sudah utang budi sama kamu.”“Utang budi? Kamu masih utang atas masalah Waylon. Kamu berencana mau utang berapa banyak lagi?” ucap Felix dengan nada bercanda.“Hahaha? Nanti kalau sudah utang tiga kali, aku akan kasih nyawaku sama kamu.” Qadir pun