Menyadari Felix sudah kembali, Nala segera berlari ke sisinya. “Felix, kamu cepat bujuk Alice. Dia mau pergi ke Kota Doldam. Dia juga dijodohkan Tante Camelia dengan putra dari Kepala Komersial Doldam!”Felix terbengong, lalu berbicara dengan kaget, “Kembali ke Kota Doldam? Bukankah Tante Camelia suruh Alice pergi MBA? Kenapa jadi pulang ke Doldam?”Ketika mendengar ucapan Felix, Mischa dan yang lainnya spontan mengangguk.“Mamaku berbuat seperti ini pasti ada alasannya. Kalian semua tidak perlu berpikir terlalu banyak lagi. Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan, ‘kan?” Alice memang berbicara seperti ini, tapi tatapannya penuh dengan kesedihan dan ketidakrelaan.“Haish, rumah yang awalnya ramai pun akan berubah sunyi. Laura baru saja pergi, sekarang kamu juga ingin pergi …,” ucap Cindy dengan tidak rela.“Kita juga bukannya tidak akan bertemu lagi. Kita memang baru saling mengenal, tapi aku sudah menganggap kalian semua sebagai saudaraku. Aku tidak akan melupakan kalian. Kita juga
Felix tidak menyangka Nala masih memikirkan masalah ini. Dia pun menjelaskan dengan tidak berdaya, “Itu maksud Mama Camelia. Dia bilang dia tidak pernah mengobrol dengan Alice, makanya dia ingin menggunakan kesempatan kali ini untuk mempererat hubungan mereka.”“Tapi kata Alice, Tante Camelia ingin menjodohkannya!”“Itu hanya alasan Tante Camelia saja. Mana mungkin dia tega memaksa putri yang baru ditemukannya melakukan hal seperti itu? Dia hanya tidak kepikiran ide bagus untuk menyuruh Alice kembali, makanya aku akan pulang bersamanya!”Nala yang akhirnya mengerti itu mengangguk dengan perlahan. Ternyata semua ini adalah ide Tante Camelia!“Uhuk, uhuk … Nala, sudah lama kita tidak bertemu, apa kamu merindukanku?” tanya Felix dengan tersenyum nakal.“Tidak!” Nala langsung memalingkan kepalanya. Dia tidak tahu dirinya yang sedang tersenyum itu tertangkap basah oleh Felix dari kaca spion.Tanpa ragu, Felix langsung menggenggam tangan Nala, dan membawanya masuk ke dalam Pagoda Langit.Mal
Sewaktu di perjalanan, Camelia langsung duduk di tengah-tengah Felix dan Alice. Kedua tangannya merangkul pundak Felix dan Alice, sama sekali tidak terlihat bagai seorang senior saja.“Mama Camelia, yang duduk di depan sana ….”“Dia? Dia adalah putra dari Kepala Komersial Doldam, Carver Madden. Dia sangat tampan, ‘kan? Hanya saja, Felix, kamu tidak perlu khawatir, kamu juga sangat tampan!”Felix hanya bisa terdiam sambil mengangguk. Kenapa membandingkannya dengan bocah itu?Lelaki itu terlalu lembut seperti perempuan saja. Felix juga tidak ingin berinteraksi terlalu banyak dengan Carver.Samar-samar, Felix menyadari Carver sedang meliriknya dari kaca spion. Dia pun spontan mengernyit.Kenapa tatapan mata itu terasa tidak asing?Jangan-jangan Carver merasa Felix datang untuk merebut calon pasangannya? Jadi dia ingin mencari perhitungan terhadap Felix?Felix diam-diam meningkatkan waspada. Bagaimanapun juga, dia sudah sering mengalami hal seperti ini ….“Ada apa Felix? Kenapa kamu terus
Camelia tidak tahu apakah sikap putrinya ini akan meluluhkan hati Felix atau tidak.Saat Camelia menoleh untuk melirik Felix, dia malah menyadari Felix tidak memperhatikan mereka, melainkan sedang mengamati sekeliling.Camelia merasa tidak berdaya, dia lalu mengingatkan dengan suara kecil, “Felix, apa kamu sama sekali tidak peduli dengan masalah putriku dan Carver?”Felix terbengong sejenak, lalu berucap dengan ragu, “Bukannya Mama Camelia bilang hanya formalitas saja, Mama melakukannya agar Alice bisa datang ke sini, ‘kan?”“Aku ….”Camelia langsung tertegun, dia menggaruk kepalanya dan berkata, “Aku juga berpikir seperti itu, tapi sepertinya Carver punya perasaan terhadap putriku. Seandainya Alice juga punya perasaan terhadap Carver, aku sebagai ibu juga tidak bisa melakukan apa-apa.”Setelah berpikir beberapa saat, Felix membalas dengan suara kecil, “Mama Camelia, apa si Carver itu bisa diandalkan? Entah kenapa, aku merasa ada yang aneh dengannya, tapi aku tidak tahu apa yang aneh.”
Di dalam kamar hotel ….Setelah Felix mengobrol panjang dengan Alice, Alice kelihatan agak murung. Dia pun menggigit bibirnya memberanikan diri untuk berkata, “Aku temani kamu belanja!”Setelah mendengar ucapan ini, kedua mata Alice langsung berkilauan.Ternyata tidak ada wanita yang tidak tergiur dengan godaan belanja!Namun, tatapan Alice seketika kembali muram. Dia malah menggeleng dan berkata, “Tidak usah, barang-barang di Kota Doldam sangat mahal, uang beasiswaku ….”Felix menghela napas dengan tidak berdaya. Sepertinya sikap rendah diri Alice tidak bisa diubah dalam waktu singkat ….“Tidak masalah, aku akan membelikannya untukmu. Mama Camelia sangat terkenal di sini, jadi kamu mesti berpakaian lebih cantik. Ayo, kita pergi belanja!”Sambil berbicara, Felix pun menarik tangan Alice ke mal terdekat.Awalnya Alice masih menolak, tapi setelah Felix memaksanya untuk mencoba pakaian, Alice baru mulai menikmatinya. Kemudian, dia pun bolak-balik mencoba pakaian cantik.“Omong-omong, ini
“Gaun berkualitas tinggi di toko kami didesain langsung oleh desainer Negara Itamin, nama gaun itu adalah Gemerlap Bintang. Di atas gaun itu terdapat ribuan butir berlian yang terlihat bagai kilauan bintang, harganya 16 miliar. Setiap pelanggan yang ingin mencoba pakaian mesti membayar uang muka dulu, jadi ….”Saat pelayan masih belum selesai berbicara, Felix langsung melempar selembar kartu bank berwarna hitam, lalu berkata, “Gesek saja!”Setiap pelayan toko tentu pernah mendengar apa yang dimaksud dengan kartu hitam, tapi ini adalah pertama kalinya mereka melihat kartu hitam secara langsung.Alasannya sangat sederhana, karena kartu hitam seperti ini sangat langka. Di seluruh Negara Xia, orang yang memiliki kartu hitam paling-paling hanya sekitar 50 orang saja, sedangkan di Kota Dongdam, kartu hitam hanya dimiliki oleh Camelia saja.Selain saldo bank, pemilik kartu hitam ini juga perlu rekomendasi dari lima pemilik kartu hitam lainnya, baru bisa mendapatkan kartu hitam. Felix pun baru
Setelah Anna hendak meninggalkan toko, dia pun melirik Felix dengan tatapan arogan dan berkata, “Sudah lihat, belum? Ini yang dinamakan status!”Felix malas meladeni Anna, dia hanya duduk dan menunggu saja.Alice yang rendah diri itu berjalan mendekati Felix, lalu berbisik, “Bagaimana … bagaimana kalau kita pulang saja?”“Jangan terburu-buru, pakaiannya masih belum diambil. Lagi pula masa kita pulang dengan tangan kosong?” tanya Felix dengan tersenyum.“Tapi … mahal sekali, 16 miliar ….”“Memangnya kenapa, toh 16 miliar saja, secuil!” Felix berusaha untuk menenangkan.Setelah Anna dan Wendell pergi, pelayan muda baru kembali dengan gaun mahal itu.“Maaf sudah membuat Anda menunggu lama, ini adalah gaun yang Anda minta. Apa Anda ingin mencobanya?”Pelayan tua terbengong sejenak, lalu berkata dengan kaget, “Kenapa kamu mengeluarkan gaun ini? Memangnya dia sanggup untuk membelinya?”“Tidak perlu lagi, tadi aku sudah melihat wanita yang mencoba pakaian ini, cukup cantik. Alice pasti akan l
Saldo Felix bahkan melebihi saldo kartu Wendell!“Salah perhitungan! Terakhir malah si Moris dapat komisi yang lebih banyak! Sayang sekali!”Sembari menghela napas, Kak Nora tiba-tiba memperhatikan Felix sedang melihatnya. Dia spontan merasa gugup.“Aku boleh retur pakaian dalam tiga hari. Kalau dalam tiga hari ini, dia masih bekerja di sini, aku akan retur semua yang kubeli!”“Jangan, Tuan! Semuanya salahku, aku sudah bersikap lancang, semua ini salahku!” Kak Nora segera memelas.“Tidak, tidak, tidak, kamu tidak salah. Uang yang aku gunakan untuk beli pakaian ini adalah hasil pinjaman, kok! Aku memang tidak kaya.”Selesai berbicara, Felix membawa Alice meninggalkan toko.Kak Nora langsung jatuh duduk di lantai. Dia sedang bertanya pada dirinya sendiri, kenapa dia merendahkan Felix tadi?“Halo, Kepala Toko, tadi ada orang yang melakukan transaksi 20 miliar di toko. Dia bilang kalau kita tidak memecat Kak Nora dalam tiga hari ini, dia akan meminta retur!”Kak Nora menatap Moris dengan