Malam yang mendebarkan hati sudah berlalu, sinar matahari pun sudah memancar ke dalam jendela mobil. Saat ini terlihat rasa capek dan bahagia di atas wajah Nala. Dia sedang bersandar di dalam pelukan Felix.“Berhubung kamu sudah menodaiku, kamu harus tanggung jawab!” Dapat terdengar nada manja di dalam suara Nala.“Bagaimana caranya untuk tanggung jawab?“ tanya Felix sambil tersenyum.“Pokoknya kamu tidak boleh mencampakkanku. Kalau tidak, aku akan membunuhmu!”“Bagaimana dengan Mischa ….”Nala langsung membalas, “Aku akan menjelaskannya. Dengan sikap terus terangmu, kamu pasti akan membuatnya kesal. Tapi kalau Mischa tidak setuju … kamu … kamu campakkan aku saja!”Felix spontan tertawa ketika melihat Nala berbicara sampai gagap!“Bukankah kamu baru bilang kalau aku tidak boleh mencampakkanmu? Kenapa sekarang malah menyuruhku untuk mencampakkanmu?”“Pokoknya biarkan aku saja yang mengatakannya kepada Mischa. Selain itu, bukankah kamu sedang berpacaran dengan Julia?” tanya Nala.“Hmm …
“Memangnya Mama sudah tidak sabar ingin aku menikah?” Nala memasang wajah cemberut tanda dirinya merasa kesal.“Bukan tidak sabar, hanya saja Mama sungguh gembira kalau kamu bisa menikah dengan Felix. Kalau kamu menikah dengan orang lain … Mama akan menyembelih orang itu!”Ketika berbicara sampai di sini, Rose kembali tersenyum dan berkata, “Bagaimana? Mama tidak bohong, ‘kan? Apa kamu merasakan ada yang berbeda dengan tubuhmu?”Nala terbengong. Kalau Mama tidak mengungkit masalah ini, Nala pun sudah melupakannya. Dia memejamkan matanya untuk merasakan perbedaan pada tubuhnya. Seketika Nala menyadari perutnya membuncit.“Ini … Ma, kenapa bisa seperti ini?” tanya Nala dengan kaget.“Ini namanya energi sejati. Kekuatan ini lebih kuat daripada kekuatan kultivasi bawahan Mama. Selain itu, energi sejati ini juga berkhasiat untuk mempercantik wajah!”Wajah Nala seketika bersemu merah. Sepertinya Nala harus lebih berusaha lagi, supaya kekuatannya bisa meningkat!…Baru saja mobil melaju pergi
Felix menggaruk kepalanya dan berkata dengan canggung, “Intinya jalanku dihalangi, tapi aku tidak tahu siapa yang sudah mengutus mereka ….”Kim melirik Felix dengan kaget. Kenapa sepertinya ada yang aneh dengan kejadian ini? Kenapa Felix bisa bersikap setenang ini?Mungkin Kim tidak tahu bahwa Felix sudah terbiasa dalam menghadapi masalah seperti ini!Gara-gara masalah ini, mobil Wuling bekasnya pun berubah menjadi mobil Alphard!“Aku sudah mengerti. Kami akan membawa mereka ke kantor untuk melakukan pemeriksaan. Nanti aku akan suruh Sue untuk menghubungimu!”“Apa dia sudah kembali?” tanya Felix dengan penasaran.Kim terbengong sejenak, lalu membatin, ‘Jangan-jangan mereka berdua sedang bertengkar?’“Liburannya sudah berakhir. Pak Felix, Sue orangnya memang agak keras, harap dimaklumi, ya. Kalau kalian bertengkar, Anda mengalah saja. Kalau begitu, kami pamit dulu!”Felix tidak bisa berkata-kata. Apa-apaan ini?Saat Felix hendak menjelaskan, dia menyadari Kim bersama anggotanya sudah me
“Pak Felix tenang saja, aku memang tidak berwewenang untuk menyelidiki kasus ini, tapi orang lain bisa menyelidikinya. Aku sudah beri tahu Pak William. Dia akan segera membawa timnya kemari. Setelah orang-orang itu ditangkap, anggota Pak William akan menginterogasi mereka!”Felix spontan tersenyum sambil berkata, “Kalau begitu terima kasih, ya. Titipkan salamku untuk Pak William!”“Tidak masalah, aku akan titip salam untuk Pak William dan Sue. Kalau begitu, aku tutup dulu!”Tut! Tut! Tut!Felix melihat ponselnya dengan bingung. Apa hubungannya masalah ini dengan Sue?Sudahlah, Felix sudah sangat mengantuk, dia ingin tidur sekarang!Di sisi lain, di seberang vila ….Quinne menatap Johnson dengan kesal dan bertanya, “Kamu bilang kamu ingin membantuku untuk balas dendam, aku sudah berikan kesempatan kepadamu, tapi apa yang kamu perbuat? Sekelompok preman itu malah ditangkap! Apa ini cara kamu untuk balas dendam? Kamu ingin balas dendam kepada mereka atau aku?”Saat ini Johnson sungguh tid
Setelah beristirahat semalaman, sore harinya, Felix bangun dan berencana untuk mempersiapkan makan malam, tapi dia malah menyadari isi kulkasnya kosong melompong bagai kulkas baru saja.“Kenapa tidak ada apa-apa di dalam kulkas? Beberapa hari ini kalian tidak pergi belanja?” tanya Felix dengan kebingungan.“Setelah kamu pergi, kami mencoba untuk memasak, tapi kami merasa masakan kami sangat tidak enak, jadi kami terus memesan makanan dari luar atau makan di luar!” jelas Mischa.Felix tersenyum getir. Pantas saja semalam Serena mengatakan dia ingin pergi belanja sayuran. Ternyata tidak ada bahan makanan di rumah!“Aku pergi belanja sayuran dulu. Kalian ingin makan apa? Masakan apa yang paling kalian nantikan?”Setelah mendengar ucapan ini, para wanita langsung berdiri dengan wajah tersenyum cerah. Mereka mulai memberi tahu menu-menu makanan favorit mereka. Bahkan si serigala juga terus berteriak di samping, seolah-olah ia juga ingin menyampaikan makanan favoritnya saja.Selesai mencatat
“Oke, kalau begitu aku pamit dulu!”Saat Felix berencana untuk meninggalkan tempat, Sue tiba-tiba teringat sesuatu, lalu segera berucap, “Oh ya, Pak William sudah berhasil menginterogasi penjahat-penjahat itu. Mereka hanya mengatakan bahwa bos mereka bernama Johnson, sisanya mereka juga tidak tahu apa-apa. Apa kamu menemukan petunjuk?”Johnson?Felix memutar otak untuk berpikir, tapi dia tidak teringat dia memiliki musuh yang bernama Johnson. Dia spontan menggeleng.“Mereka juga mengungkit seseorang yang bernama Quinne, hanya itu saja. Kalau kamu tidak mengetahuinya juga tidak apa-apa, kami akan lanjut menyelidikinya!”“Terima kasih sebelumnya. Kalau begitu, aku pamit dulu!”Melihat bayangan punggung Felix menjauh, kedua wanita malah melamun.Semua orang yang berada di pasar yakin bahwa kedua wanita ini pasti menyukai Felix!…Setengah jam kemudian, Felix mulai kembali ke Gedung Brener. Saat hendak memarkirkan mobil, seorang gadis muda mendorong seorang “mumi” menghalangi jalan Felix.
Saat perjalanan pulang, Quinne tiba-tiba berkata, “Papaku seharusnya sudah berpesan kalau kamu harus menuruti semua perintahku, ‘kan?”“Emm, Bos pernah mengatakannya, asal aku menuruti semua perintah Nona, uang pun bukanlah masalah. Hanya saja … hanya saja … kalau harus … menemani di ranjang … harus tambah gaji …,” ucap si perawat dengan malu.“Kalau si Tampan itu benar-benar menidurimu, aku rasa kamu pasti akan sangat menikmatinya. Sudahlah, jangan membahas masalah ini lagi, sepertinya Johnson memiliki pemikiran terhadapmu. Kamu goda dia secara diam-diam. Seandainya dia berani berselingkuh, aku pasti akan mengusirnya dari rumah ini. Aku juga sudah menyuruh orang untuk memasang kamera CCTV di kamarmu!”Si perawat tertegun sejenak lalu berkata, “Kamera CCTV? Kamarku ….”“Setelah aku berhasil mengusir Johnson, aku baru akan mencabut kamera CCTV itu!”Ketika berbicara sampai di sini, Quinne spontan tersenyum.Ini adalah rencana Quinne. Perawat ini bukan hanya umpan untuk menggaet Felix, d
Di Universitas Lingda ….Ketika menemukan keberadaan Felix, Patricia refleks menghela napas dan berkata, “Akhirnya kamu balik kuliah juga! Gara-gara menunggu kamu, mereka semua bahkan masih belum ujian. Kalau kamu tidak masuk kuliah melulu, kamu terpaksa harus mengulang semester ini!”Felix tercengang. Dia baru ingat bahwa ujian akhir semester sudah di depan mata.“Belakangan ini aku sibuk sekali, maaf, maaf. Aku bisa ujian kapan pun! Bagaimana kalau ujian hari ini?” Begitu Felix melontarkan ucapan ini, semua orang serempak menatap dirinya.“Bos, kami semua tahu bahwa kamu adalah anak genius, tapi berbeda dengan kami. Kalau mau ujian, kami setidaknya harus belajar dulu!” ucap Bobby dengan tidak berdaya.“Iya, Bos! Bobby saja tidak sanggup, apalagi aku. Setidaknya beri aku waktu untuk menulis sontekan!” tambah Anderson sambil menepuk keningnya.“Ehh … terserah saja. Lagi pula belakangan ini aku sedang tidak ada kegiatan, aku ikut arahan Bu Patricia saja!”Felix merasa canggung, dia men