Wanita paruh baya yang berlipstik merah menyala itu menatap Sam penuh selidik.Apalagi melihat penampilan pemuda itu yang memakai jas rapi dan membawa mobil kinclong.Membuat matanya semakin melotot."Oh, kamu yang waktu itu. Mau apa kemari?" Wanita itu bertanya sambil membetulkan roll rambutnya yang berwarna merah.Sam menghampiri Ibu kos Sarah.Ya, dia kemari karena ini adalah tempat terakhir yang belum didatangi.Dia berharap Sarah kembali ke tempat kosnya yang lama."Maaf, Bu. Apa Sarah kemari? Apa dia ada di dalam?" tanya Sam tersenyum sopan."Bukan urusan saya!" ucapnya ketus.Alih-alih menjawab pertanyaan Sam, Ibu kos Sarah malah melenggang pergi meninggalkannya yang berdiri mematung.Sam hanya bisa menghembuskan napas kasar. Dia pun memutuskan untuk masuk ke dalam dan melihat kamar Sarah.Berharap gadis itu ada di dalam kamarnya.Sam sudah berada di depan pintu kamar kos kekasihnya tapi pintun
Saat mereka berdua tengah asik makan nasi goreng sambil bercanda.Terdengar suara pintu kamar Sarah yang diketuk."Siapa, Sayang?" Sam menghentikan aktivitas makannya.Sarah juga heran, "Aku tidak tahu. Sebentar, aku lihat dulu!" ucapnya sambil bangkit dari duduknya.Setelah pintu terbuka, tampaklah wajah Ibu kos Sarah yang masam."Heh! Ini sudah malam! Lagian kenapa kamu bawa tamu pria ke kamarmu? Kalian kan belum menikah!" cerocosnya langsung.Tadi dia melihat mobil Sam yang masih terparkir, jadi bisa menebak kalau pemuda itu belum pergi juga."Maaf, Bu. Kami sedang makan. Sebentar lagi dia pulang kok!" jawab Sarah merasa tidak enak.Dia lupa membuka pintunya tadi.Biasanya kalau ada teman-temannya yang datang dia selalu menutup pintunya tapi kali ini dia lupa.Apalagi Sam adalah pria. Jadi memang ada larangan, makanya pintunya harus dibuka."Ih! Kalian ya! Makanya cepat nikah sana! Setel
Angelina masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan suaminya."Apa Papa memiliki rencana?"Hendra pun menyandarkan punggungnya di sofa, dia tampak berpikir sejenak."Iya! Aku memiliki sebuah rencana, Ma. Aku akan menyelidiki siapa gadis itu. Mama tenang saja tidak perlu khawatir, serahkan semuanya pada papa, oke?!"Hendra tersenyum penuh arti. Angelina hanya mengangguk saja mengikuti permainan suaminya.Besoknya…Setelah selesai menandatangani surat-surat penting.Hendra teringat tentang gadis yang diceritakan oleh istrinya semalam. Lalu dia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.Seseorang yang bisa memberitahukan informasi tentang gadis itu."Halo, Pak? Apa kau bisa membantuku sedikit?" Hendra mulai pembicaraan mereka dengan langsung menyampaikan niatnya.["Tentang apa ya, Pak?" jawabnya pelan.]Benar, orang yang ditelepon oleh Hendra adalah Pak Bambang, j
Sonia pergi bekerja ke kantor dengan semangat hari ini. Kepercayaan dirinya jadi lebih meningkat seratus persen daripada kemarin.Apalagi setelah bertemu dengan Hendra, dia merasa memiliki orang dalam untuk membantunya mendapatkan Samuel yaitu pria kaya incarannya.Sonia sudah mempersiapkan diri dengan baik mulai dari pakaian yang lebih mahal dan juga dandanan secantik mungkin.Tapi dia berusaha untuk bermake up tidak terlalu menor karena dia tahu kalau Sam bukanlah tipe pria yang suka dengan wanita yang berdandan secara berlebihan.Tapi gadis itu lupa kalau sekarang Sam sudah pindah ke ruangan yang baru dan juga sangat sulit untuk mendapatkan akses, walaupun hanya sekedar untuk menemui dan berbicara dengannya.Sonia pun menelpon Hendra untuk meminta bantuan.Dia merasa sekarang apapun yang menjadi tantangannya, dia akan meminta bantuan Hendra."Halo, Pak. Aku ingin minta tolong padamu. Saat ini aku kesulitan untuk berbicara pada
Sam sampai berdiri dari sofa empuk yang didudukinya saat mendengar ucapan dari Pak Agung."Apa yang terjadi, Pak? Cepat katakan padaku!" tegas Sam panik.Pak Agung pun menjelaskan apa yang terjadi di lokasi proyek mereka. Dimana saat ini pembangunan sedang berlangsung.["Ada sekelompok penduduk sekitar yang melakukan aksi protes tadi siang, Tuan. Mereka bilang kalau tidak setuju dengan pembangunan resort di kawasan itu dan sedikit membuat kekacauan di lokasi. Jadi, setelah saya menerima kabar dari pihak lapangan, saya memutuskan untuk menghentikan pembangunan sementara waktu," jelasnya rinci pada Sam.]Sam memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pusing.Kenapa masalah baru muncul saat dia yakin kalau semuanya sudah sesuai rencana."Baiklah, besok pagi ikut denganku untuk meninjau ke lokasi. Kita harus bertemu dengan mereka! Aku ingin menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Mengerti kan, Pak?!" pinta Sam dengan menggeram pelan.
Sam sudah menduga kalau orang yang bertanggung jawab atas kejadian ini adalah orang yang sama.Karena dia juga pernah menangani proyek ini dan otomatis tahu seluk beluk lokasi proyek dari awal."Apa Tuan tahu siapa orangnya?" tanya Pak Agung penasaran.Sam pun menjawab dengan tatapan tajam, "Orang itu adalah Pak Bambang!" jawabnya terdengar seperti menahan marah."A-apa? Pak Bambang? Bagaimana mungkin, Tuan?" Pak Agung malah balik bertanya.Dia tidak percaya kalau pria itu berani melakukan kesalahan lagi.Berulah untuk kedua kalinya.Sam beralih pada penduduk yang ada di sini. Mumpung mereka semua berkumpul, jadi dia akan memberikan peringatan."Kali ini kalian aku maafkan karena sudah memberitahuku informasi itu. Tapi aku tidak akan segan-segan untuk bertindak tegas bagi siapa saja yang mengganggu pekerjaan yang sedang berlangsung di lokasi milikku! Kalian paham?" Sam mengatakan itu sambil menatap semua orang."
Sam langsung menoleh saat mendengar pintu terbuka.Senyum manis langsung merekah di bibirnya."Hai, Sayang!"Pemuda blasteran itu bangkit berdiri untuk menyapa kekasihnya."Maaf, ya. Sudah lama nunggunya?" Sarah merasa tidak enak.Sam menggeleng lalu memeluk tubuhnya dengan erat."Tidak kok. Aku kangen!" ucapnya sambil mengecup pipi Sarah.Sarah membalas pelukan hangat pria yang lebih tinggi 10 centimeter darinya itu."Aku juga, Tuan!" jawabnya sambil tertawa kecil.Sam pun melerai pelukan mereka dan mengajaknya menuju ruang tamu."Ayo, duduk dulu. Istirahatlah!”Sam membantu membawa barang belanjaan Sarah dan meletakkannya di sofa."Aku mau ganti baju. Tunggu sebentar, ya!" Sarah melangkah cepat menuju kamarnya.Sam mengangguk lalu tersenyum jahil."Mau aku temani?" ucapnya dengan alis naik turun."Sam!" pekik Sarah cemberut.Sam pun tertawa mel
Sam dan Pak Agung saling pandang.Mereka sudah tidak sabar menunggu jawaban dari pria bertubuh gemuk itu.Ternyata Pak Bambang tetap dengan pendiriannya.Sejak awal dia lebih memilih untuk bungkam.Dengan terbata dia berkata, "A-aku tidak akan mengatakan siapa o-orangnya. Si-silahkan lakukan apapun padaku!" wajahnya tertunduk.Sam merasa tidak puas mendengar jawaban dari Pak Bambang.Dia pun menarik kerah baju pria itu karena sudah kesal menahan emosinya dari tadi."Kenapa? Berapa dia membayarmu? Aku akan menggantinya berapapun yang kau mau," ucap Sam tepat di depan wajahnya.Pak Bambang hanya diam.Sam yang sudah kehilangan kesabaran akhirnya ingin memberi pria ini pelajaran, “Beri dia pukulan yang banyak!” titahnya pada anak buah Pak Yudi. Mereka berdua mengangguk dan langsung menghajar Pak Bambang tanpa ampun. “Awwww! Lepaskan aku! Aku mohon hentikan!” teriaknya di sela-sela ringisan menahan ras