Susan bingung melihat Sam yang bersikap seperti itu.Padahal dia yakin kalau mereka sangat akrab, terbukti anaknya itu langsung bisa mengenali Sonia dengan baik tapi sepertinya masih ada kesalahpahaman di antara mereka."Sayang, jangan bicara seperti itu! Dia sudah jauh-jauh datang kemari. Kamu temani Sonia sebentar ya!" ucap Susan berbisik pelan.Sam tidak tahu harus berkata apa. Yang jelas dia sangat terkejut kenapa gadis penggoda ini bisa ada di rumahnya.Dia akan menyelidikinya besok tapi sementara ini bagaimana caranya untuk menolaknya, sedangkan Mamanya sudah seperti percaya dengan kata-kata gadis itu.Entah apa yang mereka bicarakan sebelum dia pulang."Ma, Mama saja yang temani dia ya? Aku baru pulang dan capek. Aku ingin mandi dan istirahat!" tolak Sam halus dan dia tetap tersenyum manis tentunya hanya di depan Mamanya saja."Kamu tidak boleh begitu, Sam! Kalian kan berteman di perusahaan. Jadi apa salahnya kalau menyapa dan menemaninya sebentar!""Apa? Berteman?' batin Sam t
Sam menghentikan aktivitas makannya."Apa? Mama jangan bicara sembarangan deh! Aku sudah punya pacar, Ma. Lagipula aku tidak menyukai gadis itu. Dan yang paling aku benci adalah sifat dan juga sikapnya, Ma!" Sam menolak dengan tegas dan bicara terang-terangan pada Mamanya.Dia harus memberitahu semuanya pada Susan sebelum terlambat."Tapi, Samuel … Mama suka loh dengan gadis itu," rayu mamanya."Mama, Sam tidak mau!" rengeknya seperti anak kecil.Sam benar-benar kesal.Harus berapa kali dia harus mengatakan pada Mamanya kalau tidak menyukai Sonia Si Centil!.Mamanya saja yang belum melihat sifat asli gadis itu. Jadi sekarang terus saja membelanya.Mendengar perdebatan kecil mereka, Adam jadi tidak tenang mengunyah makanan yang ada di hadapannya saat ini.Mau tidak mau dia akhirnya buka suara."Mama, sudah. Lagipula sekarang bukan saatnya untuk membahas hal seperti itu. Masih banyak yang harus Sam kerjaka
Sam dan Sonia sama-sama terkejut dan serentak menoleh ke arah pintu.Setelah itu Sam tersadar dan langsung mendorong Sonia hingga tubuhnya terhempas di atas sofa."Awww!" pekiknya kesakitan.Tapi Sam tidak peduli!.Pikirannya hanya tertuju pada satu orang.Sam yang panik pun segera keluar dari ruangannya. Dia bahkan tidak sempat untuk melihat kotak bekal yang sudah jatuh ke lantai.Sonia yang merasa rencananya gagal, kembali merapikan pakaiannya dengan terburu-buru."Sial! Siapa sih? Mengganggu saja!" gerutunya kesal dengan tangan terlipat di depan dada."Sarah! Tunggu!" teriak Sam memanggil gadis itu.Sonia masih mendengar dengan jelas Suara Sam, "Sarah?" gumamnya. "Apa yang dia maksud adalah nama pacarnya?"Sonia pikir Sam tadi berbohong dan mengarang cerita. Ternyata benar bahwa yang melihat mereka berdua tadi adalah pacarnya.Sonia pun tersenyum penuh kemenangan. Dia yakin setelah
Sam pun langsung bergegas pulang setelah mendapatkan pesan dari mamanya.Dia punya dua keyakinan antara Tantenya hanya main saja seperti biasanya atau karena sesuatu yang penting.Rumah Keluarga Galaxi…Terdengar suara tawa dari kedua wanita cantik itu.Mereka sedang mengobrol di taman belakang rumah bersebelahan dengan kolam renang yang luas.Dihiasi taman kecil dan ada dua gazebo di kiri dan kanan untuk bersantai dengan keluarga.Kali ini Angelina hanya datang seorang diri tidak dengan suaminya ataupun bersama anaknya.Karena niatnya kemari memang bukan karena kunjungan biasa."Oh, ya! Kemarin itu ada seorang gadis yang datang kemari. Dia sangat cantik, sikapnya itu lemah lembut dan juga anak dari seorang pengusaha ternama. Ternyata yang paling menarik itu dia datang kemari hanya untuk meminta maaf loh, Angel!" tutur Susan dengan bersemangat.Angelina pun dengan seri
Setelah kepanikan yang menghinggapi pikiran Sam. Sebisa mungkin mencoba untuk tetap tenang.Dia pun memilih untuk menunggu Sarah pulang, siapa tahu gadis itu pergi berbelanja sesuatu.Setelah dua jam…Sarah belum juga kembali dan hal ini semakin membuat Sam panik.Tentu saja dia takut terjadi sesuatu pada gadis itu.Apalagi hari juga sudah malam. Dia pun menelpon anak buah Pak Yudi yang bertugas berjaga di sekitar apartemen ini."Apa kalian melihat Sarah keluar dari apartemen?" Sam langsung bertanya.["Iya, Tuan. Terakhir kami melihatnya jam lima sore tadi. Dia pergi dengan taksi lalu kami kehilangan jejak saat mengikutinya," jelas pria itu.]"Apa? Dasar bodoh! Kenapa tidak memberitahuku dari awal!"["Maaf, Tuan. Kami pikir dia hanya pergi sebentar! Kami akan kembali mencarinya!"]"Temukan dia secepatnya!"Sam mematikan telepon secara sepihak."Sial!" makinya kesal.Dia tidak tahu dimana dan kemana gadis itu pergi.Bahkan sekarang nomor ponselnya sedang tidak aktif.Sam dengan cepat
Wanita paruh baya yang berlipstik merah menyala itu menatap Sam penuh selidik.Apalagi melihat penampilan pemuda itu yang memakai jas rapi dan membawa mobil kinclong.Membuat matanya semakin melotot."Oh, kamu yang waktu itu. Mau apa kemari?" Wanita itu bertanya sambil membetulkan roll rambutnya yang berwarna merah.Sam menghampiri Ibu kos Sarah.Ya, dia kemari karena ini adalah tempat terakhir yang belum didatangi.Dia berharap Sarah kembali ke tempat kosnya yang lama."Maaf, Bu. Apa Sarah kemari? Apa dia ada di dalam?" tanya Sam tersenyum sopan."Bukan urusan saya!" ucapnya ketus.Alih-alih menjawab pertanyaan Sam, Ibu kos Sarah malah melenggang pergi meninggalkannya yang berdiri mematung.Sam hanya bisa menghembuskan napas kasar. Dia pun memutuskan untuk masuk ke dalam dan melihat kamar Sarah.Berharap gadis itu ada di dalam kamarnya.Sam sudah berada di depan pintu kamar kos kekasihnya tapi pintun
Saat mereka berdua tengah asik makan nasi goreng sambil bercanda.Terdengar suara pintu kamar Sarah yang diketuk."Siapa, Sayang?" Sam menghentikan aktivitas makannya.Sarah juga heran, "Aku tidak tahu. Sebentar, aku lihat dulu!" ucapnya sambil bangkit dari duduknya.Setelah pintu terbuka, tampaklah wajah Ibu kos Sarah yang masam."Heh! Ini sudah malam! Lagian kenapa kamu bawa tamu pria ke kamarmu? Kalian kan belum menikah!" cerocosnya langsung.Tadi dia melihat mobil Sam yang masih terparkir, jadi bisa menebak kalau pemuda itu belum pergi juga."Maaf, Bu. Kami sedang makan. Sebentar lagi dia pulang kok!" jawab Sarah merasa tidak enak.Dia lupa membuka pintunya tadi.Biasanya kalau ada teman-temannya yang datang dia selalu menutup pintunya tapi kali ini dia lupa.Apalagi Sam adalah pria. Jadi memang ada larangan, makanya pintunya harus dibuka."Ih! Kalian ya! Makanya cepat nikah sana! Setel
Angelina masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan suaminya."Apa Papa memiliki rencana?"Hendra pun menyandarkan punggungnya di sofa, dia tampak berpikir sejenak."Iya! Aku memiliki sebuah rencana, Ma. Aku akan menyelidiki siapa gadis itu. Mama tenang saja tidak perlu khawatir, serahkan semuanya pada papa, oke?!"Hendra tersenyum penuh arti. Angelina hanya mengangguk saja mengikuti permainan suaminya.Besoknya…Setelah selesai menandatangani surat-surat penting.Hendra teringat tentang gadis yang diceritakan oleh istrinya semalam. Lalu dia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.Seseorang yang bisa memberitahukan informasi tentang gadis itu."Halo, Pak? Apa kau bisa membantuku sedikit?" Hendra mulai pembicaraan mereka dengan langsung menyampaikan niatnya.["Tentang apa ya, Pak?" jawabnya pelan.]Benar, orang yang ditelepon oleh Hendra adalah Pak Bambang, j