Home / Urban / Tuan Muda / Ragu Bab39

Share

Ragu Bab39

Author: Rias Ardani
last update Last Updated: 2021-08-07 13:23:42
Tuan Muda

Bab39

"Eemi tidak mau acuk," tolak anak lelaki itu.

"Masuk, atau Ibu akan marah," ancam Aluna.

"Tunggu." Wiliam berusaha meraih lengan kecil Jeremy. Namun dengan cepat, Aluna Welas menepisnya.

"Jangan sentuh anakku!" tegas Aluna.

Wiliam semakin tidak percaya, bahwa Aluna, mampu melakukan hal sekasar ini kepadanya.

"Bawa dia masuk," titah Aluna, kepada lelaki gendut itu. Dan Jeremy pun diangkat, dan di masukkan ke dalam mobil.

Aluna membuka maskernya, dan juga topi besar yang menutupi wajah cantiknya. Wajah Aluna Welas, nampak semakin terlihat cantik dan dewasa.

"Jangan coba-coba mengusik kehidupan kami."

Aluna menatap tajam wajah Wiliam Alexander.

"Apa maksudmu, memberikan dia nama Jeremy?"

"Suka-suka aku," sahut Aluna dengan sikap acuh tak acuh.

Wiliam menghela napas berat, mendapati sikap dingin Aluna kini.

"Case, ayo keluar!" pinta Aluna. Dan gadis kecil, mungil nan cantik itu, pun keluar dari dalam rok kain yang di kenakan Aluna Welas.

Aluna meraih tubuh ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tuan Muda   Menyerang40

    Tuan MudaBab40 Sesampainya di Bandara, Marvin yang mengenakan jaket kulit hitam, dengan topi dan masker pun turun dari pesawat pribadi milik Wiliam Alexander. Marvin dikawal dengan dua orang anak buah Afkar Savire. Lelaki berperawakan tinggi memegangi tulisan nama Tuan Wiliam. Marvin yang melihat itu pun, bersama kedua anak buahnya mendekat. "Tuan Wiliam, tuan Alberto telah menyiapkan anda mobil jemputan. Tuan Alberto Mose, tengah menunggu anda di kediamannya." Marvin hanya mengangguk dan di persilahkan untuk masuk ke dalam mobil. Di temani kedua anak buahnya yang duduk di samping kemudi dan satu nya lagi yang mengemudi. Sedangkan orang suruhan Alberto tadi, menaiki mobil lainnya. Mobil melaju meninggalkan area bandara dan menuju ke istana mewah Mose. Perjalanan yang memakan waktu 20 menit, kini memasuki gerbang besar istana Mose. Gerbang raksasa itu terbuka lebar, dan mobil yang ditumpangi Marvin memasuki pekarangan luas istana Mose. Di kejauhan, Alberto Mose dan Welas teng

    Last Updated : 2021-08-08
  • Tuan Muda   Diserang 41

    Tuan MudaBab 41 Welas dan Alberto Mose memasuki ruang bawah tanah, untuk melakukan penyiksaan pada Marvin, yang mereka kira itu Wiliam. Wajah Marvin ditutupi kain hitam, dan Welas dengan cepat membukanya. "Hah ...." Welas dan Alberto sangat terkejut. "Siapa kamu?" tanya Welas. Lelaki bernama Marvin itu pun mendongak dengan lemah. "Aku Marvin, asisten tuan Wiliam." "Siapa yang suruh kamu datang?" bentak Alberto kesal. "Tuan Wiliam, sebab dia sedang berkunjung ke Negeri Fantasy, untuk bertemu wanitanya. Sehingga, aku diminta untuk kesini, menggantikan urusannya bertemu dengan tuan Alberto Mose." Mendengar jawaban Marvin, Welas sangat terkejut dan teringat akan kedatangan Aluna Welas kembali secara diam- diam. "Brengsek!! Lelaki itu malah menemui anakku." Welas mengepalkan tinju, dan langsung berlalu dari ruang bawah tanah. "Anda mau kemana?" tanya Alberto sambil berteriak, sebab Welas terus berjalan tergesa- gesa menuju keluar ruangan. "Aku harus kembali ke Negeri Fantasy se

    Last Updated : 2021-08-09
  • Tuan Muda   Bab42

    Tuan MudaBab42 "Halo, Paman dimana?" Wiliam memanggil Alberto, sembari memasuki istana Mose. Kedua anak buah Alberto yang berjaga di depan pintu pun menegang. "Tuan Wiliam menuju kemari," seru anak buah Alberto. "Dorista, gunakan baju pelayan itu dan tetaplah tinggal di dalam kamar," titah Alberto Mose. Wanita itu pun mengangguk dan berlari menuju kamar. Pelayan perempuan yang berada di depan pintu pun mengikuti Dorista. Dorista Joni, seorang CEO Lion enterprise yang memendam dendam pada Alberto. Wanita itu mendekati Alberto selama ini dengan harapan, akan merebut kekuasaan Alberto di kota Yuzong. Di kota Yuzong, Lion enterprise merupakan perusahaan kedua yang bersaing ketat dengan Mose enterprise. Hanya saja, Lion masih dalam tahap pengembangan kembali, setelah pernah mengalami masa krisis, karena serangan dari pihak lawan, ketika Mose enterprise masih dipegang Jhon Mose. Wiliam tersenyum, ketika melihat Alberto Mose duduk dengan tenang. "Wiliam, mengapa baru datang?" tanya

    Last Updated : 2021-08-10
  • Tuan Muda   Surat Wasiat43

    Tuan MudaBab43 "Tuan ...." Salah satu anak buah Wiliam bersuara dan masih tetap menggendong tubuh Marvin yang sudah tidak bernyawa itu. Wiliam menoleh, merasakan perih di hatinya, melihat asistennya mati secara mengenaskan. "Tuan Marvin terikat di ruang bawah tanah." Wajah Wiliam menggelap, apalagi ketika satu anak buahnya membawa seseorang yang babak belur ke lantai 3 juga. "Katakan pada Tuan kami, apa yang telah kamu lakukan kepada Tuan Marvin," desak anak buah Wiliam itu, sembari mendorong kasar, lelaki yang babak belur itu. Wiliam menatap tajam, wajah yang nyaris mencium lantai keramik itu.Mendekat, Wiliam tiba- tiba mencengkram wajah lelaki itu. "Katakan padaku dengan jelas! Jika 1 saja kebohongan keluar dari mulutmu, bukan hanya kamu yang akan mati hari ini, tapi seluruh anggota keluargamu akan ikut menanggung?" ancam Wiliam dengan emosi. "Wiliam!! Apa yang kalian lakukan padanya?" bentak Alberto Mose, panik. "Cepat!" teriak Wiliam dan tidak memperdulikan suara sumban

    Last Updated : 2021-08-10
  • Tuan Muda   Menyindir 44

    Bab44 "Wiliam!! Aku tidak perlu mendengar surat wasiat itu. Jika memang kamu inginkan harta, silahkan ambil semuanya," ucap Alberto Mose, dengan kedua tangan yang dia masukkan ke saku celananya. Sedangkan kedua anak buahnya, berdiri di samping Alberto Mose dengan waspada. Mendengar ucapan sang paman, Wiliam tersenyum menyeringai. "Tidak sesederhana itu, Paman. Ada hal, yang harus kamu dengar dan kamu pertanggung jawabkan. Kupikir aku bisa berdamai denganmu, dan membiarkan semua masa lalu itu berlalu. Tapi ternyata, aku tidak bisa. Paman begitu berbahaya, jika aku terus diam." "Maksud kamu?" tanya Alberto yang mulai gugup. Namun lagi- lagi Wiliam terkekeh, melihat tingkah Alberto, yang seolah tidak mengerti apa- apa. "Paman pikir, dengan menghilangnya aku dari kota Monarki, maka Paman leluasa melakukan kejahatan terhadap mendiang Kakek, bahkan sampai menghilangkan nyawanya----" Alberto memotong perkataan Wiliam dengan berteriak. Di depan awak media, Alberto merasa nyawanya telah

    Last Updated : 2021-08-11
  • Tuan Muda   Ketakutan 45

    Bab45 "Siapakah Nona ini?" tanya Wiliam, sembari tersenyum. "Kau bahkan tidak mengenal aku? Sungguh kasihan. Apakah pantas, anda disebut Tuan muda keluarga Mose?" Wiliam semakin mengernyit, mendengar ucapan wanita, yang mengenakan pakaian pelayan ini. "Dorista, apa yang sedang kamu ucapkan itu?" tanya Alberto, yang semakin kebingungan. Wanita yang bernama Dorista itu kini tersenyum lebar. Wanita itu memberikan sebuah benda hitam berukuran kecil, kepada Mantako Jordan. Lelaki itu pun meraih benda kecil itu, dan---- Sebuah rekaman kejahatan Alberto Mose, Lili dan juga Welas terlihat jelas di layar laptop milik Wiliam. "Dorista, dari mana kamu dapatkan rekaman itu?" bentak Alberto Mose. "Apa harus Anda kuberitahu?" "Dorista, siapa kamu sebenarnya? Apa maksudmu menusuk aku seperti ini?" bentak Alberto Mose, yang kini sedang panik. Sebab beberapa anak buah Wiliam, sedang mengacungkan senjata api kepadanya. Dorista Joni terkekeh. "Kalian pasti lupa, betapa kejamnya ketua pada oran

    Last Updated : 2021-08-15
  • Tuan Muda   Telepon Tanpa Nama 46

    Bab46 "Ayah, kau membuat anak- anakku terkejut dan ketakutan," seru Aluna dan menghentikan langkahnya. "Aluna Welas! Dengarkan aku baik- baik. Aku tidak perduli dengan kedua anak itu, yang aku tanyakan, mengapa kamu kembali tanpa izinku?" bentak Welas, membuat Jeremy menangis kencang. "Ibu ..., Jeremy tacutt," teriak anak itu, sambil menarik baju Aluna Welas dengan kuat. Sedangkan Case menutup wajahnya dengan baju Ibunya. Gadis kecil itu pun ikut gemetar, tapi dia tidak menangis sama sekali. "Ayah keterlaluan," kata Aluna. Sembari menggendong dan menenangkan Jeremy. Aluna berniat berbalik. "Tetap di situ! Pelayan perempuan kemari," teriak Welas. Kemudian seorang pelayan perempuan yang posisinya paling dekat berlari tergopoh mendekati mereka. "Ya, Tuan." "Bawa kedua anak Aluna ke kamarnya dan tenangkan mereka! Sedangkan Aluna, tetap di sini, kita perlu bicara!" tegas Welas. Lelaki itu kini sangat marah pada anak perempuannya itu. Tanpa dia lihat lagi, bahwa wajah kepala keamana

    Last Updated : 2021-08-15
  • Tuan Muda   Ikut Kami 47

    Bab47 "Ada berita apa?" tanya Welas pada semua yang berdiri di dekatnya. Lelaki tua itu berulang kali menarik napas, untuk menetralkan emosi dalam dadanya yang meletup- meletup. Kepala keamanan langsung bersuara, dengan perasaan gugup. "Tuan Alberto Mose dihakimi di depan media. Semua kejahatannya telah terungkap dan semua sudah terbukti. Pembunuhan berencana hingga menghilangkan nyawa tuan Jhon Mose." Mendengar penuturan kepala keamanan rumah, Welas sangat terkejut. "Bukan hanya itu, nama anda pun terseret dalam hal ini. Tuan Alberto Mose mati di tembak, tepat di kepalanya. Dan menurut keterangan terakhir dari Tuan Wiliam, dia akan menemui anda, untuk di mintai pertanggung jawaban dan diadili di Negeri Fantasy ini." "Shitt! Bodoh sekali Alberto Mose itu! Lalu siapa orang yang dia tembak pagi tadi di mobil itu?" "Menerut beritanya, itu adalah Tuan Marvin, asisten tuan Wiliam." "Celaka!" desis Welas sedikit panik dan juga gugup. Kemudian lelaki tua itu memanggil Aluna dengan b

    Last Updated : 2021-08-17

Latest chapter

  • Tuan Muda   TAMAT

    Bab147 "Karena apa?" tanya Angela. "Karena aku memberi kesempatan, untuk kalian melakukan apapun, kepada wanita ini." Angela dan Merlin mengernyit. "Apa kau berniat menghasut kami? Untuk memukulinya?" tuduh Angela. Wiliam terkekeh. "Kau harus tahu ini," tunjuk Wiliam ke layar lebar, yang tersedia di ruangannya. Video mesum Angela pun berputar liar, membuat Merlin dan Angela memekik. "Kalian tahu, ini siapa yang merekamnya?" "Siapa?" tanya Angela. "Tolong matikan," pintanya mengiba. "Nikmatilah dulu, jangan buru-buru." Wiliam kembali terkekeh, membuat Angela terisak, menahan malu laksana duri yang menelanjangi tubuhnya. "Juana merekam semuanya. Demi apa? Mari kita dengarkan rekaman ini." Wiliam memutar rekaman suara. "Bagus. Aku yakin, jika kita sudah memperalat Merlin dan Angela, maka langkah balas dendam akan mulus tanpa hambatan. Dan setelah itu, gunakan video ini, untuk mengancam mereka, agar ma

  • Tuan Muda   Akhir Pelarian

    Bab146 "Lepaskan aku!" Suara teriakkan wanita itu, membuat mereka yang berada di dalam ruangan, menoleh ke arahnya. "Jonas," seru Amira. Wanita paru baya itu sangat terkejut, melihat anaknya babak belur. Amira mendekati Jonas. "Apa yang terjadi?" tanya Amira, menatap cemas pada Jonas yang wajahnya di penuhi lebam. Seseorang berperawakan besar, menggunakan pakaian kulit serba hitam, mendekati Wiliam. "Misi telah selesai, Bos." Lelaki itu melapor dan memberikan benda berukuran kecil berwarna hitam. "Bukti dari rencana jahat Juana Zambora dan Jonas pada perusahaan. Dan rekaman penyiksaan mendiang Esmeralda." "Ada rekaman mendiang istri saya?" "Ya Bos! Penyiksaan disertai pemerkosaan sadis, semua terekam jelas di sana. Maafkan saya, bukan saya yang melihat semua adegan dalam video, ada rekan perempuan yang bertugas khusus untuk pengecekkannya, agar tidak keliru." "Baiklah." Wiliam menatap ke arah Juana Zambora, yang juga sa

  • Tuan Muda   Tidak Tahu Apa2

    Bab145"Aluna," panggil Wiliam. Namun Aluna tetap melangkah dengan cepat, sembari memegangi tangan kedua anaknya.Saat langkah Aluna semakin lebar. Dia berhenti, ketika sosok yang sangat dia kenali, berdiri di depan pintu utama."Tante Merlin," gumam Aluna.Merlin bersikap, seolah tidak mengenali Aluna. Dia pun berbincang hangat dengan Amira yang menyambut kedatangannya."Merlin, mana anakmu?" tanya Amira dengan ceria."Tuh, yang lagi jalan menuju kesini," tunjuk Merlin ke arah luar."Wah, cantik sekali," ucap Amira dengan sedikit keras."Hallo Tante, aku Angela, anak semata wayang Ibu," kata Angela memperkenalkan diri.Aluna Welas semakin terkejut, melihat sosok wanita itu.Wiliam pun berjalan pelan, dan berdiri di belakang Aluna Welas."Bawa anak-anak ke dalam. Aku ada urusan penting hari ini, dan jangan biarkan mereka melihat semua yang terjadi," bisik Wiliam pelan, tepat di samping telinga A

  • Tuan Muda   Diantara dua wanita

    Bab144"Ya, kenapa?" tantang Aluna Welas. "Mau menampar lagi?" lanjutnya."Aluna Welas hentikan sikap burukmu ini. Hal ini tidak baik di saksikan anak-anak," tegur Wiliam, yang masih berusaha tenang."Sudah terlanjur basah. Biarkan saja, biar anak-anakku tahu. Bahwa wanita tua bermulut sampah ini, pantas untuk dibenci. Sekalipun, dia kau panggil Ibu.""Apa? Kurang ajar sekali wanita ini. Berani sekali wanita murahan ini menghinaku," teriak Amira dan berusaha menampar Aluna Welas kembali.Namun dengan gerakkan cepat, Wiliam menahan tangan Ibunya."Sudah cukup, Bu. Seharusnya Ibu minta maaf pada anak-anak. Bukannya terus memancing masalah menjadi besar," terang Wiliam.Amira menatap kecewa pada Wiliam."Ibu tidak salah. Untuk apa minta maaf? Apakah kamu mau Ibu merendahkan diri di depan Aluna? Jangan mimpi," ucap Amira dengan kesal, sembari menarik kasar tangannya."Bu. Seharusnya Ibu malu berucap begini. Aku dengan jelas

  • Tuan Muda   Perusak Mental

    Bab143"Kamu tahu, pengalaman mengajarkan aku. Lalai adalah hal yang bisa membuat celaka.""Maksudmu?"Wiliam menghela napas."Dulu aku terlalu santai dan tidak terlalu waspada. Sehingga, banyak yang menjadi korban, termasuk aku sendiri."Aluna Welas terdiam."Terkadang. Musuh yang paling kejam dan mengerikan itu, bukanlah orang yang membenci kita. Melainkan, bisa jadi, orang yang paling dekat dengan kita. Maka dari itu, waspada itu perlu.""Kamu tidak lagi menyindirku kan?" tanya Aluna, membuat Wiliam tersenyum."Itu bukan sindiran. Hanya ungkapan.""Hhhmmm."Mobil memasuki halaman istana Wiliam yang semakin megah. Sebab setiap harinya, Amira selalu ingin istana megah mereka diberikan perawatan dengan baik.Aluna Welas menggandeng lengan Wiliam, memasuki rumah. Baru selangkah mereka memasuki pintu utama, sudah terdengar teriakkan suara Amira dari dapur."Dasar anak haram. Jangan pernah kamu bermimpi

  • Tuan Muda   Waspada

    Bab142 "Bagaimana dengan bisnisku Tan? Bukankah dulu Tante CEO GCG. Bagaimana ceritanya, jadi lelaki itu, yang kini jadi CEO." "Iya Juana, bagaimana bisnis Angela? Apakah kita harus tetap diam, ketika semua bisnis anakku dia bekukan di gedung itu." Juana Zambora menatap Angela dengan lekat. Kemudian, dia beralih ke Merlin, Ibu dari Angela. "Ada apa?" tanya Merlin dengan heran, melihat tatapan Juana. "Apakah kamu melakukan sesuatu, yang aku tidak tahu?" "Maksud kamu apa?" "Aku yakin terjadi sesuatu. Wiliam bukan orang sembarangan, dia tidak mungkin menutup bisnis Angela semuanya tanpa sebab," papar Juana dengan menatap tajam wajah Merlin. "Aaakkku ...." Merlin gugup. Dia teringat masa dipemakaman Welas, terjadi keributan antara dia, Aluna dan Wiliam. "Itu karena tiga karyawanku menyerang Aluna Welas. Mereka menghina penampilan Aluna saat itu." "Tidak mungkin cuma karena itu. Apalagi semua tokomu yan

  • Tuan Muda   Marah

    Bab141 Sepuluh menit kemudian, seorang wanita berjalan cepat menuju konter MOSKAO. Dengan mengenakan pakaian formal, seperti baru pulang dari kantor. "Bos, ini Tuan Wiliam, yang menyegel konter kita," terang Manager. Plakk .... satu tamparan keras, wanita yang di panggil Bos tadi layangkan, ke pipi kanan Manager. Hingga Manager wanita itu meringis kesakitan. "Apa yang telah kamu lakukan, sehingga semua bisa terjadi?" "Bos, ini hanya salah paham," timpal Eliza. "Kami hanya melarang dia," tunjuk Eliza ke arah Aluna Welas. "Pakaian yang dia gunakan, membuat kami melarangnya masuk. Tidak sesuai dengan standar orang kaya," papar Eliza. Wanita itu menatap Aluna. "Tuan, apakah ini tidak berlebihan? Menyegel konter kami yang beromset besar di gedung ini, hanya karena salah paham." "Saya tidak perduli," sahut Wiliam dengan tenang. Dia memasukkan kedua tangannya, ke dalam kantong celana. Gaya coo

  • Tuan Muda   Terkejut

    Bab140 "Kamu mau berbelanja?" tanya Manager wanita itu. "Mungkin," sahut Aluna. "Kamu yakin mampu bayar?" tanya wanita itu dengan angkuh juga. Aluna kini mengerti. Mengapa seorang karyawan toko baju branded ini begitu angkuh dan memandang remeh dirinya. Sebab Manager nya pun sama, jadi tidak heran. "Pakaian model dari pemakaman begini, mau masuk ke konter kami. Huh, yang ada bau bangkai nanti di dalam," ejek Eliza, sang karyawan toko. Dan ucapan wanita itu, disambut kekehan oleh sang Manager. "Kamu betul sekali. Yang ada ruangan kita bau bangkai," seru Manager, sembari terkekeh. "Bau bangkai? Siapa?" tanya Wiliam sembari mendekat, membuat ketiga wanita yang berdiri di depan pintu konter itu terkejut. Melihat kehadiran Wiliam, kedua waanita yang meremehkan Aluna itu tersenyum ramah dan menyapa Wiliam. "Hallo Tuan, ada yang Anda butuhkan?kami siap melayani dengan sepenuh hati," ucap Eliza. "Hhhm. Saya tadi

  • Tuan Muda   Diremehkan

    Bab139Wiliam membawa Aluna Welas menuju pusat perbelanjaan. Di sebuah parkiran mobil yang sangat luas, Aluna menolak untuk keluar.Pakaian serba hitam, seusai pemakaman Ayahnya kemarin, masih melekat ditubuhnya."Kita ngapain kesini? Aku malu berpakaian seperti ini," ucap Aluna, tanpa mau keluar dari mobil."Keluarlah, kita cari baju untukmu.""Nggak! Bajuku di Istana Welas itu banyak. Lebih baik antar aku kesana, baru kamu antar anak-anak.""Keluar! Kamu tahu aku kan! Aku benci dengan bantahan."Aluna menghela napas, dan keluar mobil dengan perasaan teramat kesal.Mereka menuju sebuah konter baju branded."Belilah apapun yang kamu mau. Setelah itu, kita akan membelikan keperluan anak-anak.""Meskipun kamu sangat mengesalkan. Kurasa ini tidak buruk," sahut Aluna Welas, sembari mengukir senyum manisnya."Dasar wanita," gumam Wiliam dalam hati.Wiliam mengeluarkan kartu hitam miliknya, dan membe

DMCA.com Protection Status