“Oh iya, sepertinya ada aroma alkohol dari tubuh Sean. Apa yang dia lakukan jika dia tidak bekerja? Jangan-jangan ingin bersenang-senang karena dirinya mulai ada uang?” Mega tiba-tiba teringat akan sesuatu, lalu mengerutkan dahi. “Sepertinya aku harus berbicara dengannya malam ini. Aku tidak mengurusnya beberapa hari ini, aku juga tidak tahu dia pergi mencari pekerjaan atau siap untuk melakukan usaha,” pikir Mega dan dia tiba di depan sekolah Andin tanpa sadar. “Apa yang kamu lakukan, Mega?” Mega baru saja turun dari mobil dan langsung bertemu dengan wanita yang berusia dua puluh lima tahun berjalan ke arahnya. Wanita ini sangat cantik, meskipun tidak sebanding dengan Mega, tapi juga merupakan salah satu wanita cantik yang jarang ditemukan. “Yasmin? Kamu datang menjemput anak?” ujar Mega curiga kepada wanita cantik itu. “Iya, kesini untuk menjemput keponakanku. Oh iya, kamu bekerja dimana?” tanya Yasmin sambil menggelengkan kepalanya. “Di Perusahaan Arthaguna,” jawab Mega.
Hari ini Yasmin dan Erwin mengundang Mega untuk makan, tetapi juga mengajak Sean, sungguh terlihat ingin mencari masalah. Dan Mega tidak menyadarinya. Sean juga tidak banyak berkata-kata. Tapi mau Erwin ataupun Yasmin, Sean sama sekali tidak menganggap mereka, jadi dia tidak begitu peduli. “Aku usahakan, tapi harus kamu ketahui ada beberapa hal yang tidak bisa dengan mudah terselesaikan,” ucap Sean. ”Hmm, setidaknya melakukan sesuatu daripada tidak,” Mega mengangguk kepalanya. ”Oh iya, kenapa kamu menyuruhku untuk berbaikan dengan Erwin? Apakah dia mencari masalah denganmu?” tanya Sean tiba-tiba. Kalau Erwin berani menyentuh Mega, dia bisa menjamin dia akan menjatuhkan Erwin dari posisinya. Meskipun dia hanyalah pengusaha, tapi dengan kemampuannya yang sekarang, dia bisa melakukannya. “Aku tidak berkaitan dengannya, mengapa dia harus mencari masalah denganku? Kalaupun ada, juga langsung mencari masalah ke perusahaan. Aku melakukan ini demi kebaikanmu,” uc
“Ada tiga puluh miliar di dalam kartu ini dan sandinya adalah tanggal pernikahan kita. Kamu akan mengetahuinya setelah memeriksa itu,” Sean mengeluarkan kartu yang dia siapkan untuk Mega. “Aku tidak memberitahu ini kepadamu, karena aku takut kamu tidak percaya,” Sean lanjut menjelaskan. “Bagaimana mungkin aku tidak percaya kepadamu. Tapi tunggu, aku masih harus memastikannya,” Mega menerima kartu ATM-nya. Dia percaya Sean tidak akan menipunya, tapi dia masih saja ingin pergi memeriksanya sekarang, agar hatinya lebih pasti. “Ada bank di La Costilla sana. Kamu nanti periksa disana saja.” ujar Sean sambil tersenyum. Mega mengangguk. Dia masih bisa menunggunya, lagi pula nanti mereka akan makan di La Costilla. Dia asal memberhentikan mobilnya di tepi jalan, juga merupakan hal yang terlarang. Mega sibuk menyalakan mobil setelah melihat polisi lalu lintas berjalan mendekatinya. Mereka dengan cepat tiba di La Costilla. Mega menyuruh Sean untuk memberhentikan mo
“Jadi begini, aku melamar kerja sebagai Wakil Manajer departemen sumber daya manusia dan kemarin aku baru mengurus administrasi masuk kerja disana. Saat itu aku mendengar Pak Kevin dan Bu Clara membahas Perusahaan Arthaguna. Aku penasaran untuk bertanya, mereka bilang Perusahaan Arthaguna merupakan perusahaan yang dibeli oleh pemilik Bos di belakang Perusahaan Champion. Jadi aku agak terkejut,” jelas Arya. Kebetulan Pak Kevin dan Bu Clara yang dimaksud Arya adalah Wakil Direktur taman film yang diperintah Sean untuk sementara waktu. Kalau tidak salah, setelah fase proyek pertama jadi dan taman film mulai dijalankan, mungkin diantara mereka berdua ada salah satu yang menjadi Ketua Direktur dan satunya lagi tetap menjadi Wakil Direktur. Apa yang dimaksud Arya tadi adalah Perusahaan Champion dan Perusahaan Arthaguna memiliki Bos yang sama, berarti mereka juga bisa terhitung rekan kerja, jadi dia ingin coba berdekatan dengannya. Hanya saja dia tak sangka bahwa Yasmin menger
“Ada kok. Sekarang aku sedang mendirikan usaha,” ujar Sean.”Cih!” Yasmin tertawa dingin, dia sama sekali tidak percaya. Sean hanya bisa menaikkan bahunya, malas untuk menjelaskan kepadanya. “Karena kita berteman sudah cukup lama, aku suruh Arya saja untuk membantumu mencari lowongan kerja di Perusahaan Champion,” ujar Yasmin, seperti memandang Sean rendah. Sean tertawa di dalam hati, dia sudah tahu kalau Yasmin sengaja ingin membuat masalah hari ini. Mendengar ucapan Yasmin, Mega menjadi agak ragu. Meskipun dia ingin membiarkan Sean untuk melakukan usaha lagi, tapi Sean saja sudah gagal sekali. Entah apakah kali ini dia bisa sukses atau tidak. Tapi kalau gagal lagi, maka mereka hanya tersisa uang tiga puluh miliar. Dia tiba-tiba merasa kalau Sean bisa bekerja di Perusahaan Champion dan masuk ke dalam departemen manajemen, setahun juga bisa mendapat gaji yang cukup banyak. Itu lebih stabil dibanding mendirikan usaha. ”Yasmin, apakah kamu sungguh bisa menc
Pemuda ini adalah wakil Direktur dari salah satu perusahaan terkenal alias Erwin. Erwin tidak tahan berkerut alis melihat keberadaan Mega dan Sean. ”Kalian juga berada disini?” ujar Erwin sambil menilai Sean dan Mega. “Iya, kita juga disini,” ujar Sean tersenyum tipis. “Pak Erwin, kita ikut datang juga setelah mendengar Yasmin ingin traktir kamu makan. Berharap Pak Erwin tidak tersinggung,” ujar Mega sambil tersenyum. “Mega, apa maksudmu, seperti kita tidak kenal saja,” ujar Erwin sambil tersenyum tipis. Dia memang tidak menyangka bahwa Mega dan Sean akan datang. Dulu Sean mengalahkannya saat mengejar Mega, jadi dia tidak ada rasa suka terhadap Sean. Tapi sebagai pegawai negeri sipil, Erwin sekarang juga sudah belajar dari pengalaman. Walaupun dia membenci seseorang, dia juga tidak akan langsung menunjukkannya. “Pelayan, kita ingin pesan,” setelah Erwin tiba, Sean tidak menunggu lama lagi. Acara makan-makan ini sudah dipastikan tidak seru. Lebih baik
Yasmin dan Arya tidak tahan terbahak-bahak setelah mendengar ini. Pandangan mereka penuh dengan penyindiran. Raut wajah Mega terlihat buruk. Dia tidak menyangka bahwa Yasmin dan Erwin begitu kesal kepada Sean. Dia baru saja ingin bilang Sean sangat kaya, tetapi Sean langsung memotong pembicaraannya. “Pekerjaan tidak dibagi buruk atau baik. Apakah Pak Erwin merasa pekerjaan petugas kebersihan itu lucu?” Sean menatap tajam kepada Erwin. Erwin tercengang dan melihat tatapan Sean yang menjadi janggal. Dia tidak sangka Sean memberikan pukulan cukup kuat kepadanya. Sebagai pemegang jabatan yang cukup baik, kalau perbincangan antara dia dengan Sean tersebar, maka ini akan menjadi kotoran selama hidupnya. Arya sepertinya juga menyadari hal ini dan sibuk mengalihkan topik perbincangan, “Sean, kamu tidak perlu traktir makan hari ini. Lusa kamu datang cari aku di departemen sumber daya manusia Perusahaan Martaguna. Aku akan memberimu pekerjaan sebagai petugas keamanan.”
“T-tuan Muda Sean juga ada disini?” ujar David penuh hormat. Seketika gerakan Yasmin menjadi kaku dan terkejut melihat adegan ini. Tuan Muda Sean? Apakah Pak David ini tidak salah mengenal orang? Darimana orang itu menunjukkan dirinya sebagai Tuan Muda? Sedangkan Erwin dan Arya berkerut alis, serta merasa curiga. Mega terkejut dan menoleh kepada David yang begitu hormat. Manajer disini tidak sebanding dengan orang biasa, bahkan Erwin juga harus bersikap baik kepadanya. Tapi siapa sangka manajer ini begitu hormat kepada Sean. “Hmm,” Sean menganggukan kepalanya. “Tuan Muda Sean, apakah aku harus memindahkan kalian ke ruang VVIP?” tanya David. “Tidak perlu, kamu lanjut saja pekerjaanmu. Aku hanya minum-minum dengan temanmu,” ujar Sean sambil mengayunkan tangannya. Ucapan Sean membuat Erwin mereka sedikit canggung, bahkan sejak tadi mereka tidak mengajak Sean mereka untuk minum-minum. ”Baik, Tuan Muda,” David mengangguk dan menoleh ke