Share

Bab 113

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa menit kemudian, Agung keluar dengan tubuh yang penuh darah. Dia tahu Sean akan menunggunya di luar, lalu dia berbelok ke hadapan Sean. Melihat wajah dan tubuh Agung yang penuh darah, Pasukan Azure sedikit merinding. Mereka juga telah menebak bahwa Fernando pasti telah mati di tangan Agung.

“Waktu itu kamu bilang akan memberiku satu kartu ATM. Apakah sekarang itu masih berlaku?” Agung merebut rokok dari Sean dan menghisapnya.

“Berlaku, jika uangnya tidak cukup, kamu bisa datang menemuiku," Sean mengangguk untuk memberi kode kepada Amar. Amar memberikan kartu yang diberikan Sean kepada Agung.

”Kak Agung, aku turut berduka cita,” ucap Amar.

”Aku tidak apa-apa,” Agung menepuk pelan bahu Amar.

“Turut berduka cita. Aku pergi terlebih dahulu,” ucap Sean lalu dia menoleh ke arah Pasukan Azure.

“Kalian bertiga tetap disini dulu untuk membantu Agung mengurus masalah disini,” Sean dan Amar pergi dari Club House.

Agung memandang punggung kepergian S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 114

    “Benar, kalau aku tidak keluar dari dunia itu dan menjadi lebih kuat, mungkin aku bisa melindunginya semakin baik,” Agung menganggukan kepalanya. Dia sudah menyadarinya, tapi ada beberapa hal yang sudah telat. “Setiap kehidupan memang ada rintangannya, mungkin jalan hidup Citra sudah berhenti sampai disini. Tapi masih ada jalan panjang yang menunggumu. Walaupun tidak mudah, yang harus kita lakukan adalah terus percaya bahwa matahari akan muncul lagi esok hari dan kita harus terus maju dan tidak boleh menyerah.” Sean juga membuang puntung rokoknya, lalu menepuk tangan berjalan ke mobilnya yang berhenti di tepi jalan. “Pasukan Azure memanggilmu Tuan Muda. Apakah kamu bersiap untuk tidak hidup biasa?” Agung mengejar Sean. Sejak awal dia sudah menyadari bahwa Sean bukanlah orang biasa dan siapa sangka dia adalah orang kaya. “Aku tidak pernah hidup biasa, hanya saja dulu aku tidak ada modal untuk hidup boros,” ujar Sean sambil tersenyum tipis. Kata

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 115

    “Oh iya, sepertinya ada aroma alkohol dari tubuh Sean. Apa yang dia lakukan jika dia tidak bekerja? Jangan-jangan ingin bersenang-senang karena dirinya mulai ada uang?” Mega tiba-tiba teringat akan sesuatu, lalu mengerutkan dahi. “Sepertinya aku harus berbicara dengannya malam ini. Aku tidak mengurusnya beberapa hari ini, aku juga tidak tahu dia pergi mencari pekerjaan atau siap untuk melakukan usaha,” pikir Mega dan dia tiba di depan sekolah Andin tanpa sadar. “Apa yang kamu lakukan, Mega?” Mega baru saja turun dari mobil dan langsung bertemu dengan wanita yang berusia dua puluh lima tahun berjalan ke arahnya. Wanita ini sangat cantik, meskipun tidak sebanding dengan Mega, tapi juga merupakan salah satu wanita cantik yang jarang ditemukan. “Yasmin? Kamu datang menjemput anak?” ujar Mega curiga kepada wanita cantik itu. “Iya, kesini untuk menjemput keponakanku. Oh iya, kamu bekerja dimana?” tanya Yasmin sambil menggelengkan kepalanya. “Di Perusahaan Arthaguna,” jawab Mega.

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 116

    Hari ini Yasmin dan Erwin mengundang Mega untuk makan, tetapi juga mengajak Sean, sungguh terlihat ingin mencari masalah. Dan Mega tidak menyadarinya. Sean juga tidak banyak berkata-kata. Tapi mau Erwin ataupun Yasmin, Sean sama sekali tidak menganggap mereka, jadi dia tidak begitu peduli. “Aku usahakan, tapi harus kamu ketahui ada beberapa hal yang tidak bisa dengan mudah terselesaikan,” ucap Sean. ”Hmm, setidaknya melakukan sesuatu daripada tidak,” Mega mengangguk kepalanya. ”Oh iya, kenapa kamu menyuruhku untuk berbaikan dengan Erwin? Apakah dia mencari masalah denganmu?” tanya Sean tiba-tiba. Kalau Erwin berani menyentuh Mega, dia bisa menjamin dia akan menjatuhkan Erwin dari posisinya. Meskipun dia hanyalah pengusaha, tapi dengan kemampuannya yang sekarang, dia bisa melakukannya. “Aku tidak berkaitan dengannya, mengapa dia harus mencari masalah denganku? Kalaupun ada, juga langsung mencari masalah ke perusahaan. Aku melakukan ini demi kebaikanmu,” uc

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 117

    “Ada tiga puluh miliar di dalam kartu ini dan sandinya adalah tanggal pernikahan kita. Kamu akan mengetahuinya setelah memeriksa itu,” Sean mengeluarkan kartu yang dia siapkan untuk Mega. “Aku tidak memberitahu ini kepadamu, karena aku takut kamu tidak percaya,” Sean lanjut menjelaskan. “Bagaimana mungkin aku tidak percaya kepadamu. Tapi tunggu, aku masih harus memastikannya,” Mega menerima kartu ATM-nya. Dia percaya Sean tidak akan menipunya, tapi dia masih saja ingin pergi memeriksanya sekarang, agar hatinya lebih pasti. “Ada bank di La Costilla sana. Kamu nanti periksa disana saja.” ujar Sean sambil tersenyum. Mega mengangguk. Dia masih bisa menunggunya, lagi pula nanti mereka akan makan di La Costilla. Dia asal memberhentikan mobilnya di tepi jalan, juga merupakan hal yang terlarang. Mega sibuk menyalakan mobil setelah melihat polisi lalu lintas berjalan mendekatinya. Mereka dengan cepat tiba di La Costilla. Mega menyuruh Sean untuk memberhentikan mo

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 118

    “Jadi begini, aku melamar kerja sebagai Wakil Manajer departemen sumber daya manusia dan kemarin aku baru mengurus administrasi masuk kerja disana. Saat itu aku mendengar Pak Kevin dan Bu Clara membahas Perusahaan Arthaguna. Aku penasaran untuk bertanya, mereka bilang Perusahaan Arthaguna merupakan perusahaan yang dibeli oleh pemilik Bos di belakang Perusahaan Champion. Jadi aku agak terkejut,” jelas Arya. Kebetulan Pak Kevin dan Bu Clara yang dimaksud Arya adalah Wakil Direktur taman film yang diperintah Sean untuk sementara waktu. Kalau tidak salah, setelah fase proyek pertama jadi dan taman film mulai dijalankan, mungkin diantara mereka berdua ada salah satu yang menjadi Ketua Direktur dan satunya lagi tetap menjadi Wakil Direktur. Apa yang dimaksud Arya tadi adalah Perusahaan Champion dan Perusahaan Arthaguna memiliki Bos yang sama, berarti mereka juga bisa terhitung rekan kerja, jadi dia ingin coba berdekatan dengannya. Hanya saja dia tak sangka bahwa Yasmin menger

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 119

    “Ada kok. Sekarang aku sedang mendirikan usaha,” ujar Sean.”Cih!” Yasmin tertawa dingin, dia sama sekali tidak percaya. Sean hanya bisa menaikkan bahunya, malas untuk menjelaskan kepadanya. “Karena kita berteman sudah cukup lama, aku suruh Arya saja untuk membantumu mencari lowongan kerja di Perusahaan Champion,” ujar Yasmin, seperti memandang Sean rendah. Sean tertawa di dalam hati, dia sudah tahu kalau Yasmin sengaja ingin membuat masalah hari ini. Mendengar ucapan Yasmin, Mega menjadi agak ragu. Meskipun dia ingin membiarkan Sean untuk melakukan usaha lagi, tapi Sean saja sudah gagal sekali. Entah apakah kali ini dia bisa sukses atau tidak. Tapi kalau gagal lagi, maka mereka hanya tersisa uang tiga puluh miliar. Dia tiba-tiba merasa kalau Sean bisa bekerja di Perusahaan Champion dan masuk ke dalam departemen manajemen, setahun juga bisa mendapat gaji yang cukup banyak. Itu lebih stabil dibanding mendirikan usaha. ”Yasmin, apakah kamu sungguh bisa menc

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 120

    Pemuda ini adalah wakil Direktur dari salah satu perusahaan terkenal alias Erwin. Erwin tidak tahan berkerut alis melihat keberadaan Mega dan Sean. ”Kalian juga berada disini?” ujar Erwin sambil menilai Sean dan Mega. “Iya, kita juga disini,” ujar Sean tersenyum tipis. “Pak Erwin, kita ikut datang juga setelah mendengar Yasmin ingin traktir kamu makan. Berharap Pak Erwin tidak tersinggung,” ujar Mega sambil tersenyum. “Mega, apa maksudmu, seperti kita tidak kenal saja,” ujar Erwin sambil tersenyum tipis. Dia memang tidak menyangka bahwa Mega dan Sean akan datang. Dulu Sean mengalahkannya saat mengejar Mega, jadi dia tidak ada rasa suka terhadap Sean. Tapi sebagai pegawai negeri sipil, Erwin sekarang juga sudah belajar dari pengalaman. Walaupun dia membenci seseorang, dia juga tidak akan langsung menunjukkannya. “Pelayan, kita ingin pesan,” setelah Erwin tiba, Sean tidak menunggu lama lagi. Acara makan-makan ini sudah dipastikan tidak seru. Lebih baik

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 121

    Yasmin dan Arya tidak tahan terbahak-bahak setelah mendengar ini. Pandangan mereka penuh dengan penyindiran. Raut wajah Mega terlihat buruk. Dia tidak menyangka bahwa Yasmin dan Erwin begitu kesal kepada Sean. Dia baru saja ingin bilang Sean sangat kaya, tetapi Sean langsung memotong pembicaraannya. “Pekerjaan tidak dibagi buruk atau baik. Apakah Pak Erwin merasa pekerjaan petugas kebersihan itu lucu?” Sean menatap tajam kepada Erwin. Erwin tercengang dan melihat tatapan Sean yang menjadi janggal. Dia tidak sangka Sean memberikan pukulan cukup kuat kepadanya. Sebagai pemegang jabatan yang cukup baik, kalau perbincangan antara dia dengan Sean tersebar, maka ini akan menjadi kotoran selama hidupnya. Arya sepertinya juga menyadari hal ini dan sibuk mengalihkan topik perbincangan, “Sean, kamu tidak perlu traktir makan hari ini. Lusa kamu datang cari aku di departemen sumber daya manusia Perusahaan Martaguna. Aku akan memberimu pekerjaan sebagai petugas keamanan.”

Bab terbaru

  • Tuan Muda Konglomerat   Ekstra Part

    “Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 256 - End

    "Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 255

    Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 254

    "Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 253

    "Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 252

    Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 251

    Keesokan harinya Mega bangun pagi-pagi dan tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Sean, bisa dilihat bahwa dia masih sangat marah. Sepertinya itu bukan hanya marah biasa, itu sangat menyedihkan. Sudah hampir sepuluh tahun menikah, Mega dibohongi, jika wanita yang lain, tidak mungkin hanya marah semudah itu. Mega terjaga, dan Sean juga sudah bangun. Dia diam-diam menatap Mega yang sedih yang tidak berbicara dengannya, hatinya merasa sedikit terguncang, dan bahkan dia hampir ingin menceritakan yang sebenarnya padanya. Setelah Mega keluar, Sean juga bangun untuk mandi. Lalu dia pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk Andin. Setelah mengantarkan Andin ke sekolah, dia berencana pergi ke supermarket. Meskipun tidak mungkin bagi Riza untuk mengirim seseorang ke supermarketnya untuk menimbulkan masalah, dia tahu bahwa Riswan pasti akan mengirim seseorang, dan itu masalah akhir-akhir ini. Pada saat itu, dia masih gelisah tentang Irfan, dan dia khawatir kepercayaan

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 250

    Pria muda itu mengambil kotak nasi itu tanpa sadar dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Pagi ini dia makan beberapa roti dan memang sedikit lapar, dia diam-diam mengucapkan terima kasih kepada Andin dan Sean sebelum membuka nasi kotak. Tetapi ketika nasi kotak terbuka, dia tercengang. Dia kaget melihat puluhan juta uang tunai, lalu buru-buru menatap Sean. Tetapi pada saat itu Sean memegang tangan Andin dan berjalan di luar taman. “Semoga kehidupan kalian diberkati!” Pria muda itu bergetar, di belakang Sean dan Andin dia membungkuk, matanya sedikit basah. Akhirnya dia menyadari, bahwa saat dia menelpon keluarganya tadi, ada sepasang ayah dan anak perempuan yang melewatinya, saat itu di tidak memperhatikan, dan percakapannya pasti didengar oleh ayah dan anak perempuan itu. Untuk bantuan Sean, dia mengingat erat-erat di dalam hatinya. Dan akan benar-benar ingat penampilan mereka berdua. Uang itu sangat penting baginya.

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 249

    Dia juga orang yang memiliki harga diri, dia ingin dengan kemampuannya sendiri naik selangkah demi selangkah, tapi perasaan yang semua sudah diatur oleh orang lain ini membuatnya sangat tidak nyaman. “Itu, aku, aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tuan muda Sean,” Chandra tertawa. “Lupakan saja, aku juga tidak mempersulitmu, aku akan bicara sendiri dengannya,” kata Mega dan meninggalkan kantor Chandra. Pada saat itu, saat itu dia benar-benar mengetahui identitas Sean yang sebenarnya, di hatinya tidak ada rasa terkejut dan bahagia. Yang ada hanya perasaan ditipu. Setelah meninggalkan perusahaan, Mega memarkir mobil di sisi jalan, mengeluarkan ponselnya, dan mencari nomor Sean. Dia awalnya ragu, tapi akhirnya dia tetap tidak menelepon Sean. Awalnya, dia ingin menanyakan mengapa Sean terus membohonginya, tetapi setelah memikirkannya, dia menyerah. Sean telah menipu dia. Apa gunanya bertanya lagi? Sebelum Mega kembali ke rumah, dia ditelepon Dewi, mengunda

DMCA.com Protection Status