Share

Bab 107

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Benar, dia hanya taruhan tiga miliar, lalu tiba-tiba langsung mendapat dua puluh miliar keuntungannya! Menakjubkan!”

Meskipun bukan mereka sendiri yang memenangkan uang, tapi orang-orang yang mengerumuni terlihat sangat bahagia. Sedangkan raut wajah lelaki berpostur tubuh besar dan Pak Faisal itu berubah dikit. Dua puluh miliar? Bocah ini sangat untung sekali!

Tentunya mereka tidak mencurigai Sean melakukan kecurangan, karena dadu ini juga milik mereka, bahkan mereka juga yang mengocoknya.

Amar sama sekali tidak sangka bahwa tebakan Sean itu benar dan hatinya cukup terkejut. Tadi saat Sean menebak jumlah nilai dadunya, dia berpikir bahwa Sean akan kalah, tapi siapa sangka tebakan Sean di ronde pertama itu benar.

“Kak Sean, ini adalah sebuah keberuntungan di awal.”

Amar mendorong dua puluh miliar kepada Sean dengan semangat. Melihat Amar yang begitu puas, lelaki berpostur tubuh besar itu tertawa dingin di dalam hati.

Menang di ronde pertama merupakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 108

    Tapi dia baru saja menjulurkan tangan, tapi langsung ditahan Amar. ”Lepaskan tanganku!” teriak lelaki berpostur tubuh besar itu dengan kesal. Dia langsung mengayunkan tangan kiri ke wajah Amar. Amar tetap terdiam di tempat dan semakin mempererat pegangan di pergelangan tangannya. “Ah! Lepaskan tanganku, sudah mau patah!” Tubuh lelaki berpostur tubuh besar itu membungkuk dan langsung terjatuh sambil berlutut di lantai. “Sial! Berani-beraninya ada yang ingin mengacaukan tempat ini! Majulah kalian semua dan pukul dia!” Sepuluh preman yang lebih langsung maju setelah melihat ini. Di saat yang sama, mereka juga mengeluarkan pisau dan tongkat kecil. “Aku akan mematahkan tangannya kalau ada yang berani mendekat,” ujar Amar santai, sambil memegang kencang tangan lelaki itu. “Sial! Kalian semua jangan mendekat! Jangan mendekat...” Wajah lelaki itu terlihat sangat buruk. Dia seketika merasa tangannya mau patah. Beberapa preman itu hanya bisa menghentikan

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 109

    Baru beberapa orang yang mendekat dan Amar langsung menyerang mereka. Brak!! Amar begitu mudah memukul pemimpin dari para preman dengan kursi, sehingga kursi itu patah dan preman itu terjatuh pingsan. Melihat keadaan seperti ini, mereka semua mundur beberapa langkah. Melihat Amar yang begitu hebat, puluhan orang yang bertubuh besar pun tidak mudah untuk mengalahkannya. “Teman, apakah kamu mengerti siapa pemilik wilayah ini?” Lelaki berpostur tubuh besar itu menatap Sean kesal. ”Siapa pemiliknya?” tanya Sean. “Ini adalah wilayah Southbank Club. Kamu berani mengacaukan tempat ini, apakah kamu tidak takut kalau Kak Fernando akan mencarimu?” ancam lelaki berpostur tubuh besar. “Fernando? Sudah kukatakan aku ingin Fernando menemuiku. Semua ini tidak akan terjadi jika kamu memanggilnya datang sejak tadi?” seru Sean. ”Bagus, kamu sangat berani,” Lelaki berpostur tubuh besar itu mendengus dan mengeluarkan teleponnya untuk menghubungi bos besarnya, Ferna

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 110

    “Kak Fernando, ada orang yang melakukan kecurangan dan melukai orang-orang kita.” ”Berapa banyak uang yang dia menangkan? Kalau dia tidak menang banyak usir saja. Hari ini aku tidak waktu untuk mengurusnya,” ucap Fernando sambil berkerut alis. Hari ini dia baru saja menemukan Agung dan ini kesempatan yang bagus untuk dia membalas dendam. Dia tidak ingin suasana hatinya terganggu karena hal-hal kecil. “dua ratus miliar!” “Apa? Sial! Segera bawa dia ke ruangan. Aku akan segera menemuinya,” Fernando sangatlah terkejut. dua ratus miliar itu sudah merupakan batas terakhir pengeluarannya. Ini sama sekali tidak berbeda dengan menginginkan nyawanya. “Awasi orang ini dengan baik! Aku nanti akan membawa dia untuk meminta maaf kepada adikku,” Fernando memerintah bawahannya, lalu pergi. Setelah lelaki bertubuh besar itu memutuskan panggilan, dia langsung berkata kepada Sean. “Heh bocah, Kak Fernando menyuruh kita untuk membawamu ke ruang VIP.” Sean terseny

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 111

    Hari ini dia harus ingin membalaskan dendam nya kepada Agung, bahkan kedatangan Pasukan Azure juga tidak berguna. Apalagi dia sama sekali tidak menganggap mereka. Hanya saja posisi Sean terlihat lebih tinggi dari Pasukan Azure. Ini membuatnya sedikit kebingungan. “Bagaimana kalau kamu menemukan sebuah mayat?” tanya Fernando sambil tersenyum. “Maka kamu juga akan menjadi mayat,” Sean juga ikut tersenyum tipis. ”Hmm?” Raut wajah Fernando berubah dan langsung mengeluarkan pistol. Pistol itu dibawanya dari luar negeri melalui jalur istimewa, hingga sekarang belum ada yang pernah memaksanya untuk mengeluarkannya. Tapi hari ini Sean memberikan tekanan yang lebih kuat untuknya. Melihat pistol di tangan Fernando, raut wajah Pasukan Azure itu berubah. Meskipun mereka juga terkenal dengan kekuatannya, tapi mereka tidak pernah memainkan pistol, apalagi pistol yang begitu formal. Bahkan raut wajah Amar ikut berubah. Sebagai tentara khusus yang sudah pensiun, tentuny

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 112

    “Sebenarnya siapakah dirimu?” Fernando menatap Sean dengan takut. Dia jarang bertemu dengan orang yang begitu kejam seperti Sean. Walaupun dia memiliki pistol di tangannya, dia juga tidak berani asal menembak. Melainkan setelah dia memberikan kesempatan untuk Sean, tapi Sean langsung menembaknya dengan begitu kejam. Sekarang sepasang kaki Fernando tertembak, tangan kanannya terluka dan seluruh klubnya dikerumuni, bahkan dia tidak ada kesempatan untuk kabur. Sean tidak berbicara, melainkan memberi kode kepada Amar, lalu Amar langsung menarik paksa pemuda yang datang memberi informasi. Sebelum menemukan Agung, Sean tidak akan membiarkan Fernando lepas begitu saja. Tindakan dia ini juga menjaga-jaga. Kalau akhirnya Fernando menggunakan Agung untuk mengancamnya, maka dia akan susah beraksi. Dengan cepat, dua bawahan Pasukan Azure membawa Agung ke dalam ruangan. Agung awalnya tercengang setelah melihat Sean, lalu dia mengangguk kepalanya kepada Sean, tanpa mengatakan ka

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 113

    Beberapa menit kemudian, Agung keluar dengan tubuh yang penuh darah. Dia tahu Sean akan menunggunya di luar, lalu dia berbelok ke hadapan Sean. Melihat wajah dan tubuh Agung yang penuh darah, Pasukan Azure sedikit merinding. Mereka juga telah menebak bahwa Fernando pasti telah mati di tangan Agung. “Waktu itu kamu bilang akan memberiku satu kartu ATM. Apakah sekarang itu masih berlaku?” Agung merebut rokok dari Sean dan menghisapnya. “Berlaku, jika uangnya tidak cukup, kamu bisa datang menemuiku," Sean mengangguk untuk memberi kode kepada Amar. Amar memberikan kartu yang diberikan Sean kepada Agung. ”Kak Agung, aku turut berduka cita,” ucap Amar. ”Aku tidak apa-apa,” Agung menepuk pelan bahu Amar. “Turut berduka cita. Aku pergi terlebih dahulu,” ucap Sean lalu dia menoleh ke arah Pasukan Azure. “Kalian bertiga tetap disini dulu untuk membantu Agung mengurus masalah disini,” Sean dan Amar pergi dari Club House. Agung memandang punggung kepergian S

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 114

    “Benar, kalau aku tidak keluar dari dunia itu dan menjadi lebih kuat, mungkin aku bisa melindunginya semakin baik,” Agung menganggukan kepalanya. Dia sudah menyadarinya, tapi ada beberapa hal yang sudah telat. “Setiap kehidupan memang ada rintangannya, mungkin jalan hidup Citra sudah berhenti sampai disini. Tapi masih ada jalan panjang yang menunggumu. Walaupun tidak mudah, yang harus kita lakukan adalah terus percaya bahwa matahari akan muncul lagi esok hari dan kita harus terus maju dan tidak boleh menyerah.” Sean juga membuang puntung rokoknya, lalu menepuk tangan berjalan ke mobilnya yang berhenti di tepi jalan. “Pasukan Azure memanggilmu Tuan Muda. Apakah kamu bersiap untuk tidak hidup biasa?” Agung mengejar Sean. Sejak awal dia sudah menyadari bahwa Sean bukanlah orang biasa dan siapa sangka dia adalah orang kaya. “Aku tidak pernah hidup biasa, hanya saja dulu aku tidak ada modal untuk hidup boros,” ujar Sean sambil tersenyum tipis. Kata

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 115

    “Oh iya, sepertinya ada aroma alkohol dari tubuh Sean. Apa yang dia lakukan jika dia tidak bekerja? Jangan-jangan ingin bersenang-senang karena dirinya mulai ada uang?” Mega tiba-tiba teringat akan sesuatu, lalu mengerutkan dahi. “Sepertinya aku harus berbicara dengannya malam ini. Aku tidak mengurusnya beberapa hari ini, aku juga tidak tahu dia pergi mencari pekerjaan atau siap untuk melakukan usaha,” pikir Mega dan dia tiba di depan sekolah Andin tanpa sadar. “Apa yang kamu lakukan, Mega?” Mega baru saja turun dari mobil dan langsung bertemu dengan wanita yang berusia dua puluh lima tahun berjalan ke arahnya. Wanita ini sangat cantik, meskipun tidak sebanding dengan Mega, tapi juga merupakan salah satu wanita cantik yang jarang ditemukan. “Yasmin? Kamu datang menjemput anak?” ujar Mega curiga kepada wanita cantik itu. “Iya, kesini untuk menjemput keponakanku. Oh iya, kamu bekerja dimana?” tanya Yasmin sambil menggelengkan kepalanya. “Di Perusahaan Arthaguna,” jawab Mega.

Bab terbaru

  • Tuan Muda Konglomerat   Ekstra Part

    “Dian, apa kamu sedang sibuk?” Sean menelepon Jenderal Dian, suaranya terdengar dingin.[Ya, Tuan, aku baru saja mau pergi makan, apa kamu sudah makan? Kalau kamu belum makan, aku traktir kamu makan.] Jenderal Dian tertawa."Oke, aku akan mencarimu sendiri di hari lain, tapi Dian, aku punya sesuatu untuk didiskusikan denganmu, apa kamu bisa menyisihkan beberapa menit untuk mendengarkanku?" Sean juga tertawa.[Tentu saja tidak masalah, katakan saja,] jawab Jenderal Dian."Aku ingin keluarga Wijaya menghilang dari muka bumi ini!" Ucap Sean dengan dingin.Dian yang mendengar itu terkejut, dia menggertakan giginya dengan kuat. [A-ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?]"Lakukan, aku ingin keluarga Wijaya menghilang hari ini juga!"Dian yang menyadari terjadi sesuatu antara Sean dan Riswan langsung bergegas membawa anak buahnya menuju kediaman keluarga Wijaya,***Sementara itu, malam hari di kediaman Wijaya.BRAK!"Bajingan!" Gerutu Riswan dengan kesal. "Beraninya dia memperlakukanku seperti in

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 256 - End

    "Tidak, kamu masih tidak terlalu mengenalku, aku hanya manusia biasa, aku tidak mencintai itu semua, aku hanya mencintai uang. Begini saja, melihat ketulusanmu, aku akan mengurangi sedikit uangnya menjadi 10 milyar, kita semua orang terhormat, tidak perlu membicarakan harga lagi." Sean melambaikan tangannya, tampak seperti orang yang menyukai uang. Sebenarnya dia hanya ingin memeras Riswan. Malam itu, Riswan tidak ingin pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu, dan setelah kejadian ini, dia merasa Riswan tidak tahan untuk tidak pergi ke supermarket untuk melakukan sesuatu. Kalau begitu, peras dia dengan keras dulu, ketika dia benar-benar membuat masalah, kemudian memerasnya lagi, atau memberikan sedikit masalah pada keluarga Wijaya-nya, lihat apa dia berani pergi ke supermarket membuat masalah di masa depan? Begitu Sean mengatakan ini, Riswan dan yang lainnya tercengang. '10 Milyar?!' Ini jelas adalah perampasan! Riswan mengeluh di dalam hatinya, mengeluh hingga hampir muntah

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 255

    Dia tidak menyangka itu Sean, meskipun dia tidak tahu identitas pasti Sean, tapi pria ini adalah dewa yang ingin diajak bersulang oleh tokoh-tokoh kuat di kota, termasuk Rendy. Dia hanya putra dari keluarga kecil, sama sekali tidak berani menghadapinya. "Sean, Tuan Muda Riswan kami sudah datang, bukankah kamu tadi berteriak ingin melihat Tuan Muda Riswan kami, kamu berani sombong? Oh iya, kami Tuan Muda Riswan adalah pewaris Keluarga Wijaya, salah satu dari empat keluarga besar," kata Beni memberikan pandangan mengejek pada Sean. Sebelumnya dipukuli oleh Sean, sekarang Riswan ada di sini, dia segera melanjutkan kembali penampilannya yang arogan dan sombong. Sean bahkan tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap Riswan dengan datar. “Ternyata kamu,” Riswan tidak menyangka itu adalah Sean, ekspresi matanya tiba-tiba menjadi suram. Hubungannya dengan Sean sudah naik ke titik musuh sejati, dia belum pergi mencari masalah ke Sean, tapi tidak disangka Sean ter

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 254

    "Hutang mamaku padamu sudah dibayar, sekarang kita akan menghitung kompensasi untuk kerusakan mental mamaku selama periode ini. Oh iya, dan adik iparku," kata Sean sambil tersenyum mengejek. Awalnya dia hanya ingin membayar hutang Natalie, mengambil kwitansinya lalu pergi dari tempat itu. Tidak disangka, Beni ternyata masih ingin mempermainkannya, jadi dia menemani Beni untuk bersenang-senang. "Ada apa denganmu? Kompensasi kerusakan mentalnya seharusnya dia sendiri yang memintanya pada kami baru benar, kan," Beni tertawa mendengar perkataan Sean. “Kenapa? Dia mamaku, aku sebagai menantu, bukankah tidak masalah mencari kalian untuk menghitung kompensasi kerusakan mental?" Sean melotot ke arah Beni. Mamamu? Kami tidak melihat dia memperlakukanmu sebagai menantu, kalau tidak bagaimana mungkin dia meninggalkanmu sendirian, dan dengan tidak pedulinya melarikan diri. Wajah Beni menjadi sangat jelek, tapi dia masih berkata, "Kamu jangan bercanda, tadi juga

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 253

    "Lepaskan dia, berapa banyak hutangnya, aku akan membayarnya," menanggapi pengakuan bersalah Natalie, Sean tidak repot-repot menanganinya, Natalie bahkan meminjam dari lintah darat untuk mendapatkan kembali uang kalah judinya, dia sama sekali tidak percaya omong kosong Natalie. Di masa lalu, dia melihat dengan matanya sendiri, ada orang yang demi berhenti berjudi, dia bahkan memotong jari kelingkingnya. Tapi tidak lama kemudian, orang itu menginjakkan kaki di kasino dan kehilangan celana dalam. "2 miliar dengan tambahan bunga 15%," Natalie dengan tergesa-gesa berkata. Sean menatap tajam ke arah Beni, dan Beni dan yang lainnya pun menatap serius wajah Sean, kemudian Beni mengangguk, berkata, "Benar, total semuanya jadi 2,3 miliar, jika kamu dapat membayar kembali uang itu, aku akan segera melepaskannya." "Berikan aku nomor rekening," kata Sean sambil menatap handphone yang dia keluarkan. Beni tertegun, kemudian tertawa, langsung memberikan nomor rekeningny

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 252

    Jennie juga merupakan wanita cantik di sekolahnya. Sejujurnya, Beni yang sudah hidup lebih dari 30 tahun dan melihat banyak wanita, tapi dia belum pernah melihat wanita cantik seperti Jennie. Alasan Beni meminjamkan uang sebanyak 2 miliar kepada Natalie itu karena dia sudah melihat foto Jennie sebelumnya. Biasanya, tidak banyak orang yang bisa dengan tepat waktu melunasi pinjaman rentenir, apalagi pinjaman dengan bunga berganda semacam ini. Jika melihat Jennie orangnya langsung hari ini, dia bahkan lebih cantik dari foto, Beni langsung tertarik. “Benar, dia putriku Jennie, Jennie, cepat kesini dan temui Kak Beni,” Natalie dengan hati-hati tersenyum dan berbicara, Beni bisa memberikan toleransi beberapa hari, membuatnya sedikit terkejut, dan tidak berpikir hal lainnya sama sekali. “Halo, Kak Beni,” Jennie dengan sedikit takutnya menyapa Beni. "Jennie cantik, sini duduk, tolong cepat tuangkan teh," Beni menyuruh pria berotot untuk menyiapkan teh. Si pria be

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 251

    Keesokan harinya Mega bangun pagi-pagi dan tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Sean, bisa dilihat bahwa dia masih sangat marah. Sepertinya itu bukan hanya marah biasa, itu sangat menyedihkan. Sudah hampir sepuluh tahun menikah, Mega dibohongi, jika wanita yang lain, tidak mungkin hanya marah semudah itu. Mega terjaga, dan Sean juga sudah bangun. Dia diam-diam menatap Mega yang sedih yang tidak berbicara dengannya, hatinya merasa sedikit terguncang, dan bahkan dia hampir ingin menceritakan yang sebenarnya padanya. Setelah Mega keluar, Sean juga bangun untuk mandi. Lalu dia pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk Andin. Setelah mengantarkan Andin ke sekolah, dia berencana pergi ke supermarket. Meskipun tidak mungkin bagi Riza untuk mengirim seseorang ke supermarketnya untuk menimbulkan masalah, dia tahu bahwa Riswan pasti akan mengirim seseorang, dan itu masalah akhir-akhir ini. Pada saat itu, dia masih gelisah tentang Irfan, dan dia khawatir kepercayaan

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 250

    Pria muda itu mengambil kotak nasi itu tanpa sadar dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Pagi ini dia makan beberapa roti dan memang sedikit lapar, dia diam-diam mengucapkan terima kasih kepada Andin dan Sean sebelum membuka nasi kotak. Tetapi ketika nasi kotak terbuka, dia tercengang. Dia kaget melihat puluhan juta uang tunai, lalu buru-buru menatap Sean. Tetapi pada saat itu Sean memegang tangan Andin dan berjalan di luar taman. “Semoga kehidupan kalian diberkati!” Pria muda itu bergetar, di belakang Sean dan Andin dia membungkuk, matanya sedikit basah. Akhirnya dia menyadari, bahwa saat dia menelpon keluarganya tadi, ada sepasang ayah dan anak perempuan yang melewatinya, saat itu di tidak memperhatikan, dan percakapannya pasti didengar oleh ayah dan anak perempuan itu. Untuk bantuan Sean, dia mengingat erat-erat di dalam hatinya. Dan akan benar-benar ingat penampilan mereka berdua. Uang itu sangat penting baginya.

  • Tuan Muda Konglomerat   Bab 249

    Dia juga orang yang memiliki harga diri, dia ingin dengan kemampuannya sendiri naik selangkah demi selangkah, tapi perasaan yang semua sudah diatur oleh orang lain ini membuatnya sangat tidak nyaman. “Itu, aku, aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tuan muda Sean,” Chandra tertawa. “Lupakan saja, aku juga tidak mempersulitmu, aku akan bicara sendiri dengannya,” kata Mega dan meninggalkan kantor Chandra. Pada saat itu, saat itu dia benar-benar mengetahui identitas Sean yang sebenarnya, di hatinya tidak ada rasa terkejut dan bahagia. Yang ada hanya perasaan ditipu. Setelah meninggalkan perusahaan, Mega memarkir mobil di sisi jalan, mengeluarkan ponselnya, dan mencari nomor Sean. Dia awalnya ragu, tapi akhirnya dia tetap tidak menelepon Sean. Awalnya, dia ingin menanyakan mengapa Sean terus membohonginya, tetapi setelah memikirkannya, dia menyerah. Sean telah menipu dia. Apa gunanya bertanya lagi? Sebelum Mega kembali ke rumah, dia ditelepon Dewi, mengunda

DMCA.com Protection Status