Baru beberapa orang yang mendekat dan Amar langsung menyerang mereka. Brak!! Amar begitu mudah memukul pemimpin dari para preman dengan kursi, sehingga kursi itu patah dan preman itu terjatuh pingsan. Melihat keadaan seperti ini, mereka semua mundur beberapa langkah. Melihat Amar yang begitu hebat, puluhan orang yang bertubuh besar pun tidak mudah untuk mengalahkannya. “Teman, apakah kamu mengerti siapa pemilik wilayah ini?” Lelaki berpostur tubuh besar itu menatap Sean kesal. ”Siapa pemiliknya?” tanya Sean. “Ini adalah wilayah Southbank Club. Kamu berani mengacaukan tempat ini, apakah kamu tidak takut kalau Kak Fernando akan mencarimu?” ancam lelaki berpostur tubuh besar. “Fernando? Sudah kukatakan aku ingin Fernando menemuiku. Semua ini tidak akan terjadi jika kamu memanggilnya datang sejak tadi?” seru Sean. ”Bagus, kamu sangat berani,” Lelaki berpostur tubuh besar itu mendengus dan mengeluarkan teleponnya untuk menghubungi bos besarnya, Ferna
“Kak Fernando, ada orang yang melakukan kecurangan dan melukai orang-orang kita.” ”Berapa banyak uang yang dia menangkan? Kalau dia tidak menang banyak usir saja. Hari ini aku tidak waktu untuk mengurusnya,” ucap Fernando sambil berkerut alis. Hari ini dia baru saja menemukan Agung dan ini kesempatan yang bagus untuk dia membalas dendam. Dia tidak ingin suasana hatinya terganggu karena hal-hal kecil. “dua ratus miliar!” “Apa? Sial! Segera bawa dia ke ruangan. Aku akan segera menemuinya,” Fernando sangatlah terkejut. dua ratus miliar itu sudah merupakan batas terakhir pengeluarannya. Ini sama sekali tidak berbeda dengan menginginkan nyawanya. “Awasi orang ini dengan baik! Aku nanti akan membawa dia untuk meminta maaf kepada adikku,” Fernando memerintah bawahannya, lalu pergi. Setelah lelaki bertubuh besar itu memutuskan panggilan, dia langsung berkata kepada Sean. “Heh bocah, Kak Fernando menyuruh kita untuk membawamu ke ruang VIP.” Sean terseny
Hari ini dia harus ingin membalaskan dendam nya kepada Agung, bahkan kedatangan Pasukan Azure juga tidak berguna. Apalagi dia sama sekali tidak menganggap mereka. Hanya saja posisi Sean terlihat lebih tinggi dari Pasukan Azure. Ini membuatnya sedikit kebingungan. “Bagaimana kalau kamu menemukan sebuah mayat?” tanya Fernando sambil tersenyum. “Maka kamu juga akan menjadi mayat,” Sean juga ikut tersenyum tipis. ”Hmm?” Raut wajah Fernando berubah dan langsung mengeluarkan pistol. Pistol itu dibawanya dari luar negeri melalui jalur istimewa, hingga sekarang belum ada yang pernah memaksanya untuk mengeluarkannya. Tapi hari ini Sean memberikan tekanan yang lebih kuat untuknya. Melihat pistol di tangan Fernando, raut wajah Pasukan Azure itu berubah. Meskipun mereka juga terkenal dengan kekuatannya, tapi mereka tidak pernah memainkan pistol, apalagi pistol yang begitu formal. Bahkan raut wajah Amar ikut berubah. Sebagai tentara khusus yang sudah pensiun, tentuny
“Sebenarnya siapakah dirimu?” Fernando menatap Sean dengan takut. Dia jarang bertemu dengan orang yang begitu kejam seperti Sean. Walaupun dia memiliki pistol di tangannya, dia juga tidak berani asal menembak. Melainkan setelah dia memberikan kesempatan untuk Sean, tapi Sean langsung menembaknya dengan begitu kejam. Sekarang sepasang kaki Fernando tertembak, tangan kanannya terluka dan seluruh klubnya dikerumuni, bahkan dia tidak ada kesempatan untuk kabur. Sean tidak berbicara, melainkan memberi kode kepada Amar, lalu Amar langsung menarik paksa pemuda yang datang memberi informasi. Sebelum menemukan Agung, Sean tidak akan membiarkan Fernando lepas begitu saja. Tindakan dia ini juga menjaga-jaga. Kalau akhirnya Fernando menggunakan Agung untuk mengancamnya, maka dia akan susah beraksi. Dengan cepat, dua bawahan Pasukan Azure membawa Agung ke dalam ruangan. Agung awalnya tercengang setelah melihat Sean, lalu dia mengangguk kepalanya kepada Sean, tanpa mengatakan ka
Beberapa menit kemudian, Agung keluar dengan tubuh yang penuh darah. Dia tahu Sean akan menunggunya di luar, lalu dia berbelok ke hadapan Sean. Melihat wajah dan tubuh Agung yang penuh darah, Pasukan Azure sedikit merinding. Mereka juga telah menebak bahwa Fernando pasti telah mati di tangan Agung. “Waktu itu kamu bilang akan memberiku satu kartu ATM. Apakah sekarang itu masih berlaku?” Agung merebut rokok dari Sean dan menghisapnya. “Berlaku, jika uangnya tidak cukup, kamu bisa datang menemuiku," Sean mengangguk untuk memberi kode kepada Amar. Amar memberikan kartu yang diberikan Sean kepada Agung. ”Kak Agung, aku turut berduka cita,” ucap Amar. ”Aku tidak apa-apa,” Agung menepuk pelan bahu Amar. “Turut berduka cita. Aku pergi terlebih dahulu,” ucap Sean lalu dia menoleh ke arah Pasukan Azure. “Kalian bertiga tetap disini dulu untuk membantu Agung mengurus masalah disini,” Sean dan Amar pergi dari Club House. Agung memandang punggung kepergian S
“Benar, kalau aku tidak keluar dari dunia itu dan menjadi lebih kuat, mungkin aku bisa melindunginya semakin baik,” Agung menganggukan kepalanya. Dia sudah menyadarinya, tapi ada beberapa hal yang sudah telat. “Setiap kehidupan memang ada rintangannya, mungkin jalan hidup Citra sudah berhenti sampai disini. Tapi masih ada jalan panjang yang menunggumu. Walaupun tidak mudah, yang harus kita lakukan adalah terus percaya bahwa matahari akan muncul lagi esok hari dan kita harus terus maju dan tidak boleh menyerah.” Sean juga membuang puntung rokoknya, lalu menepuk tangan berjalan ke mobilnya yang berhenti di tepi jalan. “Pasukan Azure memanggilmu Tuan Muda. Apakah kamu bersiap untuk tidak hidup biasa?” Agung mengejar Sean. Sejak awal dia sudah menyadari bahwa Sean bukanlah orang biasa dan siapa sangka dia adalah orang kaya. “Aku tidak pernah hidup biasa, hanya saja dulu aku tidak ada modal untuk hidup boros,” ujar Sean sambil tersenyum tipis. Kata
“Oh iya, sepertinya ada aroma alkohol dari tubuh Sean. Apa yang dia lakukan jika dia tidak bekerja? Jangan-jangan ingin bersenang-senang karena dirinya mulai ada uang?” Mega tiba-tiba teringat akan sesuatu, lalu mengerutkan dahi. “Sepertinya aku harus berbicara dengannya malam ini. Aku tidak mengurusnya beberapa hari ini, aku juga tidak tahu dia pergi mencari pekerjaan atau siap untuk melakukan usaha,” pikir Mega dan dia tiba di depan sekolah Andin tanpa sadar. “Apa yang kamu lakukan, Mega?” Mega baru saja turun dari mobil dan langsung bertemu dengan wanita yang berusia dua puluh lima tahun berjalan ke arahnya. Wanita ini sangat cantik, meskipun tidak sebanding dengan Mega, tapi juga merupakan salah satu wanita cantik yang jarang ditemukan. “Yasmin? Kamu datang menjemput anak?” ujar Mega curiga kepada wanita cantik itu. “Iya, kesini untuk menjemput keponakanku. Oh iya, kamu bekerja dimana?” tanya Yasmin sambil menggelengkan kepalanya. “Di Perusahaan Arthaguna,” jawab Mega.
Hari ini Yasmin dan Erwin mengundang Mega untuk makan, tetapi juga mengajak Sean, sungguh terlihat ingin mencari masalah. Dan Mega tidak menyadarinya. Sean juga tidak banyak berkata-kata. Tapi mau Erwin ataupun Yasmin, Sean sama sekali tidak menganggap mereka, jadi dia tidak begitu peduli. “Aku usahakan, tapi harus kamu ketahui ada beberapa hal yang tidak bisa dengan mudah terselesaikan,” ucap Sean. ”Hmm, setidaknya melakukan sesuatu daripada tidak,” Mega mengangguk kepalanya. ”Oh iya, kenapa kamu menyuruhku untuk berbaikan dengan Erwin? Apakah dia mencari masalah denganmu?” tanya Sean tiba-tiba. Kalau Erwin berani menyentuh Mega, dia bisa menjamin dia akan menjatuhkan Erwin dari posisinya. Meskipun dia hanyalah pengusaha, tapi dengan kemampuannya yang sekarang, dia bisa melakukannya. “Aku tidak berkaitan dengannya, mengapa dia harus mencari masalah denganku? Kalaupun ada, juga langsung mencari masalah ke perusahaan. Aku melakukan ini demi kebaikanmu,” uc