Hanz terperangah. “Bagaimana Avraam bisa kualahan? Aku tidak pernah melihat Avraam begitu lemahnya seperti sekarang.”Zahid tercengang dan matanya membeliak. “Sama, Hanz. Aku juga heran. Kenapa Avraam tiba-tiba lemah seperti ini? Biasanya dia jago. Apa jangan-jangan ini karena boxing, bukan MMA?”“Tidak ada pengaruhnya. Avraam jago tinju dan juga gulat. Pasti ada alasan lain. Entahlah.”Kembali lagi ke arena pertarungan.Untungnya, Avraam berhasil memusatkan tenaga pada tumpuan kedua kaki sehingga dia tetap bisa menjaga keseimbangan. Hampir saja dia terjengkang setelah mendapatkan serangan.Gan tertawa lalu meledek, “Haha. Aku pikir kau kuat. Tapi parahnya aku bisa mengalahkan mu hanya dengan satu tangan. Kau sangat lemah, Bocil!”Tidak terima diejek, Avraam naik pitam. Darahnya tidak hanya mendidih, tapi menguap. Dia meninju telapak tangan satunya sambil meloncat-loncat. Semangatnya kian terbakar dan tidak akan pernah membiarkan Gan kembali menguasai pertarungan.Ketika Gan berupaya
"Membongkar rahasia Amerika"***PROLOG :***“Astaga!” umpat Edwin. “Keberadaan ku diketahui oleh petugas.”Segera dia mengambil sesuatu yang dikira sangat penting di sana, seperti ponsel, dompet, dan laptop. Tidak banyak yang bisa dia bawa sebab dalam waktu kurang dari lima menit, FBI akan segera tiba di lokasi persembunyiannya dan melakukan penyergapan. Sebelum pergi, dia memberikan pesan singkat kepada salah satu sahabat ngobrol di dark web-nya selama ini :“Kawan, aku butuh bantuan mu sekarang juga karena aku tahu kau sekarang berada di Zurich. Aku tunggu di sekitar Bethesda Spital, Basel. Kau adalah orang terdekat yang bisa membantuku, jika tidak, aku pasti akan dihukum berat karena telah banyak melakukan pelanggaran.”Edwin juga meninggalkan pesan tentang ciri-cirinya, memakai jaket kulit hitam dan bertopi putih. Dua sampai tiga jam lagi mereka harus segera bertemu, karena kalau tidak, Edwin tidak bakal tertolong lagi. Usai mengirimkan pesan terakhirnya, Edwin menghancurkan
Lima orang FBI mendobrak pintu lalu merangsek masuk ke dalam rumah sepetak itu. Mereka serempak menodongkan senapan laras panjang ke semua penjuru ruangan. Namun, upaya mereka sia-sia. “Tidak ada satu pun yang tersisa,” kata seorang dari mereka sambil berusaha memadamkan api yang membakar semua perangkat komputer di sana. Di dalam hanya ada dapur kecil dan kamar mandi. Tidak ada ruangan lain seperti halnya rumah pada umumnya. Dengan hanya luas bangunan lima kali lima meter, para anggota FBI yang ditugaskan menggerebek rumah ini tidak kerepotan untuk menyusuri setiap sisi tempat sebab ruangan ini memang sempit. “Hanya satu orang, dan dia sudah kabur pakai motor tadi.”Upaya penggerebekan tidak menuai hasil. Namun, tiga kelompok lainnya masih terus memburu Edwin sampai dapat.***Ketika Edwin sedang menggeber motor nya dengan sangat kencang di tengah hamparan tanah merah yang kering, sejumlah tembakan peringatan memekakkan telinganya, mengisyaratkan agar dia segera stop lalu menyera
Edwin cukup terdesak tapi dia tidak boleh kehilangan fokus. Maka dari itu dia segera kembali mengaktifkan sebuah program yang sudah tersistem dengan rapi. Dengan hanya memencet tombol dan berkata sesuatu, semua akan bekerja sesuai perintah.Sengaja Edwin mengarahkan salah satu mobil tersebut untuk dekat ke sisi bukit dan tidak lama berselang dia berkata, “Mengaktifkan jaring penangkap!”Secara otomatis, tiba-tiba terlempar sebuah jaring besar, mungkin tiga kali lebar dari jaring gawang sepak bola, yang mana jaring tersebut terbuat dari tali tambang yang kuat. Benar saja, bak menjala ikan besar di lautan, jebakan itu pas menangkap jip hitam besar kedua sehingga mobil itu pun berhenti secara mengejutkan dan parahnya, mereka bahkan tidak bisa keluar dari jebakan tersebut. Ketika mereka membuka pintunya dan keluar dari mobil, mereka tetap terperangkap di dalam jaring. “Kita harus cepat!” Seorang dari mereka mengeluh dengan rasa putus asa. “Sial! Kenapa kita bisa dipermainkan oleh dia?
Selama satu tahun tinggal di daerah terpencil ini, Edwin seakan tidak terlihat, dan memang tidak ada orang yang tahu bahwa dia bermukim di sini sendirian. Selain jago IT, dia juga bisa membuat senjata yang cukup mematikan. Dia pernah membuat satu rudal mini yang memang dia persiapkan jika sewaktu-waktu diperlakukan di saat dia berada dalam keadaan terdesak. Rudal mini tersebut dia taruh di bawah tanah di samping rumahnya. Kapan saja akan keluar jika diperintahkan oleh Edwin. Kenapa keberadaan senjata tersebut tidak terlacak? Pasalnya, Edwin membuatnya seolah tak terlihat selama ini. Terbersit di benaknya untuk menggunakan senjata tersebut dan menyasarkannya di mobil yang ketiga. Itu opsi pertama untuk menyudahi pengejaran ini sehingga dia lebih leluasa untuk melarikan diri sesegera mungkin. Meski begitu, dia tidak tega membunuh manusia. ‘Setidaknya ada lima orang di sana. Kalau aku mau, mereka pasti mati.’Masih ada opsi lain, tapi Edwin butuh waktu untuk sampai di lokasi ranjau
Hampir dua jam lamanya Edwin menunggu di sana. Rasa bosan, khawatir, cemas, dan takut bergabung jadi satu di hatinya. Apakah dia harus menyalakan laptop dan menghubungi sahabat nya lagi? Atau, Jangan-jangan sahabat nya tidak sebaik seperti yang dia kira selama ini? Apa Edwin terlalu percaya sama orang yang belum pernah sekali pun dia temui? Dia tersandar lemas di sebuah bangku taman, menekuri kira-kira langkah apa yang mesti dia ambil setelah sahabat nya tak juga kunjung datang. ‘Aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi? Kalau pun ada temanku yang membantu, apa mungkin mereka bisa menjaga rahasia ini? Aku tidak yakin.’Selagi terus bertengkar batin dan mencari solusi, dia tidak bisa menghilangkan kekhawatiran yang sedari tadi tergambar di wajahnya. Persembunyian nya selama satu tahun harus kelar sekarang dan bisa jadi berakhir dengan adegan memilukan. Baginya, itu bukan hal yang diinginkan. Harapannya tentu saja dia bisa lari dari kejaran dan kembali tak terlihat seper
“Ayo kita pergi!” ajak Hanz sambil menepuk-nepuk pundak Edwin. Ketika Edwin melihat senyum hangat penuh keakraban dari Hanz, tiba-tiba dada Edwin sedikit berdesir, hatinya merasakan sesuatu yang berbeda dari Hanz. Dia seakan merasakan bahwa Hanz memang seorang yang layak dijadikan sebagai sahabat meski mereka baru kali pertama berjumpa. Melihat wajah Hanz yang bersemangat, dia berusaha mengumpulkan semangat yang tadinya sempat hilang sehingga dia tergerak untuk memeluk Hanz cukup erat. Walaupun usia mereka terpaut lima belas tahun, hal itu tidak sedikit pun menimbulkan kecanggungan di antara mereka, sama sekali. Edwin tidak pula menganggap dirinya lebih hebat lantaran usia dan pengalaman. Justru dia menganggap Hanz adalah sosok penting yang akan menyelamatkan dirinya. Mereka melangkahkan kaki dengan cukup cepat menuju mobil sedang yang terparkir di sana. Ketika sudah berada di dalam mobil, Hanz pun berkata, “Aku sudah persiapkan pakaian untuk mu. Semoga pakaian itu juga sudah t
Edwin sedikit gugup dan panik saat melihat dua orang petugas sudah berada di dekat pintu mobil. “Buka pintunya!” perintah seorang dari mereka. Hanz membuka pintu lalu turun. “Iya, ada apa, Pak? Ada masalah dengan kami?”Setelah mengawasi keseluruhan bagian luar mobil, petugas tersebut memindai apa saja yang ada pada Hanz, dari atas sampai bawah. “Kau dari mana dan mau ke mana? Ada berapa orang kalian?”Hanz tidak boleh panik. Jangan sampai dia menampakkan ekspresi tegang atau hal apa pun yang bakal memancing kecurigaan petugas. Jika salah sedikit saja, selesai. Sementara itu, setidaknya ada selusian mobil yang juga disetop oleh petugas di sekitar lampu merah terakhir kawasan ujung Basel. Sebelum keluar dari Basel, mereka harus diperiksa terlebih dahulu. Termasuk kendaraan yang ditumpangi oleh Hanz dan Edwin. Sirine mobil petugas dan lampunya yang berkerlap-kerlip semakin membuat dada Edwin kian bergemuruh. Dia mengawasi sekeliling. Lebih dari tiga puluh petugas yang terdiri dar
Robert mendobrak masuk ke dalam. Tapi Julius berusaha mendorongnya keluar lagi. Julius tidak mau kalau sampai apa yang ada di dalam rumahnya diketahui oleh orang luar, apalagi mereka adalah petugas.Melihat keresahan yang di wajah Julius, maka Robert mengeluarkan senyuman kecut seraya berkata, “Aku Robert Hanssen dari FBI.”Mendengar itu, Julius tercengang dan diterpa rasa takut. “Aku tidak peduli. Pergi dari sini!” Suara Julius mulai berubah dan tampak sekali kegelisahan di wajahnya.Sungguh ini adalah musibah besar bagi Julius dan Edwin. Setelah berminggu-minggu dalam melaksanakan tugasnya, tak disangka kalau keberadaan mereka dapat terendus oleh petugas.Julius cukup kelabakan dan karena bingung mau berbuat apa, tidak ada cara lain selain dari berpura-pura tidak tahu dan sebisa mungkin untuk mengusir tiga orang ini dari sini. “Kalian tidak sopan! Sudah aku bilang kalau aku sedang tidak menerima tamu.”Julius semakin resah dan berontak.Sebaliknya, Robert tetap tenang dan malah memb
Mengejutkan, tiba-tiba siang hari ini ada tiga orang yang sudah berada di depan rumah milik Julius. Mereka berpakaian seperti orang biasa tapi jika melihat dari fisik mereka, sepertinya mereka bukanlah orang biasa. Mereka punya badan yang besar dan kekar.Setelah mengetuk beberapa saat, akhirnya pintu pun terbuka. “Ya ada apa?” sapa Julius. “Siapa kalian?”Begitu melihat tiga orang ini agak mencurigakan, Julius sedikit tersentak dan mengerutkan keningnya.Robert Hanssen memperhatikan raut wajah Julius yang mulai berubah. “Izinkan kami masuk,” kata Robert.Namun, Julius menggeleng. “Maaf untuk saat ini aku tidak sedang menerima tamu. Tadi aku tanyakan pada kalian tentang kalian siapa dan dari mana. Tapi kalian belum juga menjawab. Silakan kalian pergi.”Robert dan dua rekannya semakin curiga saat mendapat perlakuan seperti itu dari tuan rumah. Biasanya ketika ada tamu yang datang, tuan rumah akan ramah dan mempersilahkan tamunya untuk masuk, tapi anehnya Julius malah bersikap tak nya
Setelah sehari dan semalam mempelajari semua data dan juga mendengar penjelasan langsung dari Edwin, maka mulai hari ini Julius mulai melakukan publikasi di situs Wikileaks.Informasi rahasia tentang kejahatan pihak AS yang selama ini rupanya secara diam-diam memata-matai warganya sendiri akhirnya ketahuan. Sikap buruk AS yang begitu keji dan tercela pada akhirnya diketahui oleh masyarakat dunia, terutama masyakarat Amerika sendiri tentunya.Dikarenakan isu sekarang ini cepat sekali bisa viral lantaran sosial media, maka tidak butuh waktu lama untuk membuat berita tersebut trending dan menjadi bahasan utama di setiap acara. Banyak acara televisi yang memberitakan tentang berita tersebut sehingga dalam waktu beberapa jam saja bahkan hampir seluruh dunia pun mencoba membuka situs tersebut dan membaca beritanya aslinya.Dalam kurun waktu dua minggu, akhirnya semua informasi yang dirasa pantas dipublikasikan akhirnya rampung juga, semua telah tersampaikan sesuai dengan kemauan dari Edwin.
Julius menggelengkan kepala dan menyandarkan punggungnya lalu berkomentar, “Pemerintah AS memata-matai warganya sendiri? Parah! Tindakan yang mereka lakukan sudah keterlaluan.”Tidak sampai di situ. Pada akhirnya Julius pun tahu bahwa selama ini pihak pemerintah dan militer AS memang secara diam-diam melakukan spionase terhadap musuh-musuh mereka seperti Rusia dan Tiongkok. Tujuannya adalah supaya mereka tahu apa saja yang tumbuh dan berkembang di sana, terutama dalam hal militer. AS tidak mau kalau lawan-lawan mereka lebih tangguh dari pada mereka. Jika mereka dengan tega melakukannya terhadap warganya sendiri, maka tidak sulit bagi mereka untuk melakukannya terhadap Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Timur Tengah.Julius terbelalak ketika semakin tahu betapa bobrok dan kejinya pihak AS yang secara terselubung melakukan semua kejahatan tersebut. “Edwin Joyden, pantas kau menjadi buronan. Ini adalah yang mereka takutkan rupanya. Wajar dan masuk akal.”Di sebelah Julius, Hanz dan Edwin
Begitu telah sampai di bandara di salah satu kota di Australia, perjalanan pun dilanjutkan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Keluarga Fadeyka. Pihak bandara telah mendapatkan laporan bahwa akan ada utusan dari Keluarga Fadeyka yang akan tiba di bandara. Maka dari itu tidak ada hal apa pun yang bisa menghalangi keberangkatan mereka. Semua dipastikan aman jika uang sudah berbicara.Perjalanan lewat darat pun dilakukan. Dari Melbourne menuju Lorne butuh waktu beberapa jam. Julius sudah memberikan titik lokasi keberadaan dirinya pada Hanz. Lokasi tersebut masih berada dalam keramaian. Julius sengaja memilih lokasi tersebut karena dia sengaja ingin membebaskan diri dan tidak tampak seperti seorang buronan meskipun hal tersebut memang berbahaya bagi dirinya.Begitu telah sampai di lokasi, hanya tiga orang yang masuk ke dalam rumah : Hanz, Edwin, dan Avraam. Sementara para petugas lainnya berada cukup jauh dari rumah tersebut.“Selamat datang,” sambut Julius setelah membuka
Tentu saja dia adalah Hanz.“Avraam! Kenapa kau berkata seperti itu pada Edwin? Sudah aku bilang pada mu supaya berhenti mempermasalahkan ini! Aku adalah orang yang sangat berkenan mau membantu dia.”Avraam kaget saat tahu tiba-tiba Hanz sudah ada di sana. Padahal tadi setahu dia Hanz sedang tertidur. Dia cukup gugup. “Maafkan aku, Hanz.”Avraam sangat patuh dan bahka takut terhadap Hanz. Jika Hanz sudah bicara sangat serius, dia akan menurut. Hanya saja sejak kemarin dia ingin sekali rasanya membuat Hanz lantas yakin bahwa rencana yang sedang ditempuh ini sangat berisiko. Hanz sudah berulang kali diperingatkan oleh Avraam tapi Avraam bukannya tidak patuh, namun terlalu sayang pada Hanz. Dan kini sepertinya Avraam tidak bisa berkutik lagi saat dia mendapati ekspresi kemarahan yang terpampang di wajah Hanz.Ketika jarak mereka sangat dekat, Hanz memicingkan sebelah mata seraya berkata, “Kau tidak ada urusan di sini, Avraam. Tugas mu cuma mengawal dan menjaga kami. Tidak lebih dari itu.
Edwin tidak ingin merepotkan Hanz, tetapi di lain hal dia tidak mungkin mengurungkan segala rencana yang sudah hampir rampung dijalankan, dan di samping itu Han telah memaksa dirinya agar tetap pada rencana.“Aku pastikan Hanz tidak akan kenapa-kenapa,” ujar Edwin dengan kalimat yang pasti dan wajah serius. “Hanz telah menjamin keselamatan diriku. Jadi aku jauh lebih pantas menjamin juga keselamatan dirinya.”Dengan program canggih HF03, keberadaan Edwin tidak mungkin bisa terlacak oleh siapa pun, terutama oleh para petugas. Dengan begitu dia akan selalu aman dan apalagi dia mendapat pengawalan cukup ketat dari Fadeyka Army utusan dari Tuan Dmitry.Edwin menatap mata Avraam lurus-lurus seraya berkata, “Avraam, aku berjanji pada mu. Hanz tidak akan kenapa-kenapa. Jika terjadi sesuatu, aku yang akan bertanggung jawab. Aku merelakan nyawaku jika terjadi sesuatu pada Hanz. Aku adalah orang yang paling bertanggung jawab.”Lagi, Avraam membuang wajahnya dan merasa malas melihat mata Edwin.
Pada saat Hanz sedang tertidur pulas, Avraam memanggil Edwin dan menyuruhnya untuk mengobrol di belakang. “Ada apa, Avraam?” tanya Edwin bingung. Dahi Avraam berkerut dan alisnya mengernyit. Dia memberikan tatapan tajam dan lurus pas ke arah wajah Edwin sambil berkata dengan pelan tapi tegas. “Apa kau bisa menjamin keselamatan Hanz?” Kaget dilempar pertanyaan seperti itu, Edwin sedikit termundur badannya. Dia berkata dengan heran. “Apa maksud mu, Avraam?” “Apa maksudku?” Avraam menyunggingkan senyuman halus sebelah bibirnya. “Kau adalah buronan besar dan sangat berbahaya. Hingga saat ini kau masih masuk daftar kejaran FBI dan interpol. Kau penjahat besar, Edwin. Selama Hanz dan aku berada di dekat mu, kami selalu berada dalam bahaya. Apa kau tidak mengerti?” Edwin sangat mengerti bahwa dirinya memang membawa bahaya besar bagi Hanz dan lainnya. Tapi ini semata-mata bukanlah kemauan Edwin seorang, melainkan atas persetujuan Hanz juga. “Kenapa kau melibatkan Hanz dalam perkara ini
Julius tidak tahu kalau orang tersebut adalah Hanz Fadeyka. Tapi Hanz tahu tentang Julius dan bahkan bisa tahu lokasi persembunyian Julius. Tidak ada satu pun orang yang bisa melacak lokasi keberadaan pemilik situs Wikileaks kecuali Hanz.Itulah alasan kenapa Julius mau menerima kehadiran Hanz. Selain itu, Hanz pun mengatakan bahwa dia akan membawa seseorang yang mempunyai informasi besar yang bakal mencengangkan dunia, tentu saja nantinya semua akan tahu lewat situs terlarang : Wikileaks.Tidak hanya menjanjikan pada Julius untuk memberikan keamanan, Hanz juga memberikan hadiah besar berupa rahasia besar dari sebuah negara, di mana rahasia tersebut dia dapatkan dari seorang pria bernama : Edwin Joyden!Bagi Hanz sendiri, ini merupakan pengalaman emas yang amat berharga karena dia diberi kesempatan bertemu dengan dua orang hebat dan sangat mencintai kebenaran dan keadilan.Edwin merupakan pria yang sangat pintar dan berhati mulia. Dia rela mengkhianati negaranya sendiri demi membongka