Ketika Hanz berkunjung ke rumah pribadi milik Musashi, dia terkesima saat sudah berdiri di halaman rumah. Suasana di luar sungguh asri karena terdapat shibazakura, ajisai, dan katsura, serta tanaman lainnya. Suasananya sungguh tenang dan menyejukkan.Minka, rumah tradisional khas Jepang yang sebagian besar materialnya menggunakan kayu ini sungguh menarik dan mempunyai nilai estetika yang tinggi. Bergaya zen, bangunan yang berasitektur tradisional itu mempunyai sejumlah elemen di setiap sisinya.Ciri khasnya masih menggunakan pintu geser, Mushiko Mado. Di paling awal, Hanz masuk di ruangan pertama bernama Genkan. Di sini biasanya tempat meletakkan sandal dan sepatu.“Kau tinggal sendirian di sini, Musashi?” tanya Hanz sambil mengerling ke seisi ruangan.Musashi menanggalkan sepatunya. “Ya, aku sendirian saja di sini.”“Menikahlah, biar ada yang bisa mengurus rumah sebagus ini.”“Nanti, masih ada banyak urusan yang harus aku s
Musashi tidak main-main. Dendamnya sangat membara. Meskipun saat ini kekuatan Kazui tercerai berai dan kekuatan Kuroi Kumo sedang berada pada puncaknya, dia tidak pernah takut sedikit pun. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.Setelah berdeham sekali, Musashi pun berkata dengan heran. “Tuan Muda, serius kedatangan kau ke sini hanya untuk memantai Akai Taiyo Oil?”“Ya.” Hanz mengangguk. “Aku ingin memastikan bahwa perusahaan milik Fadeyka Energy tetap aman dan terkendali.”“Kami tidak ingin merepotkan Tuan Muda. Sebenarnya masalah yang sedang menimpa Akai Taiyo terkait dengan masalah kelompok, tentu saja Tuan Muda tahu. Jadi, biar kami sendiri saja yang mengurusnya. Bukan berarti aku ingin mengusir Tuan Muda.”“Merupakan tugas seorang CEO untuk menuntaskan permasalahan yang ada, Musashi.” Hanz menjawab dengan simpel. Sejatinya, keberangkatan dia ke Jepang jelas lebih dari itu. Hanz tahu tentang pamor dari Musashi Kazui yang dikenal banyak orang.
.... Tidak ada perkara di luar dirimu yang dapat membuatmu lebih kuat, lebih kaya, lebih cepat, atau lebih pintar. Semua itu terdapat di dalam dirimu. Janganlah mencari dari luar dirimu .... [Miyamoto Musashi]Musashi Kazui mengusap-usap bagian pedang dengan jemarinya. “Selain sebagai seorang Samurai tangguh tak terkalahkan, Miyamoto Musashi juga seorang filsuf yang bijak. Aku banyak belajar darinya.”“Ajaran Dokkodo?” tanya Hanz.“Itu termasuk di antaranya.”Hanz pernah membaca 21 ajaran tersebut. Karena orang yang mengeluarkan ajaran tersebut merupakan bukan orang sembarang, Hanz tentu bisa menerimanya meskipun tidak semuanya. “Ya, kita patut mengimplementasikannya di dalam kehidupan. Banyak pelajaran berharga di sana.”Musashi sumringah. “Pertama, terimalah semua hal sebagaimana adanya. Kalimat tersebut mengajarkan kepada kita supaya realistis terhadap kehidupan dan mensyukuri apa yang ada. Dan ada satu hal lagi, Jangan menye
Cukup lelah setelah dua hari full belajar pedang, Musashi kemudian mengajak Hanz untuk berwisata ke Shibuya, sebuah distrik di mana di sana terdapat tempat berkumpulnya para muda-mudi. Shibuya merupakan pusat tren yang paling populer di Jepang, terdapat restoran, cafe, kelab, fasilitas budaya, sarana hiburan, dan pusat perbelanjaan.Setelah menikmati makan siang di salah satu tempat makan di sana, kemudian Musashi dan Hanz berjalan di titik pusat Shibuya, yang mana di sana ada ribuan para pejalan kaki memadati area di sana. Namun, ketika mereka sedang menikmati suasana, tiba-tiba saja ada dua orang yang menghadang perjalanan mereka.“Hei Orang Asing!” sapa Hidan sambil memamerkan tato ular di lengannya. Tato tersebut merepresentasikan kesetiaannya terhadap bos besar, tentu saja Orochi Taoka.Satu rekan di sebelahnya memicingkan sebelah mata seraya berkata dengan nada dingin. “Musashi Kazui, tumben kau berada di sini, bersama orang asing pula!” Arata juga m
Pada saat Musashi ingin memberikan perhitungan terhadap dua preman itu, Hanz malah menempelkan lengan kirinya ke dada Musashi, mencegahnya agar tidak langsung main fisik.“Santai dulu, Musashi. Biarkan dua bocah ini bicara.” Hanz tersenyum tipis, memberikan sedikit perlawanan kepada dua cecunguk itu.Kaget, Hidan tidak terima dianggap sebagai bocah, begitu juga Arata.“Apa kata mu? Kami berdua bocah?” Arata terbelalak heran, timbul urat tipis di wajahnya yang bertato. Tangannya mulai mengepal.Sudah lebih dari sepuluh tahun lamanya Hidan dan Arata berkeliaran di Shibuya dan menebarkan ancaman, baru sekarang ada orang yang berani mengejek mereka dengan sebutan bocah padahal fisik dan penampilan mereka sangat garang sekali.Hanz melinting lengan kemejanya lalu menyenggol lengan Musashi dan bertanya, “Musashi, kau mengenal dua bocah ini?”“Ya, aku mereka adalah anak buah Orochi Taoka.”“Oh, masih anak buah ya? Aku piki
Semakin geram, Hidan pun akhirnya menentukan lokasi perkelahian mereka, tepatnya di sebuah jalanan sempit di salah satu sisi Shibuya yang tampak lengang dari para pejalan kaki. Lagi, Hidan meminta izin kepada Musashi agar diperbolehkan untuk menghajar Hanz.Musashi diam dan duduk tegap di sebuah kursi di sana, memperhatikan dua orang yang sedang berhadap-hadapan. Ada sedikit kekhawatiran di hatinya terhadap Hanz namun keyakinannya tentu jauh lebih besar.Hanz melompat-lompat, tangannya mengepal, siap bertarung. Sekarang di hadapannya sudah ada satu orang dari Kuroi Kumo yang berani memberikan tantangan kepadanya. Sebuah kesempatan emas untuk menghajar satu dari sekian banyak anggota Kuroi Kumo yang sering buat masalah.Hidan melangkah panjang seraya melepaskan beberapa pukulan, tapi tidak ada satu pun yang masuk karena Hanz sangat gesit dalam menghindari semua serangan dengan cara merunduk dan mengelak.“Wow! Kau boleh juga, Anak muda!” Hidan terb
“Giliran saja!” seru Hanz yang telah berada dalam posisi siap.Tak buang tempo, Hanz langsung melangkah pasti ke depan seraya mengeluarkan ultimate level dua. Semua pukulan dan tendangan, semuanya masuk.Gedebak! Gedebuk!Dalam waktu tak lebih dari lima detik saja, Hidan langsung terjungkal lemas di tanah, meringis kesakitan. Benar saja, bibirnya berdarah, hidungnya mimisan, dan kelopak matanya luka. Tangannya mengelus perutnya yang sakit.Arata sangat kaget ketika melihat Hidan sudah tidak mampu bergerak dan melanjutkan pertarungan. “Hidan? Bagaimana bisa? Ayo berdiri!”Hidan hanya bisa mengeluarkan beberapa kalimat berat yang tidak jelas terdengar. “Kh ... Kau ... kau tidak bakal mampu bisa mengalahkannya, Arata.”“Aku bisa mengalahkannya!” dengus Arata dengan cukup meyakinkan.Hidan tak bisa berkomentar banyak. Dia lalu menyeret tubuhnya yang sudah tidak berdaya menuju dekat dinding gedung. Bahkan dia tidak bisa berdi
Pasca kekalahan memalukan tadi, Hidan dan Arata bergegas menuju markas Kuroi Kumo. Sesuai tadi apa kata Hanz, mereka benar-benar mengadukan hal tersebut kepada bos besar Yakuza.“Tuan Orochi, pria bernama Hanz itu sangat jago dalam bertarung dengan tangan kosong. Siapa dia sebenarnya?” Hidan masih mengerang menahan sakit, suaranya sedikit serak.Orochi sangat tercengang saat tahu bahwa dua anak buahnya yang kuat dan ditugaskan di Shibuya itu ternyata tumbang. “Hanz putra Dmitry Fadeyka. Bos besar Fadeyka Energy dari Rusia. Mereka keluarga terkaya di dunia.” Meski Orochi tahu tentang pamor dan wibawa Keluarga Fadeyka, tapi dia tidak bersedia memberikan penghormatan apa pun, terlebih Keluarga Fadeyka ada hubungan dengan Kazui.Hidan dan Arata terperangah ketika tahu bahwa rupanya tadi mereka berkelahi dengan orang terkaya di dunia. Anehnya, orang tersebut pandai dalam bela diri. Tidak masuk di akal.“Bagaimana ceritanya kalian bisa kalah oleh Hanz?!