Cukup lelah setelah dua hari full belajar pedang, Musashi kemudian mengajak Hanz untuk berwisata ke Shibuya, sebuah distrik di mana di sana terdapat tempat berkumpulnya para muda-mudi. Shibuya merupakan pusat tren yang paling populer di Jepang, terdapat restoran, cafe, kelab, fasilitas budaya, sarana hiburan, dan pusat perbelanjaan.Setelah menikmati makan siang di salah satu tempat makan di sana, kemudian Musashi dan Hanz berjalan di titik pusat Shibuya, yang mana di sana ada ribuan para pejalan kaki memadati area di sana. Namun, ketika mereka sedang menikmati suasana, tiba-tiba saja ada dua orang yang menghadang perjalanan mereka.“Hei Orang Asing!” sapa Hidan sambil memamerkan tato ular di lengannya. Tato tersebut merepresentasikan kesetiaannya terhadap bos besar, tentu saja Orochi Taoka.Satu rekan di sebelahnya memicingkan sebelah mata seraya berkata dengan nada dingin. “Musashi Kazui, tumben kau berada di sini, bersama orang asing pula!” Arata juga m
Pada saat Musashi ingin memberikan perhitungan terhadap dua preman itu, Hanz malah menempelkan lengan kirinya ke dada Musashi, mencegahnya agar tidak langsung main fisik.“Santai dulu, Musashi. Biarkan dua bocah ini bicara.” Hanz tersenyum tipis, memberikan sedikit perlawanan kepada dua cecunguk itu.Kaget, Hidan tidak terima dianggap sebagai bocah, begitu juga Arata.“Apa kata mu? Kami berdua bocah?” Arata terbelalak heran, timbul urat tipis di wajahnya yang bertato. Tangannya mulai mengepal.Sudah lebih dari sepuluh tahun lamanya Hidan dan Arata berkeliaran di Shibuya dan menebarkan ancaman, baru sekarang ada orang yang berani mengejek mereka dengan sebutan bocah padahal fisik dan penampilan mereka sangat garang sekali.Hanz melinting lengan kemejanya lalu menyenggol lengan Musashi dan bertanya, “Musashi, kau mengenal dua bocah ini?”“Ya, aku mereka adalah anak buah Orochi Taoka.”“Oh, masih anak buah ya? Aku piki
Semakin geram, Hidan pun akhirnya menentukan lokasi perkelahian mereka, tepatnya di sebuah jalanan sempit di salah satu sisi Shibuya yang tampak lengang dari para pejalan kaki. Lagi, Hidan meminta izin kepada Musashi agar diperbolehkan untuk menghajar Hanz.Musashi diam dan duduk tegap di sebuah kursi di sana, memperhatikan dua orang yang sedang berhadap-hadapan. Ada sedikit kekhawatiran di hatinya terhadap Hanz namun keyakinannya tentu jauh lebih besar.Hanz melompat-lompat, tangannya mengepal, siap bertarung. Sekarang di hadapannya sudah ada satu orang dari Kuroi Kumo yang berani memberikan tantangan kepadanya. Sebuah kesempatan emas untuk menghajar satu dari sekian banyak anggota Kuroi Kumo yang sering buat masalah.Hidan melangkah panjang seraya melepaskan beberapa pukulan, tapi tidak ada satu pun yang masuk karena Hanz sangat gesit dalam menghindari semua serangan dengan cara merunduk dan mengelak.“Wow! Kau boleh juga, Anak muda!” Hidan terb
“Giliran saja!” seru Hanz yang telah berada dalam posisi siap.Tak buang tempo, Hanz langsung melangkah pasti ke depan seraya mengeluarkan ultimate level dua. Semua pukulan dan tendangan, semuanya masuk.Gedebak! Gedebuk!Dalam waktu tak lebih dari lima detik saja, Hidan langsung terjungkal lemas di tanah, meringis kesakitan. Benar saja, bibirnya berdarah, hidungnya mimisan, dan kelopak matanya luka. Tangannya mengelus perutnya yang sakit.Arata sangat kaget ketika melihat Hidan sudah tidak mampu bergerak dan melanjutkan pertarungan. “Hidan? Bagaimana bisa? Ayo berdiri!”Hidan hanya bisa mengeluarkan beberapa kalimat berat yang tidak jelas terdengar. “Kh ... Kau ... kau tidak bakal mampu bisa mengalahkannya, Arata.”“Aku bisa mengalahkannya!” dengus Arata dengan cukup meyakinkan.Hidan tak bisa berkomentar banyak. Dia lalu menyeret tubuhnya yang sudah tidak berdaya menuju dekat dinding gedung. Bahkan dia tidak bisa berdi
Pasca kekalahan memalukan tadi, Hidan dan Arata bergegas menuju markas Kuroi Kumo. Sesuai tadi apa kata Hanz, mereka benar-benar mengadukan hal tersebut kepada bos besar Yakuza.“Tuan Orochi, pria bernama Hanz itu sangat jago dalam bertarung dengan tangan kosong. Siapa dia sebenarnya?” Hidan masih mengerang menahan sakit, suaranya sedikit serak.Orochi sangat tercengang saat tahu bahwa dua anak buahnya yang kuat dan ditugaskan di Shibuya itu ternyata tumbang. “Hanz putra Dmitry Fadeyka. Bos besar Fadeyka Energy dari Rusia. Mereka keluarga terkaya di dunia.” Meski Orochi tahu tentang pamor dan wibawa Keluarga Fadeyka, tapi dia tidak bersedia memberikan penghormatan apa pun, terlebih Keluarga Fadeyka ada hubungan dengan Kazui.Hidan dan Arata terperangah ketika tahu bahwa rupanya tadi mereka berkelahi dengan orang terkaya di dunia. Anehnya, orang tersebut pandai dalam bela diri. Tidak masuk di akal.“Bagaimana ceritanya kalian bisa kalah oleh Hanz?!
Di sebuah acara pameran pedang di Tokyo. Suasana di dalam gedung saat ini cukup ramai dipenuhi oleh para pengunjung. Sebagian dari mereka merupakan orang yang punya minat besar untuk menjadi seorang samurai dan segelintir mereka merupakan orang yang sudah menjadi samurai profesional.Karena acara tersebut diadakan hanya satu tahun sekali, banyak orang dari luar Tokyo yang turut berdatangan demi menyaksikan beragam jenis pedang yang ada di sana. Setidaknya, ada seribu pedang yang dipamerkan, dari yang tertua hingga yang terkini. Rei dan Musashi menyempatkan diri untuk hadir dan juga ada Hanz di sana. Hal yang berkaitan dengan pedang dan samurai sangat menyedot perhatian Rei dan Musashi. Meski mereka tidak lagi tergabung di dalam Yakuza, bukan berarti lantas mereka meninggalkan hal yang sudah lama mereka geluti.“Sayangnya di sini hanya pameran dan tidak untuk diperjualbelikan,” kata Rei sembari mengawasi beberapa pedang di hadapannya.Musashi mengoles dagu. “Kalau saja diperjualbelikan
Karena penasaran, Hanz pun menghadapkan wajahnya ke Kamura dan bertanya, “Bagaimana kau bisa tahu? Apa itu sebuah ramalan?”Kamura menggeleng. “Bukan sebuah ramalan sama sekali. Aku benci ramalan. Asal kalian tahu bahwa lukisan tersebut dibuat sebelum kematian seorang Kazui. Apa kalian tahu siapa Kazui tersebut yang dimaksud?”Mendengar itu, Rei dan Musashi tercekat. Mereka berdua saja tidak tahu isu tersebut dan kurang mempercayainya.Lantas Rei maju beberapa langkah kemudian bertanya, “Siapa Kazui yang dimaksud?” Rei sampai mengeraskan rahangnya karena sangat penasaran.Sementara itu, Musashi menajamkan pandangan matanya, mengawasi kedua manik mata Kamura dengan sangat serius.Siapakah Kazui yang dimaksud?“Jika aku katakan, aku rasa kalian tidak akan percaya padaku. Jadi, untuk apa aku sampaikan?” Kamura lantas mengalihkan pembicaraan ke topik lain.Hal itu tentu saja membuat Rei dan Musashi sedikit geram.“K
Pameran pedang ini sebenarnya ada campur tangan Kuroi Kumo. Orochi Taoka punya peranan penting dalam acara tahunan tersebut. Bisa dilihat bahwa sebagian benda-benda yang dipamerkan adalah milik Kuroi Kumo. Dengan kata lain, Orochi ingin memamerkan kepada dunia bahwa Kuroi Kumo memang punya dominasi besar di Jepang.Hanz cukup kaget saat tahu bahwa para pekerja di sini merupakan anak buah dari Orochi itu sendiri. Jadi, tidak heran kalau Misuki sedari tadi memberikan pujian tak henti bagi Kuroi Kumo.“Aku harap, acara ini diselenggarakan tiap bulan,” ucap Misuki dengan ekspresi wajah terkagum-kagum.Hanz menghadapkan wajahnya ke Misuki lalu bertanya, “Apa benar baju zirah ini milik Kenji Torada? Dan dipakainya ketika menghabisi nyawa Hirohito?”Misuki mengangguk pasti. “Ya, tentu saja. Zirah dan pedang ini merupakan milik Kenji Torada, dipakai ketika membunuh Hirohito. Karena itulah diletakkan di ruangan khusus dan tidak sembarang orang bisa menyent