PERNIKAHAN RAHASIA DENGAN DOSEN TAMPAN UPDATE JUGA YAAA ❤️🤗😍 sampai jumpa besok lagi, kira-kira apakah kecelakaan itu murni atau ........
Kepalanya berat, Zafran seperti tak diizinkan untuk memproses gelombang kejut yang menghantam dadanya.Langkahnya gamang saat ia mendekat pada mobil sedan miliknya yang ia yakini Elsa tengah berada di dalam sana.‘Apa Elsa baik-baik saja?’ tanyanya dalam hati. ‘Apa dia dan Pak Jun selamat?’“MINGGIR! MINGGIR! TOLONG BERI JALAN!” Suara beberapa petugas medis yang dipanggil oleh saksi yang berada di lokasi kejadian membuat Zafran terjaga.Napasnya tertahan, sesak memenuhi setiap ruang kosong di dalam hatinya saat ia melihat rumitnya evakuasi yang mereka lakukan sewaktu membuka pintu mobil.“ELSA!” Seruan Zafran terdengar memecah ketegangan.Ia beringsut menghampiri seorang wanita yang diangkat keluar dari dalam mobil dengan keadaan kepala yang bersimbah darah.“Itu istrinya Tuan Zafran?”“Astaga ... padahal mereka baru menikah.”Suara orang-orang yang ada di sana memperkeruh keadaan.“Ini istri saya,” ucapnya pada seorang petugas medis yang gegas membawa Elsa masuk ke dalam mobil ambu
“Keluarganya Bu Elsafana?” ucap seorang dokter yang wajahnya bisa dilihat jelas oleh Zafran setelah beliau melepas masker yang ia kenakan. “Benar, saya suaminya, Dokter,” jawab Zafran. “Bagaimana keadaan istri saya?” “Bu Elsa mengalami retak pada tangan sebelah kanannya, Pak,” jawab beliau. “Bu Elsa juga mengalami trauma tumpul abdomen yang kabar baiknya ... itu tidak sampai mengenai organ dalamnya. Wajahnya terluka karena terbentur kaca, tapi itu hanya luka luar saja. Meski nanti meninggalkan bekas, setidaknya kami juga tidak mendapati pendarahan yang fatal.” Kedua bahu Zafran merosot lega. Ketakutan yang beberapa saat lalu membayanginya perlahan sirna. Setitik air matanya keluar, ia menunduk di depan dokter saat mengatakan, “Terima kasih, Dokter. Terima kasih banyak.” “Sama-sama,” jawab Dokter tersebut. “Kami akan memindah Bu Elsa ke ruang ICU setelah ini selama masa pemulihan ya, Pak. Mohon maaf, untuk sementara ini beliau tidak bisa dikunjungi sampai waktu yang belum bisa kami
Zafran tengah berdiri memandangi jendela besar yang ada di ruang ICU, sudah beberapa hari berlalu pasca Elsa dipindahkan ke sana tetapi belum ada tanda-tanda istrinya itu akan bangun.Ia menghela dalam napasnya, matanya sejenak terpejam sebelum ia berbalik saat mendengar panggilan dari sebelah kanannya.“Tuan Zafran, selamat sore,” sapa suara bariton pemuda tersebut.Andy, yang menundukkan kepalanya di depan Zafran yang lalu membalas sapaannya, “Sore, Ndy.”“Maaf saya baru bisa datang sekarang,” katanya.“Tidak masalah, bagaimana kantor?”“Baik-baik saja, Tuan,” jawabnya. “Saya membawa beberapa hasil pertemuannya, jika Anda—“Andy berhenti bicara saat Zafran menolak dengan isyarat tangannya, “Kamu simpan saja dulu,” katanya.“Baik. Bagaimana keadaan Nona Elsa?” tanyanya kemudian menoleh ke arah jendela, tempat di mana Zafran berdiri beberapa saat yang lalu dengan mata yang penuh harap.“Dokter bilang kondisinya baik, hanya saja memang kita belum tahu kapan Elsa akan sadar.”Andy menga
‘Tepat seperti dugaan!’ batin Andy, entah ia harus senang karena dugaannya benar ataukah harus marah karena pria itu—Kim—bisa dimanipulasi oleh anak perempuannya sendiri. “Pak Andy?” panggil Anton dari seberang ponsel. “Ya,” jawabnya. “Apa ada keterangan lain yang diberikan oleh teman-temannya Pak Anton? Misalnya apakah mereka mendengar apa yang disampaikan oleh Kim dan juga sopir bernama Danu itu?” “Maaf, untuk itu saya tidak mendapatkan keterangannya,” jawab Anton. “Tapi jika sampai dipukul begitu, bukankah kemungkinan Danu sempat menolak? Mungkin dia takut dipecat jadi menuruti Pak Kim.” “Terima kasih banyak untuk keterangannya.” “Sama-sama, Pak Andy. Saya akan hubungi Pak Andy kembali jika memiliki informasi lainnya.” Panggilan mereka kemudian mati. Alis Andy berkerut tetapi ada sebuah kelegaan yang terjadi di dalam hatinya. “Semakin jelas bagaimana alurnya,” gumamnya. Biar pria itu menikmati sisa-sisa kebebasannya sejenak, nanti setelah ini Andy akan pastikan ia diseret
Untuk pertama kalinya, Laura melihat Xandara secara langsung. Gadis itu cantik, tentu saja. Karena dia seorang model yang juga menjadi juara dalam salah satu acara pageant. Sepasang matanya mengarah pada Jake untuk beberapa saat hingga tak berkedip. “Malam,” sahut Laura sehingga ia sedikit tersentak dan terjaga kemudian memandangnya. “Apakah ... benar Elsa masih dirawat di dalam sana?” tanyanya. “Iya, benar. Tapi sayangnya dia masih belum bisa ditemui karena—“ Laura menunjuk sekilas ke arah pintu ruangan. “Karena dia masih di ICU,” lanjutnya. “Ah, sayang sekali ....” “Jika tidak keberatan, Anda siapanya Elsa?” tanya Laura, ia mendekat pada Jake dan melingkarkan tangannya ke lengan prianya itu karena sedari tadi Xandara terlihat berulang kali mencuri pandang kepada Jake. “A-Anda sendiri?” “Eve Laura,” jawab Laura. “Aku teman sekolahnya Elsa dan kami bersahabat sampai hari ini.” Gadis itu terlihat mengedipkan matanya lebih dari satu kali sebelum membuka suara, “Ah,
Mata Xandara terpejam dengan sangat kesal saat mendengar dari asisten pribadinya yang mengatakan bahwa ia juga tidak bisa menghubungi Anya. “Dia juga tidak bisa kamu hubungi?” tanya Xandara memperjelas pada gadis bernama Sofi itu. “Iya, Nona Xandara. Anya tidak bisa saya hubungi sejak Anda menanyakan ke mana perginya dia tiga hari yang lalu,” jelasnya. “Rasanya dia kabur,” gumam Xandara yang ia tak peduli apakah itu bisa didengarkan oleh Sofi ataukah tidak. “Apa dia membawa uang Nona Xandara?” Xandara menggeleng, “Dia tidak membawa apapun,” jawabnya. ‘Tapi mungkin dia pergi setelah aku memukulinya di ruang VVIP klub tempo hari,’ lanjutnya dalam hati. “Sudah selesai, Nona,” kata Sofi yang baru saja merapikan rambut Xandara dan memastikan cocok dengan permintaanya. “Anda akan pergi ke rumah Florencia yang mengundang Anda untuk podcast hari ini?” “Iya, bilang pada orangnya Florencia kalau kita akan berangkat sebentar lagi. “Baik, Nona.” Xandara bangun dari duduknya.
Meski Xandara meminta ibunya untuk tak ikut campur terlalu jauh atas apa yang terjadi pada ayahnya—Kim—tetapi sepertinya itu tak begitu saja diindahkan.Malam ini, Xandara sedang duduk di ruang makan. Oleh sebab ibunya itu disibukkan atas kasus Kim, yang terjadi pada malam hari ini adalah ia duduk sendirian tanpa seorang teman—selain beberapa pelayan yang berdiri di kejauhan.Ia memandang tak suka semua makanan yang tersaji di hadapannya. Ia kehilangan selera makan sejak tadi pagi.Bukan tanpa alasan... itu dikarenakan isu soal dirinya yang merusak hubungan Zafran dan Elsa itu tiba-tiba kencang berembus.[Kim Wilson dari Wilson Corp memukuli sopir yang bekerja di anak perusahaannya agar mau menabrak istri CEO RY Holdings, benarkah?]Setidaknya begitu salah satu berita yang ia baca tadi pagi padahal ia baru saja membuka matanya.Dunia maya liar memberitakan bahwa penangkapan Kim atas ketelibatannya pada kecelakaan itu disebabkan karena ia ingin membalaskan sakit hati anak perempuannya
“Saya tidak memiliki keberanian untuk melaporkan semua ini pada polisi,” kata Anya kembali. “Dan saya tertekan saat dia semakin sering melakukan kekerasan fisik dan verbal pada saya, jadi saya dengan tidak tahu malunya datang pada Tuan Zafran karena saya tahu perempuan itu juga menyakiti istri Anda,” tuturnya panjang. Zafran menunduk, meraih tumpukan kertas yang berisikan bukti visum milik Anya yang membuatnya cukup tercengang. Bukti percakapan mereka melalui pesan soal permintaan Xandara agar mendapatkan obat terlarang, menyewa ruang VVIP di klub malam atau bahkan keinginannya yang ‘memesan’ komentar-komentar jahat pada siapapun yang tidak memujinya. Mengirimkan preman untuk mengintimidasi orang yang sekiranya ia anggap sebagai ‘saingan’, melakukan suap agar memenangkan kontes miss Pageant dan masih banyak yang lainnya. Tapi ... yang paling membuat Zafran tak habis pikir ada pada lembar-lembar terakhir yang membuat Anya menangis tersedu saat Zafran mengangkat lembaran kertas denga