Setelah naik ke mobil, Nella tidak melontarkan sepatah kata pun. Matanya masih berkaca-kaca. Gracia duduk di sebelahnya. Sebagai seorang wanita, dia tentu memahami perasaan Nella. Nella menyukai Vigo.Sayangnya, keduanya tidak pantas untuk bersama, apalagi Vigo sudah punya istri. Gracia menepuk bahu Nella, lalu menghibur, "Kamu masih muda, pasti ada pria yang tulus mencintaimu nanti."Nella menggeleng ringan. Ketika masih muda, mudah bagi seseorang untuk jatuh cinta. Namun, ini akan sulit untuk dilakukan seiring bertambahnya usia. Dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya kepada Vigo. Bagaimanapun, dirinya hanya wanita simpanan.Gracia hanya bisa mengembuskan napas. Setelah mengantar Nella pulang, dia kembali ke vila untuk melapor kepada Satya. Mereka bertemu di taman dan mengobrol untuk sesaat.Menjelang sore hari, Gracia pulang ke vilanya, sedangkan Satya masuk ke ruang kerjanya. Begitu mendorong pintu, terlihat Clara memegang sepucuk surat di tangannya. Itu surat dari Jazli. Isinya s
Yuna merendahkan suaranya saat meneruskan, "Aku nggak nyangka Jazli adalah orang Pak Satya."Nada bicara Yuna dipenuhi kekaguman. Kemarin malam, dia dan Randy telah menganalisis bahwa Satya jauh lebih hebat daripada Malik. Satya masih muda, tetapi menguasai berbagai metode yang bisa membuat lawannya kewalahan.Yuna berkata, "Kamu tinggal saja dengan tenang di Kota Handa. Kalau Pak Satya butuh bantuan, suamiku pasti akan membantunya."Clara menggenggam tangan Yuna, lalu menyahut sambil tersenyum lembut, "Terima kasih. Aku jadi tenang kalau begini."Yuna menuangkan segelas teh mawar untuk Clara. Dia berujar, "Coba teh ini, bisa menenangkan diri dan bagus untuk kecantikan."Keduanya mengobrol dengan seru. Kemudian, Yuna masih punya urusan lain sehingga pergi duluan. Clara merasa teh mawar itu sangat lezat sehingga memilih untuk menghabiskannya. Tanpa diduga, Clara malah bertemu seseorang setelah Yuna pergi.Pintu ruang privat dibuka dari luar. Terlihat Malik dan Surya. Surya tersenyum sam
Malam itu, Satya mengantar Clara dan anak-anak ke Kota Handa. Aida merasa sangat enggan. Dia ikut mengantar mereka ke bandara dan menunggu sampai pesawat mereka terbang. Air matanya mengalir tanpa henti.Pukul 8.30 malam, pesawat pribadi Grup Chandra tiba di bandara Kota Handa. Di tempat parkir, tampak 4 mobil mewah sudah menunggu. Jazli dan Diana telah membuat persiapan matang untuk menyambut keluarga Satya.Segera, Satya membawa istri dan anak-anaknya keluar dari bandara. Clara menggandeng Joe, Satya menggendong Alaia. Alaia memeluk leher Satya dengan erat sambil memandang pemandangan yang asing.Saat ini, Dicky yang merupakan asisten Jazli maju untuk memberi sebuket bunga kepada Clara. Dia berkata, "Bu, selamat datang di Kota Handa."Perlakuan ini jelas jauh berbeda jika dibandingkan dengan sebelumnya. Clara menerima bunga itu. Bagaimanapun, dia tidak boleh mempermalukan suaminya.Jazli membuka pintu mobil untuk mereka. Dia terlihat berwibawa seperti biasa, tidak terlihat bahwa diri
Satya menunduk menatap Clara. Clara mengangguk. Jadi, Satya berkata, "Oke, kami akan keluar sebentar lagi."Terdengar suara langkah kaki yang menjauh. Clara melepaskan Satya, lalu merenung dan berucap, "Orang tua Pak Jazli memang di tanganmu, tapi sekarang aku di wilayah Pak Jazli. Jangan sampai merusak hubungan. Kamu harus bisa menjaga harga diri mereka."Satya mengelus wajah Clara. Dia tersenyum sambil membalas, "Aku akan menurutimu kalau soal hubungan wanita.""Kamu paling ahli berhubungan dengan wanita, 'kan? Sejak kapan jadi mau menurutiku?" ejek Clara.Karena tidak ada siapa pun di sini, Satya menyahut, "Sejak menetapkan hatiku, aku nggak pernah berhubungan dengan wanita mana pun lagi. Cuma ada kamu di hatiku. Tubuhku juga milikmu."Clara tidak ingin mendengarnya lagi. Dengan wajah memerah, dia mendesak Satya untuk turun. "Jangan buat mereka menunggu terlalu lama."Satya meraih lengan Clara, lalu berkata dengan lirih, "Clara, kalau Jazli punya niat jahat padamu, beri tahu saja ak
Mendengar ini, ekspresi Jazli terlihat agak bingung. Dia tahu alasan Diana mandul, tetapi tidak pernah mengungkitnya.Jazli memang tidak berniat melakukannya malam ini. Begitu Diana membahas tentang anak, dia menjadi makin tidak berminat. Setelah menenangkan diri, Jazli menyingkirkan tangan Diana sambil berkata, "Sudah malam, tidurlah."Diana pun merasa malu. Latar belakangnya memang kurang bagus sehingga statusnya agak rendah. Namun, dia benar-benar menginginkan anak seperti Alaia.Diana menggenggam tangan Jazli, lalu berujar dengan lirih, "Anak itu bukan anak kandung mereka. Mereka sudah punya seorang putra dan akan melahirkan lagi nanti ...."Jazli bisa menebak isi pikiran Diana. Dia meletakkan tangan di belakang kepala sendiri, lalu bertanya, "Kamu ingin mengadopsi anak itu?"Ekspresi Diana dipenuhi penantian. Namun, Jazli menolak, "Kamu juga sudah lihat mereka sangat menyayanginya seperti anak kandung. Mana mungkin mereka bersedia. Lupakan saja niatmu itu."Diana bersikeras ingin
Bulan Mei, cuaca mulai panas. Tanpa disadari, usia kandungan Clara sudah 7 bulan. Dia akan melahirkan 2 bulan lagi. Untungnya, dia tidak pilih-pilih makan selama kehamilannya. Meskipun demikian, tubuhnya tetap ramping.Diana menemaninya mengobrol, sedangkan Alaia melukis di samping mereka. Diana benar-benar menyayangi Alaia. Setelah ragu-ragu sejenak, dia berkata, "Alaia imut sekali. Setiap kali membahas Alaia dengan Jazli, aku merasa sangat sedih karena nggak punya anak."Clara tersenyum sambil menyahut, "Kalian punya latar belakang yang bagus. Seharusnya mudah saja untuk adopsi anak, 'kan?"Diana termangu sejenak. Kemudian, dia berbicara terus terang, "Sebenarnya aku dan Jazli ingin mengadopsi Alaia. Aku tahu kalian bakal sedih, tapi kami pasti merawatnya dengan baik."Begitu melontarkan kalimat itu, mata Diana tampak berkaca-kaca. Dia tulus menyayangi Alaia. Alaia kira-kira memahami percakapan mereka. Dia menatap kedua wanita itu, lalu memanggil, "Ibu."Panggilan itu terdengar seper
Sebenarnya Diana merasa cemas, tetapi hatinya menjadi tenang kembali saat melihat Alaia. Dia tidak tega melihat anak ini sedih, apalagi melihatnya kehilangan ayah. Kalaupun memaksa untuk mengadopsi, hubungannya dengan Alaia hanya akan memburuk. Jadi, sebaiknya dia membantu mereka.Karena punya urusan penting, Clara menitipkan anak-anaknya kepada Diana. Diana berkata, "Tenang saja, aku pasti akan menjaga mereka."Clara mengangguk dan berterima kasih, lalu segera pergi. Alaia hanya bisa menatap ibunya sambil memeluk Diana. Diana merasa sangat puas dengan pelukan ini.....Clara keluar dengan membawa 20 orang pengawal. Pukul 4 sore, ada banyak orang terkemuka berkumpul di galeri seni. Jazli tampak memegang gelas sampanye. Dia dikelilingi oleh para wanita cantik yang berlomba mendapat perhatiannya.Jazli sangat menikmati suasana ini. Sementara itu, Clara berjalan masuk sendiri. Dia telah mengatur pekerjaan untuk para pengawalnya itu.Staf tidak mengenali Clara sehingga menyuruhnya menunjuk
Suasana menjadi hening. Meskipun panggilan itu bersifat sangat pribadi, Jazli sama sekali tidak menghindar dari Clara.Faktanya, Jazli tentu saja ingin menghindar, tetapi situasi tidak mengizinkannya untuk sekarang. Dia ingin mengungkapkan ketulusannya kepada Clara, tetapi Clara tidak ingin menerimanya lagi. Clara berucap, "Sudah terlambat.""Sekarang aku punya 2 permintaan. Pertama, nyatakan sikapmu. Kedua, undurkan diri. Kamu belum tahu kalau aku sudah mencari kandidat. Begitu terjadi perubahan, orang itu akan menggantikanmu," lanjut Clara dengan nada datar.Jazli tidak percaya. Dia bertanya, "Memangnya siapa yang pantas menggantikan posisiku?"Clara menyunggingkan bibir sambil menyahut, "Dicky, sekretaris yang paling kamu percayai."Jazli terkejut mendengarnya. Dia tidak percaya Dicky akan mengkhianatinya. Sementara itu, Clara berucap dengan penuh percaya diri, "Dia nggak mengkhianatimu. Tapi, aku yakin dia akan mencampakkanmu setelah ditawari keuntungan ini. Kamu sendiri juga tahu
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se