Satya sangat berterus terang. Dia mengatakan bahwa memakai kondom kurang puas, bahkan ribut ingin melakukan vasektomi. Ketika masih di dapur saja, pria itu sudah berani membicarakan hal-hal seperti ini. Entah apa yang akan dia katakan ketika hanya sedang berduaan dengan Clara.Clara pun memintanya untuk memperhatikan citranya. Dia juga mengatakan bahwa anak-anak masih ada di rumah.Satya langsung menimpali, "Kalau nggak melakukan itu, gimana bisa ada mereka?" Setelah mengatakan itu, dia sedikit tertegun.Clara juga sama. Waktu berlalu begitu cepat. Baik dia maupun Satya, mereka sama-sama hampir lupa bahwa Alaia adalah anak dari Davin dan Freya. Mereka keliru berpikir bahwa Alaia adalah putri kandung mereka ....Air di dalam panci mendidih. Hal ini membuat Clara tersadar, lalu berucap pelan, "Airnya sudah mendidih. Aku mau masak pangsit, jangan ribut lagi."Meskipun suasana sedikit tegang, mana mungkin Satya akan melepaskan kesempatan untuk bermesraan ini?Ketika Clara sibuk, dia memelu
Vigo kembali ke rumah. Dia memarkir mobilnya dan langsung menuju vila tempat tinggalnya. Setelah itu, dia mendorong pintu kamar tidur utama hingga terbuka .... Di dalam, Renata sedang merapikan kamar. Temperamen Renata biasanya memang sangat lembut, baik itu dalam urusan rumah tangga ataupun yang lainnya.Vigo menutup pintu kamar tidur. Melihat ekspresinya yang aneh, Renata yang masih memegang syal di tangannya tanpa sadar mundur selangkah. Dia bertanya kepada Vigo, "Vigo, kamu sudah dua hari nggak pulang. Kamu nggak peduli dengan anak kita .... Kamu mau langsung buat keributan setelah pulang kali ini?" Renata sebenarnya hanya menggertak.Vigo menepis benda di tangannya dan menampar Renata hingga terjatuh ke tempat tidur. Renata terkapar di tempat tidur sehingga tidak bisa bangun selama beberapa saat. Telinganya berdengung karena tamparan tersebut.Sebuah dokumen dilemparkan di sebelah Renata. Suara Vigo yang dingin terdengar di telinganya, "Lihat ini! Lihat apa yang kamu lakukan! Bahk
Malik berkata dengan tanpa ekspresi, "Khayalanmu yang telah merusaknya!"Vigo tertawa dengan terbahak-bahak, "Aku berkhayal? Memangnya salah menyukai seseorang? Aku cuma menyukai seseorang dan nggak bisa mengendalikan perasaanku. Aku hanya mengaguminya dan merasa kasihan padanya .... Kamu nggak bisa menerimanya dan mengusirnya. Kamu memaksaku menikahi wanita yang nggak kusukai. Terkadang aku bahkan harus minum obat dulu sebelum berhubungan badan dengannya. Kalau nggak, aku benar-benar nggak bisa tertarik padanya.""Vigo, apa yang kamu katakan!" Veren menangis tersedu-sedu. Mereka semua tahu tentang masalah dulu, tetapi semua itu adalah pemikiran Vigo yang dirahasiakannya. Dia tidak pernah mengatakan hal seperti ini sebelumnya. Namun sekarang, dia malah keceplosan karena terlalu kecewa.Vigo benar-benar sudah gila! Vigo menatap ibunya dengan lembut. Dia hanya berkata, "Ibu, maafkan aku. Aku nggak mau bertahan dalam hidup yang dikendalikan ini lagi!" Setelah berkata demikian, Vigo membuk
Di dalam vila, kedua tubuh itu saling bergumul di bawah cahaya lampu kristal. Setelah sekian lama, mereka baru berhenti ....Vigo bersandar di sofa dengan tubuhnya yang bermandikan keringat. Poninya yang hitam tergerai di dahinya dan menutupi matanya. Namun, sudut matanya jelas terlihat air mata yang tergenang.Gadis itu sangat suci. Vigo mendapatkan kepuasan yang belum pernah didapatkannya sebelumnya. Namun, hatinya malah merasa getir. Sebab, gadis ini bukan wanita yang dicintainya. Meski telah mendapatkan semuanya, hati Vigo justru terasa semakin hampa.Vigo menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya dengan perlahan. Gadis itu melayaninya dari samping. Vigo menunduk dan menatapnya dalam diam. Setelah cukup lama, dia baru bertanya, "Siapa namamu? Kenapa kamu mau kerja seperti ini?"Gadis itu berkata dengan pelan, "Namaku Nella! Keluargaku sangat miskin, jadi nggak bisa bayar biaya Pendidikan! Kata Bu Bella, Anda masih sangat muda dan nggak penyakitan. Katanya, Anda akan memperlakukank
Senyuman Satya menjadi semakin pudar. Dia mengulurkan tangannya untuk membersihkan kaca spion, lalu berkata dengan perlahan, "Nggak masalah kalau kamu membeberkan identitasku. Tiba saatnya nanti, aku akan patahkan dua jarimu."Bella langsung bercucuran keringat dingin ........Setelah meninggalkan Bella, Satya mengendarai mobilnya ke bawah apartemen Clara. Sudah dua hari dia tidak datang dan Clara tidak meneleponnya sama sekali. Sepertinya wanita itu benar-benar tidak memedulikannya.Usai memarkirkan mobilnya, Satya memalingkan badan untuk mengambil foto erotis Vigo. Dia langsung naik ke lantai atas dan menggesek kartu aksesnya untuk masuk.Menjelang malam, cahaya lampu di dalam kamar berpendar dengan lembut. Kedua anak itu sudah tertidur, sedangkan Clara sedang duduk di sofa di samping jendela untuk memilih lukisan di tabletnya .... Belakangan ini ada beberapa pelukis muda yang membuatnya tertarik.Satya masuk ke kamar itu begitu saja. Saat mendongak, Clara menatapnya dengan kaget, "
Pada suatu sore, Clara pergi ke sekolah untuk menjemput Joe pulang. Setelah menjemput Joe dan hendak naik ke mobil untuk pulang, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang tidak asing. "Nona Besar, apa kita bisa bicara sebentar?"Saat berpaling, Clara melihat sekretaris Malik yang bernama Surya. Surya mengenakan setelan jas yang rapi dan penampilannya tampak sangat elegan. Di sampingnya, berdiri dua orang pengawal berjas hitam. Jelas sekali, mereka adalah pengawal pribadi Malik. Mereka juga menyapa Clara dengan "Nona".Clara bisa menduga bahwa mereka datang dengan niat buruk. Oleh karena itu, dia tersenyum sambil berkata, "Aku nggak berani dipanggil seperti itu."Surya membalas dengan nada yang sangat sopan, "Setelah pulang dari luar negeri, Nona belum pernah pulang sekali pun. Pak Malik sudah merindukan putrinya! Kami terpaksa datang untuk mengundang Nona ke kantornya sejenak."Surya menggunakan kata "mengundang". Namun, Clara tahu bahwa dia tidak bisa menolak undangan ini. Kalau tidak, ke
Malik bisa menebak maksud yang tersirat dalam perkataan Clara. Dia hanya tersenyum sinis. "Dia nggak sepenuhnya jahat, berarti aku yang jahat di hatimu? Saat itu, aku benar-benar nggak punya pilihan selain mengirimmu pergi. Aku juga mengira kamu bisa memakluminya .... Sekarang kamu sudah pulang, tapi malah langsung membuat suami istri itu bertengkar hebat. Dia nggak pernah pulang lagi dan ibunya juga jadi sakit karena terlalu emosi."Clara berbalik menanyakan, "Bukankah seharusnya kamu tanyakan hal ini padanya?"Baru saja Malik hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba asistennya telah berada di depan pintu dengan membawakan teh. Dia meletakkan teh itu di hadapan Clara dan berkata, "Nona Clara, silakan."Clara hanya mengangguk, tetapi dia tidak minum teh itu seteguk pun. Malik juga memperhatikan hal ini. Setelah menahan dirinya sejenak, Malik akhirnya mengatakan tujuannya hari ini dan mengumumkan keputusannya kepada Clara."Besok, kamu bawa Joe untuk pindah ke rumah kita. Kelak, kamu tetap
Kedua orang itu berjalan keluar dari gedung. Langit sudah mulai sore, hanya tersisa secercah cahaya di kaki langit. Terdengar suara pecahan barang dari gedung di belakang mereka. Sepertinya Malik marah besar dan mulai membanting benda.Clara menghentikan langkahnya. Satya menoleh dan bertanya padanya, "Nggak tega? Apa kamu menyesali pilihanmu?"Clara menengadahkan kepalanya melihat langit, lalu tersenyum tipis. "Aku hanya merasa, usianya sudah tua. Nggak seharusnya dia marah besar seperti itu."Seandainya dulu Malik mendengarkan Vigo dan tidak marah. Seandainya saja dia membiarkan Clara yang menolak Vigo dulu. Mana mungkin semuanya akan jadi begini sekarang?Memikirkan masa lalu memang selalu membuat orang sedih. Clara menatap Satya dan berkata dengan tenang, "Ayo!"Kedua orang itu masuk ke dalam mobil. Sambil mengenakan sabuk pengaman, Clara bertanya, "Kenapa kamu bisa tahu aku ada di sini?"Satya bercanda, "Aku pasang CCTV di tubuhmu."Clara memandangnya dengan diam. Satya langsung m
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se