Annika tertegun.....Sore harinya, Clara pulang ke vila setelah mengantar Yoyok. Clara terus menemani Joe. Sekarang Joe sangat gemuk. Pengasuh juga menyukai Joe. Apalagi Aida yang menganggap Joe seperti cucunya.Pada malam hari, Clara baru merasa lebih nyaman setelah memakan obat pereda nyeri. Sesudah mandi, Clara menggendong Joe sambil menghiburnya. Sepertinya Joe sangat menyukai aroma sabun di tubuh Clara. Dia terus membenamkan kepalanya di dada Clara. Joe yang mulai mengantuk memejamkan mata. Joe benar-benar menggemaskan.Clara memandang Joe dengan ekspresi lembut. Dia juga bersenandung dan berharap Joe bisa mengingat momen ini. Clara ingin Joe tahu bahwa ibunya menyayanginya. Kelak, mungkin Joe akan menghadapi masalah atau merasa sedih. Namun, dia bisa memimpikan ibunya saat tidur.Joe masih enggan untuk tidur. Dia tersenyum dan Clara memeluknya dengan erat. Clara ingin hidup lebih lama lagi. Jadi, dia bisa melihat Joe yang tumbuh besar bersekolah dan bermain sepak bola. Clara ber
Detektif swasta yang menelepon Satya. Dia melapor, "Pak Satya, Yoyok nggak pergi ke Luzano."Satya bertanya dengan ekspresi dingin, "Dia pergi ke mana?"Detektif swasta ragu-ragu sejenak sebelum menjawab, "Sampai sekarang, kami belum menemukan lokasinya.""Selidiki terus," perintah Satya. Dia mengakhiri panggilan telepon, lalu menggenggam ponselnya dengan erat. Dia langsung melupakan kehangatan yang dirasakannya tadi.Sikap Satya kepada Clara sangat dingin. Satya tidak lagi melakukan hal itu dengan Clara seperti di Kota Aruma. Setiap hari, Satya selalu pulang larut malam. Namun, Clara sama sekali tidak peduli. Banyak hal yang harus diurus dan disiapkan. Satu-satunya yang tidak ada di dalam rencana Clara hanya Satya.....Satu minggu kemudian, Clara membawa Aida jalan-jalan di mal. Clara ingin membeli baju untuk Joe. Kebetulan Aida juga ingin jalan-jalan. Hanya saja, Aida terkejut saat melihat Clara yang membeli baju Joe untuk usia 2 sampai 3 tahun. Bahkan, Clara juga membeli baju untuk
Clara membungkuk dan memungut semua obat-obat itu. Dia menyahut, "Belakangan ini lambungku bermasalah."Jawaban Clara langsung membuat Aida percaya. Dia membantu Clara memungut obat-obat itu, lalu menasihati, "Nyonya sudah bisa hidup tenang setelah kembali ke Kota Brata. Nyonya harus menjaga kesehatan demi Tuan Muda Joe."Aida tahu Clara menyembunyikan masalahnya. Dia melanjutkan, "Aku tahu Tuan Satya memang temperamental. Mungkin dengan bersikap lebih patuh, hidup Nyonya nggak akan begitu menderita."Clara tahu Aida berniat baik, jadi dia mengangguk. Setelah Clara terus memohon, akhirnya Aida setuju menyimpan 2 buku tabungan itu untuk sementara waktu. Aida berucap, "Kalau Nyonya memercayaiku, buku tabungannya akan kusimpan dulu. Tapi, kalau masalah Nyonya sudah selesai, Nyonya bisa mengambilnya kembali kapan saja."Aida mengira Clara mengalami depresi.....Clara dan Aida pulang pada sore hari. Mobil pun dipenuhi dengan barang-barang. Setelah turun dari mobil, pelayan lain segera memb
Satya membuka mata. Ternyata orang yang datang adalah Benira. Satya melihat Benira duduk di kakinya, lalu memeluknya dengan erat. Benira terus menggoda Satya.Satya juga tidak peduli. Dia mengambil sebatang rokok, lalu menyalakannya. Satya mengembuskan asap rokok. Dia menyipitkan matanya sembari mengamati Benira. Satu tangannya membelai tubuh Benira dan dia bertanya dengan santai, "Kamu sudah punya pacar, sekarang kamu masih berani selingkuh? Kamu nggak takut dia tahu?"Terakhir kali, Satya dan Benira berpisah setelah berselisih. Namun, mereka sudah bersama sekitar 2 tahun. Jadi, mereka sangat memahami tubuh satu sama lain.Benira mulai bergairah. Dia menikmati belaian Satya dan berharap Satya bisa melakukan lebih dari sekadar membelai tubuhnya. Benira bersandar di bahu Satya dan berkomentar, "Tubuhmu panas sekali."Satya meraih pergelangan tangan Benira. Dia tidak ingin Benira menyentuh tubuhnya. Benira tidak peduli. Dia mencium bibir Satya sambil berucap, "Dia sangat royal. Tapi, dia
Namun, Gracia tetap berucap dengan sopan, "Oke, Pak Satya. Aku akan mengurusnya."Sebagai wanita, Gracia tidak melihat Benira. Hal ini karena Gracia meremehkan Benira.....Satya pulang ke vila pada tengah malam. Begitu membuka pintu kamar, Satya merasa suasana di kamar menjadi berbeda. Tirai jendela sebelumnya sudah diganti dengan tirai dari kain kasa tipis yang dihiasi dengan sulaman bunga begonia. Di bawah pancaran cahaya rembulan, suasana di kamar terasa hangat.Di ruang keluarga ada tumpukan benang wol dan baju anak-anak. Satya memegang baju-baju itu, lalu menyadari ukuran bajunya terlalu besar. Satya tertawa. Ini adalah pertama kalinya Clara menjadi seorang ibu. Sebelumnya, Clara juga jarang merawat Joe. Jadi, dia salah membeli barang saat belanja.Satya memandang Clara. Jantungnya berdegup kencang. Clara sudah tertidur di sofa. Dia memakai gaun tidur berwarna merah muda, rambutnya menutupi setengah bagian wajahnya. Kulit Clara juga sangat mulus.Satya berdiri di depan Clara sera
Satya bertanya dengan lembut, "Kamu membeli ini untukku?"Sebelum Clara menjawab, Satya meneruskan ucapannya, "Kamu nggak usah repot-repot, langsung beli baju jadi saja."Clara duduk di sofa. Wajahnya sangat pucat. Dia mengambil benang wol itu dari tangan Satya, lalu mengusapnya. Setelah beberapa saat, Clara baru menyahut, "Ini untuk Joe."Tubuh Satya menegang. Kemudian, dia tersenyum terpaksa dan menimpali, "Benar juga. Mana mungkin kamu beli untuk orang lain selain Joe?"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi dengan Clara. Satya berkata dengan datar, "Aku mau mandi dulu."....Satya tidak bisa merasakan kelembutan wanita dari Clara. Dia juga tidak berniat untuk menjaga kesetiannya demi Clara. Jadi, Satya dan Benira pun diam-diam berhubungan sekitar 3 bulan. Awalnya, Satya hanya menyuruh Benira melayaninya. Namun, lama-kelamaan hubungan mereka makin intens. Saat dinas di Kota Tarra, Satya dan Benira tinggal bersama di hotel selama 3 hari. Mereka berdua terus bercinta. Namun, hubungan
Akhirnya, Satya berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya. Sinar matahari terpancar melalui jendela. Clara berbaring di tempat tidur. Ekspresinya tampak datar. Sementara itu, Satya yang sudah lama tidak berhubungan intim dengan Clara tenggelam dalam kenikmatan ini. Namun, kali ini Satya memperlakukan Clara dengan lembut.Ponsel Clara yang terletak di meja terus berdering. Clara berusaha mengambil ponsel dengan tangan gemetaran, tetapi tubuhnya yang bergerak membuat Satya makin bergairah. Satya menjatuhkan ponsel Clara supaya Clara tidak bisa melihat ponselnya. Satya berujar dengan suara serak, "Kamu harus fokus."Clara tidak merasakan apa-apa. Sebentar lagi dia akan mati. Lagi pula, mana mungkin dia masih bisa bergairah saat menghadapi suami yang tidak setia? Clara berusaha memendam perasaannya agar tidak merasa tersiksa dan kesakitan. Satya terlena dalam kenikmatan, sedangkan Clara sama sekali tidak fokus.Air mata Clara mengalir. Dia melirik ponsel yang jatuh ke lantai. Akhirnya, d
Clara tidak memedulikan diri sendiri lagi. Dia hanya ingin memberikan kehidupan yang bahagia untuk Joe. Satya sudah dibutakan oleh dendam sehingga dia tidak bisa merasakan cinta lagi. Kalau tidak, Satya dan Clara tidak akan berakhir seperti sekarang ini. Satya juga tidak akan berhubungan dengan Benira.Wajah Clara dibasahi oleh air mata. Awalnya, Clara sangat gembira karena hari ini dia akan merayakan ulang tahun Joe.Sekalipun Clara memohon kepadanya, hati Satya juga tidak luluh. Satya menyentuh wajah Clara, lalu berkata seraya menatap Clara, "Joe itu anakku."Clara terduduk lemas di lantai. Kemudian, Satya pergi. Sementara itu, Clara masih belum berdiri. Dia masih termenung. Sekarang, Clara sudah melupakan perasaan cintanya kepada Satya. Menyukai Satya adalah kesalahan terbesar Clara. Namun, penderitaan ini akan segera berakhir. Clara hanya mengkhawatirkan Joe.Joe sudah bangun. Dia terus memanggil Clara. Gerak-geriknya sangat menggemaskan. Clara memegang pintu dan berusaha berdiri.
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se