Satya bertanya dengan lembut, "Kamu membeli ini untukku?"Sebelum Clara menjawab, Satya meneruskan ucapannya, "Kamu nggak usah repot-repot, langsung beli baju jadi saja."Clara duduk di sofa. Wajahnya sangat pucat. Dia mengambil benang wol itu dari tangan Satya, lalu mengusapnya. Setelah beberapa saat, Clara baru menyahut, "Ini untuk Joe."Tubuh Satya menegang. Kemudian, dia tersenyum terpaksa dan menimpali, "Benar juga. Mana mungkin kamu beli untuk orang lain selain Joe?"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi dengan Clara. Satya berkata dengan datar, "Aku mau mandi dulu."....Satya tidak bisa merasakan kelembutan wanita dari Clara. Dia juga tidak berniat untuk menjaga kesetiannya demi Clara. Jadi, Satya dan Benira pun diam-diam berhubungan sekitar 3 bulan. Awalnya, Satya hanya menyuruh Benira melayaninya. Namun, lama-kelamaan hubungan mereka makin intens. Saat dinas di Kota Tarra, Satya dan Benira tinggal bersama di hotel selama 3 hari. Mereka berdua terus bercinta. Namun, hubungan
Akhirnya, Satya berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya. Sinar matahari terpancar melalui jendela. Clara berbaring di tempat tidur. Ekspresinya tampak datar. Sementara itu, Satya yang sudah lama tidak berhubungan intim dengan Clara tenggelam dalam kenikmatan ini. Namun, kali ini Satya memperlakukan Clara dengan lembut.Ponsel Clara yang terletak di meja terus berdering. Clara berusaha mengambil ponsel dengan tangan gemetaran, tetapi tubuhnya yang bergerak membuat Satya makin bergairah. Satya menjatuhkan ponsel Clara supaya Clara tidak bisa melihat ponselnya. Satya berujar dengan suara serak, "Kamu harus fokus."Clara tidak merasakan apa-apa. Sebentar lagi dia akan mati. Lagi pula, mana mungkin dia masih bisa bergairah saat menghadapi suami yang tidak setia? Clara berusaha memendam perasaannya agar tidak merasa tersiksa dan kesakitan. Satya terlena dalam kenikmatan, sedangkan Clara sama sekali tidak fokus.Air mata Clara mengalir. Dia melirik ponsel yang jatuh ke lantai. Akhirnya, d
Clara tidak memedulikan diri sendiri lagi. Dia hanya ingin memberikan kehidupan yang bahagia untuk Joe. Satya sudah dibutakan oleh dendam sehingga dia tidak bisa merasakan cinta lagi. Kalau tidak, Satya dan Clara tidak akan berakhir seperti sekarang ini. Satya juga tidak akan berhubungan dengan Benira.Wajah Clara dibasahi oleh air mata. Awalnya, Clara sangat gembira karena hari ini dia akan merayakan ulang tahun Joe.Sekalipun Clara memohon kepadanya, hati Satya juga tidak luluh. Satya menyentuh wajah Clara, lalu berkata seraya menatap Clara, "Joe itu anakku."Clara terduduk lemas di lantai. Kemudian, Satya pergi. Sementara itu, Clara masih belum berdiri. Dia masih termenung. Sekarang, Clara sudah melupakan perasaan cintanya kepada Satya. Menyukai Satya adalah kesalahan terbesar Clara. Namun, penderitaan ini akan segera berakhir. Clara hanya mengkhawatirkan Joe.Joe sudah bangun. Dia terus memanggil Clara. Gerak-geriknya sangat menggemaskan. Clara memegang pintu dan berusaha berdiri.
Di kawasan perumahan mewah Kota Brata. Sebuah mobil Rolls Rayce hitam berhenti di depan gedung. Satya tidak langsung turun dari mobil. Dia masih merokok sambil memikirkan ucapan Clara tadi.Clara memohon kepada Satya, dia ingin membawa Joe pergi. Dia ingin menyerahkan Joe kepada Yoyok, bahkan Annika dan Zakki. Clara tidak ingin Joe tinggal bersama Satya. Bagi Clara, Satya itu pria berengsek! Setelah asap rokok menghilang, Satya baru turun dari mobil.....Satya yang kesal tidak menaiki lift. Dia menaiki tangga sampai lantai 22. Setelah sampai di depan pintu apartemen Benira, Satya menekan bel. Kemudian, Benira membuka pintu. Dia sengaja berdandan dan memakai baju tidur yang seksi. Posenya saat bersandar di pintu sangat menggoda. Benira merangkul leher Satya dan berujar dengan nada manja, "Kamu sudah lama nggak datang ke sini."Tiba-tiba, Satya mencekik leher Benira dengan kuat dan menekannya ke pintu. Tubuh Benira langsung lemas. Dia merasa sesak dan wajahnya memerah. Dia terus memuku
Ekspresi Satya menjadi muram. Akhirnya, Benira menenangkan dirinya. Dia menyibakkan rambutnya, lalu mencibir dan melanjutkan, "Aku merasa nggak rela. Kenapa aku hanya bisa menjadi wanita simpananmu? Kenapa aku harus menikah dengan pria yang nggak kucintai? Satya, kamu nggak tahu aku sudah banyak berkorban demi kamu."Saat memikirkan kejadian di masa lalu, Benira merasa sakit hati. Namun, Satya tidak mengetahuinya. Waktu itu, karier Satya sedang berkembang. Dia hanya memikirkan perkembangan bisnisnya dan kondisi perusahaan. Satya sama sekali tidak peduli dengan Benira yang sering menemani klien minum-minum. Terkadang, Benira minum anggur sampai muntah.Saat Satya sukses, dia mengejar Clara. Bahkan, pria ambisius seperti Satya belajar untuk mengungkapkan perasaannya kepada Clara dengan tulus. Satya membawa Clara jalan-jalan. Sebelum menikah, Satya sama sekali tidak berhubungan intim dengan Clara. Dia selalu mencium Clara dengan lembut.Jelas-jelas, waktu itu Satya berhubungan dengan bany
Bahkan, punggung Satya berkeringat. Suara orang-orang yang memarahi Satya seolah-olah menghilang. Satya tiba-tiba merasa suasana menjadi sunyi. Dia teringat dengan pernikahannya dan Clara di Kota Aruma. Di bawah cahaya lampu, Clara yang memakai gaun pengantin memegang buket bunga sambil menunggu Satya.Satya berjalan menghampiri Clara dan burung-burung merpati beterbangan. Lagu pernikahan berkumandang, Satya memakaikan cincin di jari Clara. Mereka bertatapan, Clara berbisik kepada Satya, "Kita sudah sah menjadi suami istri. Satya, kelak kamu harus memperlakukanku dengan baik."Clara berbicara seperti itu karena dia diam-diam menikah dengan Satya. Jika Yoyok tahu, dia pasti akan mematahkan kaki Clara. Selain Satya, Clara sudah tidak punya apa-apa lagi ....Seseorang terus memukul jendela mobil Satya sambil marah-marah. Dia menyuruh Satya untuk menggeser mobilnya. Satya melirik orang di depan jendela mobilnya dan orang tersebut menelan ludah. Satya mengalihkan pandangannya, lalu menjalan
Annika memandang Satya seraya berujar dengan lembut, "Kak ... lupakan dendammu. Aku rasa Ayah juga nggak mau kamu terus hidup dalam kebencian. Ayah pasti berharap kita bahagia."Angin malam berembus sehingga membuat rambut Satya acak-acakan. Satya tampak lebih muda, seperti saat berusia 20 tahun. Kala itu, Satya sangat elegan. Paras Satya sungguh menawan.Satya menggenggam gagang pintu mobil dan menunduk. Dia menimpali, "Bahagia? Annika, aku dan Clara nggak mungkin bisa memulai hidup baru lagi."Jika waktu bisa diputar kembali dan Satya tahu perasaannya lebih awal, dia pasti akan menolak Benira dengan tegas saat di Hastama. Mungkin hubungan Satya dan Clara masih bisa diperbaiki. Namun, sekarang Clara tidak mencintai Satya lagi.Clara merasa jijik melihat hubungan Satya dengan Benira. Dia menganggap Satya sangat kotor. Clara bahkan tidak peduli dengan perselingkuhan Satya. Dia menerima semua perbuatan Satya.Jelas-jelas, Clara cemburu dengan Gracia saat mereka baru menikah. Namun, Clara
Clara sangat tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Satya berniat untuk menelepon Clara. Dia ingin mendengar suara Clara. Namun, Satya takut. Dia duduk di ruangannya sampai pukul 1 dini hari. Kemudian, dia baru mengambil kunci mobil dan pulang ke rumah.Pelayan tetap berjaga di depan pintu meskipun Satya pulang saat dini hari. Pelayan melapor, "Setelah masalah sore tadi, Nyonya terus duduk di ruang kerja sendirian."Satya terdiam sejenak, lalu bertanya, "Apa dia sudah makan malam?"Pelayan mendesah dan menjawab, "Sudah. Hari ini Tuan Muda Joe berulang tahun. Biarpun sedih, Nyonya tetap makan mie demi Tuan Muda Joe. Nyonya sayang sekali kepada Tuan Muda Joe."Satya mengangguk. Dia berjalan ke lantai 2 dengan perlahan.....Clara yang duduk di ruang keluarga sedang merajut pakaian Joe untuk dipakai saat dia berusia 8 tahun nanti. Mata Clara memerah karena dia bergadang. Namun, Clara tidak berhenti merajut. Dia membuat baju untuk Joe setiap hari. Saat perutnya sakit, dia akan makan 2