Pada saat ini, seorang perawat datang untuk mencabut jarum infusnya dan berkata dengan lembut, "Nona Annika, yang kami infus ini adalah vitamin. Setelah keluar dari rumah sakit nanti, Anda harus perhatikan kesehatan, tubuh Anda kekurangan gizi."Annika agak terkejut, dia merasa malu karena disebut kurang gizi. Pada akhirnya, dia hanya mengangguk mengiakannya. Perawat itu pun keluar dari ruangan sambil tersenyum tipis.Annika turun dari ranjang dan hendak membereskan barang-barangnya untuk keluar dari rumah sakit. Akan tetapi, dia tetap merasa bersyukur terhadap kebaikan Zakki. Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Kita kenal ya?"Zakki tidak langsung menjawabnya. Setelah merenung sejenak, dia baru berkata dengan pelan, "Kita hanya sebatas kenalan biasa."Annika langsung menghela napas lega. Namun pada saat bersamaan, dia merasa agak kecewa. Bahkan Annika sendiri juga tidak mengerti mengapa dia bisa merasa kecewa.Sebelum keluar dari rumah sakit, Annika pergi ke toilet terlebih dahulu. Di dep
Zakki telah kembali ke vila. Shinta dan anak-anak masih belum makan malam. Ariel sedang serius mengerjakan tugasnya, sedangkan Jose sedang bermain lego dan Shinta duduk di samping untuk menemani mereka.Di depan pintu, terdengar suara langkah kaki, diikuti dengan Zakki yang berjalan masuk. Dia tidak melepas sepatunya terlebih dahulu seperti biasanya. Zakki langsung masuk dan menggendong Jose, lalu berjalan ke samping Ariel. "Ayo kita lihat tugas Kakak," ajaknya.Shinta menimpali, "Dia serius sekali mengerjakan tugasnya! Tadi dia bahkan latihan biola."Ariel mengangkat pandangannya dan tersenyum malu. Zakki mengelus kepalanya dan berkata dengan lembut, "Ayo makan dulu, habis makan baru dilanjutkan lagi!"Sambil berbicara, para pembantu juga sudah mulai menyajikan hidangan. Tadinya Shinta sangat khawatir Zakki akan bersedih karena hari ini adalah hari ulang tahun Annika. Kini saat melihat suasana hati Zakki yang begitu bergembira, dia merasa Zakki berbeda seperti biasanya. Biasanya Zakki
Suasana hati Zakki sangat rumit saat ini. Dia merasa bangga sebagai ayah, tapi juga merasa bersalah pada anak-anaknya. Jelas-jelas Annika adalah ibu mereka, tapi dia malah harus mengajari mereka untuk berpura-pura tidak kenal dengan ibunya.Akan tetapi, Ariel justru sangat gembira. Dia sudah terlalu merindukan ibunya. Selama setahun ini, Ariel bahkan tidak berani berharap ibunya akan kembali lagi. Malam ini, Ariel tertidur dengan senyuman manis.Zakki duduk di samping tempat tidurnya dan menatapnya dalam waktu yang lama.Setelah kembali ke kamar, Zakki mandi dan berbaring di ranjangnya. Namun, dia tidak bisa tidur sama sekali. Kebetulan saat ini Dania mengirimkan sebuah pesan padanya. Detektif swasta telah mengikuti Annika dan mengambil beberapa fotonya serta alamatnya saat ini ... sebuah penginapan yang sangat sederhana.Melihatnya, hati Zakki terasa sedih. Penginapan semurah ini tentu lingkungannya juga tidak akan bagus. Annika dimanjakan sejak kecil, dia bahkan tidak berani naik sep
Namun karena Annika memang ada keperluan dengan Zakki, pada akhirnya dia menghimpun keberanian untuk menghampiri Zakki. Saat berdiri di hadapannya, Annika baru menyadari seberapa tingginya pria itu. Annika hanya setinggi bahunya, sehingga dia harus menengadah saat berbicara dengan Zakki. Dengan ragu-ragu, Annika bertanya, "Apakah kamu yang meletakkan uang di dompetku?"Zakki tidak menyangkal, "Ya, anggap saja itu adalah kompensasi dariku."Annika berkata dengan suara pelan, "Pak, kamu nggak bersalah padaku! Aku nggak bisa terima uang itu, aku akan pulang untuk mengambilnya dan mengembalikannya padamu."Zakki hanya menatapnya dengan diam. Annika telah lupa ingatan, tetapi sifatnya masih tetap sama. Dia tidak suka mengambil keuntungan dari orang lain, juga tidak suka berutang budi kepada orang lain. Annika adalah orang yang suka memperhitungkan segalanya dengan jelas.Zakki tidak menginginkan uang itu, tapi dia tetap mengikuti Annika karena melihat reaksinya yang tergesa-gesa. Saat resep
Zakki bertanya dengan ekspresi datar, "Kalau begitu, berapa yang kamu mau? Empat puluh juta? Atau 400 juta?"Annika murka hingga melayangkan tamparan kepada Zakki. Namun, dia seketika merasa menyesal. Pria seperti ini tidak bisa disinggung. Bagaimana jika Zakki membalas dendam?Sebenarnya, tamparan Annika juga tidak keras, Zakki sama sekali tidak peduli. Pria itu meraba-raba wajahnya dan bertanya dengan tatapan antusias, "Empat juta untuk sekali ciuman, gimana?"Apa-apaan pria ini? Annika sungguh tidak memahaminya. Zakki mundur selangkah, lalu bersandar di dinding dan mengeluarkan rokok dari sakunya. Dia mengisapnya dua kali, menengadah menatapnya, dan terkekeh-kekeh sebelum meneruskan, "Kenapa masih belum pergi? Menungguku melanjutkan, ya?"Annika sungguh geram. Dia tidak lagi meladeni Zakki, melainkan bergegas kembali ke kamarnya dan mengunci pintu. Dengan tubuh bersandar di pintu, Annika merasa kakinya masih lemas. Dia tidak bisa melupakan momen saat Zakki menciumnya.Tangannya yang
Begitu pintu dibuka, orang yang masuk adalah manajer departemen personalia. Wanita ini tampak berusia 40-an tahun dan mengenakan pakaian formal. Dia berjalan ke depan Annika, lalu memeriksa data pribadi Annika dengan santai.Sesaat kemudian, manajer itu baru bertanya, "Kamu bisa bahasa asing?""Bisa sedikit," jawab Annika sambil menggigit bibirnya.Manajer itu memberikan sebuah dokumen dan berkata dengan nada datar, "Ada tiga bahasa asing di dokumen itu, coba bacakan."Annika meliriknya sekilas. Ternyata tidak sulit, jadi dia membaca semuanya sesuai instruksi. Manajer itu pun cukup terkejut melihatnya.Kemudian, manajer itu berdiri dan menyuruh Annika untuk menunggu. Sekitar 5 menit kemudian, dia kembali dan memanggil dengan ekspresi tegas, "Ikut aku."Annika merasa agak gugup. Manajer itu memperlambat langkah kakinya dan menjelaskan, "Pak Presdir butuh sekretaris, jadi aku merekomendasikanmu kepada Sekretaris Dania. Aku akan membawamu untuk wawancara. Ingat, Pak Presdir suka bawahan y
Annika seketika merasa dirinya telah salah paham pada Zakki. Dia hendak menjelaskan, "Pak, aku ...."Zakki bersandar di kursinya dengan santai dan menyela dengan dingin, "Nggak perlu dijelaskan. Langsung keluar saja kalau nggak mau pekerjaan ini, aku mau istirahat."Sikap Zakki terlihat sangat tegas tanpa belas kasihan. Kini, Annika baru menyadari dirinya sedang berada di perusahaan Zakki. Pria ini adalah Presdir Grup Ruslan yang memiliki banyak bawahan dan bukan lagi pria mesum yang ditemuinya di hotel.Annika tidak bisa berlama-lama di sini. Setelah membuka pintu dan berada di luar, dia baru merasa agak lega. Dia tentu tidak tahu bahwa Zakki terus menatap pintu dengan mata yang perlahan-lahan menjadi basah.Di luar, manajer itu mendekati Annika dan menegur, "Kenapa kamu nggak menghargai kesempatan emas ini? Apa kamu tahu betapa sulitnya mendapatkan pekerjaan di zaman sekarang? Entah berapa banyak gadis muda yang ingin belajar di sisi Pak Presdir.""Aku bukan gadis muda lagi!" bantah
Keesokan harinya, Annika datang ke Grup Ruslan lagi. Kali ini, yang membawanya masuk adalah Dania. Annika bisa menilai bahwa Dania memiliki posisi tinggi di perusahaan ini, karena semua orang yang melihatnya pasti menyapanya.Dania memperlakukan Annika dengan baik. Sambil berjalan, dia berkata, "Pak Presdir adalah kakak kelasku, aku sudah bekerja dengannya selama 10 tahun."Annika mengangguk. Dania langsung membawanya mengambil seragam. Para sekretaris memang mendapatkan seragam, yaitu kemeja dan rok selutut. Modelnya sangat pas badan, kualitasnya sangat bagus."Cocok sekali, seragam ini seperti dibuat khusus untukmu," puji Dania setelah Annika memakainya. Kemudian, dia melihat jam di tangannya dan meneruskan, "Aku harus menghadiri rapat nanti, kamu pergi saja ke ruang kantor Pak Presdir. Dia mungkin sudah mengatur pekerjaan untukmu. Mulai hari ini, kamu sah bekerja di Grup Ruslan."Annika cukup terkejut. Dia mengira dirinya harus melewati pelatihan dua bulan dulu untuk bekerja di peru
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se