Setiap kata yang dilontarkan Annika adalah bentuk sindiran.Yoyok yang biasanya bersikap tenang pun merasa diserang. Alhasil, dia mengucapkan hal yang tidak seharusnya dikatakan. "Kamu tahu, aku menyukaimu!"Seketika waktu terasa berhenti berputar, suasana di sekitar sontak membeku.Yoyok sempat agak menyesal setelah mengatakannya. Namun dia adalah seorang pengacara, dia tidak mungkin menarik kembali kata-katanya."Kamu masih mencintai Zakki? Kenapa kamu tidak pernah mempertimbangkan aku?" Yoyok menatapnya tajam.Annika tersenyum dingin. "Aku nggak akan pernah mencintaimu! Aku nggak akan pernah lupa bagaimana kamu menghancurkan keluargaku! Memintaku untuk mempertimbangkanmu? Yoyok, kamu sudah gila?"....Annika kaget saat Yoyok menarik pergelangan tangannya.Yoyok mencengkeram pergelangan tangan Annika sambil mendekatinya. Yoyok mulai kehilangan akal sehat, dia menggertakkan gigi sambil berkata, "Aku tidak gila! Kamu membenciku, kakakmu juga membenciku! Tapi apakah kamu tahu, dia mengg
Annika tidak mau menunjukkan kesedihannya.Kemudian Annika mengedipkan matanya sambil menjawab dengan suara yang agak serak, "Nggak, nggak apa-apa."Annika terdiam sejenak, lalu lanjut berkata, "Oh iya, di mana anak-anak? Tolong minta Bi Rini bawa anak-anak turun."Zakki tidak bergerak, dia fokus memperhatikan wajah Annika, seolah tidak ingin melewatkan hal sekecil apa pun. "Kamu nangis?""Nggak, kok." Annika tidak tahan menghadapi tatapan Zakki. Akhirnya Annika turun dari mobil untuk membawa anaknya sendiri. "Baiklah, aku bisa sendiri."Sesaat kaki Annika mendarat, Zakki langsung menarik pergelangan tangannya.Zakki tidak bisa menahan diri melihat penampilan Annika yang begitu cantik dan seksi.Annika kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam pelukan Zakki.Annika terkejut, tubuhnya agak gemetar.Jarak antara wajah Annika dan Zakki sangat dekat. Zakki mengangkat tangannya, lalu mengusap wajah Annika dan menyeka air matanya secara perlahan."Kenapa gemetar? Karena memacu adrenalin
Zakki tidak pernah berhenti memedulikan Annika. Apalagi Zakki adalah tipe pasangan yang posesif.....Annika menurunkan pandangannya.Seharusnya, malam ini Annika bisa menaklukkan Zakki. Selain memiliki dorongan gairah yang kuat, Zakki juga tidak tahan melihat Annika yang selalu menjaga jarak dengannya. Namun, malam ini Annika sangat gelisah, dia masih memikirkan ucapan Yoyok.Ditambah, Satya malah menikahi Clara. Semua masalah yang datang bertubi-tubi membuat Annika tertekan.Annika menunggu Zakki keluar, tetapi malah seorang pelayan yang berlari menghampirinya dan berbicara tergesa-gesa, "Nyonya, Nona Ariel mengigau. Tuan memintamu untuk mengeceknya.""Kok bisa? Dari kapan?" tanya Annika sambil berlari ke dalam vila.Annika berlari sangat cepat, pelayan buru-buru mengikutinya. "Tadi sore baik-baik saja. Tapi Nona Ariel memang sempat ngambek sebelum tidur. Tuan agak lama menenangkannya."Ketika berlari ke lantai dua, Annika berpapasan dengan Elisa yang baru turun sambil membawa obat-o
Zakki tidak bisa menjawab.Mereka berdua tidak saling bicara sampai akhirnya Shinta datang.Shinta buru-buru berlari ke lantai dua. Annika agak lega setelah mengetahui kedatangan Shinta. "Bi ....""Biar aku cek." Shinta sangat tenang, dia menepuk-nepuk pundak Ariel sambil menempelkan wajahnya di pipi Ariel.Shinta berbisik di telinga Ariel. Saat ini, Ariel masih berada di dalam alam mimpi.Tiba-tiba Ariel menangis sambil memanggil Shinta, "Nenek! Bibi Elisa menakut-nakuti aku. Katanya Papa jahat sama Mama, Papa mau mengurung Mama di rumah sakit jiwa. Papa nggak sayang Mama, Papa mau cari istri baru ...."Perasaan Shinta terasa campur aduk. Dia kasihan kepada Ariel, tetapi dia lebih kasihan lagi kepada Annika.Hati Shinta terasa remuk, dia menenangkan Ariel dengan penuh kelembutan. "Itu cuma halusinasi, hanya mimpi Ariel saja."Shinta menggosok tangan Ariel sambil mengulang-ulang ucapannya. Akhirnya, perlahan-lahan Ariel pun tertidur kembali.Shinta menemani Ariel. Malam ini, Shinta tid
Kalaupun Annika bisa memaafkannya, Zakki tidak dapat memaafkan dirinya sendiri.....Zakki turun ke lantai satu, Elisa masih menunggunya di bawah.Elisa melakukan sesuatu yang memalukan, tentu saja hati nuraninya merasa bersalah.Begitu Zakki turun, Elisa langsung mengeluh, "Tuan Zakki, Nona Annika kelewatan. Dia mau mengatur seisi rumah ini.""Memang seharusnya siapa yang bertangung jawab?" tanya Zakki sambil menatap perawat cantik yang ada di hadapannya.Zakki hanya ingin menggunakan Elisa untuk membuat Annika cemburu. Zakki tidak pernah tertarik, apalagi memberikan harapan kepada Elisa.Elisa tercengang."Aku akan mencabut lisensimu. Kamu tidak akan pernah bisa menjadi dokter," Zakki memberitahunya secara gamblang. "Satu lagi ....""Tinggalkan kota ini dalam waktu dua hari. Jangan menentangku! Aku akan meminta orang untuk mengemas barang-barangmu dan mengirimkannya. Mulai sekarang, aku akan mengutus pengawal untuk mengawasi gerak-gerikmu.""Kamu akan dikirim ke barat kota. Di sana a
Setelah beberapa saat, Annika langsung membentaknya, "Kak, kamu sudah gila?"Annika tidak pernah menggunakan nada kasar untuk berbicara kepada Satya.Satya terkejut. Saat ini, dia sedang berada di salah satu apartemen mewah yang ada di Kota Aruma. Di sinilah Satya menyembunyikan Clara, adik kandung Yoyok.Clara menikah di umur 20 tahun. Sejak menikah, kehidupan Clara hanya mengitari Satya.Setiap hari ada sopir yang mengantar jemput Clara untuk mengikuti kelas seni rupa. Begitu kelas selesai, Clara langsung kembali ke apartemen mewah ini. Clara tidak punya teman, dia hanya memiliki Satya.Satya juga melarang Clara belajar ataupun melakukan pekerjaan rumah. Selain melukis, tidak ada hal lain yang boleh dipelajari Clara.Clara adalah gadis yang polos, sekarang dia malas seperti terputus dari dunia luar.Untuk masalah ini, Satya melakukannya lebih kejam daripada yang pernah dilakukan Zakki kepada Annika. Satya tidak menyesal, dia merasa Yoyok pantas mendapatkan balasannya.Satya berpikir,
Satya menatap wajah Clara yang memerah.Clara masih muda, dia tidak memiliki pengalaman. Dia tidak bisa menutupi ataupun mengendalikan diri.Clara sering kewalahan meladeni Satya yang tidak cukup hanya sekali. Ditambah, Satya sudah satu minggu tidak pulang ke rumah.Saking kelelahannya, Clara sampai pingsan melayani gairah Satya.Satya menatap wanita yang terbaring di atas sofa. Clara memang tampak menyedihkan.Kemudian Satya merapikan pakaiannya, lalu menggendong Clara ke kamar yang ada di lantai dua. Satya tidak mungkin memandikan Clara, dia tidak pernah memperlakukan Clara dengan romantis.Satya menaruh Clara ke atas tempat tidur dan menyelimutinya, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Satya puas setelah melampiaskan gairahnya.Ketika Clara sadarkan diri, Satya sudah berganti pakaian dan siap-siap pergi. Clara langsung bangun dan berlutut di atas tempat tidur, dia bertanya dengan hati-hati, "Kamu mau pergi lagi?"Satya tersenyum menggoda sambil mencubit lembut pipi Cla
Clara duduk di meja makan berlapis keramik nan mewah.Clara memegang ponselnya dan menatap berita itu hingga melamun.Tiba-tiba Clara menerima sebuah pesan dari orang asing.[ Halo, Clara! Aku Davin, apakah aku boleh mengajakmu berkenalan? ]Clara membaca pesan itu. Tiba-tiba, dia ingin tahu bagaimana rasanya dicintai.[ Boleh. ]....Tiga hari kemudian, pelayan menelepon Satya. Beberapa hari ini Clara pulang menggunakan transportasi umum."Akhir-akhir ini suasana hati Nona Clara kurang bagus," pelayan melaporkan."Em," Satya hanya menjawab singkat. Setelah menutup teleponnya, dia memanggil sekretarisnya, "Gracia, ke sini sebentar."Tak berapa lama, sekretaris Satya yang cantik datang menghadap. "Pak Satya, ada apa?"Satya bersandar sambil mengulurkan tangan untuk mengusap rambut Gracia yang hitam dan lembut. "Tolong cek jadwal Clara hari ini."Gracia tersenyum. "Baik, Pak."Gracia sangat gesit. Setelah mendapatkan jadwal, dia langsung melaporkannya kepada Satya, "Pak, hari ini Nona Cl