Annika menatap Zakki. Kondisi yang masih lemah membuat suaranya Annika terdengar serak. "Tapi ... kita nggak sampai berhubungan.""Kita sudah berhubungan." Zakki mendorong kursi rodanya sendiri ke samping Annika. Nada bicara Zakki terdengar tenang, seperti hujan badai yang sudah reda. "Walupun tidak sampai klimaks, masih kemungkinan kamu bisa hamil."Annika mengambil botol obat yang diberikan Zakki. Annika memperhatikan tulisan botol yang familier, dia teringat dengan berbagai kenangan mereka dulu.Setelah beberapa lama, Annika kembali menatap Zakki dan berkata dengan tegas, "Zakki, aku bukan wanita lemah yang harus bergantung padamu lagi. Iya, kita memang sudah melakukan hubungan, tapi aku punya hak untuk menentukan pilihanku sendiri. Aku berhak memilih mau atau nggak mau meminum obat ini. Memangnya kamu siapa berhak memaksaku? Kamu memaksaku sebagai mantan suami atau pria yang menjalin cinta satu malam bersamaku?"Setelah bicara, Annika membuang obat itu ke tong sampah. "Kalaupun aku
Kemeja dan manset itu sudah usang, tetapi Zakki tidak rela membuangnya. Dia menempat pakaian itu di tempat istimewa.Annika mengeluarkan pakaian itu dari lemari. Dia menatapnya cukup lama.Tiba-tiba tangisan Annika pun pecah. Zakki masih berani mengatakan bisa hidup tanpanya? Zakki masih berani mengatakan mau menikahi wanita biasa? Buktinya, selama ini Zakki bahkan melajang. Dia melewati beberapa tahun ini dengan ditemani tubuhnya yang cacat.Zakki menyuruh Annika untuk memulai kehidupan baru, sementara Zakki sendiri mengurung diri di kamar ini.Zakki jelas mencintai Annika! Dia berbohong!Dada Annika terasa sesak, segala macam perasaan bercampur jadi satu.Annika teringat dengan sikap dingin Zakki di malam pertama. Setiap hari Annika menghabiskan waktu untuk mengurus Zakki. Annika menyetrika dan menyiapkan pakaian Zakki.Dulu, Annika pernah bahagia menjalani hari-harinya sebagai istri Zakki.Waktu sudah berlalu, tetapi yang dirasakan Annika masih sama.Sembari berlinang air mata, Anni
Zakki tersenyum kecut. "Terus aku mesti gimana?"Zakki mengusap kepala Annika sambil menatapnya. Mereka tidak sedang dikendalikan nafsu, kali ini mereka tulus mengungkapkan perasaan kepada satu sama lain.Meskipun sudah belasan tahun mengenal, mengarungi rumah tangga selama beberapa tahun, dan memiliki berbagai kenangan suka serta duka, mereka tidak pernah berbicara dari hati ke hati.Bahkan setelah memiliki 2 orang anak pun, mereka tidak pernah mengobrol secara terbuka.Zakki ingin memiliki Annika, tetapi dia tidak boleh egois. Zakki mengecup Annika dan berbisik di telinganya, "Kamu harus bahagia. Hiduplah dengan baik."Annika menangis terisak-isak, tubuhnya bergetar hebat.Di bawah cahaya lampu, wajah tampak Annika dibanjiri air mata. "Bagaimana aku bisa hidup bahagia? Zakki, beri tahu aku, bagaimana aku bisa hidup dengan baik?"Zakki tidak bisa menjawab. Dia tidak mau membuang-buang Annika.Bagaimanapun Annika masih muda, perjalanan hidupnya masih panjang.Melihat sikap Zakki yang k
Sopir tidak mengetahui Annika sakit.Begitu mengantar Annika sampai ke rumah, sopir langsung pergi meninggalkannya.Karena belum permanen pindah, Annika tidak mempekerjakan pelayan di rumahnya. Annika berbaring di dalam kamarnya yang dingin. Dia tidak mau minum dan makan.Annika memikirkan Zakki, dia memikirkan masa lalu dan masa depan mereka. Tanpa disadari, lambat laun Annika pun ketiduran.Annika bermimpi, dia melihat dirinya sendiri saat berusia 18 tahun. Itu adalah awal mula dia jatuh hati kepada Zakki.Hari itu, Keluarga Ruslan mengadakan pesta. Annika datang menemani Shinta untuk menghadiri pesta.Meskipun baru berusia 18 tahun, Annika adalah gadis yang berbakat dan cantik. Waktu itu Dian sangat menyukainya.Setengah jam setelah pesta dimulai, Annika datang bulan untuk pertama kalinya.Annika bingung dan panik, apalagi dia mengenakan gaun berwarna putih. Awalnya Shinta mau membawa Annika pulang, tetapi Dian membawa Annika ke kamar untuk berganti pakaian.Kebetulan Shinta masih h
Zakki yang saat itu berusia 22 tahun, sama sekali belum pernah pacaran.Namun, Zakki dan teman-teman sebayanya pernah menonton film adegan dewasa. Ketika menonton, Zakki sama sekali tidak tergerak untuk buru-buru mencari pacar.Namun saat melihat keindahan tubuh Annika tadi, ada dorongan yang seakan mendesak Zakki.Zakki sedang menginjak usia di mana rasa ingin tahu dan semangatnya menggebu-gebu.Saking hausnya, Zakki sampai meneguk 2 botol air untuk meredakan rasa gugupnya. Setelah Zakki merasa lebih baik, Annika berteriak dari dalam kamar mandi, "Boleh tolong ambilkan pakaian yang ada di atas tempat tidur?"Zakki melemparkan botol air, lalu beranjak ke samping tempat tidur. Dia melihat sehelai gaun cantik yang tergeletak di atas ranjang.Zakki bahkan bisa membayangkan saat Annika mengenakan gaun ini. Simpul tenggorokan Zakki bergulir, suaranya terdengar canggung. "Gaun ini berlumuran darah, 'kan?"Setelah bicara, Zakki beranjak ke ruang ganti dan mengambil sepasang pakaian santai."P
Zakki yang berusia 22 tahun adalah pemuda cuek dan dingin. Dia memasukkan kedua tangannya ke sakut sambil mengangguk.Sesaat melihat produk yang diberikan, Zakki mengerutkan alis sambil bertanya, "Ini bukan popok?"Kasir menjelaskan dengan semangat, "Bukan, ini celana menstruasi. Lebih nyaman saat dipakai tidur, nggak bakal bocor. Bisa berguling-guling sebebasnya."Zakki teringat dengan "bayi besar" yang menunggu di depan sana. Dia merasa produk ini cocok untuknya.Zakki hanya mengangguk.Setelah Zakki pergi, beberapa staf toko berkumpul untuk bergosip. "Gila, pemuda tampan tadi pasti kaya raya. Jam tangan yang dipakainya saja berkisar 400 jutaan."....Ketika Zakki kembali, Annika masih duduk di sepeda.Zakki melemparkan kantongnya kepada Annika. "Nanti cari toilet umum dan ganti ini. Aku akan mengantarmu pulang, tapi telepon dulu bibimu ...."Zakki tak lupa memperingatkan. "Kalau kamu sembarangan bicara, aku akan meninggalkanmu di sini.""Kalau kamu meninggalkanku di sini, kakakku ng
Annika sedih membacanya, tetapi dia sudah menebak respons Zakki.Ketika meletakkan ponsel, Annika teringat dengan kenangan bersama Zakki di Vila Kusnadi. Malam sebelum Ariel menjalani operasi, sebenarnya Zakki sudah mengucapkan salam perpisahan kepadanya. Hanya saja, perhatian Annika tertuju kepada Ariel sehingga dia tidak menyadari keanehan Zakki.Namun kalau dipikir-pikir, Annika juga tidak bisa menghalangi Zakki.Semua sudah berlalu, yang terpenting adalah sekarang dan masa depan.Annika tidak membalas pesan Zakki, dia menghubungi Dania dan mengajaknya bertemu. Annika membutuhkan bantuan Dania untuk menaklukkan Zakki.Dania langsung menerima ajakan Annika untuk bertemu.Dania sudah lama bekerja untuk Zakki. Jauh di dalam lubuk hatinya, Dania berharap Zakki dan Annika bisa bersatu kembali.Dania berpikir, seandainya Annika kembali kepada Zakki, mungkin Zakki bisa lebih cepat sembuh.Pada sore hari, Dania dan Annika bertemu di sebuah kafe.Annika sampai lebih dulu, dia memesan secangk
Dian bersikap sangat sungkan, dia takut kalau Annika akan menolaknya."Kopinya sudah dingin, tolong bawakan yang baru." Dian sengaja memanggil pelayan dan memesan minuman untuk Annika.Pelayan mengangguk sambil tersenyum. "Baik.""Maaf, aku mau minta waktumu sebentar. Aku janji, sebentar saja." Dian memohon.Melihat Annika yang bersedia kembali duduk, Dian pun menghela naaps lega. Meskipun Dian sudah berubah, Annika tidak bisa melupakan semua perbuatannya dulu.Dian agak sedih, tetapi dia tahu diri. Dia bisa memahami perasaan Annika.Dian memberanikan diri untuk menemui Annika. Dian tidak memberi tahu Annika alasan Zakki cacat, tetapi dia memohon kepada Annika untuk tetap tinggal di sisi Zakki. Dian ingin melihat anaknya bahagia."Kalian punya 2 orang anak. Aku tahu, kamu pasti masih mencintai Zakki. Aku tidak memohon pengampunanmu, aku hanya berharap kamu bersedia kembali mendampingi Zakki. Dia memerlukan kamu." Dian menyeka air matanya.Annika tidak bisa memaafkan Dian. Dia menyerupu