Zakki yang saat itu berusia 22 tahun, sama sekali belum pernah pacaran.Namun, Zakki dan teman-teman sebayanya pernah menonton film adegan dewasa. Ketika menonton, Zakki sama sekali tidak tergerak untuk buru-buru mencari pacar.Namun saat melihat keindahan tubuh Annika tadi, ada dorongan yang seakan mendesak Zakki.Zakki sedang menginjak usia di mana rasa ingin tahu dan semangatnya menggebu-gebu.Saking hausnya, Zakki sampai meneguk 2 botol air untuk meredakan rasa gugupnya. Setelah Zakki merasa lebih baik, Annika berteriak dari dalam kamar mandi, "Boleh tolong ambilkan pakaian yang ada di atas tempat tidur?"Zakki melemparkan botol air, lalu beranjak ke samping tempat tidur. Dia melihat sehelai gaun cantik yang tergeletak di atas ranjang.Zakki bahkan bisa membayangkan saat Annika mengenakan gaun ini. Simpul tenggorokan Zakki bergulir, suaranya terdengar canggung. "Gaun ini berlumuran darah, 'kan?"Setelah bicara, Zakki beranjak ke ruang ganti dan mengambil sepasang pakaian santai."P
Zakki yang berusia 22 tahun adalah pemuda cuek dan dingin. Dia memasukkan kedua tangannya ke sakut sambil mengangguk.Sesaat melihat produk yang diberikan, Zakki mengerutkan alis sambil bertanya, "Ini bukan popok?"Kasir menjelaskan dengan semangat, "Bukan, ini celana menstruasi. Lebih nyaman saat dipakai tidur, nggak bakal bocor. Bisa berguling-guling sebebasnya."Zakki teringat dengan "bayi besar" yang menunggu di depan sana. Dia merasa produk ini cocok untuknya.Zakki hanya mengangguk.Setelah Zakki pergi, beberapa staf toko berkumpul untuk bergosip. "Gila, pemuda tampan tadi pasti kaya raya. Jam tangan yang dipakainya saja berkisar 400 jutaan."....Ketika Zakki kembali, Annika masih duduk di sepeda.Zakki melemparkan kantongnya kepada Annika. "Nanti cari toilet umum dan ganti ini. Aku akan mengantarmu pulang, tapi telepon dulu bibimu ...."Zakki tak lupa memperingatkan. "Kalau kamu sembarangan bicara, aku akan meninggalkanmu di sini.""Kalau kamu meninggalkanku di sini, kakakku ng
Annika sedih membacanya, tetapi dia sudah menebak respons Zakki.Ketika meletakkan ponsel, Annika teringat dengan kenangan bersama Zakki di Vila Kusnadi. Malam sebelum Ariel menjalani operasi, sebenarnya Zakki sudah mengucapkan salam perpisahan kepadanya. Hanya saja, perhatian Annika tertuju kepada Ariel sehingga dia tidak menyadari keanehan Zakki.Namun kalau dipikir-pikir, Annika juga tidak bisa menghalangi Zakki.Semua sudah berlalu, yang terpenting adalah sekarang dan masa depan.Annika tidak membalas pesan Zakki, dia menghubungi Dania dan mengajaknya bertemu. Annika membutuhkan bantuan Dania untuk menaklukkan Zakki.Dania langsung menerima ajakan Annika untuk bertemu.Dania sudah lama bekerja untuk Zakki. Jauh di dalam lubuk hatinya, Dania berharap Zakki dan Annika bisa bersatu kembali.Dania berpikir, seandainya Annika kembali kepada Zakki, mungkin Zakki bisa lebih cepat sembuh.Pada sore hari, Dania dan Annika bertemu di sebuah kafe.Annika sampai lebih dulu, dia memesan secangk
Dian bersikap sangat sungkan, dia takut kalau Annika akan menolaknya."Kopinya sudah dingin, tolong bawakan yang baru." Dian sengaja memanggil pelayan dan memesan minuman untuk Annika.Pelayan mengangguk sambil tersenyum. "Baik.""Maaf, aku mau minta waktumu sebentar. Aku janji, sebentar saja." Dian memohon.Melihat Annika yang bersedia kembali duduk, Dian pun menghela naaps lega. Meskipun Dian sudah berubah, Annika tidak bisa melupakan semua perbuatannya dulu.Dian agak sedih, tetapi dia tahu diri. Dia bisa memahami perasaan Annika.Dian memberanikan diri untuk menemui Annika. Dian tidak memberi tahu Annika alasan Zakki cacat, tetapi dia memohon kepada Annika untuk tetap tinggal di sisi Zakki. Dian ingin melihat anaknya bahagia."Kalian punya 2 orang anak. Aku tahu, kamu pasti masih mencintai Zakki. Aku tidak memohon pengampunanmu, aku hanya berharap kamu bersedia kembali mendampingi Zakki. Dia memerlukan kamu." Dian menyeka air matanya.Annika tidak bisa memaafkan Dian. Dia menyerupu
Zakki tercengang, jantungnya berdegup sangat kencang.Annika sudah kembali, dia dan anak-anak kembali ....Melihat Zakki yang tidak bereaksi, sopir berteriak semakin keras, "Wah, Nona Ariel makin tinggi. Terus Tuan Jose juga sudah bisa jalan. Ganteng banget, benar-benar mirip Tuan."Ariel, Jose ....Zakki menjawab dengan bangga, "Tentu saja, dia adalah anakku!"Zakki membuka pintu mobil dan menunggu di dalam. Dia melihat Annika ....Annika sedang memasukkan koper ke mobil yang ada di belakang. Ariel sudah berusia 6 tahun, dia sangat cantik dan lincah. Jose digendong oleh pengasuh, dia belum genap berusia 2 tahun. Seperti kata Syamsul, wajah Jose mirip dengan Zakki.Mata Zakki tampak berkaca-kaca, ini adalah pertama kalinya dia bertemu Jose. Zakki juga sudah lama tidak bertemu Ariel, dia sangat merindukan putrinya.Setelah menutup bagasi, Annika menggandeng Ariel masuk ke dalam mobil. Namun sesaat membalikkan badan, dia melihat Zakki yang sedang menatap ke arahnya.Untuk sesaat, waktu t
Annika menyuruh Zakki tenang. Seharusnya Zakki senang, tetapi dia malah merasa kesal.Annika tidak lanjut membahas masalah ini. Dia menarik pintu mobil dan membantu Zakki untuk menutupnya.Annika berdiri cukup dekat, Zakki dapat mencium aroma khas bayi yang menempel pada Jose. Samar-samar, Zakki juga mencium aroma parfum Annika.Annika masih memakai parfum yang sama, seleranya tidak pergi ganti. Dia menyukai parfum beraroma bunga yang manis.Seiring pintu mobil yang tertutup, Zakki menatap Annika dengan tatapan berbinar-binar.Setelah pintu ditutup, Syamsul menghampiri Annika dan meminta maaf. "Nyonya, lain kali biar aku yang menutup pintu."Syamsul memanggil Annika nyonya. Annika hanya tersenyum, dia tidak keberatan.Syamsul adalah pegawai yang cerdas, dia langsung menyadari ada sesuatu. Di kursi belakang, Ariel dan Zakki sedang mengobrol. Ariel sangat cerewet, dia menceritakan banyak hal.Zakki mendengar cerita Ariel sambil menatapnya dengan penuh kasih sayang.Zakki mengira kalau Ar
Dia mendorong kursi roda Zakki sambil menyapanya dengan ramah, "Bukannya Tuan menjemput tamu? Kenapa sudah pulang?"Kemudian perawat tersebut melirik Ariel. "Ini ...."Ariel menatap wanita yang berdiri di hadapannya, dia tidak suka melihat pakaian ketat yang dikenakan perawat itu.Anak kecil tidak bisa menutupi perasaannya. Ariel langsung memanggil Zakki dengan suara manja, "Papa, aku mau mendorong kursi roda Papa."Di saat bersamaan, Meta berlari ke halaman dan berputar mengitari Ariel sambil mengibaskan ekornya.Zakki mengetahui isi pikiran putrinya. Dia tersenyum, lalu menggendong Meta dan memberikannya kepada Ariel. "Kamu main dulu sama Meta."Ariel memeluk Meta sambil duduk di pangkuan Zakki. Ariel tidak mau turun, dia merangkul leher Zakki dan berkata perawat tersebut, "Bibi, tolong dorong aku juga."Elisa tersentak, sebenarnya dia tidak keberatan, tetapi anak ini licik dan sulit dihadapi.Namun Elisa tetap tersenyum dan menjawab, "Anak kecil nggak boleh keras kepala. Kalau kamu
Setelah anak-anak pergi, Annika kembali menatap Elisa.Elisa baru beberapa tahun bekerja di Rumah Sakit Ruslan, ini adalah pertama kalinya dia bertemu Annika.Di musim panas, Annika mengenakan sehelai gaun tipis yang menawan. Tubuhnya ramping, seksi, dan elegan.Elisa iri melihat penampilan Annika. Sebagai wanita yang sudah memiliki dua orang anak, bentuk tubuh Annika masih terawat.Harus diakui, Annika memang memiliki aura yang mengintimidasi.Elisa yang iri pun mengulurkan tangan dan sengaja berkata, "Halo, Nyonya Ruslan. Aku Elisa, perawat pribadi Tuan Zakki. Sekarang aku juga tinggal di rumah ini."Ucapan Elisa jelas menantang Annika.Annika menjabat tangannya sambil tersenyum. "Panggil aku Annika saja. Aku adalah mantan istri Zakki, sekarang aku juga sudah punya pacar baru. Tapi kayaknya aku bakal sering berkunjung. Bagaimanapun, aku dan Zakki sepakat untuk membesarkan anak kami bersama. Ada banyak hal yang nggak bisa ditangani Zakki, jadi ... mungkin aku harus membantunya. Sebaga