Annika menjawab dengan suara pelan, "Sania berencana memindahkan bisnisnya ke Kota Brata."Melisa mengetahui insiden yang menimpa Faisal. Melisa dan Faisal pernah berkomunikasi beberapa kali.Melisa menggenggam tangan Annika. "Kalau Sania memang jadi pindah ke sini, hubungi aku kalau butuh bantuan. Aku pasti akan membantunya.""Terima kasih." Annika tersenyum.Melisa dan Annika sedih setiap mengingat musibah yang menimpa Sania.Di saat bersamaan, seorang pelayan menghampiri. "Nyonya, ada tamu penting yang sudah datang."Melisa terpaksa berpamitan kepada Annika. "Akhir-akhir ini aku lagi coba menjalin hubungan dengannya. Aku harus mengundangnya beberapa kali untuk membujuknya datang. Aku tinggal sebentar, ya! Anggap saja rumah sendiri, jangan sungkan."Annika mengangguk sambil tersenyum. Setelah Melisa pergi, Annika ingin berjalan-jalan di sekitar taman yang sepi.Begitu membalikkan badan, Annika melihat ... Zakki!Zakki duduk di kursi roda. Dari belakang, tubuhnya memancarkan aura yang
Annika tidak melanjutkan ucapannya.Annika merasa tidak pantas, lagi pula Zakki sudah tidak menginginkannya. Annika masih marah, kenapa Zakki tega mencampakkannya dan Ariel?Akan tetapi, Annika tidak mau menjual kesedihan. Dia menenangkan emosinya, lalu menjelaskan dengan pelan, "Nggak ada gunanya membicarakan semua ini. Jangan menyesali keputusan yang kamu buat. Berhenti membicarakan masalah perasaan, sudah nggak ada perasaan di antara kita.""Apalagi ... aku sudah punya pacar." Annika menundukkan kepala.Zakki tercengang mendengarnya. Dia menatap Annika, seakan tidak memercayai ucapannya.Zakki sulit menerima kenyataan ini, Annika sudah punya pacar?Kedua mata Annika berkaca-kaca, dia balik bertanya, "Bukankah wajar? Dia menyayangi aku dan anak-anak. Aku merasakan kecocokan di antara kami."Maksud Annika, dia menyukai pria itu.Zakki tercengang selama beberapa saat, lalu bertanya, "Siapa orangnya?""Justin," jawab Annika.Jawaban Annika di luar dugaan. Setelah berpisah, Zakki mengira
Annika menggenggam jas yang dikenakan. Bahan jas yang lembut menyentuh kulitnya.Ketika Justin bertanya, Annika pun tersadar saat menyadari kehangatan embusan napasnya."Nggak." Annika menggelengkan kepala.Justin memeluk tubuh Annika yang ramping. Annika seperti sekuntum bunga yang dicintai, mereka tampak sangat serasi.Zakki yang duduk di kursi roda hanya bisa memperhatikan mereka dari kejauhan. Sorotan matanya tampak sendu, ada perasaan campur aduk yang bergejolak di dalam.Ketika melihat Annika yang berada di dalam pelukan Justin, Zakki tidak tahu apakah dia harus bersedih atau ikut bahagia?Zakki menyaksikan kemesraan Annika dan Justin. Wanita yang dicintainya telah menjadi milik orang lain ........Setelah Annika berpamitan kepada Melisa, Justin mengantar Annika sampai ke mobil.Begitu Annika masuk ke mobil, Justin mencondongkan sedikit tubuhnya dan menatap Annika dengan lembut. "Jangan tidur malam-malam. Aku akan menghubungimu besok."Annika mengembalikan jas Justin. "Nggak sop
"Berhenti!" Annika memerintahkan.Sopir segera menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu menoleh ke belakang sambil bertanya kebingungan, "Ada apa, Nona?"Annika menjawab, "Aku mau cari angin segar. Kamu pulang duluan saja."Sesaat melihat Vila Kusnadi yang berada tak jauh dari sana, sopir langsung mengetahui pikiran Annika. Sopir bertanya dengan sopan, "Nona mau mengunjungi rumah lama? Kalau begitu, aku tunggu di sini saja."Annika tersenyum. "Tidak perlu, nanti aku naik taksi."Walaupun ragu, sopir terpaksa menuruti perintah Annika. Sopir keluar dan membukakan pintu untuk Annika sambil berkata, "Tenang saja, aku tidak akan memberi tahu Tuan Justin."Annika agak kaget, tetapi dia tidak mau menjelaskan apa-apa, lalu mengambil jasnya dan berjalan ke arah Vila Kusnadi.Bulan malam ini sangat indah.Annika berjalan menelusuri jalanan setapak sambil menatap Vila Kusnadi yang tampak menyedihkan.Sesampainya di depan gerbang, Annika mengangkat kepala dan menatap plakat Vila Kusnadi yang terg
Annika memberontak, tetapi dia tidak bisa melepaskan pelukan Zakki.Zakki menggenggam pergelangan Annika dengan menggunakan tangan kirinya. Sorotan mata Zakki tampak gelap dan mengerikan.Annika bingung, apa yang membuat Zakki marah?Beberapa menit kemudian, Zakki melepaskan Annika dan meminta maaf kepadanya. "Maafkan sikapku barusan."Bibir Annika bergetar, kedua kakinya terasa lemas.Di saat bersamaan, ponsel Annika berdering. Annika melirik Zakki, lalu mengeluarkan ponselnya yang ada di dalam tas.Jeremy? Annika menjawab panggilannya.Jeremy mengajak Annika bertemu, nada bicaranya terdengar sungkan. Katanya, Jeremy mau menyambut kepulangan Annika.Walaupun agak ragu, akhirnya Annika menyetujui ajakan Jeremy.Sesaat Annika menutup teleponnya, Zakki bertanya, "Kamu sering berkomunikasi dengan Jeremy?""Kadang-kadang," jawab Annika dengan singkat.Ketika menatap Zakki, tiba-tiba Annika teringat akan beberapa tahun lalu. Saat itu Annika sedang mengandung Jose, usia kandungannya sekitar
Sopir beranjak keluar dan menutup kembali pintu mobil.Sekarang hanya tersisa Zakki dan Annika di dalam mobil. Ruang yang sempit membuat suasana terasa mencekam, tak ada seorang pun yang bisa melarikan diri.Yang paling menyedihkan, Zakki sudah tidak bisa memiliki wanita yang berada di sampingnya ini.Zakki membuka sedikit jendela mobil. Kemudian dia menatap keluar sambil berbicara dengan lembut, "Kenapa tidak membawa anak-anak pulang? Jose sudah berumur 2 tahun, 'kan?"Meskipun sudah mempersiapkan mental, Annika tetap tidak bisa membendung air matanya. Ternyata Zakki tahu, dia mengetahui semuanya ....Sejak awal, Zakki telah mengetahui kehamilan Annika, dia mengetahui keberadaan Jose. Namun, pada akhirnya Zakki tetap memilih untuk mengacuhkan mereka.Annika mentertawakan dirinya sendiri, benar-benar konyol! Untuk apa selama ini Annika menunggu kedatangan Zakki ke Kota Aruma?Namun Annika hanya bisa memendam semua perasaannya, dia tidak mau menunjukkan sisi rapuhnya di hadapan Zakki.A
Sesampainya di rumah, Annika menutup pintu dan bersandar sambil terengah-engah.Sampai sekarang, kedua kaki Annika masih terasa lemas.Sebelum memutuskan kembali ke Kota Brata, Annika sudah memikirkan semua konsekuensinya. Suatu saat nanti dia pasti akan bertemu dengan Zakki. Hanya saja, Annika tidak menyangka pertemuan mereka terjadi secepat ini.Yang dilakukan Zakki di Vila Kusnadi membuat Annika ketakutan. Firasatnya mengatakan kalau Zakki yang sekarang sangat berbahaya, dia tidak seharusnya kembali ke Kota Brata.Namun apa boleh buat? Jose menderita rinitis yang serius, dia tidak cocok tinggal di Kota Aruma.Setelah termenung cukup lama, Annika baru menyalakan lampu rumah. Sinar lampu menyinari wajah Annika yang tirus, putih, dan cantik.Meskipun sudah memiliki 2 orang anak, Annika masih awet muda, wajahnya sama sekali tidak berubah.Kemudian Annika bangkit berdiri, lalu berjalan ke kulkas untuk mengambil sebotol sampanye. Ini adalah malam yang cocok untuk menikmati alkohol.Ketika
Mobil beranjak pergi.Zakki tidak berbicara, sesekali dia melirik tangan kanannya. Seandainya tangan dan kakinya sembuh, apakah Zakki masih memiliki keberanian untuk meminta Annika kembali ke pelukannya?Sayangnya, tidak ada "seandainya" di dalam kehidupan nyata..... Keesokan hari, Annika bertemu Jeremy.Awalnya, Annika hanya mau mengobrol sebentar dan pergi. Namun Jeremy memaksa Annika untuk makan bersama."Annika, kita sudah lama nggak ketemu. Masa kamu tega menolak ajakanku?" Jeremy membujuk Annika.Akhirnya, Annika dan Jeremy makan di sebuah restoran mewah. Jeremy tidak menyentuh makanannya, tatapannya terus tertuju kepada Annika.Jeremy tidak memiliki perasaan terhadap Annika, Jeremy hanya merindukan Sania.Annika meletakkan alat makannya secara perlahan, lalu berkata, "Jeremy, aku tahu maksudmu. Kamu mau mencari tahu kabar Sania, 'kan? Em, Faisal sudah meninggal, tapi kamu dan Sania nggak mungkin bisa kembali bersama. Mungkin, ke depan Sania akan menemukan pria lain untuk menda