Jeremy membalikkan badan dan pergi.Evania tersentak, lalu bergegas mengejarnya. "Jeremy!"Evania menemukan Jeremy di basemen. Jeremy berdiri di area merokok sambil mengisap sebatang rokok. Mata Jeremy terlihat agak memerah ....Saking marahnya, suara Evania sampai bergetar. "Kamu sedih gara-gara Sania sudah mau menikah? Jeremy, kalian sudah lama pisah, kenapa kamu masih memikirkannya? Ada begitu banyak wanita yang kamu tiduri, tapi kenapa kamu hanya memikirkan Sania? Apa hebatnya dia? Apakah dia sangat memuaskanmu di ranjang?""Plak!" Jeremy menampar Evania.Evania menatap Jeremy dengan tidak percaya. Setelah beberapa saat, Evania berteriak histeris, "Kamu menamparku? Jeremy, aku lagi mengandung anakmu!""Yang kamu kandung ... bukan anakku!" jawab Jeremy dengan suara dingin.Evania terkejut, dia panik mendengar jawaban Jeremy. "Kamu gila, ya? Apa yang kamu bicarakan?"Jeremy menatap tajam Evania dan mengisap rokoknya sambil tersenyum kecil. "Tiga tahun lalu aku sudah melalukan vasekto
Annika masih mengingat Raditya.Ketika Annika masih kecil, Keluarga Chandra dan Keluarga Ruslan pernah menjalin hubungan. Sesekali, Annika menemani kedua orang tuanya untuk bertamu ke rumah Keluarga Ruslan.Di dalam ingatan Annika, Raditya adalah pria yang lembut dan penyayang.Seandainya Raditya tidak meninggalkan keluarganya, Zakki mungkin akan tumbuh menjadi pria yang lembut.Raditya membuka pembicaraan, "Annika, bisa bicara sebentar?"Annika membuka pintu mobil dan keluar. Mereka berdiri berhadapan. Walaupun tidak akrab, mereka memiliki kerabat yang sama.Raditya tidak membahas masa lalu, dia hanya menanyakan kabar Zakki, Ariel, dan Lily.Annika terdiam sejenak, dia menjawab dengan nada lirih, "Nenek menunggumu sampai akhir hayatnya. Sebelum Nenek meninggal, dia masih memanggil namamu. Nenek mengira kalau Zakki adalah kamu. Setelah itu, dia baru bisa pergi dengan tenang. Kalau ada waktu, tolong kunjungi makam Nenek. Kalau boleh jujur, kehidupan Nenek terlalu berat."Raditya mengang
Annika merebut dokumen yang dipegang Zakki dan lanjut mengeceknya. "Ini bukan pekerjaan mereka. Mereka digaji bekerja untukmu. Kalau semua pekerjaanku dilemparkan ke mereka, lama-lama mereka pasti kesal. Lagi pula, bukannya kamu selalu membedakan urusan pribadi dan pekerjaan."Hati Zakki tergelitik melihat Annika yang bersikap ketus. Zakki pun tersenyum, lalu berbalik tanya, "Memangnya dulu aku orang seperti apa?"Annika meletakkan dokumennya. "Dulu kamu nggak kayak orang."Zakki tercengang mendengar jawabannya, lalu menundukkan kepala untuk mengecup bibir Annika. Meskipun hanya kecupan kecil, Annika langsung menolaknya. "Ada Ariel."Zakki mengurungkan niatnya. "Dia lagi fokus main, tidak akan melihat kita."Annika tidak menghiraukan Zakki, dia lanjut memeriksa dokumennya.Zakki menyukai suasana semacam ini. Dia mencari topik untuk mengajak Annika mengobrol. "Tadi Bibi Shinta membuatkanku pangsit."Di bawah sinar cahaya lampu, wajah Annika terlihat manis. Dia menjawab tanpa mengangkat
Annika dan Satya saling berpelukan. "Kak ...."Annika memeluknya erat sambil terisak, "Kok Kakak pulang lebih awal?"Shinta menyeka air matanya sambil menjawab, "Karena kamu ulang tahun, makanya Satya kembali lebih awal."Annika tahu, tanpa bantuan Zakki, mana mungkin Satya bisa pulang lebih awal? Zakki ingin memberikan kejutan untuk Annika, makanya dia sudah pergi sejak pagi.Tidak ada seorang pun yang membahas Zakki.Shinta sengaja menyiapkan air yang dicampur kembang tujuh rupa. Dulu Satya tidak memercayai mitos semacam ini, tapi demi ketenangan Shinta, Satya membasuh wajahnya menggunakan air yang telah disiapkan.Shinta menggenggam erat tangan Satya dan Annika, dia tidak dapat membendung air matanya. "Akhirnya Satya kembali. Akhirnya ayah kalian ... bisa tenang."Satya memeluk Shinta dan menenangkannya.Shinta menyeka air matanya. "Ayo, ke makam ayahmu dulu. Dia pasti merindukan kamu."Mata Satya berkaca-kaca. Di saat bersamaan, Ariel berlari ke samping Satya dan memanggilnya, "Pam
Pada malam hari, Annika mengantar Satya pulang.Untuk sementara, Satya tinggal di apartemen yang pernah ditempati Annika. Fasilitas di sini lengkap dan lokasinya juga strategis.Mobil berhenti di tengah lapisan kabut yang menyelimuti. Satya menggigit sebatang rokok tanpa menyalakannya.Satya menggenggam tangan Annika. Meski sudah berpisah selama 6 tahun, meski Annika sudah menjadi seorang ibu, ikatan persaudaraan mereka sama sekali tidak berubah. Bagi Satya, selamanya Annika tetap adalah adik kesayangannya."Kak," panggul Annika.Sekarang hanya ada Satya dan Annika, mereka membicarakan banyak hal, termasuk Zakki dan Yoyok.Satya memandang ke depan, ekspresinya tampak datar. "Dulu Ayah mengakuisisi sebuah perusahaan dengan cara ilegal. Secara tidak langsung, perusahaan itu pun bangkrut. Orang itu berutang banyak, dia terpaksa bunuh diri dan meninggalkan anak-anaknya. Ayah merasa bersalah, akhirnya Ayah diam-diam memberikan bantuan uang untuk anak-anaknya. Sang kakak menjadi orang yang s
Annika tidak langsung pulang, dia duduk di dalam mobil untuk menenangkan diri. Dia masih berusaha mencerna semua cerita malam ini.Ketika Annika hendak pulang, sebuah sosok familier berdiri di depan mobilnya. Tak lain, tak bukan, itu adalah ... Yoyok.Meskipun sudah malam, Yoyok masih berpakaian rapi. Badannya tegap dan elegan.Mereka saling bertatapan dengan dipisahkan kaca mobil. Yoyok memandang Annika, kali ini dia tidak lagi bersandiwara. Lagi pula Annika sudah mengetahui semuanya.Annika menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Kemudian Annika menginjak pedal gas dan mobil pun melaju ke depan.Yoyok tidak menghindar, dia menatap mobil berwarna putih yang melaju ke arahnya. Tatapan Yoyok tampak berkecamuk, tak seorang pun mengetahui pergumulan yang dirasakannya selama ini.Yoyok jatuh cinta kepada Annika, dia menyukai istri orang. Sebenarnya Yoyok memiliki banyak kesempatan untuk menghabisi seluruh anggota Keluarga Chandra, tetapi dia tidak tega. Yoyok mencintai Annika, dia jatuh cinta
Setelah menunggu seharian, jawaban yang diterima Zakki hanyalah penolakan.Sejujurnya Zakki kecewa, tapi dia tidak mau merusak hari bahagia ini. Zakki memberi tahu Annika ada banyak hadiah di ruang ganti, semuanya diberikan oleh beberapa teman dekat.Annika juga tidak merusak suasana, dia berusaha tetap tersenyum. "Aku mandi dulu."Zakki menarik tangan Annika dan menggodanya dengan suara serak, "Mau mandi bareng?"Annika menolak. "Aku lagi datang bulan."Zakki menatapnya dalam-dalam, dia tetap menggendong Annika dan membawanya ke kamar mandi. Zakki tidak mungkin melakukan hal yang macam-macam saat Annika datang bulan. Hari ini Zakki hanya ingin membahagiakannya.Semakin Zakki bersikap baik, semakin Annika merasa bersalah. Namun Annika tidak menyesali keputusan. Adakalanya, segala sesuatu yang sudah dilewatkan, tidak bisa kembali.Setelah mandi, Annika masih belum mengantuk. Dia membuka kado-kado di ruang ganti.Ada beberapa hadiah yang sangat disukai Annika, contohnya syal pemberian Me
Matahari terbit dari ufuk timur.Zakki pergi ke wastu keluarganya. Pengawal agak kaget saat membuka pintu rumah. Zakki sudah tiga tahun tidak menginjakkan kaki ke rumah ini, kenapa tiba-tiba hari ini datang?Kemudian Zakki keluar dari mobil dan menutup pintunya. Zakki memandang ke sekeliling, wastu ini terasa sunyi, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Padahal saat Lily masih hidup, wastu ini selalu diselimuti kebahagiaan.Para pelayan di rumah belum bangun. Zakki melangkah masuk ke dalam rumah, terdengar suara hentakan sepatu yang bergema memenuhi ruangan.Zakki beranjak ke ruang sembahyang, tempat foto Lily ditaruh. Zakki mengusap foto Lily sambil bergumam, "Nek, dia sudah kembali. Kondisinya sehat. Sekarang, Nenek bisa beristirahat tenang.'Yang merespons Zakki hanyalah senyuman sosok yang berada di dalam foto. Orang yang sudah meninggal tidak bisa hidup kembali.Zakki membakar beberapa batang dupa untuk mendoakan Lily. Zakki meminta Lily untuk melindungi Ariel."Nenek juga pasti menduk