Annika memandang ke luar pintu. Terlihat mainan dan makanan Meta yang terletak di sebuah kardus kecil. Zakki sudah tidak menginginkan Meta.Annika memindahkan barang-barang Meta ke dalam, lalu berkata dengan pelan, "Zakki sudah mengambil proyek besar. Sekarang, dia pasti sangat sibuk dan nggak ada waktu untuk mengurus Meta. Ke depannya, biar aku yang memeliharanya saja."Meta menatap Annika untuk beberapa saat. Kemudian, dia membenamkan kepalanya lagi ke dalam pelukan Annika. Mereka berdua terlihat sangat dekat.Sania berseru, "Hubungan kalian dekat sekali!"Kala ini, ponsel Annika berdering. Itu panggilan dari Zakki. Annika berjalan ke arah teras untuk menjawab panggilan. Begitu menjawab, terdengar suara maskulin dan napas Zakki dari ujung telepon. Setelah hening sejenak, Zakki pun berbicara, "Selamat tahun baru, Annika."Annika masih belum sepenuhnya pulih dari segala lukanya. Akan tetapi, dia membalas dengan tenang, "Selamat tahun baru juga."Annika diam untuk beberapa saat, lalu me
Sorot mata Zakki tampak gelap. Annika memanggilnya dengan sebutan Pak Zakki? Seketika, mereka berdua saling bertatapan.Begitu melihat ketegangan di antara Zakki dan Annika, wanita yang berada di sebelah Zakki bertanya dengan nada bicara yang sangat akrab, "Zakki, apa aku perlu meninggalkan kalian berdua?" Ketika berbicara, tangan wanita itu merangkul lengan Zakki. Mereka terlihat sangat mesra.Zakki awalnya ingin menarik tangannya, tetapi kala melihat tatapan Annika, Zakki tidak menghindar. Sebaliknya, dia menjawab dengan sangat lembut, "Nggak perlu!"Setelah Zakki melontarkan ucapannya, Annika pun berjalan melewatinya menuju meja yang sudah dia reservasi.Ketika Zakki memicingkan matanya, wanita di sebelahnya sontak menyingkirkan tangannya. Sebenarnya, wanita ini sedang menguji posisinya di dalam hati Zakki. Dia awalnya merasa gembira, tetapi begitu Annika pergi, ekspresi Zakki langsung menjadi datar. Wanita ini pun menyadari bahwa dirinya tidak memiliki peluang.Wanita ini berdandan
"Zakki, kamu sudah gila, ya!" hardik Annika. Dia meronta sekuat tenaga, tetapi tetap gagal untuk membebaskan diri dari genggaman Zakki.Zakki mengerahkan sedikit kekuatan untuk membawa paksa Annika ke dalam dekapannya. Saat ini, jarak mereka begitu dekat sehingga Annika bisa mencium aroma rokok dan aftershave yang segar dari tubuh Zakki.Zakki mematikan rokoknya, lalu menunduk dan bertanya dengan suara lembut, "Gimana kabarmu akhir-akhir ini?"Annika tidak menjawab pertanyaan Zakki. Sebaliknya, dia berujar dengan mata memerah, "Zakki, apa-apaan kamu? Kita sudah bercerai, kamu nggak bisa berbuat begini sama aku!"Zakki menatap Annika dengan sorot mata kelam sehingga emosinya tidak terbaca. Pegangan tangannya perlahan mengendur. Saat Annika mengira Zakki akan melepaskannya, pria itu tiba-tiba mengimpitnya di dinding. Zakki memegang lehernya dan memaksanya mendongak. Setelah itu, dia langsung menunduk dan memagut bibir merahnya.Annika ingin menghindar, tetapi Zakki menciumnya dengan begi
Annika buru-buru pulang. Sesampainya di apartemen, dia melihat Meta memang tampak lemas. Shinta memberi tahu bahwa anjing kecil itu tidak banyak makan seharian ini, bahkan camilan dan mainan favoritnya juga tidak bisa membuatnya semangat.Shinta berujar dengan cemas, "Jangan-jangan dia sakit? Aku ganti baju dulu, kita sama-sama ke dokter hewan. Takutnya dia sakit parah."Annika menggendong Meta sambil berkata, "Tubuh Ayah belum sehat benar, kita nggak bisa meninggalkannya sendiri di rumah. Biar aku saja yang pergi. Bibi Shinta, rencananya aku mau sewa perawat buat jaga Ayah di sini. Dengan begitu, Bibi Shinta juga bisa lebih santai."Shinta memikirkannya sejenak sebelum menyahut, "Boleh juga. Kamu hati-hati di jalan, ya."Sebelum Annika pergi, Denny mendekat dan mengelus lembut kepala Meta. Begitu pintu ditutup, Denny menoleh dan berujar pada Shinta, "Biasanya kamu risih dengan anjing kecil itu. Tapi, waktu dia lemas begini, kamu jadi cemas banget."Shinta masuk ke dapur untuk menuang
Zakki bergegas keluar mobil, lalu masuk ke dalam toko. Tidak sampai lima menit, Zakki sudah keluar sambil menjinjing sekantong popok hewan. Dia menyimpan popok itu di bagasi, lalu masuk ke mobil. Sambil mengelus kepala Meta, Zakki berkata, "Aku beli ukuran paling kecil, nanti pakaikan sama Meta, ya!"Annika mengiakan, lalu berpaling ke jendela untuk memandang pemandangan di luar.Sambil menyalakan mesin mobil, Zakki berujar dengan nada datar, "Bu Lukito bilang, kamu mau memulai bisnis. Apa kamu kurang uang? Kalau nggak cukup uang, kamu bisa bilang padaku."Meski bicara dengan nada datar, ucapan Zakki tetap terkesan mengontrol. Annika yang sedikit tidak nyaman lantas menyahut dengan nada dingin, "Zakki, kamu nggak usah ikut campur urusanku!""Aku cuma mengkhawatirkanmu," balas Zakki sambil perlahan mengerem di depan lampu merah persimpangan jalan. Dia menoleh pada Annika dan melanjutkan dengan lembut, "Biarpun sudah bercerai, kita masih bisa jadi teman. Annika, aku cuma ingin perhatian
Saat Annika tiba di apartemen, Shinta ternyata masih belum tidur dan menunggunya. Begitu mendengar Meta sedang menstruasi, Shinta membelalak tidak percaya. "Anjing juga bisa menstruasi?" serunya.Annika mengambil satu popok dan memakaikannya pada Meta. Pokok itu pas sekali dengan tubuh kecil si anjing. Setelah mengenakan popok, sepertinya Meta sudah merasa lebih baik. Dia akhirnya makan dan minum dengan lebih lahap. Saat tidur, anjing kecil itu berbaring manja di pelukan Annika. Lampu telah dimatikan, tetapi Annika baru bisa terlelap di tengah malam.....Dua hari kemudian, Annika dan Sania pergi melihat toko yang diceritakan Melisa. Annika sangat puas karena toko itu memenuhi setiap kebutuhannya. Dengan bantuan Melisa, dia membuat janji temu dengan Cedric, pemilik toko di lantai pertama Gedung Florisa.Melisa berujar, "Cedric ini menikah dengan adat matrilokal, egonya sangat tinggi. Jadi, usahakan jangan menyinggungnya. Kalau soal yang lain, dia nggak terlalu ribet."Annika mengucapka
Meskipun Melisa sudah 40-an tahun, dia masih sangat cantik. Pesonanya saat ini bahkan kian menggetarkan hati. Akhir-akhir ini, Kevin memiliki seorang simpanan, jadi dia sudah lama tidak berhubungan intim dengan Melisa. Saat ini, dia merasa tergoda dan ingin bercinta lagi dengan sang istri. Kevin pun menghampiri Melisa dan memeluk pinggangnya.Namun, Melisa merasa jijik saat mengingat hal-hal yang dilakukan Kevin di luar. Dia menepuk punggung tangan suaminya dan pura-pura kesal dengan berkata, "Para pelayan lalu-lalang siang-siang begini! Kamu nggak malu dilihat mereka? Lagian, aku sedang menstruasi!"Mendengar itu, Kevin jadi sedikit sebal. Dia segera mencari-cari alasan untuk pergi lagi. Kevin berkata ada masalah yang harus diurusnya di perusahaan, tetapi Melisa tahu betul bahwa sang suami pergi untuk melampiaskan hasrat pada simpanannya.....Annika menyerahkan hadiah yang diberikan Melisa pada Sania. Sania merasa sangat tersentuh karena merasa dia telah mendapat rasa hormat dari Mel
Zakki duduk untuk waktu yang lama, hingga tidak dapat melihat sosok Annika lagi. Di dalam mobil yang gelap, dia mengenakan setelan formal. Zakki yang bersandar di kursi berbahan kulit asli makin menonjolkan auranya yang dingin dan elegan.Sopir di depannya juga diam saja. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya dengan hati-hati, "Pak Zakki, kita pulang ke vila?"Ketika Zakki hendak berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Itu adalah telepon dari ibunya. Zakki pun mengangkatnya. Telapak tangannya yang menggenggam ponsel terlihat ramping dengan tulang yang sangat indah. Namun, Zakki malah bertanya dengan nada agak dingin, "Ada apa?"Di Kediaman Ruslan, Dian yang mengenakan piama mewah tengah bersandar di sofa velvet mahal. Dia memegang beberapa foto terbaru ... di mana Zakki dan Annika duduk di dalam mobil, sementara wanita itu terlihat memeluk anjing di tangannyaDian menyalahkan putranya dengan berkata, "Karena kamu sudah cerai dengan Annika, nggak perlu begitu akrab lagi dengannya.