Di kamar utama di lantai dua, Ariel duduk diam di sofa. Dia menatap keluar, ke malam yang gelap gulita. Tidak ada bintang dan bulan. Langit hanya gelap pekat seperti tinta.Ariel menatapnya cukup lama hingga mulai berlinang air mata. Saat itu, Henley datang dari dapur dengan segelas susu hangat.Pria itu berbicara dengan lembut, "Minumlah sesuatu yang hangat. Itu bisa membuatmu merasa lebih baik."Ariel menatap ke arah Henley. Bukannya menerima susu itu, dia malah langsung bertanya, "Apa kamu pernah tidur sama dia?" Ini adalah batasan Ariel.Henley tetap memegang gelas susu itu dengan jari-jari yang panjang dan indah. Matanya yang hitam menatap Ariel dengan tenang.Setelah beberapa saat, Henley menjawab dengan suara pelan, "Nggak, aku nggak pernah tidur sama dia."Kemudian, Henley meletakkan gelas susu itu di atas meja. Dia tahu bahwa Ariel tidak sedang berminat untuk minum. Jadi, dia duduk di sofa yang ada di hadapan Ariel.Dengan ekspresi tenang, Henley mulai menceritakan kisah masa
Setelah menutup telepon, pikiran Andre tetap tidak tenang untuk waktu yang lama. Angin malam terus berembus dan menggoyangkan ujung jubah mandinya yang putih, bahkan menampakkan beberapa helai rambut putih yang tumbuh akibat terlalu banyak pikiran.Andre bukan orang bodoh. Tentu saja, Ariel tidak akan sembarangan mengajukan permintaan seperti itu.Meskipun sangat membencinya, Ariel tetap rela untuk bekerja sama sebagai "orang tua" dari seorang anak. Itu pasti karena ibu dari anak itu telah kembali untuk merebut hak asuh.Mengenai Gemma ... Andre telah menyelidikinya. Dia sebenarnya bukanlah anak dari Henley, melainkan anak dari kakaknya yang sudah meninggal.Di malam musim dingin yang penuh salju, Andre menyalakan rokok dan perlahan mengisapnya. Sambil memikirkan tawaran Ariel, dia sadar bahwa ini sebenarnya adalah kesepakatan yang menguntungkan.Andre hanya perlu menjadi ayah biologis Gemma di mata hukum dan membantu Ariel mendapatkan hak asuh.Dengan begitu, Ariel akan berutang budi
Ekspresi Henley tidak berubah. Namun, siapa yang tahu bagaimana perasaan pria itu yang sesungguhnya?Henley terkesan lembut dan ramah. Namun, jika sifatnya memang seperti yang ditunjukkannya di luar, bagaimana mungkin kariernya bisa begitu sukses? Sesungguhnya, kekejamannya selalu mengintai dan siap keluar kapan saja.Rencana Ariel memang sangat bagus, tetapi kali ini Henley tidak ingin membiarkan Serly begitu saja. Saat itu, dia tidak menuntut tanggung jawab wanita itu.Kini, kembalinya Serly membawa ancaman bagi Ariel dan Gemma. Entah itu dendam baru atau dendam lama, Henley tidak berencana melepaskannya.Henley tidak langsung menjawab Serly, melainkan hanya berkata, "Siapa pun orang tua Gemma, itu bukan urusanmu! Dia anak orang lain, jadi kamu nggak bisa menuntut atau bahkan meminta tes DNA dengan Gemma."Ucapan Henley membuat kedua orang tuanya tertegun. Saat itu, mereka melihat Serly melahirkan Gemma dengan mata kepala mereka sendiri.Meskipun Henley membawa gadis kecil itu tingga
Paul masih sangat bersedih atas kematian putra sulungnya yang baik. Jadi, dia tentu juga menyimpan keluhan pada Serly.Serly bersikeras tidak mau pergi. Bagaimana dia bisa rela? Gemma adalah putri kandungnya dan Henley juga sangat menyukai anak-anak. Hanya tinggal selangkah lagi untuk menyukseskan rencananya.Henley pasti berbohong padanya. Mana mungkin Gemma adalah anak orang lain? Dia pasti menyusun skenario palsu untuk mengelabuinya.Serly yang tidak tahu malu mulai membuat keributan di depan kediaman. Hal ini memancing kejengkelan para pembantu. Ariel yang berada di aula bunga juga mendengarnya, lalu berjalan keluar.Ariel tidak perlu bersikap angkuh. Latar belakang keluarga dan penampilan menawan warisan orang tuanya telah memberinya keanggunan alami. Meskipun dia hanya mengenakan pakaian kasual, dia tetap terkesan berkelas.Ariel keluar dari serambi dan berdiri di puncak tangga. Sisa salju membasahi sepatu dan kaus kakinya, tetapi Ariel tidak peduli.Sambil menatap Serly, Ariel b
Serly akhirnya diusir pergi.Gemma bersandar ke dekapan Ariel, menempelkan wajah mungilnya ke tubuh wanita itu dan menghirup aroma tubuhnya. Meski belum pernah dipeluk ibu kandungnya, Gemma merasa seperti inilah seharusnya aroma seorang ibu. Tangan kecilnya memeluk Ariel erat-erat.Ariel mengelus kepala gadis kecil itu, lalu menyapa orang tua Henley, "Halo, Paman, Bibi."Orang tua Henley saling memandang. Paul masih bisa mempertahankan ketenangannya, tetapi Mary tidak kuasa menahan kegembiraan.Keluarga Zaryan akhirnya memiliki seseorang yang bisa mengalahkan Serly! Mary sudah menganggap Ariel sebagai menantu perempuannya. Makin lama melihatnya, dia makin suka.....Salju sudah berhenti. Matahari pagi bersinar menembus kabut tipis dan jatuh ke salju di tanah. Sinarnya yang cemerlang membuat dunia yang dingin seakan-akan diselimuti lapisan emas.Kediaman utama sangat ramai. Berhubung orang tua Henley datang berkunjung, Ariel sengaja libur kerja untuk menemani mereka. Setelah berpesan pa
Ariel benar-benar akan menikah!Pagi itu, Andre sama sekali tidak fokus bekerja. Dia terus memandangi foto pasangan yang membuatnya cemburu itu.Saat Zafira menelepon, Andre juga malas mengangkatnya. Berkat perjanjiannya dengan Ariel, dia sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan Zafira. Dia hanya perlu menunggu Jovan keluar dan menangani Zafira.Pintu ruangan perlahan dibuka, lalu Silvia berjalan masuk. Tahu bahwa suasana hati Andre sedang buruk, dia berucap dengan hati-hati, "Pak Andre, Nona Serly ingin bertemu dengan Bapak."Nona Serly? Siapa itu? Andre sedang tidak ingin bertemu siapa pun saat ini. Namun, Silvia lalu menambahkan, "Dia bilang dia adalah kakak iparnya Henley."Kakak ipar bajingan itu? Berarti wanita itu ibu kandung Gemma? Andre mulai tertarik. Dia ingin bertemu wanita itu dan membandingkannya dengan Zafira, mungkin saja kedua wanita manipulatif itu memiliki kesamaan.Jadi, Andre pun berkata dengan datar, "Persilakan dia masuk."Serly datang dengan membawa harapannya. D
Pintu ruangan terbuka. Zafira tertegun di depan pintu. Dia tidak menyangka melihat Andre bersama wanita lain.Wanita itu sangat muda dan cantik. Dia sedang ada di atas meja dan bermesraan dengan Andre. Siapa pun yang bisa berpikir akan tahu apa yang sedang mereka lakukan!Zafira merasa percaya diri karena dia sudah menikah dengan Andre dan memegang kelemahan Andre. Dengan status sebagai istri sah, Zafira maju untuk menyerang Serly.Zafira menjambak rambut Serly dan menariknya dari meja.Dia melayangkan dua tamparan ke wajah Serly sembari membentak, "Dasar wanita murahan!"Serly tercengang. Setelah Serly sadar, Zafira menyeretnya ke dinding, menjambak rambutnya. dan membenturkan kepalanya ke dinding. Dia menyergah, "Wanita murahan, kamu nggak punya suami? Beraninya goda suami orang lain. Hari ini, aku akan beri pelajaran untukmu!"Kala ini, Serly sudah sadar. Dia tentu tidak akan diam saja. Serly dan Zafira pun mulai bertengkar di dalam kantor Andre.Silvia merasa kejadian ini sangat tid
Setelah membersihkan tempat perkelahian, Silvia kembali ke ruang kantor. Dia melihat Andre sedang memegang cincin pernikahan sambil termenung.Silvia bisa mengenali itu adalah cincin yang pernah dipakai Ariel. Silvia memanggil dengan prihatin, "Pak Andre."Andre tetap memandang cincin berlian itu tanpa mendongak. Dia bertanya dengan pelan, "Ini salahku, 'kan? Aku sudah kehilangan Ariel yang begitu baik."Silvia tidak bisa menjawab dan hanya menghela napas.....Pada malam hari, setelah pertemuan bisnis berakhir, Andre tidak ingin pulang. Dia tidak ingin kembali ke rumah yang menyimpan kenangan tentang Ariel karena Zafira tinggal di sana. Dia sama sekali tidak ingin melihat Zafira.Andre tidak mengemudi, melainkan berjalan kaki menyusuri jalanan malam yang sepi. Hanya rokok yang menemaninya dalam kesepian. Meskipun begitu, ini lebih baik daripada melihat Zafira.Ada rumah sakit andrologi swasta di tepi jalan. Beberapa perawat muda yang baru pulang kerja keluar dengan masih mengenakan se